Karya ini dibuat dari hasil pemikiran Author dan hanya Rilis di Noveltoon.
Mohon maaf apabila ada kesamaan tempat dan nama karakter dalam cerita.
Pernah melihat tempat makan yang selalu ramai pengunjung?
Apa yang ada dalam benak kalian?
👉🏻 Rasa yang enak?
👉🏻 Viral?
👉🏻 Murah?
👉🏻 Instagrammable?
👉🏻 Pesugihan?
Jaman sekarang jarang sekali orang akan berpikir bahwa warung atau tempat makan tersebut memakai ilmu pesugihan khususnya untuk anak-anak muda yang kekinian.
Tempat ramai akan dengan cepat menjadi viral jadi mereka hanya beranggapan bahwa makanan ditempat tersebut lagi tren.
Apa masih ada yang menggunakan pesugihan?
Ada!!! mungkin hanya segelintir orang saja dan niat nya hanya untuk menarik pelanggan agar makan ditempat tersebut.
Ingat!!!
Saya tidak mengajak kalian untuk mempercayai hal seperti ini dan bagi yang tidak percaya mohon hormati orang yang memiliki kelebihan untuk hal spritual baik di dunia online maupun real.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pitriyani Calam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tutup Lebih Awal
Sebelum ketahuan ibunya, lebih baik Fahmi meninggalkan lokasi menuju kedai membantu bapak nya.
Ada yang nggak beres ini dengan ibu. Buat apa sewa kost? Untuk bersenang-senang dengan selingkuhannya. Kalau benar ibu menduakan bapak tega sekali, apa kurang bapak selama ini pada ibu. Fahmi
Kedai seperti bisa ramai pengunjung, Fahmi melihat-lihat situasi pengunjung dan juga bapaknya yang sibuk meracik mie.
"Bapak orang baik, aku yakin itu" sendu Fahmi
"Sini pak, Fahmi bantu aduk mie nya" Fahmi dengan cekatan mengaduk mie yang sudah bapak racik
"Antarkan ke meja no. 15" ucap Fahmi meletakan mangkok mie dalam wadah
"A Fahmi, ada yang minta mie level setengah aja, bisa?" Tio karyawan mie ayam yang baru bekerja 1 minggu
"Bisa, catat aja di kertas pesanan" Fahmi menjawab dengan ramah
Walau dengan karyawan Fahmi dan Fatimah selalu bersikap ramah seperti bukan dengan karyawan.
"Siap, a" Tio kembali mengantarkan pesanan
Semua sibuk dengan tugas masing-masing hingga sore hari.
"Kok tutup pak?" tanya Fahmi melihat bapaknya mengubah tulisan buka menjadi tutup
"Bapak sudah bilang sama yang lain kalau tutup lebih awal. Kita juga butuh istirahat lebih awal" pak Min
"Padahal tutup seperti biasa nggak masalah pak, Fahmi yang gantikan" ucap Fahmi membereskan mangkok
"Bapak kira kamu nggak datang, kata teteh pagi-pagi sudah pergi" pak Min
"Iya habis bikin tugas mendadak teman ngabarin nya" bohong Fahmi
"Sudah selesai tugasnya?" tanya pak Min
"Belum, kepikiran sama bapak dan kedai" Fahmi
"Harusnya fokus aja, kedai urusan bapak" pak Min merasa kasihan dengan anak-anak
"Bisa dilanjut besok pak" Fahmi
"Sekarang kalau mau di lanjut buat tugasnya pergi sana, kedai sudah tutup bapak juga mau langsung pulang" pak Min
"Bapak sakit?" tanya Fahmi melihat bapak sedikit pucat
"Hanya merasa lelah" pak Min
"Besok bapak istirahat aja dirumah, Fahmi yang jualan" Fahmi tidak tega melihatnya
"Nanti malam bapak pikirkan" pak Min menepuk bahu Fahmi
Aku harus bicara dulu dengan ibu, kalau sementara Fahmi yang jaga apakah jin itu setuju atau nggak. Tubuh ku memang terasa sekali lemas. Pak Min menahan sakit ditubuhnya
"Bapak pulang sama Fahmi aja, motor simpan disini" Fahmi tidak ingin bapaknya kenapa-kenapa di perjalanan.
"Iya" pak Min
✉️ Fahmi
A, seperti nya bapak kurang sehat.
10 menit kemudian
✉️ Agus
Pulang kerja aa mampir kerumah, nggak perlu bilang bapak dan ibu. Aa mau ajak teteh Namira sama Agam sekalian
✉️ Fahmi
Siap a, mau di sediakan apa buat teteh sama Agam?
