NovelToon NovelToon
Benih Sang Cassanova

Benih Sang Cassanova

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:45.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: D'wie

Rainero yang tampan dan kaya memiliki pesona bagi para wanita, semua yang ada disekelilingnya dapat diatur olehnya dan mengikuti jejaknya.

Namun kehidupan sempurnanya ternodai oleh diagnosasi kemandulan. Dia ditinggalkan oleh calon istrinya, dia menjadi lelaki yang mempermainkan berbagai wanita.

Suatu hari, sebuah malam penuh gairah yang dia lewatkan dengan sekretarisnya Shenina, memunculkan perubahan kedua dalam kehidupannya-- Shenina hamil.

Shenina cantik, cerdas dan baik hati, Rainero tidak bisa mengendalikan hatinya yang terus memperhatikan dia.

Namun Rainero yang mandul bagaimana bisa membuat orang hamil ? Dia mengusirnya dengan marah.

Kebenaran terungkap ...
Shenina sedang mengandung anaknya...
Rainero menjadi gila, namun wanita yang dicintainya menghilang tanpa jejak.

Akankah mereka bertemu kembali ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BSC 34

"Hei boy, berhenti!" Panggil Rainero lagi menggunakan bahasa Inggris. Tapi kali ini suaranya lebih kencang dan sukses membuat sang anak menoleh ke arahnya.

"Hei, Boy, kemari!" panggilnya lagi sambil melambaikan tangan ke arah sang bocah laki-laki.

Anak laki-laki itu menoleh ke kanan dan ke kiri, tapi tidak menemukan siapapun jua.

Rainero yang tak sabaran lantas memegang handle pintu, berniat keluar untuk menghampiri sang bocah.

Melihat Rainero yang sepertinya hendak mendekatinya, seketika anak laki-laki itu pun berlari sambil menjerit.

"Mamaaaaa ... ada penculik, Ma. Mamaaaaa ... "

Rainero yang tidak paham bahasa Indonesia hanya bisa melongo. Padahal ia belum sempat turun dan menghampiri anak itu, tapi dia justru telah lebih dahulu kabur.

"Ck ... kok dia lari sih?" omel Rainero saat melihat anak itu berlari kencang.

Sang sopir sebenarnya paham bahasa Indonesia, tapi sayangnya dia tidak mendengar teriakan anak itu karena kaca mobil yang masih tertutup rapat.

"Mamaaaa ... " teriak anak itu lagi sambil berlarian.

"Bejo, ada apa toh, Nak? Kamu kenapa?" tanya seorang wanita paruh baya yang ternyata ibu anak laki-laki itu. Kebetulan ia baru keluar dari warung. Saat melihat anaknya menjerit ketakutan, sontak saja ia menghampiri anaknya.

Orang-orang yang kebetulan juga ada di warung dan sekitarnya yang melihat serta mendengar teriakan anak itu pun ikut mengerumuni Bejo.

"Itu Ma, ada penculik. Dia mau culik Bejo, Ma," tunjuk Bejo dengan mulut masih penuh bakso krispi.

"Apa??? Penculik? Dimana penculiknya? Kasi tau Mama. Biar Mama habisi orang itu."

"Iya, Jo. Cepat kasih tau sebelum orangnya kabur."

Bejo pun diserbu pertanyaan oleh warga sekitar. Tanpa mencari tahu keberadaannya terlebih dahulu, mereka langsung saja terpancing emosi.

Bersamaan dengan itu, mobil Rainero pun mendekat. Rainero yang masih menginginkan makanan yang anak laki-laki itu makan pun menyusuri jalan berharap bisa menemukan anak itu dan kembali bertanya dimana ia membelinya.

"Itu Ma, itu mobilnya. Dia mau culik Bejo, Ma," adu anak itu.

Sang ibu pun menggeram kesal. Lantas ia mendekati mobil Rainero. Kaca mobil yang masih diturunkan membuat sang ibu bisa melihat kalau yang ada di dalam mobil itu seorang bule. Dengan perasaan marah, ia mengambil telur di dalam kantong belanjaannya dan melemparnya tepat mengenai dahi Rainero hingga telur itu pecah dan membuat wajah Rainero kotor oleh telur pecah.

"Shitt!" pekik Rainero terkejut saat mendapatkan serangan tiba-tiba dari ibu-ibu itu dengan telur.

"Dasar penculik! Keluar kau, cepat!" teriak sang ibu membuat dahi Rainero mengernyit. Ia pun sebenarnya kesal kenapa ia tiba-tiba saja diserang seperti ini.

