Gwen si buruk rupa merasa putus asa dengan jalan hidupnya saat dia ingin mengakhiri semuanya justru Gwen dipertemukan dengan boss mafia.
Gwen menjadi gadis buruk rupa kesayangan boss mafia dan berusaha menuntut balas pada orang yang menindasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pagi yang Basah
Saat terbangun keesokan paginya, Gwen merasa terkejut karena baju musim dingin yang dia pakai berganti dengan kaos kebesaran milik Trevor.
"Apa Trevor yang menggantinya?" gumam Gwen sambil melirik ke arah sampingnya di mana Trevor masih tertidur dengan pulas.
Jarang-jarang dia melihat Trevor yang tidur begitu pulas. Gwen mencuri kesempatan itu untuk menyentuh wajah bos mafia itu tapi saat tangannya baru menyentuh pipi, tiba-tiba tangannya dicekal dan diputar oleh Trevor.
"Akh... Trey! Sakit!" teriak Gwen.
Trevor melepaskan tangan Gwen dengan bernafas lega. Trevor sangat peka terhadap sentuhan apapun karena dari kecil dia sudah diajari untuk waspada, dalam keadaan tidur pun dia bisa merasakan sebuah sentuhan yang tidak terduga.
"Ck, jangan lakukan itu lagi, Gwen. Aku bisa saja langsung membunuhmu!" ucap Trevor dengan tegas.
"Ma--maaf," lirih Gwen sambil mengusap-ngusap pergelangan tangannya.
Trevor memejamkan matanya dengan lengan yang berada di keningnya. "Sebaiknya kau harus belajar tehnik itu karena jika kau tidur, kau seperti orang mati!"
"Iya sampai beberapa kali nyamuk kanibal mencuri kesempatan," ketus Gwen yang selalu kecolongan.
Gwen turun dari ranjang karena ingin membersihkan dirinya terlebih dahulu tapi saat dia akan menutup pintu kamar mandi, tiba-tiba Trevor menahan pintu dan ikut masuk..
"Trey!!!" protes Gwen yang melihat Trevor ikut masuk ke kamar mandi. Bahkan lelaki itu mengunci pintu dan mencabut kuncinya supaya Gwen tidak bisa kabur.
"Kau sudah membuatku bangun, Gwen. Jadi kau harus tanggung jawab," ucap Trevor menyeringai.
Trevor menarik tangan Gwen di bawah shower kemudian lelaki itu menyalakan air dengan mode hangat.
Mereka berdua basah dan Trevor mulai menggoda Gwen untuk membuka bajunya.
"Kita basah, Gwen," Trevor berkata dengan gairah yang sudah di ubun-ubun. Dia sendiri membuka kain terakhir di tubuhnya yang membuat Gwen memalingkan wajahnya.
"Trey, jangan begini! Aku belum siap," ucap Gwen yang tidak berani menatap Trevor tapi tangan besar itu meraih dagunya supaya mereka bisa saling menatap satu sama lain.
"Kau takut? Aku akan melakukannya pelan-pelan!" Trevor terus memaksa sampai tangannya membuka baju Gwen.
Kini keduanya sudah polos tanpa penghalang apapun, Trevor meraih sabun kemudian menggosok tubuh Gwen.
"Kita bermain sabun supaya minyak dan air bisa menyatu!" desis Trevor dengan menggosok kedua buah dada Gwen.
Gwen menutup matanya, suasana begitu intim. Tubuh Gwen berkhianat, tubuhnya menikmati sentuhan lelaki itu.
Sampai dia merasakan ada sesuatu yang keras menggesek-gesek bokongnya.
"Trey..." Gwen semakin ketakutan.
"Tahan, Gwen!" Trevor berusaha menerobos goa Gwen yang masih tersegel. Jujur saja ini pengalaman pertamanya memerawani seorang gadis, semua wanita yang pernah dia beli tidak ada yang perawan.
Trevor kesulitan mencari lubang itu karena posisi mereka yang berdiri, saat Trevor sudah berhasil menemukan goa tersembunyi itu dia sangat berdebar.
Jantung Trevor berpacu dengan cepat tapi dia harus melakukannya supaya rasa penasaran itu hilang.
Bug!
Tiba-tiba Gwen menendangnya, gadis itu buru-buru menjauhi Trevor dan mencari handuk untuk menutupi tubuhnya.
"Cukup, Trey! Aku bisa mati kalau begini terus!" ucap Gwen yang merasakan hal yang sama, jantungnya serasa mau meledak.
"Kau tidak akan mati, Gwen. Justru kau akan merasa enak!" Trevor masih berusaha membujuk.
Bersamaan dengan itu suara Maudy terdengar memanggil Gwen. Dengan cepat Gwen menendang pintu kamar mandi supaya pintu itu rusak dan terbuka.