Terpaksa.. demi memenuhi keinginan kakek nya, Devan Kanigara Elajar, menikahi seorang model yang penuh dengan skandal dan kontroversial. Pernikahan itu berlangsung di atas kesepakatan dan azas saling menguntungkan saja, tanpa melibatkan perasaan ataupun keinginan lebih.
Dalam perjalanan nya, kehidupan pernikahan mereka di warnai berbagai permasalahan hidup yang tidak mudah, sehingga membawa keduanya pada kedekatan serta rasa yang saling bergantung satu sama lain.. Mereka berdua ternyata memiliki
banyak kecocokan. Baik dalam segi sifat maupun karakter yang sama-sama keras di luar namun embut di dalam.
Bagaimanakah Devan dan Sherin melalui setiap masalah dengan kebersamaan dan kekompakan, Yuuk kita simak saja kisah selengkapnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Gempar
***
Waktu sudah semakin beranjak siang...
Sherin merapihkan penampilan Devan dengan
menepuk halus dasi yang baru saja selesai di
pasang nya. Kemudian memakaikan jas ke tubuh
gagah suaminya itu. Selama kegiatan itu, Devan
tampak sibuk melakukan pembicaraan telepon
dengan Roman dan beberapa orang lainnya.
Banyak hal yang di bahas nya.
"Kalian pastikan berikan peringatan keras pada
mereka yang masih membangkang. Lakukan
pembersihan malam ini juga.!"
Devan berucap tegas dengan nada penuh emosi.
Pemberitaan tentang dirinya menyebar bagai
virus dalam waktu sekejap. Dunia maya saat ini
di penuhi berbagai isu dan asumsi. Dalam waktu semalam, ratusan media telah menyebar berita tentang dirinya dan Sherin. Dan ribuan akun
sudah me repost ulang berita tersebut.
"Dev..apa yang terjadi sebenarnya.? Aku belum
melihat berita apapun hari ini. Aku yakin ada
kegemparan yang terjadi saat ini."
Sherin bertanya sambil mengancingkan jas yang
di pakai Devan. Keduanya saling pandang, Devan
mendaratkan ciuman lembut di bibir Sherin.
"Biarkan dunia merangkum sendiri apa yang bisa
mereka tangkap dari berita-berita itu. Tapi aku
tidak akan membiarkan mereka menjatuhkan
dirimu lagi. Tidak untuk kali ini dan seterusnya.!"
Sherin menatap lekat wajah Devan yang terlihat sangat serius dengan ucapannya. Ada sesuatu
yang menyentuh kedalaman hatinya. Tapi dia
tidak boleh terlena, itu hanya bentuk kekuasaan
dari seorang Devan Kanigara Elajar saja.
"Dunia akan ikut mencemooh dirimu Dev, hanya
karena seorang Sherinda.!"
"Oleh karena itu, kau harus membersihkan
namamu secepatnya. Kau adalah berlian murni
yang jatuh ke dalam pusaran lumpur dan sampah !"
Mereka kembali saling pandang. Sherin menarik
nafas panjang dan kembali pada kegiatannya.
"Selama ini, aku kira dengan diam semuanya akan
membaik dengan sendirinya. Tapi ternyata tidak,
tanpa usaha, segala sesuatu nya tidak akan
pernah menjelma dengan sendirinya.".
"Kau hanya tinggal mengatakan apa yang kau
inginkan, maka aku akan mengabulkan nya!"
Sherin tersenyum tipis, dia menatap sekilas
wajah Devan yang sedang mengecek ponselnya.
"Aku tidak terbiasa menikmati segala sesuatu
tanpa usaha sendiri Tuan, hasilnya tidak akan
memuaskan.!"
"Terserah padamu, aku hanya tidak ingin kamu
terlibat lebih jauh dengan urusan receh ini.!"
"Dev, aku mendapat tawaran dari Pak Yos untuk
ikut bermain di film terbaru nya. Tapi aku belum
berani memutuskan tanpa persetujuan mu."
