Calon Istri Milyader

Calon Istri Milyader

Pertemuan

*** Happy Reading****

.

Alika menarik kopernya saat turun dari pesawat di kota Roma. Dengan langkah bak selebriti serta penampilan seksi membuat dirinya jadi pusat perhatian. Saat Ia melihat seorang pemuda memegang papan bertuliskan namanya, ia menyunggingkan senyum tipis lalu menghampirinya.

"Kamu Ramon?" Tanya Alika datar tanpa senyum ramah.

"I..Ia.. Nona. Saya Ramon asisten Tuan Zein." Jawab Ramon gugup. Baru kali ini Ramon berhadapan dengan gadis seksi yang bisa membuatnya salah tingkah. 'Bisa mampus gw jika bos tahu aku menatap calon istrinya.' Batin Ramon.

Alika menyerahkan kopernya lalu mengikuti langkah Ramon menuju mobil.

Ramon membuka pintu belakang mobil untuk Alika kemudian menuju kursi kemudi, ia menghela napas panjang lalu melajukan mobilnya setelah memasang seat belt.

Selama perjalanan, tidak ada percakapan antara keduanya. Alika hanya menatap ponselnya dan sesekali mengirim pesan kepada seseorang.

Alika Khaerunisa Gadis keturunan Indo-Itali yang tangguh dan madiri berumur 25 tahun, berparas cantik, tinggi 165, hidung mancung, bibir tipis, kulit kuning langsat, rambut lurus cokelat, cerdas dan baik hati. Dia sangat cerewet dan ceria hanya dengan orang terdekatnya, tapi berbeda dengan orang lain, wajahnya akan datar seperti papan triplek dan susah tersenyum.

Ia terpaksa menerima perjodohan dengan milyader muda yang terkenal cacat akibat kecelakaan. Kedua orang tuanya tidak bisa berbuat apa-apa karena wasiat dari kakek yang sangat ia sayang.

Tiga puluh menit kemudian, akhirnya mereka tiba di Mansion yang sangat besar. Saking besarnya, Ramon harus mengendarai mobilnya ratusan meter untuk sampai di pintu utama. Pohon rindang kiri dan kanan membuat udara di sekitar Mansion sangat sejuk dan segar.

Ramon membuka pintu mobil untuk Alika kemudian mengambil kopernya di bagasi mobil.

"Mari Nona, keluarga Tuan Zein sudah menunggu Anda." Ujar Ramon dengan sopan.

Alika hanya mengangguk, lalu mengikuti langkah Ramon masuk ke dalam Mansion.

Di ruang tamu sudah ada Zein, adiknya Zaskia dan kedua orang tuanya yaitu Prayoga Dirgantara dan Feronica.

Ramon lebih dulu masuk lalu meletakkan koper Alika di sisi dinding. Saat Alika masuk semua mata tertuju padanya. Mereka terkejut melihat penampilan Alika yang sangat bertolak belakang dengan informasi yang mereka dapatkan.

Menurut mereka, gadis yang akan menikah dengan Zein adalah gadis polos, berpenampilan kampungan dan sederhana. Tapi kini yang berdiri di hadapannya gadis seksi yang memperlihatkan sebagian dada dan pahanya dengan kaki jenjangnya yang mulus. Sangat berbanding terbalik dari pemikiran keluarga.

"Alika, duduklah." Sapa Prayoga Dirgantara, Papa Zein.

"Ia Om, kenalkan, saya Alika anak Hendrik Pratama." Sapa Alika lalu mencium punggung tangan Prayoga dan Feronica.

"Papa sudah tahu nak, ini Mama, itu Zein calon suami kamu, dan itu Zazkia adik Zein panggil aja Kia." Balas Prayoga memperkenalkan keluarganya.

"Hai Kia." Sapa Alika mengulurkan tangannya.

Zazkia membalas uluran tangan Alika tanpa bicara.

"Zein ada yang ingin kamu bicarakan?" Tanya Prayoga.

Zein hanya diam menilai penampilan Alika, "Apa kakek tidak salah pilih mencarikan seorang istri untukku? cantik ia, tapi penampilannya seperti wanita murahan." Batin Zein.