Rainero ingin marah dan bertanya apa alasannya melemparinya dengan telur, tapi belum sempat ia melontarkan pertanyaan, tiba-tiba saja datang kerumunan mendekat ke arah mobilnya.

"Hei penculik, keluar kau! Sini kalau berani! Ayo!" teriak mereka.

"Iya, cepat turun! Atau mobilmu kami bakar. Ayo cepat turun!" teriak mereka bersahut-sahutan.

Rainero yang panik lantas segera menutup kaca mobilnya.

"Mereka kenapa? Kenapa mereka sepertinya marah-marah padaku?" beo Rainero gusar sendiri.

"Bos, sepertinya mereka salah paham. Mereka mengira Anda penculik," ucap sang sopir yang sempat mendengar teriakan orang-orang itu.

"Apa? Apa mereka gila? Aku ... orang setampan ini dikira penculik?" seru Rainero terkejut.

Sang sopir mengangguk sambil meringis, apa hubungannya penculik sama wajah tampan coba? Yang namanya penculik tidak bisa dilihat dari wajah. Malah sekarang banyak penculik, pembunuh, dan penipu berwajah tampan atau cantik. Terlihat tampan/cantik, baik, dan polos, tahu-tahunya seorang penjahat.

Brakkkk ...

Brukkk ...

Buggh ...

Duk ...

Mobil Rainero tampak digedor-gedor dan dipukul-pukul warga. Ada yang menggunakan tangan kosong, ada yang menggunakan batu, dan ada yang menggunakan kayu membuat Rainero bergidik ngeri bercampur khawatir.

"Keluar kau penculik! Biar kami habisi d

kau," teriak mereka.

"Keluar!"

"Woy penculik, keluar kau sebelum mobilmu kami bakar!" teriak mereka yang ternyata kini kian ramai. Warga datang berbondong-bondong mengira Rainero benar-benar penculik tanpa mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu.

Rainero benar-benar panik sekarang.

"Heh, kamu, kenapa hanya diam? Cepat jalankan mobil ini!" teriak Rainero kesal karena sang sopir hanya diam. Bukannya segera menyalakan mobil dan pergi dari amukan massa. Bisa-bisa mereka pulang ke negara mereka tinggal nama kalau tidak segera pergi dari sana.

Sang sopir dengan wajah pias pun menoleh, "kita ... dikepung, bos." Sang sopir menggestur ke depan mobil. Ternyata mobil mereka telah dihadang. Mereka bahkan bertindak bar-bar dengan memukul-mukul kaca mobil hingga nyaris pecah.

Rainero sebenarnya ingin keluar untuk menjelaskan kalau ia bukanlah penculik, tapi setelah dipikir-pikir lagi, keluar pun percuma. Semua orang kini sedang emosi karena praduga mereka. Memaksakan turun sama saja bunuh diri. Orang yang sedang dikuasai emosi biasanya enggan mendengarkan penjelasan. Mereka justru akan langsung menghakiminya tanpa bertanya lagi. Yang ada sama saja dia mengantarkan nyawa lalu berakhir mati konyol.

"Astaga, mereka bar-bar sekali!"

Brakkk ...

Terdengar retakan dari kaca samping tepat dimana Rainero berada. Rainero sudah syok apalagi saat melihat retakan itu kian menjadi dan nyaris pecah. Satu mobil dikepung warga satu kampung, bagaimana Rainero tak panik coba?

Dalam hitungan detik, kaca mobil bagian samping dan depan benar-benar pecah. Mata Rainero membulat saat sebuah tangan hendak meraih kerah bajunya hingga suara tembakan di udara menghentikan mereka.

Dorrrr ...

Ternyata beberapa saat yang lalu mobil polisi lewat. Mereka pun segera turun untuk menghentikan aksi main hakim sendiri para warga, tapi warga yang kadung emosi justru tak menggubris petugas polisi itu hingga akhirnya mereka terpaksa melepaskan tembakan ke udara untuk melerai kekacauan itu.

"Sebenarnya ini apa yang terjadi? Kenapa kalian beramai-ramai menyerang mobil itu?" tanya petugas dengan wajah datarnya.

Yang ditanyai pun menjawab dengan lantang, "mereka penculik, pak. Mereka mau menculik Bejo, anak ibu itu?" tunjuk salah satu warga yang merupakan tetangga ibu Bejo.

"Benar begitu?" tanya sang petugas polisi pada ibu Bejo.

