Gadis Polos Incaran CEO Dingin

Namun saat tertidur laila mengalami mimpi buruk.

"Dimana ini?" Gumam laila pelan.

Laila berkeliling tempat yang begitu indah, yah laila bermimpi berada di suatu padang bunga namun saat sedang berjalan laila melihat Kevin yang duduk di bawah pohon.

"Ke-kevin.... nakkkk" teriak laila berlari ke arah Kevin.

Namun hanya berjarak beberapa meter ada sebuah dinding kaca yang membuat jarak antar laila dengan putranya itu.

"Nakkkk..." teriak laila berusaha mendorong dinding kaca itu.

"Mahhh.... maaf in Kevin udah kecewain mamah, dan Kevin harap mamah percaya kalo Kevin sayang sama lavinka" ujar Kevin menatap sendu mamahnya. "Mah tolong sampe in ke lavinka kalo Kevin sayang sama dia... Kevin pamit ya mah... Kevin sayang sama mamah dan papah...." ujar Kevin mencium kedua pipi mamahnya dan kening mamahnya.

"Ngga Kevin jangan tinggalin mamah..." ujar laila berusaha mendorong dinding kaca itu.

Kevin perlahan menghilang menjadi butiran cahaya....

"Kevin... jangan tinggalin mamah nak...." ujar laila lemas dan sesenggukan.

Beberapa saat kemudian laila terbangun dari tidurnya.

Saat terbangun dia langsung melihat kearah putranya yang terbaring tak berdaya tersebut.

"Nakkk.... mamah mohon jangan tinggalin mamah...." ujar laila menangis sesenggukan.

Laila berharap itu tadi hanya mimpi buruk yang tak kan pernah terjadi.

@@@@@

Di rumah sakit purnama.

Laras masuk ke dalam kamar lavinka Dengan wajah sedih.

"Mah kenapa?" Tanya lavinka penasaran.

Laras hanya diam dan menatap putrinya lekat.

Melihat mamah nya tak menjawab lavinka pun bertanya kembali.

"Mah kenapa?" Tanya lavinka lagi.

Laras Kemudian menjawab....

"Kamu jangan sedih ya sayang" ujar laras tersenyum menatap lavinka.

Mendengar ucapan mamah nya membuat lavinka bingung.

"Emang ada apa sih Mah?" Tanya lavinka penasaran.

"Kevin kecelakaan dan sekarang koma" ujar laras dengan wajah serius.

Degh...

Mendengar kabar itu, membuat dada lavinka seolah tercantum ribuan batu.

"M-mah ga bercanda kan?" Tanya lavinka Dengan mata berkaca-kaca

Laras hanya menggeleng.

Melihat hal tersebut membuat lavinka menangis sesenggukan.

"Hiksss kak Kevin Mah...." ujar lavinka.

"Iya sayang kamu yang sabar yah?" Ujar laras memeluk putrinya itu.

"Aku mau ke kak Kevin Mah..." ujar lavinka.

Mendengar ucapan putrinya membuat laras melepaskan pelukannya dab berkata.

"Sayang kamu belum sembuh.... 2 hari lagi kamu bisa pulang... setelah itu baru kita jengukin kesana okey?" Ujar laras.

Lavinka hanya menganguk.

"Papah mana Mah?" Ujar lavinka bertanya di sela tangisnya.

"Papah lagi jengukin nak Kevin, soalnya papah juga baru dapet kabar tadi pagi dari ayahnya kevin" ujar laras menjelaskan.

Lavinka hanya mengangguk dan takut kehilangan di saat yang bersamaan.

@@@@@

Kembali ke rumah sakit rahayu.

Sore ini adalah jadwal pertama dokter memeriksa dan memantau kondisi Kevin.

"Bagaiman dok keadaan anak saya?" Tanya laila

"Kondisi tuan muda semakin menurun... kita lihat perkembangan satu minggu kedepan, jika masih tidak ada yang berubah maka tuan muda di nyatakan meninggal" ujar dokter serius.

Degh...

Lagi lagi kabar buruk, laila langsung pingsan mendengar ucapan dokter.

"Astagfirullah Mah..." ujar pran membopong istrinya ke ranjang yang ada di ruangan VVIP milik Kevin.

Setelah menidurkan istrinya di kasur, pran menghampiri dokter dan berkata.

"Lakukan yang terbaik...." ujar pran menatap serius dokter.

"Tentu tuan" ujar dokter.

Setelah itupun dokter keluar dari kamar Kevin.

Kemudian pran menghampiri ranjang Kevin dan berkata.

