18+ 🔥
"Pa, ini tidak seperti yang papa bayangkan, please percaya pada Ando pa."
"Nikahi gadis itu, atau papa tarik semua fasilitas yang papa berikan padamu selama ini."
.............
"Ma Pa, sungguh ini salah paham Nada dan Anak itu tidak melakukan apapun".
"Cukup, diam dan turuti perintah Papa, sebelum nama baik keluarga kita tercoreng."
Cerita ini mengisahkan seorang mahasiswi dan pelajar sma yang terjebak pernikahan karena sebuah kesalah pahaman yang tidak disengaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mawarjingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Villa tua milik kakek
"Mau jalan-jalan dulu atau langsung pulang yang?" tanya Ando, saat keduanya telah meninggalkan pekarangan rumah Digta dan kong parta.
Meski tadi sempat tertahan oleh kong Parta yang melarangnya untuk tidak pulang cepat.
"Lu buru-buru bener, entar dulu nape pulangnye, mentang-mentang punya bini cakep lu, terus bawaannya pengen kelonan mulu lu ye!" ucap kong parta.
Membuatnya meringis malu, mau nggak mau, akhirnya ia pun mengiyakan untuk tinggal beberapa saat, untuk sekedar ngopi bareng sembari mengobrol.
"Pengen lihat villa nya Almarhum kakek Sabar boleh?" tanyanya sembari Menyenderkan kepalanya di punggung Ando.
"Villanya kan udah rusak yang, udah nggak bisa ditempatin, Rencananya Nanti kalau papa udah ada waktu senggang, mau dibangun baru lagi, jadi kesananya Nanti aja ya!"
Nada diam tak menjawab, membuat Ando menghela nafas panjang.
"Yaudah kita kesana!" ucapnya.
Nada berbinar senang, tanpa sadar memeluk erat pinggang Ando, membuat sang pemiliknya tersenyum senang, dan Repleks tangannya bergerak menyentuh tangan Nada yang berada dipinggangnya dengan sebelah tangannya.
Tidak pernah sedikitpun terbayangkan oleh Nada, akan duduk berduaan di atas motor seperti ini, bersama Suami Anak Sma nya. menikmati perjalanan ditengah hiruk pikuknya suasana ibukota.
Ando memarkirkan motornya di depan villa tua peninggalan almarhum kakeknya yang jaraknya tidak jauh dari rumah Digta dan kong Parta.
"Semenjak kakek nggak ada, villa ini nggak terawat yang!" Ucap Ando sembari menuntun Nada memasuki villa, yang memang tidak dikunci.
"Emang kakek udah berapa lama meninggal?" tanya Nada mengikuti langkah Ando yang menggenggam erat tangannya sejak turun dari motor.
"2 tahun lebih 1 bulan, kira-kira." Tangannya bergerak mengibas-ngibas sarang laba-laba yang mulai menjuntai merambat memenuhi ruangan depan villa tersebut.
"Sayang banget, villa sebagus ini dibiarin kosong gitu aja, kan bisa tuh sewa jasa orang buat merawat villa ini." ucap Nada dengan matanya yang tidak berhenti melihat-lihat setiap sudut didalam ruangan itu, seakan menemukan tempat baru yang menjadi sebuah pemandangan menakjubkan baginya.
Ada begitu banyak barang-barang Antik dan legend didalam ruangan tersebut, sebagian ada yang ditutupi kain putih, dan sebagian dibiarkan terbuka begitu saja, membuat barang-barang tersebut kusam tertimpa debu.
"Udah pernah nyoba beberapa kali, nggak ada yang mau yang, mungkin karena dari luar villa ini terlihat tua seperti bangunan sekelas Candi atau rumah joglo gitu." ucapnya disertai kekehan.
"Ish, kamu tuh."
"Mau lihat kamar aku nggak?" tanyanya, menggenggam kembali tangannya yang sempat terlepas, saat membuang beberapa sarang laba-laba tadi.
"Boleh tuh!" Ucapnya kembali berbinar.
"Ini nih yang, kamar aku." ujar Ando saat sudah sampai didalam kamarnya.
Nada menyusuri kamar tersebut, yang didominasi dengan dinding warna cream gelap dan kusennya berwarna coklat khas warna pelitur. membawa kesan sejuk dan Adem saat dipandang.
Tangannya terulur menyentuh rak yang dipenuhi buku-buku sejarah, serta beberapa jenis novel milik penulis terkenal.
"Kamu suka baca?" Matanya mengerling kearah Ando yang sedang membuka jendela Agar udara masuk, karena didalam kamar tersebut terlalu pengap saking banyaknya debu yang sudah bertumpuk dan menebal disetiap barang yang terbuka.
"Lumayanlah yang, suka banget sih nggak, sebagian buku itu milik Bang rifal." Ucapnya sembari melangkah menghampiri istrinya.
"Bang Rifal siapa?" tanyanya dengan kening berkerut.
"Kakak sepupu yang, kalau kita resepsian pasti datang, aku kenalin deh Nanti."
Nada hanya mengangguk-angguk mengerti.
"Pulang sekarang nggak?" tanyanya sembari melingkarkan kedua tangannya dipinggang istrinya, memeluknya dari belakang.
Nada yang sedang Asyik membaca buku, tiba-tiba membeku seketika, lagi-lagi ia belum bisa terbiasa untuk menerima sentuhan-sentuhan Ando yang selalu membuatnya salah tingkah.
"Kok diem sih?" Ucapnya sembari uyel-uyel gemas hidungnya dileher istrinya, meniup-niup pelan kuping istrinya seolah sengaja memancing gairah.
"A-Ando?"
"Kenapa hmm?" tanyanya menggit ujung kuping istrinya gemas.
"Ihs jangan gini, kamu harus lihat-lihat tempat dong!" kesalnya.
"Yaudah kalau gitu pulang ke villa papa yuk, entar sore kan masih harus pulang kerumah." ucapnya masih memeluk erat tubuh istrinya.