NovelToon NovelToon
Meraih Mimpi

Meraih Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: isha iyarz

" Tapi sekarang kamu jauh dari abang. Siapa yang melindungimu kalo dia kembali merundung? " Arya menghela napas berat. Hatinya diliputi kebimbangan.
" Kalo dia berani main tangan pasti Diza balas, bang! " desis Diza sambil memperhatikan ke satu titik.
" Apa yang dia katakan padamu? " Arya menyugar rambut. Begitu khawatir pada keselamatan adiknya di sana. Diza menghela napas panjang.
" Mengatakan Diza ngga punya orang tua! Dan hidup menumpang pada kakeknya! " ujarnya datar.
" Kamu baik-baik saja? " Arya semakin cemas.
" Itu fakta 'kan, bang? Jadi Diza tak bisa marah! " pungkasnya yang membuat Arya terdiam.
Perjuangan seorang kakak lelaki yang begitu melindungi sang adik dari kejamnya dunia. Bersama berusaha merubah garis hidup tanpa menerabas prinsip kehidupan yang mereka genggam.
Walau luka dan lelah menghalangi jiwa-jiwa bersemangat itu untuk tetap bertahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon isha iyarz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Bel berbunyi. Mentari yang sedang menonton drama Korea di laptop mengeluh. Bel kembali berdentang. Tatiana yang sedang memasak mie melongok gemas dari dapur.

" Diliatin, kek, bentar! " gerutunya sambil membawa sendok menuju keluar.

" Tanggung, Ta! " jerit Mentari sambil terus melotot. Tatiana membuka pintu. Seorang pria dengan tubuh atletis dan rahang tegas berdiri di depannya. Matanya menatap awas. Tatiana mengernyit.

" Ada Diza? " tanya Segara dengan suara tegas. Tatiana refleks menggeleng.

" Dia belum pulang? " nada suara Segara sedikit naik. Tatiana mengangguk.

" Oh, maaf! Boleh tau dia kemana? " Segara mengusap wajah.

" Ikut teman kami ke rumah tantenya " Tatiana menyebutkan sebuah daerah. Segara mengernyit berpikir sesuatu.

" Makasih infonya. Permisi! " Segara undur diri. Tatiana masih mengawasinya hingga Segara menghilang di belokan. Gadis itu tergopoh kembali ke ruang tengah. Melaporkan temuannya pada Mentari.

*****

" Iyya, bang! Namanya Solo. Dia mabuk waktu itu " tukas Diza cepat.

" Dia memang pemabuk " desis Tama pelan. Dia kembali mengawasi Diza.

" Kau harus kembali, bocah! Terima kasih informasi ini! " Tama menghabiskan isi kalengnya. Lalu bergegas berdiri. " Istirahat dulu sebelum pagi tiba. Juma akan mengantar kalian pergi dari sini! " Tama menuju dapur mininya, mencuci tangan dan wajah berkali-kali.

" Aku datang bukan sekedar memberi tahu itu, bang! " Diza tersenyum manis. Tama menoleh. Menatap tajam dengan dahi berkerut.

" Jangan coba-coba bilang aku kembali berhutang denganmu, bocah! Aku tidak mengharap kedatanganmu kemari! " Tama mengepalkan tangan. Jengkel setengah mati.

" Bukan soal itu! " Diza bangkit. Memasukkan kaleng kosong ke tempat sampah di dekat meja kompor. " Abang tahu kehidupan kami dulu di panti? " gadis itu melangkah mendekat. Berdiri berhadapan tanpa khawatir Tama menjitak kepalanya.

" Aku tak pernah mengurusi hidup orang lain, bocah! " desis Tama mulai naik darah. Diza tertawa.

" Aku ingin berkunjung kesana! Anggap saja aku menyelamatkan nyawa abang sekali lagi. Dan abang hanya perlu membawaku ke tempat itu untuk membayarnya. Sekali saja! Mudah bukan? " Diza menatap Tama dengan serius.

Tama menyugar rambut. Wajahnya tampak masih kesal. Gadis ini begitu senang mengaturnya. " Bersiaplah tidur! Juma akan mengantar kalian pulang! " Dan lelaki itu tidak menunggu jawaban apa pun. Dia meninggalkan Diza sendiri di ruang itu.

