NovelToon NovelToon
Misi Jantung Berdebar

Misi Jantung Berdebar

Status: sedang berlangsung
Genre:Kriminal dan Bidadari / Bad Boy / Sistem / Cintapertama
Popularitas:105
Nilai: 5
Nama Author: Ray Nando

​Di sudut sebuah toserba 24 jam yang sepi, seorang pemuda berdiri di balik kasir. Namanya Jin Ray.

​Ray bukan pemuda biasa. Di balik seragam toserba berwarna oranye norak yang ia kenakan, tubuhnya dipenuhi bekas luka. Ada luka sayatan tipis di alis kirinya dan bekas jahitan lama di punggung tangannya. Tatapannya tajam, waspada, seperti seekor serigala yang dipaksa memakai kalung anjing rumahan.

​“Tiga ribu lima ratus won,” ucap Ray datar. Suaranya serak, berat, jenis suara yang dulu membuat orang gemetar ketakutan saat ia menagih utang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray Nando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Raja Palsu dan Realitas yang Retak

​Kang Min-Ho melayang tiga meter di atas lantai panggung yang hancur. Sayap emas di punggungnya bukan bulu, melainkan ribuan pedang energi yang tersusun rapi. Matanya putih total, memancarkan cahaya yang menyakitkan untuk dilihat.

​[BOSS RAID DIMULAI]

[Target: Kang Min-Ho (Admin Mode)]

[HP: 100% | Armor: Absolut]

​"Kalian pikir bisa mengalahkan Tuhan di dunianya sendiri?" suara Min-Ho menggema, terdengar seperti ribuan orang bicara bersamaan.

​Dia mengibaskan sayapnya. Puluhan pedang energi emas meluncur turun seperti hujan meteor ke arah Ray, Ujang, dan Hana.

​"Ujang! Perisai!" teriak Ray.

​Ujang membanting koper Cello-nya ke lantai. Koper itu terbuka, melebar, dan membentuk barikade baja berlapis energi biru.

​TING! TING! TING!

​Pedang-pedang emas menghantam perisai Ujang, menciptakan percikan api yang dahsyat. Ujang menggeram, kakinya terseret mundur di lantai marmer, menciptakan parit kecil.

​"Dia kuat sekali!" geram Ujang, keringat membasahi keningnya. "Perisaiku cuma tahan 10 detik lagi!"

​"Hana!" panggil Ray. "Jatuhkan dia ke tanah!"

​Hana, yang berlindung di belakang Ujang, memejamkan mata. Dia melihat Admin Code yang melindungi Min-Ho. Dia tidak bisa menghapusnya, tapi dia bisa memanipulasi ruang di sekitarnya.

​[Skill: Gravity Well (Sumur Gravitasi)]

​Hana mengarahkan tangannya ke langit-langit tepat di atas Min-Ho.

​"Turun kau!"

​Plafon ballroom di atas Min-Ho mendadak menjadi 100 kali lebih berat. Reruntuhan lampu kristal dan beton jatuh menimpanya, ditambah dengan tekanan gravitasi yang meningkat drastis.

​Min-Ho terdorong ke bawah. Sayapnya goyah.

​"Sekarang, Ray!"

​Ray melompat keluar dari balik perisai Ujang. Dia menggunakan reruntuhan meja prasmanan sebagai pijakan, melompat tinggi ke udara. Sarung tangan taktisnya bersinar hitam pekat—energi Glitch murni.

​"Makan ini, Bos Palsu!"

​Ray meninju wajah Min-Ho tepat saat Admin itu sedang menahan reruntuhan plafon.

​BAM!

​Min-Ho terhempas jatuh ke lantai panggung, menciptakan kawah besar. Debu membumbung tinggi.

​[HP Min-Ho: 95%]

​"Hanya 5%?!" Ray mendarat, kaget. "Kulitnya terbuat dari apa? Diamond?"

​Dari dalam debu, Min-Ho bangkit perlahan. Jas putihnya sedikit kotor, tapi dia tidak terluka parah. Dia terlihat sangat marah. Sangat, sangat marah.

