Menikah dengan wanita yang jelek membuat Gilang enggan untuk menyentuh istrinya, sikap Gilang yang keterlaluan membuat Nindi istrinya merubah penampilannya dan bekerja sebagai sekertaris Gilang sendiri.
Apakah Gilang nanti akan tau penyamaran sang istri? ikuti terus ceritanya yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Celo dibuat frustasi
Celo dan pak Bokir supirnya ke seluruh kota mencari buah asem namun tidak ketemu, karena sudah leleh muter-muter akhirnya mereka pulang dengan membawa kedondong dan mangga muda saja, asemnya besok lagi.
"Ini kak Alex," kata Celo sambil menyodorkan mangga muda dan juga kedondong yang dibawanya.
Alex sangat senang saat Celo membawakan apa yang dia minta tapi saat membuka tas kresek yang dibawa Celo dia terlihat murung karena buah asem setengah matangnya tidak ada alias tidak didapat.
"Mana buah asemnya Celo?" tanya Alex
"Buah asemnya nggak dapat kak, sulit cari yang seperti kak Alex mau," jawab Celo
Alex mengembalikan bungkusan yang berisi buah mangga muda dan kedondong, dia merajuk saat ini karena buah asemnya tidak didapat.
"Buang saja, aku sudah nggak minat karena nggak ada asemnya," kata Alex
Celo hanya mampu membolakan matanya, ingin rasanya marah dan melempar kakaknya tapi tentu hal itu hanya keinginan saja tidak mungkin Celo marah pada kakaknya yang lebih tua darinya.
Dengan menghela nafas dia berusaha membujuk Alex kakaknya.
"Kak, asemnya menyusul ya. Aku daritadi muter-muter lo cari ini," ucap Celo
"Nggak usah Celo, buat besok saja atau buang saja aku nggak mau kalau nggak lengkap," sahut Alex
Celo segera keluar dari kamar Alex, karena kesal dia membuang bungkusan yang dibawanya ke tempat sampah.
"Dasar kakak durhaka, nggak menghargai sekali perjuangan adik mencari ini semua," umpat Celo.
Celo turun ke bawah dengan umpatan-umpatannya, mama yang mendengar umpatan Celo pun bertanya
"Kamu kenapa sih Celo?" tanya mama
"Tu ma kak Alex, tadi minta dicarikan mangga muda, kedondong dan juga asem setengah matang tapi aku malah disuruh buang gara-gara gak dapat asemnya, nggak menghargai perjuanganku banget Lo ma, aku sedari tadi sama pak Bokir nyari kemana-mana." Celo mencurahkan kekesalan hatinya pada sang ibunda.
Mama Celo mengelus punggung Celo mencoba menenangkan anaknya yang sangat kesal.
"Sabar Celo, kakak kamu kan lagi ngidam jadi mood nya gampang berubah," ucap Mama
"Tapi Celo kan bukan suaminya ma, yang harus nurutin keinginannya, Celo berasa punya istri saja," gerutu Celo yang membuat mamanya tertawa.
Celo lalu pamit untuk keluar, dia ingin ke bar untuk merefresh otaknya sejenak sekalian mencari wanita untuk tempat melepas hasratnya.
Celo dan Alex dipusingkan dengan kehamilan simpatik yang Alex rasakan, berbeda dengan Gilang dan Nindi yang sebentar lagi akan melangsungkan resepsinya.
"Nanti bulan madu kita ke New Zealand ya sayang, sekalian mewujudkan impian kamu," kata Gilang sambil mengelus rambut istrinya.
Nindi tersenyum lalu mengangguk, dia sungguh bahagia karena Gilang mau memenuhi impiannya untuk pergi melihat Aurora di danau impiannya.
"Makasih ya mas telah mau mewujudkan impianku," ucap Nindi dengan mendongakkan kepalanya menatap Gilang.
"Sama-sama sayang, kamu adalah ratu di hatiku, istri yang amat sangat aku cintai dan segala-galanya buat aku jadi apapun keinginan kamu selama aku mampu pasti akan aku turuti," sahut Gilang.
Nindi yang sangat bahagia bangun dari rebahan nya lalu memeluk Gilang dan pelukannya harus terurai karena kata dari Nindi
"Tapi mas, kita kan sudah beberapa bulan menikah kenapa aku kok belum hamil juga ya," kata Nindi
"Astaga sayang, memangnya baru berapa bulan sih," sahut Gilang
"Aku kok takut ya jangan-jangan," ucap Nindi lagi yang membuat Gilang menyilangkan telunjuknya di bibir mungil Nindi.
"Hey dengarkan aku, jangan berfikiran negatif. Jangan menjudge dirimu nggak bisa memberi keturunan karena baru beberapa bulan menikah, lagipula aku juga masih menikmati masa-masa kita seperti ini," kata Gilang. "Kita kan nggak pernah pacaran jadi kita nikmati anggap saja kita pacaran tapi secara halal," imbuhnya kemudian.
Nindi mengangguk lalu memeluk Gilang kembali.
"Kalau kamu bilang begitu lagi, aku tak segan untuk menghukum kamu," ancam Gilang
"Hukum bagaimana maksud kamu mas?" tanya Nindi
"Hukuman ranjang lah, bila perlu 24 jam nonstop," jawab Gilang terkekeh.
Nindi hanya mampu menggelengkan kepala dan membayangkan bergulat dua puluh jam nonstop.
Bisa-bisa area sensitifnya mati rasa karena di pompa terus menerus.
"Kamu nggak capek bergulat dua puluh empat jam nonstop mas, aku nggak mau tanggung jawab lo bila kamu pingsan saat bergulat," kata Nindi dengan terkekeh
"Sembarangan kalau pingsan sih enggak tapi kalau encok asam urat pegal linu iya," sahut Gilang dengan tertawa.
Nindi yang kesal mencubit perut Gilang, gemas sekali dengan Gilang yang mes um.