*****

Benturan di kepalanya membuat Zeta membuka mata perlahan. Matanya silau menatap cahaya yang membias ke wajahnya. Perlahan dia menegakkan tubuh. Kepalanya menoleh melihat arus lalu lintas yang ramai di jalanan.

Zeta menoleh, Diza tampak pulas di sebelahnya. Kepalanya menyandar di jok, memutar memori terakhir yang bisa terangkum. Dia mengikuti langkah Juma ke kamar tengah dengan Chon di kamar sebelah. Dia bergegas tidur begitu tubuhnya menyentuh kasur lantai di ruangan itu. Entah apa yang dibicarakan Diza dengan Tama dia tak tahu.

Dia juga tak merasa Diza menyusulnya tidur. Zeta mengawasi supir yang fokus berkendara. Kecepatan mobil diatas rata-rata. Perlahan Diza menggeliat. Dan sepertinya, Diza juga terkejut begitu mendapati dirinya sedang di dalam mobil yang melaju kencang di jalan raya.

" Kita dimana, Ze? " Diza mengerjapkan mata beberapa kali. Zeta menemukan air mineral di saku kursi di depannya. Tangannya terulur meraih botol sedang itu. Menenggak isinya perlahan lalu menyodorkan Diza.

" Kita pulang, Diz! " lirih Zeta. Diza mengawasi kendaraan yang melintas. Mengingat perjalanan kemarin. Lalu beralih menatap supir di depan mereka.

" Juma? " Diza menegur. Kepala itu hanya melengos tanpa suara. Zeta menggeleng. Lelaki itu bukan Juma. Hanya postur mereka yang mirip. Keduanya saling tatap sejenak.

" Brengsek bang Tama! Dia membius kita? " Pertanyaan Diza yang tidak dijawab Zeta. Dia juga tak tahu apa yang sudah mereka alami. Dan kemungkinan Tama melakukan pembiusan itu bisa saja terjadi.

Zeta mengeluh. Diza menoleh. " Segini aja perjalanan kita? Uh, ngga ada seru-serunya! " Zeta memajukan bibir. Diza menghela napas panjang. Mereka memilih melanjutkan tidur karena supir juga enggan melibatkan diri dengan percakapan. Dia tidak bersuara ketika ditanya. Membuat Zeta hampir menimpuknya dengan ransel yang tergeletak di dekat kaki Diza.

Satu-satunya yang ditanyakan supir hanya alamat. Dan saat Diza menyebut nama jalan, sistem navigasi mobil menunjukkan peta jalan terdekat.

Pukul dua siang mobil merapat ke halaman yang pagarnya terbuka lebar. Zeta dan Diza turun tanpa mengucapkan terima kasih. Hati keduanya masih dongkol. Jika Zeta meradang karena supir tidak sekali pun menjawab pertanyaannya. Diza marah karena merasa diusir paksa oleh Tama.

Dia bahkan tak punya jawaban memuaskan dari lelaki itu tentang panti kemarin. Dan supir juga tidak butuh ucapan basa-basi itu. Tugasnya selesai. Begitu kedua gadis itu turun dan membanting pintu sekuat tenaga dia gegas berbalik arah.

Tangannya terampil menekan nomor tujuan. Telepon tersambung. " Mereka sudah tiba di rumah, bang! " supir itu fokus dengan jalanan.

" Bagus! Terima kasih, Nang! Segera kembali! " Tama menghela napas panjang. Dia duduk di depan jendela sambil memegang sapu tangan yang diberikan Diza kemarin. Tersenyum miring mengingat Diza yang begitu sembrono menemuinya.

" Saya berhasil meretas ponselnya, bang! " Juma keluar dari kamar diujung. Tama mengangguk. Menerima tablet yang diulurkan Juma padanya.

" Tunggu Danang kembali. Kita bergerak setelahnya! " Tama segera kembali ke meja depan. Juma mengangguk. Kembali ke kamarnya menyiapkan diri.

*****

" Astaga! Kalian kemana, sih? Janjinya dua hari, eh, malah dua hari setengah baru kembali! " Mentari yang sedang berbaring di depan televisi bangkit tergesa begitu melihat Diza dan Zeta melangkah masuk.