✉️ Agus
Nggak perlu dek, Agam orangnya pemilih juga kalau mau jajan atau makan
✉️ Fahmi
Ok, Fahmi tunggu aa dirumah
"Ayo pak" ajak Fahmi pulang, karyawan lain sudah pada pulang lebih dulu
"Mi, bapak kangen sama aa mu, tapi bapak masih kesal dengan nya" pak Min
"Ikhlas pak, selagi bapak ikhlas semua nya inshaallah baik-baik aja. Toh mertua aa juga nggak pernah mengusik kehidupan kita, jalan masing-masing. Kita itu hidup di dunia yang mana dunia ini berputar kadang kita diatas kadang kita dibawah. Kalau lagi di atas jangan lupa ingat ke bawah sebelumnya seperti apa sampai bisa seperti saat ini" tutur Fahmi bijak
"Bapak banyak belajar dari kamu dan teteh. Bapak suka malu padahal bapak orangtua kalian" pak Min
"Belajar itu bisa dari siapapun pak, bukan hanya yang muda belajar dari yang tua. Bisa dari yang tua belajar dari yang muda jika itu semua benar dan masuk akal" Fahmi
"Kamu masih sering main dengan Arifin?" tanya pak Min
"Jangan berburuk sangka dengan Arifin" tegur Fahmi
"Emangnya kamu pikir bapak mau berburuk sangka" pak Min
"Siapa tau ibu sudah menghasut bapak dengan cara menjelekkan Arifin. Pak, Arifin itu selama ini bantuin Fahmi agar bisa selesai kuliahnya. Arifin itu pandai dalam akademik pak. Bahkan dia bisa jadi Asisten Dosen, Fahmi mau seperti itu" Fahmi
"Iya, kapan-kapan ajak aja Arifin makan di kedai" pak Min
"Ada angin apa bapak meminta Arifin main, mau pamer atau mau menghina nya." tebak Fahmi
"Katanya jangan berburuk sangka, kamu sendiri berburuk sangka sama bapak" senyum pak Min
Apa bapak berubah ya, sudah belajar mengikhlaskan semua masalah dengan besan nya. Eh tunggu dulu kan selama ini bukan besannya yang bermasalah tapi bapak dan ibu yang selalu membuat masalah. Gumam Fahmi
"Pak" panggil Fahmi teriak karena masih dijalan dan tidak begitu terdengar
"Ya" jawab pak Min
"Aa sebenarnya mau main sama teh Namira dan Agam, tapi takut bapak tolak kedatangannya" Fahmi mengetes
"Agam? Bapak kangen sekali dengan cucu pertama bapak, Mi" pak Min senyum mengingat Agam
"Ibu pasti nggak suka kalau aa datang sama teteh" Fahmi memancing bapak
"Suruh datangnya ke kedai, ibu kan sudah jarang main di kedai" pak Min
"Ibu kenapa sih pak, sering pergi dan nggak mau bantuin lagi di kedai" pancing Fahmi
"Jangan bahas ibu, kita lagi bahas Agam" pak Min menghindari membahas istrinya
"Mampir ke infomaret dulu ya pak, mau beli cemilan" Fahmi parkir di mini market
"Beliin bapak roti gandum ya, Mi" pak Min pesan
"Bapak mau apalagi" tanya Fahmi
"Sama susu murni aja" pak Min
Fahmi membeli beberapa jajan anak untuk keponakan tersayang nya.
✉️ Fahmi
Teteh dimana? Aa Agus mau main kerumah sama teh Namira dan Agam. jangan bilang ibu sama bapak dulu ya
✉️ Fatimah
Teteh baru sampai rumah, jam berapa? Dirumah sepi ibu belum pulang.
✉️ Fahmi
Bilangnya sebentar lagi, aku sama bapak udah di jalan pulang ini
✉️ Fatimah
Iya, teteh masak deh buat menyambut aa sama teh Namira
✉️ Fahmi
Masak biasa saja, jangan bikin bapak curiga
✉️ Fatimah
Titip sosis atau nugget ya dek, Agam suka itu
✉️ Fahmi
Oke, nanti ganti ya. Uang Fahmi menipis buat ongkos besok kuliah
✉️ Fatimah
Tenang dek, pasti teteh ganti uang mu
Selesa belanja Fahmi dan pak Min melanjutkan pulang, jarak rumah sudah tidak jauh dari mini market.
Rumah Fahmi posisinya memang masih perkampungan, jadi kanan kiri masih terlihat sawah dan beberapa peternakan ayam.
"Alhamdulillah sampai" ucap Fahmi dan pak Min
"Teteh mu sudah pulang" ucap pak Min melihat motor anak gadisnya
"Motor teteh kok lecet ya" Fahmi mendekati motor Fatimah terlihat sebelah kiri lecet
"Apa teteh mu jatuh dar motor?" pikir pak Min melihat Fahmi
"Ayo pak kita masuk, lihat teteh" ajak Fahmi segera membuka pintu yang selalu di kunci sama Fatimah kalau lagi sendirian dirumah
Bersambung....
...🍅Happy Reading🍅...
Huum pak Min memang harusnya didekatkan dengan agamanya lagi pesantren salah satu solusinya, disana banyak orang gak bikin ketakutan yg dirumah.