​"Berani sekali..." desis Min-Ho. "KAU MERUSAK WAJAHKU!"

​Min-Ho merentangkan tangannya. Langit-langit ballroom pecah. Bukan karena gravitasi Hana, tapi karena realitas itu sendiri mulai retak.

​"Jika aku tidak bisa mengatur dunia ini dengan indah, maka aku akan menghancurkannya bersama kalian!"

​[SYSTEM ERROR: CRITICAL FAILURE]

[REALITY SHIFT IN PROGRESS...]

​Dunia berkedip. Ballroom mewah itu lenyap seketika.

​LOKASI 1: TOSERBA RAKSASA (Glitch World)

​Tiba-tiba, mereka berdiri di atas rak makanan ringan raksasa.

​Mereka telah diteleportasi kembali ke Toserba tempat Ray dan Hana pertama kali bertemu—tapi ukurannya diperbesar 50 kali lipat. Kaleng soda sebesar tangki air. Mi instan sebesar kasur.

​Min-Ho melayang di depan rak skincare raksasa.

​"Tempat sampah ini..." Min-Ho jijik melihat sekeliling. "Tempat di mana cinta murahan kalian dimulai."

​Dia mengambil botol sampo raksasa dan melemparkannya ke arah mereka.

​"Awas!"

​Ujang menembakkan roket dari koper Cello-nya. Roket itu menghantam botol sampo di udara.

​BOOM!

​Cairan sampo kental meledak, membanjiri lantai (yang sebenarnya adalah meja kasir raksasa). Lantai menjadi sangat licin.

​"Hana! Buat jalan!"

​Hana menggunakan kekuatan arsiteknya. Dia mengubah tumpukan mi instan raksasa menjadi tangga spiral yang menuju ke arah Min-Ho.

​"Ray, naik!" teriak Hana.

​Ray berlari menaiki tangga mi instan itu. Kakinya lincah melompat dari satu bungkus ke bungkus lain.

​Min-Ho menembakkan laser dari matanya. Ray meluncur di atas bungkus keripik kentang untuk menghindar, lalu melompat tepat ke arah dada Min-Ho.

​"Listrik Statis Maksimal!"

​Ray menghantam dada Min-Ho. Kali ini efeknya lebih besar karena lingkungan Glitch melemahkan pertahanan Admin.

​[HP Min-Ho: 70%]

​Dunia berkedip lagi.

​LOKASI 2: SITUS KONSTRUKSI PIKSEL (Retro Game World)

​Mereka kini berada di dunia 8-bit. Tubuh mereka menjadi kotak-kotak piksel. Langit berwarna ungu neon.

​Min-Ho berubah menjadi Naga Piksel Raksasa (mirip boss game RPG lawas).

​"ROAAAAR!" (Suara auman bit-crushed).

​"Ini gila!" seru Ujang, melihat senjatanya berubah menjadi Blaster Gun kotak-kotak. "Tapi aku suka gayanya!"

​Ujang menahan tombol tembak. Peluru piksel merah memberondong Naga Min-Ho.

​Hana melihat sekeliling. Di dunia game ini, logikanya lebih sederhana.

​"Ray! Di dunia ini ada Power Up!" seru Hana. Dia menunjuk sebuah blok tanda tanya ? yang melayang di udara.

​"Pecahkan itu!"

​Ray melompat dan meninju blok itu.

​DING!

​Sebuah Bintang Bersinar jatuh ke arah Ray. Ray menangkapnya.

​Tubuh Ray bersinar pelangi. [Mode: Invincible (10 Detik)]

​"Waktunya balas dendam!"

​Ray lari menembus api naga Min-Ho tanpa terluka. Dia memanjat ekor naga piksel itu, berlari di sepanjang punggungnya, dan menghantam kepala naga itu berulang kali.

​HIT! HIT! CRITICAL!

​Min-Ho meraung kesakitan. Tubuh naganya mulai berkedip merah (tanda Low HP).

