NovelToon NovelToon
Calon Istri Milyader

Calon Istri Milyader

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / perjodohan / Wanita perkasa / Crazy Rich/Konglomerat / Dijodohkan Orang Tua / Terpaksa Menikahi Suami Cacat / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Herazhafira

Alika gadis mandiri yang tangguh dan pemberani. Dengan menyembunyikan identitasnya, Ia dapat menyelesaikan setiap masalahnya dengan kemampuan yang ia miliki.

Menjadi calon istri dari milyader cacat membuatnya harus menghadapi musuh, keluarga, dan kekasih Zein.

"Kenapa kamu tidak menolak perjodohan ini?" Tanya Zein.

"Kenapa bukan kamu saja yang menolaknya? Tanya Alika balik.

Sikap cuek dan dingin yang dimiliki Zein membuat mereka seperti Tom and Jerry yang tidak pernah akur.
Sama-sama menolak dijodohkan tapi tidak ada yang berani melawan keputusan Hutama.

Bagaimana dengan kisah cinta dengan kekasihnya yang belum usai?

Bagaimana jika disaat cinta mulai tumbuh, tiba-tiba Papa Alika memutuskan pertunangan mereka secara sepihak?

Mampukah Alika bertahan dan mewujudkan impian kakeknya?

Ataukah Alika harus menyerah dan kembali menjalani kehidupannya seperti sebelumnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herazhafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sahabatku Alan

Setelah satu jam Ramon pergi, Zein kembali ke kamarnya untuk istirahat. Ia melewati Alika yang sedang sibuk di dapur. Aroma cookies yang dibuatnya sangat menyengat di indra penciuman Zein. Zein menghampirinya karena penasaran apa yang dilakukan Alika malam-malam di dapur.

"Kamu sedang apa? kenapa jam segini belum juga tidur?" Tanya Zein.

"Sebentar lagi juga selesai. Kamu duluan aja istirahat." Jawab Alika sambil mengeluarkan kue dari dalam oven.

Zein tidak bergerak, Ia tetap di tempatnya memperhatikan Alika.

"Mhhh"

Alika mencium aroma cookies yang baru saja matang dengan menutup kedua bola matanya.

"Dia sangat menikmati aroma kuenya, apa itu enak? Ah, mungkin hanya baunya saja yang harum tapi rasanya belum tentu. " Batin Zein. Ia sangat penasaran dengan kue yang di buat Alika, apalagi baunya sangat harum dan mengundang selera.

"Kenapa masih di situ? Kamu mau coba cookies buatanku? Ah, tapi nggak usah lah nanti kamu malah ketagihan."

Alika menyodorkan kue ke Zein, tapi Alika segera menariknya kembali.

"Nih, aku berikan satu."

"Tidak usah."

"Yakin tidak mau?"

"Tentu saja."

"Mmmm, enak banget!" Puji Alika.

Ia mengunyah cookies coklat di mulutnya sambil memejamkan mata merasakan sensasi rasa coklat yang renyah.

Glup!

Zein menelan salivanya dengan kasar. Cara makan Alika membuatnya juga ingin mencoba.

"Ilermu Zein." Jahil Alika.

Zein sontak menyentuh bibirnya membuat Alika tertawa lepas. Sungguh senang rasanya menjahili Zein yang lagi patah hati, meskipun dia juga patah hati, tapi Alika mengalihkan perhatiannya dengan membuat sesuatu yang bisa membuatnya melupakan masalahnya walaupun hanya sejenak.

Alika sengaja meletakkan satu toples diatas meja makan. Lalu membawa satu toles lagi ke kamarnya.

Setelah kepergian Alika. Zein menatap toples dan ragu-ragu untuk mengambilnya. Antara ingin mencoba dan tidak mau ketahuan dengan Alika.

"Ah, kenapa juga aku takut dengannya? coba satu sepertinya tidak bakalan ketahuan." Batin Zein.

Zein membuka toples lalu mengambil satu cookies. Ia mencoba menggigitnya dan menikmatinya seperti yang Alika lakukan.