"Zein!?" Suara Prayoga membuyarkan lamunan Zein.

"Tidak ada Pah, biarkan dia istirahat lebih dulu." Jawab Zein dengan wajah datar tanpa ekspresi ia segera menekan tombol kursi rodanya menuju kamar.

Zein Albi Dirgantara seorang milyader muda, berumur 28 tahun, tampan, alis hitam tebal, dengan rahang yang kokoh, tinggi dan tubuh atletis menambah nilai plus ketampanannya. Pemilik perusahaan Graz Group yang bergerak di bidang perdagangan, konstruksi, serta pemilik salah satu maskapai penerbangan yang ada di Italia, Indonesia serta berbagai negara lainnya. Tapi sayang, selama satu tahun terakhir, ia harus duduk di kursi roda akibat kecelakaan yang menimpanya.

"Jadi itu calon suamiku? kenapa ekspresinya seperti beruang kutub? apa dia juga terpaksa menerima perjodohan ini? sayang banget wajah setampan itu tapi kakinya cacat." Batin Alika. Ia mengagumi sosok Zein yang dingin namun merasa kasihan padanya karena duduk dikursi roda.

"Mama ada yang ingin kau sampaikan?" Tanya Prayoga pada Feronica.

"Tidak, Mama tiba-tiba pusing Pah, pengen istirahat aja." Jawab Feronica menekan pelipisnya.

"Baiklah, Alika sebaiknya kamu istirahat, kamarmu di lantai dua sebelah kiri dari tangga." Ujar Prayoga.

"Baik Om, Permisi semua." Pamit Alika kemudian berjalan ke kamar lantai dua di temani seorang pelayan yang menarik kopernya.

"Silahkan Nona." Ujar pelayan saat membuka pintu kamar untuk Alika.

"Ini kamarku?" Tanya Alika.

"Ia Nona, yang itu kamarnya Tuan Zein, dan yang di ujung kamar Nona Zazkia." Jelas Atin kepala ART di Mansion yang sudah berumur 40 tahun.

"Makasih, mm.. saya panggil apa ya?" Tanya Alika.

"Panggil Atin aja Nona. Jika perlu apa-apa tekan saja intercom yang di sana, itu terhubung langsung ke dapur." Atin menunjuk intercom yang terpasang di dinding kamar.

"Baik Atin, trimakasih." Ujar Alika sambil tersenyum.

Atin merasa lega, dia pikir Alika adalah gadis yang angkuh dan sombong karena berpenampilan seperti selebriti.

"Saya permisi Nona." Pamit Atin sedikit membungkuk lalu keluar dari kamar Alika.

Setelah kepergian Atin, Alika menghela napas panjang. Ia membuka high heels lima centinya, kemudian membaringkan tubuhnya diatas kasur empuk king size. Maniknya bergerak sambil menatap langit-langit kamar. Pikirannya mulai menerawang apa yang akan terjadi dengannya selama berada di Mansion itu.

Baru saja ia memejamkan mata, pintu kamar kembali di ketuk.

Tok..tok.. tok..

Alika membuka mata kemudian berjalan membuka pintu.

"Nona, di tunggu Tuan Zein di ruang kerjanya." Ujar Atin.

Alika mengernyitkan keningnya, "Baru saja Zein menyuruhku untuk istirahat kenapa sekarang dia memanggilku? Ah, ternyata dia juga menyebalkan." Gerutu Alika dalam hati.

Alika mengikuti langkah Atin menuju ruang kerja Zein. Ia masuk setelah mengetuk pintu dan sekarang berdiri di hadapan Zein.

"Duduk!" Perintah Zein menunjuk kursi di depan meja kerjanya.

Alika menurut dan duduk di hadapan Zein. Baju yang belum sempat Alika ganti membuat Zein merasa gerah meski AC di dalam ruangan sangat dingin.

"Khemm." Dehaman Alika mengalihkan pandangan Zein ke selembar kertas yang ada diatas meja kerjanya.