​[HP Min-Ho: 30%]

​"CUKUP!" teriak Min-Ho.

​Dunia meledak menjadi serpihan kode biner.

​LOKASI 3: THE VOID (Ruang Hampa Putih)

​Tidak ada lantai. Tidak ada langit. Hanya ruang putih tanpa batas. Ray, Hana, dan Ujang melayang di kehampaan.

​Min-Ho berada di tengah, wujudnya tidak stabil. Setengah manusia, setengah monster data yang rusak. Wajah tampannya retak, menampakkan kode merah di bawah kulitnya.

​"Kalian... perusak..." napas Min-Ho memburu. "Kalian pikir kalian pahlawan? Tanpa aku, dunia ini akan di-reset! Semuanya akan hilang! Hana, kau akan mati!"

​Hana melayang maju. Jubah arsiteknya berkibar meskipun tidak ada angin.

​"Aku lebih memilih mati sebagai diriku sendiri daripada hidup sebagai bonekamu," kata Hana tenang.

​Hana merentangkan kedua tangannya. Dia tidak menyerang Min-Ho. Dia menyerang ruang hampa itu sendiri.

​[Skill Ultimate: Architect's Cage (Sangkar Arsitek)]

​Cahaya biru keluar dari tubuh Hana, membentuk kubus transparan yang mengurung Min-Ho. Kubus itu menyusut, membatasi pergerakan sang Admin.

​"Ujang! Kunci pergerakannya!" perintah Ray.

​Ujang mengarahkan semua sisa senjata di koper Cello-nya: Roket, senapan mesin, granat.

​"Ini untuk semua orang yang kau injak, Brengsek!"

​Ujang menembakkan segalanya serentak ke arah kubus itu. Ledakan beruntun membuat Min-Ho terpaku di tempat, sibuk menahan damage.

​Ray mengaktifkan Thunder Gauntlets-nya untuk terakhir kalinya. Kali ini, dia tidak menggunakan listrik. Dia memanggil Virus Glitch yang diberikan Zero, mengalirkannya ke tinjunya. Tinjunya menjadi hitam pekat, menyerap cahaya di sekitarnya.

​"Ini akhirnya, Min-Ho."

​Ray meluncur bak roket menuju Min-Ho yang terperangkap.

​"TIDAAAAK!" Min-Ho mencoba menahan serangan Ray dengan tangan kosong.

​Tinju hitam Ray bertemu dengan telapak tangan emas Min-Ho.

​Hening sedetik.

​Lalu, retakan hitam menjalar dari tangan Ray ke lengan Min-Ho, ke bahunya, ke wajahnya, dan akhirnya ke seluruh tubuhnya.

​[DELETE COMMAND: EXECUTED.]

​"Hana... aku mencin..."

​Kata-kata terakhir Min-Ho terputus saat tubuhnya hancur menjadi triliunan partikel debu data yang lenyap di udara hampa.

​[BOSS DIKALAHKAN.]

[GAME OVER.]

​Kehampaan putih itu mulai runtuh. Gelap mulai menyelimuti pandangan mereka. Ray merasa tenaganya terkuras habis. Dia melihat Hana dan Ujang juga mulai memudar.

​"Ray!" Hana mencoba meraih tangan Ray.

​Tapi jarak mereka terlalu jauh. Gravitasi menarik mereka ke arah yang berbeda.

​"Hana! Bertahanlah!" teriak Ray.

​Suara sistem terdengar untuk terakhir kalinya, tapi nadanya berbeda. Bukan robotik, melainkan suara wanita yang lembut.

​[Sistem Lama Dihapus.]

[Memulai Ulang Dunia (Rebooting World)...]

[Menyimpan Data Karakter Inti: Jin Ray, Choi Hana.]

[Proses Reset Dimulai dalam 3... 2... 1...]

​Semuanya menjadi hitam.

1
FANS No 1
💪🔥🔥
Ray void
selamat membaca😁😁🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!