Devan menatap tajam wajah Sherin yang masih
terlihat sibuk merapihkan jas nya . Alisnya terangkat sedikit.
"Mulai hari ini kirim semua file kontrak kerjamu.
Aku akan melakukan seleksi terlebih dahulu untuk setiap tawaran pekerjaan yang datang padamu.!"
Sherin menghentikan aktivitasnya, menatap
wajah Devan yang terlihat kembali fokus pada
ponselnya.
"Kau.. akan mengatur jadwalku ?"
"Hemm.. mulai sekarang aku harus mengatur
jadwal pekerjaan mu. Aku tidak akan membatasi
apapun yang ingin kau lakukan, tapi prioritasmu
harus tetap rumah, suami mu.!"
Deg !
Wajah Sherin tampak bersemu merah. Tangannya
kini mengelus dada Devan setelah memastikan semuanya selesai. Perfect.! seperti biasa..
suaminya itu selalu tampil sempurna dengan
segala pesona nya.
"Baiklah.. terserah padamu. Apa kamu punya
seseorang yang bisa membantu ku membuat gebrakan untuk pria busuk itu ? Maksudku..
seseorang dari media.."
Devan kembali memusatkan perhatiannya pada
Sherin yang meraih tas kerja. Bibirnya tampak terangkat sedikit. Rupanya istrinya itu akan
memulai aksinya.
"Aku akan memberikan nomor seseorang. Kau
bisa mengandalkan nya untuk membantu mu
memuluskan semua pembalasan mu.!"
Desis Devan sambil kemudian mengangkat tubuh Sherin ala bridal style. Sherin terkejut sesaat, tapi kemudian dia melingkarkan tangannya di leher
pria itu dengan senyum tipis penuh arti.
"Aku tidak akan membiarkannya bebas begitu
saja, orang itu sudah melewati batas.!"
"Tentu saja, kalau kau mau aku bisa melibas
habis bajingan itu hari ini juga.!"
"Tidak, biarkan aku melakukan nya sendiri.
Kau hanya harus berada di belakang ku."
"Baiklah, lakukan apapun yang bisa membuat
hatimu senang, aku ada di belakang mu.!"
Ucap Devan sambil melangkah keluar dari dalam kamar menuju lantai bawah untuk makan siang.
Setengah hari mereka menghabiskan waktu
dengan berada di dalam kamar. Saat ini Sherin
masih merasakan tubuhnya sedikit lemas.
"Selamat siang Tuan Muda.. Nona Muda.."
Sambut para pelayan sambil membungkuk hormat
di hadapan Devan yang tiba di lantai bawah dalam
keadaan menggendong Sherin. Bahkan Roman
yang berada di ruang tengah dan sedang sibuk
dengan laptopnya pun tampak melongo. Devan
nampak acuh-acuh saja, dia berjalan tenang
menuju ruang makan.
Dengan hati-hati Devan mendudukkan Sherin
di kursi. Dia tahu pasti, saat ini Sherin masih
merasakan sakit di bagian bawah tubuhnya akibat ulahnya semalam yang di luar kendali. Dia tidak
bisa mengendalikan hasrat nya yang terus naik
setiap kali bersentuhan dengan istrinya itu.
Itu adalah pengalaman pertama nya, wajar saja
kalau dirinya sampai segila itu. Lebih dari itu,
Sherin mampu memberikan kepuasan luar biasa
dengan segala kelebihan dan kesempurnaan
fisiknya yang mumpuni. Istrinya itu juga memiliki
daya tarik seksual yang sangat kuat sehingga
mampu membuat gairah Devan on terus.
Akhirnya, mereka berdua mulai menikmati makan siangnya. Tubuh mereka memang butuh asupan nutrisi yang cukup untuk memulihkan kondisi.
Sherin melayani Devan dengan telaten. Sementara
Roman yang berdiri di samping Tuan nya sibuk melaporkan segala sesuatunya sesuai perintah
Devan. Pria itu tampak benar-benar sibuk, sampai kegiatan makan siangnya pun terabaikan.
Dan akhirnya Sherin menyuapinya karena dia
terlalu fokus pada semua laporan Roman.
