5 Miliyar Untuk Melahirkan Keturunan Ku

Setelah menyelesaikan apa yang sudah di perintahkan. Akhirnya Kyarra memberikan laporan pada Alvano. Kyarra yang sudah berdiri di depan Alvano dengan Alvano yang melihat dokumen tersebut dengan serius.

"Kamu yang mengerjakan semua ini?" tanya Alvano dengan alisnya terangkat. Kyarra menganggukkan kepalanya. Pertanyaan Alvano seolah tidak mempercayai dengan hasil pekerjaan dari istrinya itu.

"Apa yang kamu katakan bisa di percaya?" tanya Alvano.

"Ya. Lalu jika bukan saya. Siapa yang mengerjakannya, memang bisa mengerjakan pekerjaan kantor menggunakan joki," jawab Kyarra bingung dengan pertanyaan Alvano.

"Dia memahami semuanya. Apa dia memiliki pengalaman kerja yang baik. Sangat cepat mengerjakan semua ini,"batin Alvano. Alvano tidak percaya. Jika laporan yang di berikan Kyarra sangat sempurna hasilnya.

"Apa ada yang salah?" tanya Kyarra.

"Tidak ada!" jawab Alvano yang menutup dokumen tersebut.

Kyarra merasa lega dengan dirinya yang tidak di sulitkan oleh suaminya sendiri.

"Ya sudah kalau begitu, aku pamit ke luar dulu!" ucap Kyarra.

"Tunggu dulu!" Alvano menghentikan Kyarra yang membuat Kyarra heran.

"Ada apa lagi. Apa ada yang harus saya kerjakan lagi?" tanya Kyarra bingung.

"Bagaimana? Apa kamu sudah hamil?" tanya Alvano.

Kyarra sampai kaget mendengar pernyataan Alvano dengan matanya melotot sampai bola matanya ingin jatuh.

"Hah! Pertanyaan apa itu!" sahut Kyarra.

"Apa kau tuli aku baru saja bertanya apa kau sudah hamil?" tanya lagi Alvano.

"Belum 1 Minggu kita melakukannya. Jadi bagaimana mungkin aku hamil," jawab Kyarra dengan kesal.

"Sama saja dengan kekasihnya yang kerjaannya hanya mempertanyakan kapan hamil. Apa dia pikir langsung di buat bisa langsung jadi apa!" batin Kyarra yang dongkol dengan pasangan yang sama saja tingkat pemikirannya.

"Kenapa kamu tidak hamil juga. Atau jangan-jangan kamu mandul lagi," tuduh Alvano membuat Kyarra melotot.

"Sembarangan mengatakan mandul. Eh aku itu sehat," tegas Kyarra yang tidak terima dengan tuduhan Alvano.

"Lalu kenapa kau belum hamil?" tanya Alvano.

"Ya memang belum waktunya aja dan mana mungkin hamil langsung. Lagi pula jangan hanya menyalahkan 1 pihak saja. Siapa tahu kamu yang bermasalah," sahut Kyarra dengan berani.

"Apa katamu?" tanya Alvano.

"Ya kita itu tidak ada yang tahu. Aku jelas-jelas sudah periksa ke Dokter dan aku sangat sehat dan kamu belum periksa sama sekali dan mana kita tahu. Mungkin saja kau mempunyai penyakit atau apa Dan mungkin saja juga tidak tokcer!" tegas Kyarra

"Apa katamu!" pekik Alvano yang merasa tersinggung dengan kata-kata istrinya itu.

"Kau ulangi sekali perkataan mu?" ucap Alvano yang berdiri dari tempat duduknya.

"Perkataan yang mana. Tokcer dan tidak tokcer," sahut Kyarra. Alvano yang merasa tersinggung dengan pernyataan Kyarra melangkah mendekati Kyarra.

"Kau meragukan diriku di atas ranjang. Bukannya kau sudah merasakannya. Atau kita harus kembali melakukannya untuk yang kedua kalinya agar langsung jadi," ucap Alvano dengan alisnya terangkat yang melangkah mendekati Kyarra dan Kyarra perlahan mundur yang tiba-tiba menjadi takut dengan pria monster di hadapannya seperti ingin menerkam dirinya kembali.

"Hmm, bukan, bukan itu maksud ku. Hmmm begini, aku tidak bermaksud untuk meragukanmu aku hanya bercanda saja dan asal keluar saja dari mulutku," ucap Kyarra dengan terbata-bata yang terus mundur yang benar-benar sangat takut dengan suaminya itu.

"Benarkah!" sahut Alvano. Kyarra menganggukkan dengan cepat kepalanya.

"Tapi aku tidak percaya dengan perkataan mu," ucap Alvano.

"Iya. Apa yang aku katakan benar kok. Ya sudah aku permisi dulu," ucap Kyarra yang buru-buru pergi. Tetapi sayang Alvano langsung menarik tangannya dan memegang pinggang Kyarra yang menarik Kyarra mendekat padanya sehingga tubuh Kyarra menabrak dada bidang Alvano.

