NovelToon NovelToon
Petualangan Danu

Petualangan Danu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Romansa Fantasi / Kisah cinta masa kecil / Cinta Seiring Waktu / Epik Petualangan
Popularitas:944
Nilai: 5
Nama Author: mengare

Bayangkan, kedamaian dalam desa ternyata hanya di muka saja,
puluhan makhluk menyeramkan ternyata sedang menghantui mu.

itulah yang Danu rasakan, seorang laki-laki berusia 12 tahun bersama teman kecilnya yang lembut, Klara.

Dari manakah mereka?
kenapa ada di desa ini?
siapakah yang dapat memberi tahuku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mengare, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Klara dan Danu

Cahaya matahari bersinar terang, menembus ufuk sela-sela rimbunan pepohonan hutan.

Burung-burung bernyanyi, hewan-hewan kecil sibuk mencari makan, beberapa berlari dari predator.

Tak terkecuali seekor kijang kecil yang terpisah dari rombongannya, berjalan sendirian, menghampiri semak murbei yang rimbun tanpa tahu kalau ada yang mengintainya dari balik bayangan.

Mata keemasan dengan air liur yang membasahi tanah, berjalan perlahan, dan menerkam mangsanya saat sang mangsa dalam jangkauan.

Kijang kecil bereaksi dengan cepat, menghindar, berlari menjauh dari predator, tapi sayangnya dia berjalan ke dalam hutan.

Harimau sebagai predator mengerang dan melompat memberikan serangan fatal pada titik vital kijang.

Saat sang harimau mau menyantap buruannya, dia menyadari kalau dia tidak sendirian.

Tulang berbagai makhluk hidup berserakan di sana, tersamarkan oleh kabut hitam yang entah dari mana datangnya.

Harimau menggeram menunjukkan dominasinya, tapi lawannya tidak gentar, muncul sepasang mata merah menyala dari balik kabut hitam, dibarengi dengan suara menggeram yang yang terus bertambah bersamaan dengan munculnya sepasang mata lainnya.

Meski lawan yang dihadapinya bertambah, sang harimau tidak gentar. Dia tetap dalam posisi siap menyerang.

Tapi itu hanya sesaat

Saat langkah kaki yang terdengar berat mendekat dari gerombolan mata merah menyala, sebuah aura yang kuat memancar.

Hingga tak ada hewan yang berani bersuara, bahkan sang harimau pun gentar dan mundur perlahan.

Seekor hewan bermata enam muncul dan berdiri dihadapannya, hewan itu dua kali lebih tinggi darinya, menggeram, dan mengaum, mengeluarkan energi aura yang sangat kuat hingga mendorong mundur harimau dan membuatnya berlari seperti pengecut, bersamaan dengan hewan di sekitarnya.

.....

Di lapangan bermain.

Danu berbaring di rerumputan bersama teman-temannya yang telah lelah bermain seharian.

Mereka berteduh di bawah pohon beringin besar yang ada di sana. Danu menggunakan kedua tangannya sebagai bantalan kepalanya, memejamkan mata, merilekskan tubuh dan pikirannya, sementara teman-temannya sedang mengobrol di sampingnya.

"Hey, kalian dengar tidak? Saat rombongan pedagang dari desa kita mau bersiap untuk berangkat, beberapa hari ini, sering ditemukan bangkai hewan yang tersisa tulangnya saja." kata salah seorang dari mereka.

"Ahh paling, cuma manusia yang iseng" sangkal yang lain.

"Enggak, gak mungkin, aku dengar ada beberapa jejek kaki besar seukuran dua jangka tangan."

"masak ah, gak percaya"

"Dia gak bohong kok" yang lain menanggapi, "Ayah juga ikut rombongan, saat pulang bercerita kalau mereka menemukan beberapa bekas cakaran yang besar, bahkan sampai bisa merobohkan pohon loh."

Danu tidak begitu peduli dengan pembahasan mereka, karena bukan sesuatu yang penting baginya.

Seorang dari mereka menoleh ke arah pohon lain yang ditempati oleh Klara yang sedang menggambar sambil memperhatikan mereka dari kejauhan. Dia menyenggol teman yang ada di sampingnya.

Tapi, temannya tidak menanggapi dan meneruskan obrolan mereka. "Omong-omong, katanya kakak di Sofi mau kembali dari perguruan nya di desa sebelah."

Saat mendengar perkataan ini, mereka saling memandang dan menunjukkan ekspresi tidak senang, khawatir, dan takut.

Setelah diam lama, mereka membubarkan diri. Satu persatu pergi meninggalkan Danu sendirian yang terlihat sudah tertidur lelap.

Klara melihat ini sebagai kesempatan baginya, dia mencolek-colek wajah Danu dengan ranting kayu.