"Benar, pak. Tadi anak saya teriak penculik terus menunjuk mobil ini. Di dalamnya ada bule. Sepertinya mereka sindikat penculikan anak, pak. Ayo pak, tangkap mereka! Hukum mereka, pak. Kalau perlu hukum mati, biar kapok, nggak bisa nyulik lagi," ucap ibu Bejo menggebu-gebu.

Lalu petugas tersebut mengalihkan atensinya pada Rainero. Dilihatnya wajah Rainero yang tampak kacau karena pecahan telur, tapi dari pakaian yang Rainero pakai, terlihat bukan pakaian murahan. Lalu petugas polisi itu pun menginterogasi Rainero.

"Can you speak in Indonesian?" tanya petugas itu dan Rainero menggeleng.

"No, i can't."

Rainero lantas turun dari mobilnya agar bisa berbicara dengan leluasa dengan petugas polisi itu.

Petugas itu pun mengangguk dan melanjutkan interogasinya.

"Siapa Anda? Apa Anda benar penculik?" tanya petugas itu menggunakan bahasa Inggris.

"Tidak, saya bukan penculik. Apakah tampang saya seperti seorang penculik?" jawab Rainero kesal, tapi tetap berusaha menjaga intonasinya.

"Lantas, kenapa mereka menyebut Anda penculik?"

"Saya pun bingung. Awalnya saya memanggil anak kecil yang sedang makan sambil berjalan. Tiba-tiba saja saya menginginkan apa yang anak itu makan. Sebagai informasi, saya sedang mengalami sindrom cauvade. Oleh sebab itu, saya memanggil anak itu untuk bertanya dimana dia membeli makanan itu. Tapi bukannya dia mendekat saat saya panggil, tapi dia justru tiba-tiba saja berlari. Tak lama kemudian, mereka datang dan menyerang saya," papar Rainero sambil menggestur ke arah kerumunan.

Sebagian dari mereka tampak sibuk mendengarkan pembelaan diri dari Rainero sambil merekam dan mengambil gambar kejadian itu. Maklumlah, sekarang zaman apa-apa diviralin. Tidak bisa melihat kejadian aneh sedikit atau apapun itu, mereka akan langsung mengambil ponsel, merekam, kemudian membagikannya dengan caption suka-suka. Tak sedikit, mereka membuat caption nyeleneh sehingga membuat orang salah paham.

"Bohong. Dia bohong, pak. Ayo, tangkap mereka, pak," seru para ibu-ibu yang dikomandoi ibu si Bejo.

"Tenang, tenang. Ingat, negara ini negara hukum. Tindakan kalian tadi sudah termasuk tindakan anarkis. Kalian main hakim sendiri tanpa membuktikan kebenarannya terlebih dahulu, apa itu dibenarkan?" tegas petugas polisi tersebut membuat warga tiba-tiba kicep.

Lalu petugas polisi itu menoleh ke arah Bejo, "apa dia anak yang akan diculik itu?" tanyanya ke arah sang ibu.

"Benar, pak. Kalau bapak tidak percaya, tanya saja anak saya. Kamu tadi mau diculik kan, Jo?"

"Benar begitu, nak?" tanya polisi itu membuat Bejo ketakutan.

"Be-Bejo nggak tau. Tadi ... dia tiba-tiba aja panggil Bejo. Bejo nggak ngerti dia bilang apa. Bejo pikir dia pasti penculik sebab Mama pernah bilang jangan dekat-dekat orang asing, mereka pasti penculik," ucap Bejo gugup. Bejo, anak usia 10 tahun itu pun mengatakan mengapa ia mengira Rainero merupakan seorang penculik.

"Emang tadi benar kamu jalan sambil makan?"

Bejo mengangguk.

"Makan apa?"

"Makan bakso krispi Mbak Bule."

Petugas polisi itu pun mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Untuk pemeriksaan lebih lanjut, apa tuan bersedia ikut bersama kami? Anda bisa menjelaskan duduk perkaranya di kantor."

Rainero yang paham kalau masalah ini tidak bisa selesai begitu saja pun bersedia. Bukan hanya Rainero, para warga yang turut main hakim sendiri pun ikut digiring paksa ke kantor polisi. Mereka digiring paksa sebab mereka menolak untuk ikut ke kantor polisi. Tapi petugas polisi memaksa sehingga mereka pun terpaksa ikut serta.

"Tunggu, tunggu!" Tiba-tiba ada seorang perempuan yang menghentikan langkah Rainero yang hendak masuk ke mobil polisi. Mobil Rainero akan dibawa polisi karena keadaannya yang tidak baik-baik saja.