Beberapa saat kemudian..
"Aku pergi, jangan keluar apartemen tanpa
seizin ku.! Aku usahakan untuk cepat pulang.!"
Tegas Devan sambil mencium kening Sherin saat mereka tiba di pintu depan. Sherin hanya bisa
mengangguk patuh. Dia menatap kepergian pria
yang semalaman penuh telah menjadi penguasa
tubuh nya dan menjadi pemilik kehormatannya
itu dengan sorot mata yang sangat kompleks.
Ada yang aneh terjadi di sini. Dari pagi Sherin
belum sempat membuka ponsel atau laptop nya. Dengan sedikit kesulitan akhirnya dia bisa kembali
ke kamarnya dan langsung menyambar ponsel
serta laptopnya kemudian membuka nya.
"Astaghfirullah.. banyak sekali panggilan dan
chat yang masuk. "
Sherin menutup mulutnya saat melihat isi dari
ponselnya yang membuatnya tercengang. Dan
tidak lama ponselnya berdering.
"Hallo Vint...maaf aku..."
"Sheriiinn... kamu kemana saja.? Dari pagi aku
mencoba menghubungi mu tapi ponsel mu tidak
aktif. Kamu baik-baik saja kan.? Kamu masih
ada di negara ini kan.. kamu..."
"Vincent cukup.! Jangan lebay deh.! ada apa.?
Aku memang belum membuka ponsel dari tadi."
"Coba deh kamu cek berita hari ini. Nama kamu
lagi-lagi jadi trending topik Sher.! Bagaimana bisa
kamu datang bersama dengan Presiden El.."
"Itu hanya kebetulan saja Vint, mereka pasti
membuat berita yang di lebih-lebihkan.!"
"Tapi..kalau di lihat-lihat, kalian kelihatan serasi
banget loh Sher..Couple Gold..! Busana kalian
juga terlihat kompak dalam satu nuansa.!"
Sherin termenung, mengingat kembali kejadian
semalam, bibirnya tersenyum manis.
"Itu juga hanya kebetulan saja kok.."
"Ada satu lagi nih Sher..si cowok brengsek itu..
dia..sekarang masuk rumah sakit. Itu yang mau
aku konfirmasi saat ini sama kamu. Apa itu
karena ulah mu.?"
"Apa mereka mengarang cerita lagi.?"
"Keluarganya melaporkan mu ke pihak yang
berwajib Sher.!"
"Apa ?? apa-apaan mereka, benar-benar cari
perkara kalau begini.!"
"Nah itu dia. Sekarang polisi sedang mencarimu.
Mereka juga mendatangi rumah ku dan mencoba menginterogasi ku. Aku bilang, aku tidak tahu
dimana tempat tinggal mu sekarang.!"
"Brengsek si Brian.! Ya sudah.. kamu tenang saja.
Sekarang, aku minta kirimkan file yang kemarin
aku titipkan padamu.!"
"Okay... tapi aku ingin bertemu dengan mu Sher,
aku ingin melihat keadaan mu sekarang."
"Aku baik-baik saja Vint, sudah ya.."
"Sher.. tunggu.! Kamu coba deh hubungi Pak
Helmi, dia mencari mu juga tuh untuk urusan
fashion week.."
"Okay.. nanti aku hubungi dia.. Aku tunggu file
itu sekarang juga Vint."
"Siap, aku kirim sekarang ya."
Sherin mengakhiri pembicaraan nya. Namun,
baru saja dia menarik nafas, ponselnya sudah
kembali berdering. Raut wajah Sherin tampak
berubah, dia menimbang untuk mengangkat nya.
"Hallo Stella.. tumben kamu.."
"Jangan basa-basi kamu.! Dasar wanita bar-bar.!
Kamu sudah membuat Brian ku babak belur, apa
yang sudah kamu lakukan padanya ? preman
mana yang kamu sewa untuk membuatnya
sampai seperti itu.??"
Seketika Sherin tertawa renyah. Ini..sungguh..
sangat menggelikan. Sewa preman ??