"Enak banget. Sayang kue se-enak ini jika di tinggal di sini. Tapi bagaimana jika Alika mencarinya? Ah, bodoh amatlah! yang penting aku bisa memakannya." Monolog Zein.

Zein mengambil toplesnya menuju kamar. Saat hendak membuka pintu kamar, Alika juga keluar dari kamarnya, ia lupa membawa air minum sebelum masuk kamar.

"Apa itu?" Tanya Alika melihat Zein sedang berusaha menutupi toples dengan kedua tangannya."

"Bukan apa-apa." Ujar Zein segera membuka pintu kamar lalu masuk.

Di dalam kamar Zein menghela napas lega. "Hah, untung Alika tidak melihatnya dengan jelas. Jika itu terjadi bisa mati kutu aku di ejeknya." Gumam Zein sambil memegang dadanya.

Zein membuka pintu balkon. Matanya belum bisa terpejam karena pikirannya yang masih kacau. Ia meletakkan toples diatas meja kecil lalu memandang bintang-bintang di langit.

Tidak lama kemudian Alika mengetuk pintu lalu masuk.

"Khemm." Dehaman Alika membuatnya segera berbalik.

Alika membawa secangkir kopi di atas nampan. Ia kemudian meletakkan nampak di samping toples.

"Makan cookies paling enak di temenin kopi dan cewek manis seperti aku." Canda Alika.

"Narsis!"

"Emang bener, kalo nggak percaya coba aja. Minum kopinya, lalu makan cookiesnya sambil melihat senyumku, pasti rasanya lebih manis." Goda Alika tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Apa kamu genit seperti ini ke semua pria yang kamu kenal?"

"Tergantung! siapa orangnya. Jika pria itu kaku dan susah di deketin mungkin itu akan aku lakukan untuk mengenalnya lebih dekat."

"Maksud kamu aku seperti itu?"

"Aku nggak bilang kamu." Elak Alika.

"Trus siapa yang kamu maksud jika bukan aku?"

"Sudah ah, Boleh Aku mau kembali ke Milan besok? aku hanya dua hari. Besok hari ulang tahun Kak Alan. Aku ingin berziarah ke kuburannya." Ujar Alika dengan serius.

"Kamu punya Kakak?" Tanya Zein.

"Ia, namanya Kak Alan. Kata pihak kepolisian dia meninggal karena kecelakaan. Tapi aku tidak percaya dan masih mencari siapa yang membunuh kak Alan." Jawab Alika memandang langit malam.

Zein dapat melihat kesedihan yang sangat mendalam di balik wajah sendu Alika. Rambutnya yang panjang berhamburan diterpa angin. Matanya yang bulat mulai mengeluarkan buliran air mata.

"Aku juga punya sahabat bernama Alan, dan dia juga sudah meninggal. Apa Alan yang kamu maksud Alan Pratama?"

"Ia, itu nama Kak Alan."

"Kenapa Alan nggak pernah bilang kalau dia punya adik?"

"Karena Kak Alan nggak mau aku mengenal teman-temannya. Katanya teman-teman Kak Alan itu nggak ada yang bener. Termasuk kamu pastinya." Ejek Alika.

"Itu kan dulu saat masih kuliah, sekarang sudah beda. Apa kamu memiliki bukti jika itu bukan kecelakaan? Aku juga merasa kematian Alan tidak wajar."

"Nggak ada, tapi aku sangat yakin karena sehari sebelum kecelakaan, mobil Kak Alan diservise di bengkel. Jadi tidak mungkin jika dia kecelakaan, kecuali jika ada yang sengaja membuat remnya blong atau sengaja menabrak Kak Alan ke jurang." Jelas Alika.

"Aku akan membantumu mencari tahu penyebab kematian Alan. Kamu tenang aja, kita pasti akan menemukan pelakunya."

Zein berpikir sejenak lalu mengambil kopi diatas meja, menghirupnya dalam-dalam kemudian meminumnya dengan perlahan.