Danu merasa terganggu dengan kelakuan usil Klara, dia membuka membuka mata dan mendapati Klara yang duduk disampingnya, tersenyum manis, dengan pipi agak kemerahan.

"Hei, sudah puas colek-colek nya?" singgung Danu, kesal.

Klara berhenti mengusiknya, kembali tersenyum, dan menunjukkan sebuah lukisan pada Danu.

Danu bangun dari tidurnya, menatap dengan seksama lukisan yang ada di depannya.

Danu menatap Klara dengan remeh, "Kamu melukis siapa?"

Klara menunjuk Danu dan menunjukkan wajah penuh percaya diri.

Danu memperhatikan lagi lukisan buram itu dan terdiam dengan jawaban Klara. "Beneran, kamu gambar aku?" tanya nya kembali, memastikan.

Klara mengangguk.

Danu menghela nafas, dia tidak mengetahui bagian mana yang mirip dengannya. Lukisan itu hanya menggambarkan sebatang pohon beringin yang dikelilingi oleh rumput hijau, dan ada sebuah coretan tidak jelas yang lebih mirip asap berwarna putih kebiruan dari pada manusia.

Danu menahan diri untuk tidak marah, mengambil lukisan itu dan menyandingkan nya dengan wajahnya.

"Coba lihat baik-baik, dari mana miripnya?" tanyanya dengan serius.

Klara menunjuk lukisan itu, yakin dengan apa yang digambarnya. "Itu kakak!!"

"Masak aku digambar kayak gumpalan biru kayak gini! Padahal yang lainnya bagus loh!" protes Danu lalu menunjuk bagian lain dari gambarnya, "Lihat! Bahkan teman-teman ku aja bagus loh gambarnya. Lihat! Burung yang terbang saja lebih bagus loh dari pada aku."

"Tapi Kakak Danu memang seperti itu!"

"Seperti gumpalan biru maksudnya."

"iya"

Danu kesal dengan ucapan Klara yang sangat yakin dengan omongannya.

Klara menatap Danu dengan yakin, dalam pandangan Klara, Danu terlihat sedang terselimuti oleh kabut tak kasat mata kebiruan, tapi dia tidak bisa menjelaskan apa yang dilihatnya.

Danu berdecak dan pergi, dia tidak ingin meneruskan perdebatan mereka. Klara mengikutinya dari belakang sambil memanggil manggilnya.

"Kakak

Kakak~"

Kakak!!"

"Apa sih!" sahut Danu, berhenti mendadak, membuat Klara menabraknya secara tak sengaja.

Klara memegang hidungnya yang sakit, melirik ke samping. "maaf" ucapnya dengan lembut, "Kakak Danu jangan marah ke Klara ya~"

Dalam hati Danu ingin marah tapi dia berusaha menahannya.

"i-"

Swus

Danu menghentikan perkataannya, menarik Klara ke dalam pelukannya, dan mundur selangkah.

Klara terkejut dengan apa yang dilakukan Danu. Saat Klara ingin protes, Klara menyadari kalau Danu sedang melindunginya.

Danu memperhatikan sekitarnya, punggung tangan kanannya terluka, luka sayatan yang membuat darah menetes darinya.

"satu, dua, tidak, setidaknya ada enam"

Danu mengatur nafasnya, dia berkonsentrasi penuh pada lingkungan sekitarnya.

Klara merasakan aliran aura disekitar Danu berubah. Danu mengeluarkan kekuatan yang selama ini dia tutupi.

Ada 4 cabang kekuatan bedasarkan sumbernya, Aura yang berasal dari aliran energi kehidupan, Sihir yang berasal dari mana alam, Roh yang berasal dari spirit hidup, dan eliksir yang berasal dari penggunaan ramuan. Sedangkan, aura lah yang paling sulit untuk digunakan dibandingkan yang lain.

Danu telah mempelajari teknik dasar pengendalian aura dengan menggunakan teknik pernafasan. Mendorong aliran darah untuk bekerja lebih keras, menguatkan seluruh indra dan otot-otot tubuhnya.

Danu tidak dapat mengetahui pasti apa yang menyerang mereka. Musuh bergerak dengan cepat dan terselimuti oleh kabut hitam.

satu terbang melewati mereka, 3 lainnya berlari dari balik pepohonan mencari celah mereka, dan 2 menargetkan mereka dari atas pohon.

Setelah menghembuskan nafas, Danu mengambil sikap kuda-kuda, matanya bergerak dengan cepat mengikuti pergerakan lawan.

Danu menggeser kakinya, kedua bayangan yang terbang menyerang secara bersamaan dari depan dan samping.

Danu mendorong dengan lembut dan cepat Klara ke bawah hingga membuat serangan itu meleset.

Klara terjatuh tapi Danu memberikan isyarat untuk tidak berdiri.