" Ada kendala di perjalanan! " sahut Diza malas.

" Tapi kalian 'kan bisa titip pesan, Diz! Bikin cemas tau, ngga? " Mentari manyun. " Ngga ada oleh-oleh? " lanjutnya sambil melirik ransel di gendongan Zeta yang melangkah di depannya.

" Nanti, kami rehat dulu! Kamu ngga kuliah? Tatiana mana? " Diza melongokkan kepala ke dapur sebelum melangkah menuju tangga.

" Udah pulang. Tatiana menemani kak Bulan belanja " Mentari membatalkan langkahnya menaiki tangga. Filmnya sudah mulai setelah iklan lewat beberapa menit tadi. Kembali melanjutkan acara menontonnya di saluran khusus film Korea itu.

" Oh, ya, Diz! Kemarin ada cowok nyariin kamu! " teriak Mentari sebelum bayang Diza benar-benar hilang diujung tangga. Sepi. Tak ada tanggapan dan Mentari tidak peduli lagi.

" Siapa, Diz? " Zeta yang hendak membuka pintu kamarnya menoleh. Diza hanya mengangkat bahu. Walau dia bisa menebak kedatangan Segara. Dia harus menyiapkan alasan agar lelaki itu tidak tahu apa yang sudah dia lakukan. Arya bisa semaput jika Segara memberinya tahu.

Malam tiba. Mereka makan malam seperti biasa. Bercakap-cakap dan Bulan memaksa bercerita perjalanan ke rumah tante Zeta. Membuat Diza dan Zeta terpaksa membual. Dan hanya Tatiana yang tidak mengajukan pertanyaan. Diza sesekali meliriknya cemas. Tatapan Tatiana tampak penuh ancaman.

Dan tebakannya tepat. Tatiana menawarkan bantuan menggantikan Zeta mencuci piring. Gadis itu menyingkir ke ruang tengah sambil tertawa senang. Diza menghela napas panjang.

" Kalian sebenarnya kemana? " Tatiana melipat kedua tangan di depan dada. Wajahnya tegang.

" Ada apa? " Diza tersenyum kecut. Sepertinya percuma jika dia nanti menyangkal.

" Tante Zeta menelpon ke rumah ini di sore keberangkatan kalian. Dia bilang minggu depan akan datang kemari menjemput karena libur nasional dua hari berturut dijung pekan. Zeta bisa lama libur di rumahnya. " Tatiana menarik seringai.

" Dia menanyakan Zeta. Kubilang sedang dalam perjalanan ke rumahnya. Tante itu hanya tertawa dan tidak percaya. Dia bilang Zeta sudah tahu dia akan pindah ke rumah baru. Rumah dinas yang diberikan karena mutasi suaminya. Dan Zeta ... ngga tau alamat barunya " Tatiana menjeda kalimat terakhirnya sambil menyorongkan tubuh.

Diza membelalak kaget. " Dan kamu tahu, Diz? Membohongiku sama artinya dengan laporan untuk bang Arya! ". Mereka saling menatap tajam.

1
Dhedhe
deg²an bacanya ..ikut berimajinasi 🤭🤭
Iza Kalola
wow woww... sport jantung..🫠
Iza Kalola
penuh misteri 🫠
Aisha Lon'yearz
thanks dukungannya, kaka
Iza Kalola
cukup menegangkan dan aku suka cerita yang seperti ini... semangat thor, masih nungguin kelanjutan ceritanya./Determined/
Iza Kalola
keren, semoga makin banyak yg baca karya ini. semangat selalu author/Determined/
Aisha Lon'yearz
makasihhh 😊
Jasmin
lanjut Thor
Jasmin
aku suka, aku suka... gaya bahasa yg enak dan gak bisa di lewatkan per kata 🥰
Jasmin
mantap Thor
Jasmin
Arya 💥
Jasmin
keren Thor ..
Jasmin
keren
Fannya
Aku suka banget ceritanya, terus berinovasi ya thor!
Daina :)
Ditunggu cerita baru selanjutnya ya, thor ❤️
Kieran
Membuat mata berkaca-kaca. 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!