"Hehh.. wanita bar-bar..! Hentikan tawamu itu.
Aku ingin kita bertemu, kita harus membuat
clear semua masalah ini.! Aku tidak ingin kamu
coba-coba menggoda calon suamiku lagi.!"
Jleb !
Sherin menutup mulutnya dengan tawa yang
masih menggantung di sudut bibirnya. Stella..
Stella..Ya ampuun.. dia sangat menghibur sekali dengan segala kekonyolannya itu.! Siapa juga
yang menggoda cowok tidak bermutu seperti itu.!
"Baiklah Nona muda Muller.. mau bertemu
dimana.? Jam berapa.?"
"Kafe Anggrek, pukul 7 malam ini, aku tunggu.
Aku pastikan kamu akan kembali meringkuk
di penjara setelah ini.! "
"Baiklah.. sampai jumpa nanti malam.. Miss
2 milyar yang sesungguhnya.!"
Sahut Sherin sambil kemudian kembali tertawa
sampai sambungan telepon terputus cepat.
Sherin mengakhiri tawanya dengan meminum
air putih sebanyak-banyaknya.
"Baiklah Stella sayang.. jangan salahkan kakak
kalau bersikap sedikit kejam padamu.!"
Desis Sherin sambil mulai membuka laptop.
Hari ini ternyata ada ledakan besar di dunia maya. Berita tentang kehadiran Devan di pesta kemarin menjadi trending topik yang paling hot karena dia datang bersama dengan dirinya. Sherin hanya
bisa menghela nafas panjang begitu melihat
kegemparan tersebut. Ini sebenarnya sudah biasa baginya, semua ini bukanlah apa-apa. Tapi..
kali ini nama baik Devan ikut di pertaruhkan.
Namun.. berita tentang kekacauan yang terjadi
dalam pesta pertunangan Brian dan Stella pun
tidak kalah hebohnya. Apalagi semua orang menemukan Brian tergeletak dengan bersimbah
darah di dalam kamarnya. Dan semua keluarga langsung menjatuhkan tuduhan pada Sherin
karena pada saat kejadian gadis itu menghilang.
"Mereka tidak ada kapok- kapok nya ternyata.
Baiklah, kali ini aku sudah tidak bisa memberikan toleransi lagi. Mereka harus membayar mahal
untuk semua ini."
Geram Sherin sambil kembali mengamati berita
dan isu yang bertebaran hampir di semua laman
media massa dan media online.
**Presdir Elajar membayar mahal model cantik
Sherinda Maheswari untuk jadi teman pesta
sekaligus teman kencan nya..
**Sherinda Maheswari.. tenyata sangat berbisa..
Sekelas presiden Elajar saja terpesona padanya..
**Ini adalah trik kotor Sherinda Maheswari untuk
bisa memenangkan ajang kompetisi Universal
High Competition.. dengan menggaet Sang Bos
besar Universal Models..
**Berapa Sherinda Maheswari di bayar Presdir
El untuk satu kali kencan..? Tentunya sangat
fantastis*..!
Sherin memegangi kepalanya dengan kuat.
Semua berita ini sungguh menyesatkan. Nama
baik Devan benar-benar ikut tercemar.
Tidak lama kemudian dia kembali terlihat sibuk
berbicara dengan seseorang di telepon. Setelah
itu dia mengirimkan file pada seseorang itu yang
baru saja di berikan nomornya oleh Devan.
Mereka sendiri yang mencari masalah, sudah
cukup baginya selama ini diam.
***
Perkembangan pemberitaan berangsur surut. Ada puluhan media yang tiba-tiba hiatus. Dan sekitar
pukul 4 sore, pihak humas dari perusahaan
Universal Media Group melakukan konfers di aula utama gedung megah tersebut. Yuga Sardar..
sang juru bicara perusahaan serta para dewan
direksi lah yang kini mendatangi para wartawan langsung.
