"JANGAN LUPA LIKE PERBAB YA!"
Reyhan Pratama dipertemukan dengan seorang wanita shalihah yang dulu pernah ditolaknya saat akan dijodohkan beberapa tahun lalu membuatnya sedikit menyesal tentang masa lalunya.
Wanita itu sekarang sudah bercadar namanya Annisa Putri, wanita shalihah yang sangat lembut dan sekarang sangat disukai oleh Asyifa putrinya Reyhan.
Akankah mereka bisa memperbaiki masa lalu mereka?
Jika ada penulisan atau kata-kata yang salah, atau menyinggung salah satu agama, mohon di maafkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Karyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
Reyhan keluar dari kamar mandi, Annisa langsung mendekat dan melap wajah Reyhan menggunakan handuk.
"Abi duduk saja disini, Ummi sendiri saja yang masak," kata Annisa.
Reyhan tidak pernah mengerjakan pekerjaan dapur karena di rumah orang tuanya ada pembantu lengkap.
"Gak apa, Abi bantuin, Bukankah membantu pekerjaan rumah istri pahalanya sangat besar," ucap Reyhan
Annisa tersenyum manis menatap suaminya ini.
"Apa wajah manis ini pernah dilihat laki-laki lain?" tanya Reyhan saat memegang lembut wajah Annisa yang masih tersenyum manis.
"Dulu pernah waktu sekolah, kan Ummi sekolah di madrasah, waktu itu belum pakai cadar. Saat Abi menolak perjodohan kita dan Ummi pergi ke Kairo barulah Ummi memakai cadar," kata Annisa
"Sekarang?" tanya Reyhan
"Pernah sekali, waktu itu Pak Anto marah-marah di pasar karna pernikahan kami gagal jadi dia menarik cadar Ummi hingga wajah Ummi tidak sengaja terlihat olehnya," jawab Annisa jujur
Reyhan mangguk-mangguk mengerti tapi sedikit kesal saat membayangkan pak Anto menarik cadar istrinya.
"Pasti Pak Anto semakin tertarik setelah melihat wajah Ummi yang cantik dan lembut ini," ucap Reyhan memuji Annisa.
"Gak pernah ketemu lagi setelah itu. Kalau cerita terus kapan kita masaknya," kata Annisa menunjuk daging, dia sengaja ingin menghentikan pembicaraan tentang pak Anto.
Reyhan tersenyum dan langsung kembali ke meja dapur. Dia membantu Annisa memotong kacang panjang.
Sedangkan Annisa mulai memasak dagingnya.
Sesekali Annisa melihat ke arah suaminya yang memang serius membantunya.
Tiba-tiba ada yang mengucap salam, Annisa dan Reyhan menjawabnya bersamaan.
"Abi saja yang buka," ucap Reyhan sambil membuka celemeknya dan melangkah keluar dari dapur.
Dia berjalan menuju pintu dan langsung membuka pintunya.
"Mama, Ibu," ucap Reyhan saat melihat yang datang adalah mama dan ibu mertuanya, dia mencium kedua tangan mereka.
"Ayo masuk," ajak Reyhan mempersilakan keduanya masuk.
"Syifa mana?" tanya Janeta
"Di kamar sedang bermain sendirian," jawab Reyhan menunjuk kamar Syifa.
Syifa mendengar mereka datang dan buru-buru keluar dari kamar yang memang pintunya tidak tertutup.
"Oma...Nenek..." panggil Syifa sambil berlari ke arah mereka.
Syifa mencium tangan keduanya.
"Kami merindukanmu Nak, sudah beberapa minggu kalian pindah tapi belum juga main ke rumah Oma dan Nenek," ucap Janeta sambil memeluk Syifa.
"Abi selalu sibuk, baru hari ini yang gak sibuk," kata Syifa
Janeta dan Aisyah tersenyum mendengar panggilan Syifa ke Papanya berubah.
Annisa keluar dari dapur, dia tersenyum dan juga langsung mencium tangan mereka.
Janeta tersenyum menatap wajah Annisa yang saat ini tidak memakai cadar.
Mereka semuanya duduk kecuali Annisa.
"Nisa buatin minum dulu ya!" ucap Annisa
"Gak usah, nanti kami ambil sendiri. Nisa lagi masak?" tanya Ibunya
Annisa mengangguk
"Ya sudah karena kami ingin menginap di sini, jadi ayo kami bantuin Nisa masak," ucap Janeta
Semuanya tersenyum senang mendengar mereka akan menginap.
Reyhan membersihkan kamar tamu untuk Ibu dan mertuanya setelah mendengar keduanya ingin menginap.
Yang lain semua masuk ke dapur.
"Kalian gak punya pembantu, apa Nisa gak capek mengerjakan semuanya sendiri?" tanya Janeta
"Gak Ma, kadang kalau Mas Reyhan ada waktu, dia bantuin bersihin rumah juga kok," kata Annisa
"Tadi kata Syifa, Reyhan sibuk terus dan baru hari ini yang gak sibuk," ucap Janeta
"Iya memang sibuk tapi setiap pukul 11 sampai pukul 2 siang, Mas Reyhan pulang ke rumah untuk makan siang bersama jadi kadang pekerjaan Nisa di bantuin dulu sebelum ke kantor lagi," ucap Annisa sambil menuang lauknya ke mangkuk.
"O ya, maaf ya kami belum pernah main, dari sini ke sana butuh beberapa jam jadi belum sempat," tambah Annisa
"Gak apa, tapi Papa sangat merindukan Cucunya, dia juga sibuk jadi gak bisa ikut ke sini," kata Janeta.
"Nanti kalau ada waktu, pasti kami ke sana," ucap Annisa.