 
                            Hubungan yang di kira akan langgeng dan bisa bertahan lama, namun ternyata malah muncul ganguan yang sangat sadis, terutama untuk Lea karena dia setiap saat melihat arwah seorang wanita.
Dean juga semakin misterius, padahal Lea mengira sudah sangat mengenal sifat sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. Kedatangan Fitri
"Berani sekali kau mengatai aku!" Purnama sudah naik darah pada Lea.
"Tolong maafkan anak ku, Mbak Pur." Bu Tami berusaha menahan tangan Purnama yang akan menampar Lea lagi.
"Mbak tolong lah kami, tolong maafkan ucapan buruk dia." Desi juga memohon karena dia tau Purnama sangat misan emosi.
"Bajingan ini pantas bila sampai menderita!" geram Purnama menghentak kan tubuh Lea dengan kasar.
Lea yang di hentak menjadi tambah kesakitan saja karena memang seluruh tubuh seolah di landa rasa sakit yang luar biasa, kena sentuh sedikit saja sudah bisa membuat tubuh terasa remuk dan ini malah sampai di hentak begitu sehingga rasa sakit langsung menyerang.
Sayang nya ketika mereka sedang bertengkar seperti ini, malah Fitri datang dengan rasa penasaran tingkat tinggi karena dia memang sudah mendengar sejak tadi dan nanti pasti akan jadi bahan untuk satu kampung ini soal kebusukan yang sudah Lea lakukan ketika dia ada di kota dan menjadi gundik.
Sayang nya Fitri sama sekali tidak tau kalau rumah tangga yang sudah di rusak oleh Lea adalah rumah tangga anak nya, andai saja dia tahu maka dapat di pastikan akan menjadi semakin meradang dan akan berkata buruk pada semua orang tentang kebusukan lean lama di kota dan telah merebut suami dari Julia.
Entah kemarahan bagaimana yang akan timbul ketika Fitri tahu bahwa Julia sudah meninggal dunia akibat perbuatan buruk Lea, ini sudah pasti nanti akan menjadi perdebatan yang sangat sengit. tapi mereka semua belum ada yang menyadari tentang itu sehingga masih tentang rasa kepo Fitri ketika melihat sakit yang tengah di alami oleh Lea.
Namun Purnama merasa sangat tidak asing dengan wajah Fitri dan dia merasa ada sedikit kemiripan wajah wanita ini dengan arwah yang tadi sedang duduk santai, dalam hati juga memiliki firasat yang sangat kuat sehingga dia begitu penasaran hubungan apa yang telah dimiliki oleh wanita ini bersama sang arwah itu.
"Hiiii sakit apa anak mu ini, Tami?" Fitri langsung masuk tanpa salam.
"Keluar dari sini, kau sangat tidak sopan ketika masuk di rumah orang!" Desi yang mengusir.
"Alah sudah lah tidak usah sok menutupi, pasti Lea sakit dan tadi kalian mengatakan dia jadi gundik." Fitri tetap kekeh ingin melihat.
"Sekte Kopsah dan Nur ini nampak nya." batin Purnama yang agak kepo juga tentang Fitri karena mirip Julia tadi.
"Mbak dukun ya, oh yang Mbak Pur itu kan?" Fitri mendekati Purnama.
Purnama yang di dekati hanya diam saja sambil di dalam hati terus membatin untuk mencari tahu siapa wanita ini dan apa hubungannya dengan arwah yang sedang di incar oleh Nana serta Arini, bila nanti sudah tertangkap maka akan di tanya sampai habis apa yang sebenarnya sudah terjadi dan kenapa dia bisa menjadi arwah seperti itu.
"Sakit apa lah dia?" Fitri kembali bertanya pada Purnama.
"Aku permisi dulu." Purnama begitu malas untuk menanggapi.
"Lalu Lea bagaimana, Mbak?" Tami merasa takut karena Purnama malah ingin pulang.
"Kau ingin aku mengobati anakmu di depan wanita ini?" tanya Purnama pula.
