Setelah dijemput dari desa dan dinikahi, pada akhirnya nasib buruk tetap menimpa Danastri. Faktanya, ia dijemput dan dinikahi hanya untuk dijadikan sebagai rahim pinjaman bagi istri Sanungga.
Setelah Sanungga dan istri pertamanya mendapat dua anak kembar dengan proses fertilisasi in-vitro pada Danastri. Danastri diperlakukan baik kemudian diajak berlibur oleh Sanungga yang memberikan malapetaka lain bagi Danastri. Danastri akhirnya didorong jatuh dari tebing sampai nyawanya terenggut.
Tapi ternyata, Danastri terlahir kembali dan berhasil melarikan diri sebelum proses infiltrasi dimulai, yang mengejutkan adalah ia tetap hamil anak kembar!
"Jadi, apakah si kembar dikehidupan sebelumnya benar-benar anakku?!" Gumamnya tidak percaya.
Disamping itu, pembalasan dendam dari Danastri, tetap berjalan sedikit demi sedikit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serigala Kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keterkejutan Kedua Orangtua
*
*
Menatap tiga orang di depannya, kemudian menatap sekitar yang ramai, Danastri akhirnya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, yang kemudian mengajak ketiga orang di depannya memasuki rumah untuk mengobrol.
"Anu, bu, pak, Tri sengaja beli kendaraan supaya kita semua tidak kesulitan ketika pergi dan ada urusan keluar. Angkutan umum kadang juga tidak datang yang membuat kita semua terpaksa harus jalan kaki. Jadi, daripada terus-menerus seperti itu, Tri akhirnya memilih membeli kendaraan untuk kita semua. Supaya mempermudah." Ucap Tri seraya tersenyum kecil, tetapi dalam hati sebenarnya ia merasa sangat gugup.
Apalagi ketika melihat dua orang di depannya menatapnya dengan tatapan tajam dan tegas.
"Nduk, beli satu sudah cukup. Kenapa langsung beli tiga? Uangnya darimana?" Tanya Bapak memulai pembicaraan. Tidak menyangka putrinya hanya keluar di pagi hari dan sore hari sudah mengirim tiga kendaraan. "Harganya jangan ditanya, sudah jelas berjuta-juta untuk motor, mobil berapa nduk? Puluhan juta, kan?" Lanjutnya bertanya.
"Pak, Tri ada uang. Investasi saham Tri menghasilkan lagi." Ucap Danastri, yang kemudian mengeluarkan buku tabungan beserta beberapa cek dan koper yang dibawanya, yang uang cash nya masih tersisa setelah dipakai membayar kendaraan roda dua.
Benar, disini Danastri membayar motor dengan uang cash, sedangkan mobilnya dengan cek. Jadi kekurangannya yang hanya belasan juta bisa langsung dilunasi olehnya, saat itu juga.
"Lihat ini, pak, bu, masih ada tabungan dan uang. Rencananya, Tri juga mau membangun perusahaan di samping hotel yang sudah jadi milik Tri di pinggiran ibukota." Jelas Danastri, seraya membuka tabungan dan memberikannya pada Ayahnya, kemudian membuka koper yang berisikan uang berwarna merah.
Ayah dan ibunya dengan cepat terkejut, kedua matanya terbelalak menatap banyaknya uang yang melebihi jumlah puluhan juta di awal yang Danastri bawa tempo hari, ketika keluarganya melarikan diri.
"N-nduk... ini, ini?" Ucap ibunya terbata-bata setelah melihat banyaknya nol di buku tabungan. Kemudian ia terbatuk kala melihat banyaknya kertas merah di dalam koper.
Hal yang sama terjadi pada ayahnya. Apalagi ia mengambil kertas cek yang masih ada, dan dengan tangan gemetar ia menatap istri dan anaknya dengan raut yang tidak bisa disembunyikan, sama-sama terkejut.
"Sebetulnya, awalan Tri sudah bilang kan kalau Tri dapat 300 juta dari hasil investasi? Apa Tri pernah bilang kalau dari 300 juta itu, yang 100 juta Tri investasikan lagi? Nah, inilah hasilnya. Tri juga tidak menyangka, benar-benar terkejut dengan angka fantastis ini, Tri dapat 1 M pak, bu." Jelas Tri dengan nada bersemangat tapi juga berhati-hati, pelan-pelan membeli penjelasan agar kedua orangtuanya tidak terlalu terkejut.
"1M nduk? Banyak sekali?" Ibunya memekik dengan suara bergetar.
"Nduk? Benaran hasil investasi, kan? Nduk, kau tidak macam-macam, kan?" Tanya ayahnya dengan hati-hati.
Danastri tersenyum, tidak tersinggung sama sekali dengan respon kedua ornag tuanya. Karena respon keduanya adalah respon wajar, ia justru senang karena kedua orangtuanya begitu peduli hingga bertanya padanya tentang hal-hal tersebut. Ia senang, dikhawatirkan oleh kedua orangtua nya.