Danu mengangkat tumitnya, dengan kedua tangan mengepal kedepan, menghindari serangan beruntun dengan lincah, meski serangan datang tanpa jeda.

Danu bergerak layaknya petinju profesional, melangkah sepat ke depan dan kembali ke posisi awal segera.

Setelah menghindari sekitar 35 serangan berturut dalam 10 detik, Danu memiringkan tubuhnya, menghindar dan menyerang balik secara bersamaan, menjatuhkan satu bayangan hingga tergampar di tanah.

Sementara itu, 3 bayangan yang lainnya ikut menyerang, 3 bayangan itu melompat ke sekitarnya, menyerang Danu dari titik buta nya.

"cih" keluh Danu karena serangan yang semakin intens.

Danu memperhatikan bahwa semua bayangan itu mengincar Klara, semua serangan mereka mengabaikan keberadaannya dan hanya menghindar saat akan menerima serangannya.

Danu menyadari kalau dia harus segera menyelesaikan pertarungan ini dengan cepat, tubuhnya mulai kelelahan karena terlalu lama mempertahankan pernapasannya.

Danu menggeram, dia nekat menerobos pergerakan lawan dan membuat beberapa luka sayatan di lengan, paha, dan punggungnya.

1 bayangan yang melompat menyerang bagian atas tubuhnya, tapi Danu menunduk dan menahan serangan yang lain dengan lengannya.

Monster bayangan itu menggigitnya tapi Danu memanfaatkan kesempatan ini dengan menggenggam kepalanya dengan kuat dan menjadikan senjata itu sebagai senjata.

Memukul sekaligus 2 bayangan yang menyerang bersamaan dengan kuat, hingga 2 dia bayangan itu terhempas dan bersimbah darah dari mulut mereka, karena bagian dalam tubuh mereka yang patah.

Tinggal 3 lagi tetapi mereka pergi menjauh dari tempat tersebut.

Klara yang dari tadi menunduk dan tidak bersuara mencoba melirik kepada Danu yang masih dalam posisi tempur. Klara terbelalak saat melihat darah yang mengalir dari luka Danu, darah itu membasahi baju Danu dan menyatu dengan keringatnya.

Nafas Danu terdengar berat, matanya memerah, dan tetap berusaha untuk tetap berdiri meski terlihat akan tumbang.

Klara mencoba memanggil nama Danu tapi Danu tidak merespon dan pada panggilan yang kedua Danu tergeletak.

Klara Shok dan memapahnya dengan segera.

"Kakak Danu tidak apa-apa? Kakak bertahanlah."

Klara memapah dengan seluruh kekuatan yang dia punya, menghiraukan darah yang membasahi pakaian yang dikenakannya.

Danu mencoba mengelak tapi dia sudah kehabisan seluruh kekuatannya. Klara jelas tidak memiliki cukup tenaga untuk memapah tubuh Danu yang jauh lebih besar darinya.

Danu melirik anak kecil yang sedang mati-matian membawanya mencari bantuan. Klara mengeluarkan banyak keringat, matanya menunjukkan keberanian meski air mata terus mengalir darinya.

Klara tetap berjalan pergi dari tempat yang mengerikan itu.

"Klara, berhenti tinggalkan saja aku. Kamu itu lemah, tidak akan kuat membawaku. Panggil saja bantuan kemari. Aku bisa menjaga diriku sendiri." ucap Danu dengan suara serak.

"Klara g-gak apa-apa kok. Kakak Danu sudah berjuang untuk Klara dan tidak meninggalkan Klara sendirian, jadi Klara juga gak boleh meninggalkan Kakak Danu sendirian." jawab Klara.

Saat ini adrenalin Klara sedang terpacu sehingga dia tidak merasakan beban yang diemban tubuhnya. Dia menguatkan dirinya dalam hati,

"Klara tidak boleh meninggalkan Kakak Danu.

Klara gak pingin sendirian lagi.

Klara gak pengen kehilangan Kakak Danu,

Teman pertama Klara."

Akhirnya Klara berhasil sampai di depan rumah terdekat dan membuat orang-orang dewasa yang melihatnya terkejut. saat mereka mendekat, Klara jatuh. Perasaan lega membuatnya merasakan kesemutan pada setiap tubuhnya.

orang-orang dewasa itu mengecek ke dua anak yang terbaring di tanah, mendapati keduanya pingsan dan tak sadarkan diri.

1
Mengare
kadang aku lupa ngasih kata tidak pada tulisan ku😅
Mengare
terima kasih, maaf kemarin aku ada urusan di real life jadi gak sempat nulis
Cleopatra
Saya suka banget ceritanya, terus semangat menulis ya thor!
Tsubasa Oozora
Aduh, kelar baca cerita ini berasa kaya kelar perang. Keren banget! 👏🏼
Mengare: makasih dah komen
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!