"Apa kamu tidak punya uang untuk membeli pakaian yang lebih sopan?" Tanya Zein.

"Aku rasa ini masih sopan, ayolah Tuan Zein jangan munafik, ini luar negeri... pakaian seperti ini sudah biasa. Aku juga sangat yakin kalo kamu sangat menyukainya." Jawab Alika mengedipkan sebelah matanya.

"Astaga... apa yang kakek sedang pikirkan sehingga menjodohkan aku dengan wanita barbar sepertimu?" Kesal Zein sambil mengusap wajahnya dengan kasar.

"Apa juga yang kakekku pikirkan, menjodohkan aku dengan pria datar dan dingin sepertimu? tidak ada menariknya sama sekali." Alika ikut kesal sambil memukul meja kemudian kembali bersandar di kursi.

Zein menghela napas panjang, "Katakan kenapa kamu menerima perjodohan ini." Tanya Zein berusaha tenang menghadapi Alika.

"Karena aku sayang dengan kakekku dan ini adalah permintaan terakhir beliau. Jadi, mau tidak mau, suka tidak suka, ya.. saya harus terima." Jawab Alika lalu menaikkan kedua bahunya sambil melihat kedua tangannya didada.

"Kenapa tidak menolak? apa kamu mau menikah dengan pria cacat sepertiku? kata dokter aku akan cacat seumur hidup, apa kamu tidak akan menyesal?atau kamu memiliki tujuan lain dan mengejar harta yang aku miliki?" Ungkap Zein, sedikit berbohong, kata dokter ia dapat berjalan dengan normal setelah menjalani terapi secara teratur.

"Jangan ge-er ya! Aku tidak gila harta, Aku masih mampu menghidupi diriku tanpa harus menikah denganmu. Kenapa bukan kamu saja yang menolak? menikah dengan pria cacat buatku tidak masalah. Aku tidak punya cara lain selain pasrah dan menerimanya. Jika kamu yang menolak, aku memiliki alasan karena kamu tidak mau menikah denganku, simpel kan?" Alika melipat kedua tangannya di dada.

"Aku tidak mungkin menolak, meskipun aku memiliki kekasih yang sangat aku cintai." Lirih Zein.

Keduanya diam, suasana menjadi hening setelah berdebat karena tidak ada yang mau mengalah. Mereka memikirkan nasib masing-masing, jika pernikahan di teruskan akan ada hati yang tersakiti dan mereka akan menikah tanpa cinta.

"Jadi, keputusannya bagaimana?" Tanya Alika.

.

.

.

Bersambung....