"Kami tegaskan sekali lagi.. pertemuan Presdir
dengan Miss Sherinda tidak di rencanakan. Ada
banyak saksi mata yang melihat. Mereka berdua
bertemu di pintu masuk. Tapi Presdir lah yang
memutuskan mengajak Miss Sherin untuk
masuk bersama-sama ke tempat pesta. "
Tegas Yuga sang juru bicara, seorang laki-laki
berumur 35 tahunan yang memiliki tampang
wajah tegas dan sadis. Para wartawan saling
melihat dan berbicara dengan sesama temannya hingga suasana tiba-tiba riuh rendah tak terkontrol.
"Kami minta, hentikan pemberitaan yang tidak
bermutu ini sekarang juga. Antara Presdir dan
Miss Sherinda tidak ada kesepakatan apapun.
Kalau masih ada yang berani menyebarkan isu
tidak benar lagi, terpaksa.. kami akan mengambil tindakan yang sangat tegas.!"
Kembali Yuga Sardar menegaskan. Setelah itu
dia mengakhiri konfers nya. Situasi di tempat
itu masih tampak riuh rendah. Ada beberapa
wartawan yang terlihat berkumpul..
Hari terus berjalan tidak terasa...
Usai menjalankan ibadah sholat magrib, Sherin memutuskan untuk keluar dari apartemen setelah mendapatkan izin dari Devan. Kondisinya saat ini sudah jauh lebih baik, tidak seperti tadi pagi.
Dia mengendarai mobil nya sendiri menuju
tempat yang sudah di janjikan dengan Stella.
Sherin sengaja membawa mobil sport mewah
milik Devan. Dia juga mengenakan pakaian super elegan, di lengkapi sebuah kalung berlian kuning
yang melingkar mewah di leher jenjangnya.
Dia tampil memukau dan mempesona.
Parkiran khusus Kafe anggrek...
Ke tempat itu, baru saja tiba sebuah mobil mewah
merk Alphard keluaran terbaru di ikuti oleh dua
mobil sedan hitam di belakangnya. Para security
dan pelayan datang tergopoh-gopoh menyambut
kehadiran penumpang mobil mewah itu dengan
sikap yang sangat hormat dan segan.
Tidak lama dari dalam mobil keluar dua wanita
beda usia. Yang satu..seorang gadis cantik
bertubuh tinggi semampai dengan balutan busana mewah nan glamor. Dan satu lagi seorang wanita setengah baya yang tidak kalah mentereng nya.
Mereka berdua adalah calon mertua dan menantu.
Stella Muller dan Nyonya Laila Mcknight..
"Stella sayang.. apa kamu yakin wanita itu akan datang. Secara.. sekarang ini dia pasti sedang bersembunyi dari kejaran polisi.!"
Nyonya Laila bertanya sambil merapihkan rambut
dan pakaian mahalnya. Stella juga terlihat sama,
dia menilik penampilannya di kaca mobil.
"Aku yakin dia akan datang kok Tante.. Dia itu
kan wanita bodoh. Selalu saja bisa di kelabui.!"
Sahut Stella sambil mengibaskan rambut nya,
lalu bersiap untuk melangkah ke dalam kafe
dengan menggandeng tangan sang calon mertua. Namun, mereka urung melangkah dan seketika
mundur terkejut, ketika tiba-tiba datang sebuah
mobil sport mewah ke hadapan mereka dengan kecepatan tinggi dan hampir saja menyerempet keduanya.
Mobil itu berhenti dengan hentakan rem yang
sangat professional layaknya pembalap, tepat
di hadapan Stella dan Nyonya Laila yang kini
mundur sambil memegangi dada dengan mata
yang membelalak menahan ledakan emosi.
"Hehh.. dasar manusia tidak tahu aturan.! Pakai
tuh mata kalau bawa mobil.. jangan mentang-
mentang bawa mobil mewah lalu seenaknya
saja berkendara..! Keluar kamu.. cepat keluar.!"
Nyonya Laila mencak-mencak, dia benar-benar
kalap menyadari dirinya hampir saja tertabrak.