"Ada apa?" Polisi itu membalikkan tubuhnya menghadap seorang perempuan yang barusan berseru.

"Tunggu pak, boleh saya bicara dengan tuan itu sebentar?" Perempuan itu meminta izin. Setelah mendapatkan persetujuan, perempuan itu pun bertanya sesuatu.

"Maaf tuan, tadi saya dengar Anda menginginkan bakso krispi yang anak itu makan ya?" tanya perempuan itu menggunakan bahasa Inggris.

"Iya, apa Anda tahu dimana penjualnya? Saya benar-benar menginginkannya," ucap Rainero antusias.

Perempuan itu pun mengangguk, lalu menoleh ke arah petugas polisi, "pak bisa tunggu sebentar. Saya kasian sama tuan itu. Saya akan membelikan makanan yang tuan itu inginkan. Kebetulan saya kenal penjualnya."

"Benarkah?"

Perempuan itu mengangguk antusias.

"Ya sudah. Tolong cepat ya!" Entah kenapa petugas polisi itu justru memberikan izin. Rainero lantas meminta sopirnya menemani perempuan itu.

Tak butuh waktu lama, perempuan itu pun kembali lagi sambil membawakan sekantong bakso krispi pesanan Rainero. Rainero pun menerima bakso krispi itu dengan mata berbinar. Sebagai ungkapan terima kasih, Rainero memberikan 10 lembar uang merah kepada perempuan itu yang disambutnya dengan senyum merekah.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

1
ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ
Rhea.. dia kembali.. apakah dia kembali membawa kabar baik.. kalau dia hamil anak Theo. Dan ia mendengar kalu Theo masih saja stuk di masa lalu, mencintai wanita lain tanpa menyisakan sedikit saja mencarinya, peduli padanya.. dan akhirnya Rhea terluka dan kecewa untuk kesekian kalinya lagi. Ahhh rumiiit.. pergi jauh aja Deh Rea.
ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ
Bahagianya... Happy Wedding Mark & Adisti. /Rose//Heart//Heart/
ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣hahahahahaha pinkyman. rain rain bisa aja bercandamu..
duuhh Axton lama² kau itu kocak bin konyol dan absurd ya setelah menikah ma Gladys. /Joyful//Joyful//Facepalm//Facepalm/
ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ
widiww moge sportnya keren cuyy 😎😎😋
ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ
hahaahahaha setuju banget Adisty. kang soang yang absurd tapi ganteng bin kaya raya /Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Facepalm//Facepalm//Good//Good//Good/ aduhh hidupmu bakal nyaman penuh warna Dis. wkwkwk
ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ
uwiwwww wow aku suka aku suka banget.. seru malahan kk othor.. makin asyik malah ceritanya selang seling kayak pelangi penuh warna. 😍😍😍🤩🤩😂😂😂🤭🤭🤭🤣🤣🤣🤣
ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣😌😌😌🙄🙄 Yasalam bengek konyol abis kau Rainero
ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ
awokk.. dunia serasa milik berdua. lainnya ngontrak /Speechless//Speechless//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 ini nih definisi CALON CEO DAN KETURUNAN BILLIONARE YANG GABUT. lelah dan bosan dengan semua kekayaan. akhirnya nyamar dan lamar jadi kang sopir orang kaya. 😭😭🤣🤣🤣🤣🤣🤣😌😌😌💨💨 bengeek lah kau Mark
ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ
oh my god.. dua insan yg sama² keras kepala, egois dan gensi gk menyadari perasaannya. akhirnya cemburu²an.🤣🤣🤣
astaga Mark nyosor aja.. sabar sabar. dah kayak soang aja. cemburu mu ngerii. 😱😱🤣🤣🤣
Serevina Simanjuntak
Luar biasa
Samiyah
Disinilah kenapa aku begitu sukaaaa sekali dengan Author satu ini... dia selalu bisa membikin cerita yg sad jadi Happy... Seburuk buruknya orang pasti ada sisi baiknya.. Bravo Thor.. 💪💪💪💪🙏🙏🙏🙏
Cidaha (Ig @Dwie.author): Terima kasih kak sudah mampir. 🤗🤗😅
total 1 replies
Adhex Purna
Biasa
Akhila Davina
novel ke 2 setelah kulepas kau dengan bismillah...semoga lebih menarik
Idha Henri
Suka banget baca nya
Rosita Wijaya
Luar biasa
Ratna Dewi
happyyyyy...
Sri Wahyuni
Luar biasa
tata hadid
paling si justin..
tehNci
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!