Kedekatan wajah di antara keduanya membuat Kyarra begitu terkejut dengan menelan salivanya dan matanya yang terbuka lebar.

"Kau mau kemana. Mau kabur setelah meragukan kemampuan ku?" tanya Alvano dengan alisnya terangkat. Kyarra menggelengkan kepalanya. Wajahnya sangat memerah dan begitu takut dengan Alvano.

"Bagaimana jika kita berdua melakukannya untuk yang kedua kalinya!" ajak Alvano dengan berbisik di telinga Kyarra dengan suaranya yang serak. Hal itu membuat bulu kuduk Kyarra berdiri.

"Kau tidak akan keberatan bukan?" tanya Alvano.

"Hmmm tidak mungkin. Ini adalah kantor dan bagaimana jika ada orang yang melihat?" tanya Kyarra mencari alasan.

"Ini ruanganku dan jika aku memerintahkan untuk tidak ada yang boleh masuk ke dalam ruangan ini maka tidak akan ada yang masuk," tegas Alvano yang tersenyum miring yang sepertinya sengaja mempermainkan Kyarra.

"Tetap saja itu...." Kyarra sampai tidak bisa berkata-kata dan Alvano mengangkat dagu Kyarra yang mensejajarkan dengan bibir nya.

Wajah Alvano maju dan melahap bibir Kyarra. Kyarra memejamkan matanya yang ternyata tidak bisa menolak ciuman dari Alvano. Alvano merasa menang karena Kyarra yang benar-benar sudah masuk ke dalam perangkapnya dan sangat mudah luluh padanya yang tidak bisa menolak dirinya.

Ceklek.

Diandra yang tiba-tiba masuk ke ruangan Alvano dan kaget melihat Alvano yang berciuman dengan Kyarra.

"Alvano!" tegur Diandra. Alvano dan Kyarra sama-sama terkejut dan saling melepas diri.

"Diandra!" sahut Alvano menelan salivanya yang gugup seperti seseorang melakukan kesalahan dan sama dengan Kyarra yang tiba-tiba salah tingkah dan tidak tahu harus melakukan apa yang hanya merapikan rambutnya dengan wajahnya yang panik.

Tatapan Diandra pada Kyarra juga membuat Kyarra jadi takut. Diandra jelas sangat cemburu melihat kekasihnya berciuman dengan wanita lain. Walau wanita itu adalah istri dari Alvano.

"Kamu keluar!" titah Diandra dengan suara dinginnya dan wajahnya yang terlihat begitu marah.

Kyarra menganggukkan kepalanya dan juga menundukkan kepalanya yang langsung buru-buru keluar dan saat berhadapan dengan Diandra. Kyarra hanya menunduk saja dengan melihat kebawah lalu keluar dari ruangan tersebut. Kyarra juga seperti seseorang yang melakukan kesalahan.

Setelah kepergian Kyarra Diandra menutup pintu dan menghampiri Alvano dengan ekspresi wajahnya yang masih tetap sama terlihat sangat marah.

"Apa barusan yang terjadi yang ada di hadapan ku?" tanya Diandra menatap tajam Alvano.

"Kamu menciumnya?" tanya Diandra mengintrogasi kekasihnya.

"Berciuman romantis dengannya?"

Alvano diam seketika tidak punya jawaban untuk kekasihnya ataupun alasan apa yang bisa membuat Diandra tidak bertanya lagi.

"Apa ciuman itu special?" tanya Diandra yang merasa Alvano ada sesuatu dengan Kyarra.

"Diandra!"

"Kamu belum menjawab satupun pertanyaanku," sahut Diandra.

"Apa yang kamu bicarakan Diandra. Bagaimana mungkin aku berciuman special dengan wanita yang hanya bekerja dengan bayaran yang tinggi," jawab Alvano dengan datar.

"Lalu kenapa kamu harus berciuman dengannya di kantor. Ruangan ini hanya milikku. Hanya aku yang bisa melakukan hal itu dan bukan dia! atau wanita manapun!" tegas Diandra dengan rasa cemburunya.

"Diandra cukup! Kamu hanya salah paham. Diandra aku dan Kyarra terikat kontrak dan apapun yang aku lakukan dalam tanda kutip masih dalam pernikahan sesuai dengan kontrak. Maka aku bebas melakukan apapun kepadanya. Aku membutuhkan anak dan aku sudah mengeluarkan banyak uang untuknya. Jadi aku berharap kamu tidak akan mempermasalahkan hal ini karena semua ini adalah ide kamu," tegas Alvano.

"Jadi maksud kamu, ketika kamu terikat kontrak dengan Kyarra kamu bebas bermesraan dengannya dan walah itu di depan mataku. Alvano kontrak itu hanya untuk anak dan bukan hal lain. Kalian sudah melakukannya dan kamu hanya tunggu saja hasilnya dan kamu tidak perlu harus memperlihatkan kepadaku bagaimana hal tadi terjadi," tegas Diandra.

Bersambung