Tami pun terdiam sehingga dia membiarkan Purnama untuk pulang dulu karena memang tidak mungkin mengobati Lea yang mengalami sakit seperti ini di depan Fitri, malah nanti yang ada akan jadi percakapan seluruh kampung setelah gosip itu di sebarkan oleh wanita ini. biarlah nanti kapan Purnama akan datang lagi sehingga bisa mengobati Lea, sambil nanti Tami akan menasehati putrinya agar tidak sangat kurang ajar seperti tadi.
"Keluar dari rumah ku!" Tami langsung mengusir Fitri dari dalam rumah.
"Eh ya ampun, baru pulang dari kota tapi sudah sakit seperti ini ya." Fitri berkata tanpa dosa dan mengabaikan lalu sudah di usir.
"Keluar!" Desi yang mengambil tindakan untuk menyeret wanita ini keluar.
"Ah apa lah kau ini, aku juga bisa keluar tanpa harus kau tarik seperti itu!" Fitri menyentak tangan nya kasar.
"Bila kau emang sudah tahu jalan keluar maka silakan pergi dari sini!" Desi mengusir biang gosip ini.
"Bilang saja kalian malu karena Lea sakit seperti itu, tenang saja lah karena orang yang biasa jadi lonte pasti sakit begitu." Fitri berkata dengan enteng.
Tidak peduli perasaan Tami yang begitu hancur karena mengetahui sang anak sudah sakit keras dan sampai separah ini, pastinya nanti Fitri akan menyebarkan gosip tersebut pada seluruh orang yang ada di kampung ini karena dia memang seperti itu dan merasa Tami memang masih lawan seperti dulu yang harus di rendahkan.
"Dia pasti akan berbicara dengan seluruh warga yang ada di sini." Tami terduduk lemas di kursi.
"Kenapa tadi dia bisa sampai dengar soal percakapan kita." Desi juga bingung karena sudah memikirkan apa yang akan terjadi nanti.
"Jadi bagaimana bila kita sampai di usir dari kampung ini?!" Bu Tami sudah sangat cemas.
"Lah ngapain di usir, emangnya kita berbuat apa sehingga sampai di usir oleh semua orang!" Desi menjawab cepat.
Bu tani menarik nafas panjang dan dari dalam rumah sudah terdengar kembali erangan Lea yang sedang kesakitan, pasti sakitnya memang tidak bisa tertahan dan sekarang Bu Tami segera masuk ke dalam rumah untuk membersihkan tubuh sang anak dari segala hal yang kotor dan juga buruk.
"Tolong itu tissu basah belikan dulu ya, Des." pinta Tami pada Desi.
"Mau untuk apa?" Desi menoleh karena di suruh membeli tissu basah.
"Kemaluan Lea kan ada ulat, jadi harus di bersihkan serajin mungkin agar tidak terjadi pembusukan di dalam." jelas Bu Tami.
"Oh itu, Ya sudah aku akan pergi dulu mencari tissu basah." Desi segera keluar dan menuju warung.
Lea masih saja merintih karena bagian apem terasa panas dan juga sakit sehingga tidak bisa untuk diam saja, malah sekarang timbul rasa gatal juga di daging itu sehingga Lea berulang kali menggaruk di sana membuat ulat kecil yang telah bersarang menjadi berhamburan di atas kasur.
"Ya Allah!" Bu Tami takut tapi tetap menahan agar bisa membersihkan tubuh Lea.
"Aaaaah panas sekali rasa nya." Lea sangat kepanasan di apem.
"Mau di pakaikan kipas, Nak?" Bu Tami masih bertanya dengan sabar.
"Coba langsung berikan saja, tidak usah banyak tanya!" bentak Lea.
Agak kaget juga Bu Tami di bentak seperti itu, dia segera mengambil kipas kecil dengan motif kelinci agar bisa mengipas bagian bawah tubuh Lea yang terasa sangat panas, ketika terpegang saja memang sangat panas dan mulai ada bau dari sana sehingga Bu Tami sangat takut bila akan busuk.
Selamat pagi menjelang siang besti.
oh mba Purnama ikut mengejar Julia ya...
semoga mba Purnama ga memusnakan Julia ya...
tpi hrus stop gk bleh dlnjutkn pa lg smpai mrush rumh tngg
yg kna bntingn pasti bengek