"Benar pak, bu. Itulah kenapa Tri membelikan kendaraan untuk kita semua. Selain kendaraan, Tri juga membeli tanah dan rumah di pinggiran ibukota, juga, Tri berniat membangun perusahaan untuk bisnis kita ke depannya, tentang franchise yang sebelumnya Tri bicarakan." Ucap Danastri kembali menjelaskan.
"Perusahaan? Berapa sisa uangnya sekarang?" Tanya ibunya masih gemetar. Tapi ia mulai bisa menerima dan berangsur-angsur merasa senang atas pencapaian putri sulungnya.
"Di rekening ada 500 juta, bu. Uang di cek ada sekitar 100 juta, dan di koper sekitar 8 an juta lebih. Jadi semuanya ada 680 jutaan lebih sedikit." Balas Danastri membalas pertanyaan ibunya.
"Perusahaan, berapa biaya pembangunannya, nduk? Apakah cukup dengan uang yang tersisa?" Tanya Ayahnya mengambil alih pertanyaan.
Danastri tersenyum lagi, ternyata ini yang mereka khawatirkan.
"Sudah Tri kira-kira. Untuk pembangunan mungkin membutuhkan sekitar 300 jutaan, karena perusahaan yang Tri bangun ada sekitar 15 lantai, sesuai dengan tinggi hotel yang sudah jadi milik Tri. Hanya menyesuaikan tingginya agar perusahaan tidak kalah menarik dan tenggelam oleh hotel." Ucap Danastri lagi.
Kedua orang tuanya lantas menganggukkan kepalanya mengerti. Dan menghela nafas, karena uang yang putrinya punya masih cukup untuk pembangunan tersebut. "Jangan lupa gaji pegawai, ya, nduk. Jangan lalai terhadap hak dan kewajiban orang yang bekerja dengan kita." Nasihat Ayahnya yang langsung diangguki ibunya, setuju.
"Tri juga sudah hitung, bu. 400 juta, sudah selesai dengan gaji dan properti perusahaan. Semuanya sudah aman. Sisanya akan Tri simpan di rekening, lalu Bapak dan Ibu juga simpanlah sebagian untuk berjaga-jaga, dan gaji pegawai yang membantu membuat dimsum, bu, pak." Ucap Danastri menjelaskan lagi.
"Nduk, gaji pegawai ini sudah bisa kita bayar dengan penghasilan bulanan dari penjualan dimsumnya. Jadi tidak perlu khawatir, pegang saja uangnya dan gunakan dengan baik. Siapa tahu ada kebutuhan mendesak dan kekurangan uang ketika berbisnis." Jelas Ayahnya, lagi dan lagi mengingatkan Danastri.
"Kalau begitu biar Tri yang simpan, kalau bapak dan ibu butuh uangnya, tolong bilang saja pada Tri, jangan sungkan. Karena Tri mencari uang untuk kita semua, agar hidup kita menjadi lebih baik." Ucap Danastri dengan tulus, ia benar-benar menyayangi keluarganya tanpa syarat. "Dira juga sudah mencapai usia sekolah, akan Tri carikan taman kanak-kanak untuknya, bagaimana bu, pak?" Lanjutnya.
"Syukurlah, kami setuju, nduk. Mari sekolahkan adikmu sejak kecil, agar ke depannya pintar sepertimu." Ucap Ibunya seraya tersenyum.
"Oh ya, tentang rumah, bagaimana jika kita pindah lagi ke pinggiran ibukota? Rumah besar disana sayang sekali kalau tidak ditempati, bu, pak. Selain itu, disana kita mudah untuk pergi kemana-mana. Rumah dan halamannya lebih luas dan lebih besar dari rumah ini." Tanya Danastri, berharap keduanya mau pindah bersama. Karena ke depannya, dirinya juga akan sibuk di hotel dan perusahaan. Jadi lebih nyaman baginya membawa semua orang ke pinggiran ibukota tersebut.
"Bagaimana dengan rumah ini, nduk? Selain itu, dimsum kita juga bagaimana? Pegawai dan pembelinya, akan sedikit jauh bagi mereka untuk mengambil dan bekerja." Ucap Ibunya khawatir.
"Kan sudah ada motor dan mobil, bu. Bapak atau ibu bisa menggunakannya untuk pulang pergi. Kalau kemalaman, bisa menginap di rumah sini. Selain itu, bisa menjadi asrama para pegawai, siapa tahu pegawai kita bertambah ke depannya." Jelas Danastri.
"Maksudmu, ruamh ini dijadikan pabrik rumahan saja dengan asrama di dalamnya? Jadi setiap pagi, ibu atau bapak bisa datang mengantarkan isian dimsumnya, begitu?" Tanya Ayahnya memperjelas.
"Ya, begitu! Jadi, apa kalian setuju?" Tanya Danastri dengan senyum lebar.
*
*
sedikit yg kurang pas, akan lbh baik kalo sejak kedatangan Jev dan rombongan langsung diperkenalkan satu persatu..
semangat terus thor.. smg karya2 mendatang lebih sempurna dan smakin sukses meraih hati readers. aamiin.😊💪🙏
terus melakukan program bayi terus hamil kembar
lah nanti di juga hamil kembar
besar kemungkinan dia hamil anaknya sendiri dengan pria asing tersebut