Sahabat Author yang baik ❤️

Jika kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

keren

2024-05-27

0

Sriza Juniarti

Sriza Juniarti

kocak🤣🤣🤣🥰

2024-05-26

0

Ida Wati

Ida Wati

msh bab pertama nyimak dulu

2024-05-18

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan
2 Surat Perjanjian
3 Calon Kakak Ipar
4 Tidak Terima
5 Masakan
6 Berkuda
7 Khawatir
8 Nasihat Papa
9 Mengajak Kerjasama
10 Permintaan Kakek
11 Keputusan
12 Mall
13 Cantik
14 Biola
15 Rencana Gagal
16 Tunangan
17 Selingkuh
18 Menyakitkan
19 Demam
20 Cemas
21 Patah Hati
22 Pindah
23 Apartemen
24 Restoran
25 Meeting
26 Bermain Hati
27 Marah
28 Menghubungi
29 Ingin Kembali
30 Laporan Ramon
31 Gadis kecil
32 Curhat
33 Sahabatku Alan
34 Perjalanan
35 Tempat Curhat
36 Pergi Untuk Kembali
37 Flashdisk
38 Teka-teki
39 Pasword
40 Menghubungi
41 Memutuskan
42 PDKT
43 Calon Pacar
44 Pengakuan Sander
45 Kunci Cadangan
46 Menahan Amarah
47 Meminta Penjelasan
48 Khawatir
49 Kedatangan Ramon
50 Nasihat
51 Keras Kepala
52 Rumah Sakit
53 Kesedihan Papa
54 Harapan Hidup
55 Cafe
56 Pengakuan Monika
57 Berita Pertunangan
58 Tidak Merasa Takut
59 Luka
60 Luka Kecil
61 Mimpi
62 Kedatangan Mama
63 Sandera
64 Menjaga Jarak
65 Canggung
66 Kedai
67 Perkebunan
68 Lebih Jahil
69 Nasihat Mama
70 Pemandangan yang Indah
71 Pencarian
72 Pencarian 2
73 Menemukan
74 Ruang Icu
75 Keputusan Sepihak
76 Merindukan
77 Mengungkapkan Perasaan
78 Sudah kuduga
79 Rela Mati
80 Kangen
81 Melepas Rindu.
82 Sembunyi
83 Siapa Takut
84 Calon Baru
85 Kesempatan
86 Alika Menghilang
87 Mencari Jejak
88 Mencari jejak 2
89 Villa
90 Malam yang Indah
91 Tidur
92 Kekesalan
93 Kerja Sama
94 Memecat Karyawan
95 Penjahat
96 Bebaskan Mama
97 Menghancurkan Perusahaan
98 Kembali
99 Rencana Papa
100 Menjenguk Kakek
101 Berita Mengejutkan
102 Melepas Rindu
103 Menjemput Meriska
104 Hotel
105 Sudah Biasa
106 Pernikahan Alika dan Zein
107 Extra Part
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Pertemuan
2
Surat Perjanjian
3
Calon Kakak Ipar
4
Tidak Terima
5
Masakan
6
Berkuda
7
Khawatir
8
Nasihat Papa
9
Mengajak Kerjasama
10
Permintaan Kakek
11
Keputusan
12
Mall
13
Cantik
14
Biola
15
Rencana Gagal
16
Tunangan
17
Selingkuh
18
Menyakitkan
19
Demam
20
Cemas
21
Patah Hati
22
Pindah
23
Apartemen
24
Restoran
25
Meeting
26
Bermain Hati
27
Marah
28
Menghubungi
29
Ingin Kembali
30
Laporan Ramon
31
Gadis kecil
32
Curhat
33
Sahabatku Alan
34
Perjalanan
35
Tempat Curhat
36
Pergi Untuk Kembali
37
Flashdisk
38
Teka-teki
39
Pasword
40
Menghubungi
41
Memutuskan
42
PDKT
43
Calon Pacar
44
Pengakuan Sander
45
Kunci Cadangan
46
Menahan Amarah
47
Meminta Penjelasan
48
Khawatir
49
Kedatangan Ramon
50
Nasihat
51
Keras Kepala
52
Rumah Sakit
53
Kesedihan Papa
54
Harapan Hidup
55
Cafe
56
Pengakuan Monika
57
Berita Pertunangan
58
Tidak Merasa Takut
59
Luka
60
Luka Kecil
61
Mimpi
62
Kedatangan Mama
63
Sandera
64
Menjaga Jarak
65
Canggung
66
Kedai
67
Perkebunan
68
Lebih Jahil
69
Nasihat Mama
70
Pemandangan yang Indah
71
Pencarian
72
Pencarian 2
73
Menemukan
74
Ruang Icu
75
Keputusan Sepihak
76
Merindukan
77
Mengungkapkan Perasaan
78
Sudah kuduga
79
Rela Mati
80
Kangen
81
Melepas Rindu.
82
Sembunyi
83
Siapa Takut
84
Calon Baru
85
Kesempatan
86
Alika Menghilang
87
Mencari Jejak
88
Mencari jejak 2
89
Villa
90
Malam yang Indah
91
Tidur
92
Kekesalan
93
Kerja Sama
94
Memecat Karyawan
95
Penjahat
96
Bebaskan Mama
97
Menghancurkan Perusahaan
98
Kembali
99
Rencana Papa
100
Menjenguk Kakek
101
Berita Mengejutkan
102
Melepas Rindu
103
Menjemput Meriska
104
Hotel
105
Sudah Biasa
106
Pernikahan Alika dan Zein
107
Extra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!