Tangannya kini menggedor kaca depan dengan
tatapan yang siap menyemburkan api. Pintu kini
bergerak, keduanya mundur sambil bertolak
pinggang dengan tampang penuh emosi. Tidak
lama pintu terbuka, dan..munculah seorang
wanita berpenampilan elegan dan berkelas
dengan aura kehadiran yang sangat menyilaukan.
Para security dan pelayan tampak ternganga..
Mata mereka tak mampu berkedip. Menyaksikan bagaimana cantik dan mempesona nya wanita
yang baru saja keluar dari mobil super mewah itu.
"Sherinda Maheswari..."
Gumam seorang pelayan pria dengan tampang
bodoh dan langsung terbang ke dalam fantasi
liarnya. Sampai air liur yang menetes di sudut
bibirnya pun tidak di sadari nya. Bukan hanya
mereka, bahkan Stella dan Nyonya Laila pun sama terkesima nya. Bagaimana bisa wanita ini datang dengan mobil semewah ini.?! Dan..pakaiannya,
berlian mewahnya..tas mahal nya, serta semua aksesoris yang menempel di tubuh nya...??
"Selamat malam Miss and Mrs Mcknight.."
Sherin membuka kacamata yang di pakainya.
Sesungging senyum manis terlukis dari bibirnya.
Nyonya Laila dan Stella langsung tersadar dari
keterkejutan nya, dia segera mengetatkan
rahang dan mengepalkan tangannya.
"Ohh.. jadi kamu yang datang.? Dasar wanita
tidak tahu sopan santun.! Kamu hampir saja
membuat nyawa orang lain melayang.!!"
Cecar Nyonya Laila dengan tatapan mata yang
menyala di penuhi oleh amarah yang meledak.
Sherin kembali tersenyum tenang.
"Itu kan baru hampir Nyonya.. Aku bisa saja
membuat semua itu menjadi kenyataan tadi.!"
"Kurang ajar..! dasar wanita murahan..! Aku tidak
akan pernah membiarkan kamu hidup tenang..!"
Nyonya Laila maju dan melayangkan tangannya
ke hadapan Sherin. Namun, dengan santai nya
Sherin menangkap pergelangan tangan wanita
paruh baya itu kemudian memutarnya dengan
satu gerakan ringan dan tenang.
"Aaaa... lepaskan.! Kau menyakitiku gadis bodoh.
Kamu wanita yang tidak ada lembut-lembut nya.
Brian beruntung bisa lepas darimu..!!"
"Ya.. tentu saja dia beruntung.! Karena kalau
tidak, aku bisa membuat nya mati berdiri.!"
Desis Sherin sambil memperkuat pitingan
tangannya hingga membuat wanita itu berteriak
dan berjingkat. Kini Stella maju dan mencoba
untuk menyerang Sherin dari arah samping.
Namun dengan gerakan cepat, tangan kiri Sherin mencengkram dagu gadis itu sampai meringis.
"Bicaralah.. bukankah kalian berdua sengaja
mengundang ku untuk bicara.? Kalian pikir aku
bodoh kan, naif.. bukan begitu.?"
Decak Sherin sambil mendorong kedua wanita
itu secara bersamaan sampai mereka mundur
terjerembab ke badan mobil. Keduanya tampak
semakin murka, mereka bangkit dan berdiri
dengan susah payah sambil memegangi
punggung dan pinggulnya.
"Kalian beri pelajaran wanita itu.!! Dia pantas
mendapatkan balasan atas apa yang telah di
lakukan nya pada putraku, ayo maju..!!"
Teriak Nyonya Laila pada sekitar 6 orang pria
berbadan besar yang baru saja keluar dari dalam
mobil hitam dan merapat ke arah mereka. Sherin
tampak tersenyum miring dengan tatapan remeh.
Para security bergerak maju ke hadapan Sherin dengan maksud untuk melerai pertikaian itu.
Namun Sherin mengangkat tangannya dan
berkata..
"Mundurlah.. ini urusan pribadi saya..!"
***
Bersambung...
d tunggu karya selanjutnya author kesayanganku😍😍😍
ceritamu luat biasa semuaaaaa 🥹🥹🥹👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