"Kopi buatan kamu sangat enak. Dari mana kamu belajar membuatnya?"

"Semua yang aku buat dengan tanganku ini pasti enak. Kamu tahu kenapa?"

Zein menggelengkan kepalanya menatap Alika.

"Karena aku membuatnya dengan Cinta."

"..."

"Sudahlah, aku keluar."

Alika segera pergi dari balkon kemudian kembali ke dalam kamarnya.

............

Kediaman Calista.

Nampak calista gelisah, Ia ingin keluar dengan teman-temannya, Namun Fredy Papa Calista melarangnya. Fredy memberikan hukuman pada Calista, selama seminggu ia tidak boleh keluar rumah dan tidak boleh memakai ponselnya.

Dengan langkah pelan sambil menjinjing high heels di tangannya, Ia berhasil melewati ruang tamu. Pada saat hendak membuka pintu, suara Fredy mengagetkannya. Sontak langkah kaki Calista terhenti kemudian berbalik melihat Fredy.

"Mau kemana kamu? Apa kaku tahu ini sudah jam berapa? Malam-malam mau kemana, mau bikin ulah yang membuat malu keluarga?" Cecar Fredy .

"Tidak Pah, Aku hanya ingin makan malam dengan temen-temen." Jawab Calista dengan gugup.

"Hukumanmu belum selesai. Papa ingin kamu tinggal di rumah dan merenungi kesalahanmu." Tegas Fredy.

"Pah, ini sangat berlebihan." Kesal Calista tidak terima.

"Kamu pikir pembuatanmu di pesta pertunangan Zein tidak berlebihan? bahkan sekarang Papa jadi malu menghadapi klien Papa yang menyaksikan aksi gilamu." Maki Fredy.

Calista Geram, percuma berdebat dengan Papanya. Ia menghentakkan kakinya dengan kasar di lantai lalu kembali masuk ke dalam kamarnya.

"Awas kamu Alika, Ini belum berakhir! Aku akan membuatmu menderita karena merebut Zein dari Aku." Batin Calista.

Calista mondar-mandir di dalam kamar. Ia sangat pusing memikirkan cara menjauhkan Alika dari Zein. Kuku dijarinya hampir habis di gigitnya karena belum juga mendapatkan ide.

Hal pertama yang harus ia lakukan adalah mendapatkan ponsel dan dapat keluar masuk rumah. Setelah itu, Ia akan memikirkan cara untuk menyingkirkan Alika.

.

.

Bersambung....

1
Ida Wati
suka sama karakter alika
Ida Wati
mulai suka dengan alur ceritanya
Ida Wati
msh bab pertama nyimak dulu
Cinta Rodriques
ya thour habis nikah kok g ada dramax....langsung tamat,kakek meningal jg g ada ceritax,Ramon SM meriska jg ada.....
Tzyy 980
keren
Redmi Xiaomi
seru
As Tini
adehh pdhl zein udh nolong alija berx x ttp aja kepala batu ppnya alija jd gedeg aq🙄
nana.zaluna
alah si zein.. gengsi mulu digedein, pecah loh ntar klo kegedean/Tongue/
Lyn
penasaran siapa yg dorong Alika apa itu si Calista yh, krna cuma dia aja yg belum di kasih pelajaran.
nana.zaluna
kaya aku sama dia🌹
Nyoman Kerni
Luar biasa
Ida. Rusmawati.
/Smile/
Rose 19
gengsi di gedein Zein Zein.
Rose 19
iya bener klo lagi ber 2 yg ke3 nya setan. akhirnya ngaku juga kamu setannya Zein.
Rose 19
lanjut
Anonymous
keren
Upriyanti II
jangan2 kak Ramon naksir sma kak zaskia
Upriyanti II
tapi kakek Hutama tahu belum klau kak alika masuk rs
Upriyanti II
pasti itu suruhannya kak monika
Upriyanti II
emang kaki kak zein sdah sembuh kak kaki kak zein cacat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!