"Nak, ayo yah sadar, papah sama mamah nunggu kamu, apa kamu ga kasian sama mamah dan papah?" Ujar pran dengan tatapan sendu.

Kemudian pran duduk di sofa sambil menunggu kedatangan Rio.

@@@@@

Beberapa saat kemudian Rio datang.

"Assalamualaikum" ujar Rio saat masuk kedalam ruangan rawat Kevin.

"Waalaikumsalam, maaf jadi mengganggu waktunya pak rio" ujar pran sungkan.

"Santai aja, kan bentar lagi kita jadi besan" ujar Rio tersenyum.

Mendengar ucapan Rio membuat pran mengerutkan keningnya.

"Maksudnya?" Tanya pran tak paham maksud dari perkataan Rio.

Bukankah sebelumnya Rio sangat marah pada putranya? Bahkan saat ini pran sendiri sebagai orang tua baru bisa memaafkan kesalahan putranya itu.

"Hahhh, saya juga sebenernya masih marah, tapi yah say juga harus mendengar kan cerita dari nak Kevin juga kan? Bukan kah saya egois jika saya hanya mendengar satu cerita saja? Dan bukan saya akan sangat egois jika tak memaafkan putra anda dengan kondisinya saat ini" ujar Rio tersenyum.

Mendengar ucapan Rio membuat pran semakin sadar bahwa keluarga Adhiwijaya adalah keluarga berdada lapang yang sangat baik.

"Makasih yah pak.... mohon doanya untuk putra saya" ujar pran.

"Tuan besar Alexander tenang saja, saya sudah mengirim dan memberitahu dokter terbaik di Amerika untuk kesembuhan putra anda" ujar Rio lagi.

"Makasih pak, tapi ga perlu repot repot, mending bapak urus lavinka terlebih dahulu" ujar pran tak enak.

Pran memang berasal dari keluarga terbesar yang merupakan saingan keluarga Adhiwijaya namun, pran begitu segan dengan Rio karna sifat Rio dan keluarganya yang sangat baik.

"Lavin udah baik baik aja, sudah seminggu penuh di rawat dan 2 hari lahi bisa pulang" ujar Rio.

"Baik pak terima kasih atas kebaikan anda" jelas pran.

"Terus kondisi Kevin gimana?" Tanya Rio penasaran.

Pran hanya menghela nafas dan berkata.

"Kevin semakin melemah pak, dokter berkata, kalau seminggu belum ada perubahan..... Kevin di nyatakan meninggal" ujar pran yang tak mampu menahan tangis.

Rio berusaha menenangkan dan menguatkan.

"Ini cobaan pak, saya harap anda kuat" ujar Rio tersenyum

"Makasih atas doanya yah pak" ujar pran

Rio hanya mengangguk dan berpanitan.

"Kalau begitu saya pamit pulang dulu pak, titip salam buat istri anda juga, saya pamit assalamualaikum" ujar Rio.

"Makasih pak, Waalaikumsalam" ujar pran.

@@@@@

"Pah...." ujar laila saat bangun dari pingsan.

Pran yang berada di kamar mandi langsung keluar saat mendengar suara lemah istrinya.

"Iya mah, mamah butuh apa?" Tanya pran.

Bukannya menjawab pertanyaan suaminya laila justru bertanya balik

"Pah, Kevin gimana?" Ujar laila bangun dan langsung menuju ranjang putranya.

"Nak... mamah mohon jangan tinggalin mamah.... mamah ga mau kamu tinggalin sayang" ujar laila menangis dan memeluk anaknya yang terbaring lemah itu.

Melihat itu pran tak kuasa dan memeluk istrinya.

"Mah udah yah, kita doa in Kevin semoga kondisinya segera membaik dan cepet sadar" ujar pran menenangkan istrinya.

Laila Tak menjawab dan terus memeluk putranya itu.

"Mah udah waktunya mahgrib, ayo sholat dan doain kevinnya" ujar pran.

Mendengar ucapan suaminya laila mengangguk dan berjalan di bantu suaminya ke kamar mandi

Setelah mengambil wudhu laila dan pran sholat berjamaah.

Setelah sholat laila langsung duduk di samping ranjang putranya.

"Nak, mamah bakal tunggu sampai kamu sadar" ujar laila menggenggam erat tangan putranya.

Tan sadar laila ketiduran karna kelelahan menangis.

Saat pran melihat istrinya itu, pran mengambil selimut dan menyelimuti istrinya tersebut.

Kemudian pran membaringkan tubuhnya di sofa dan tidur.

@@@@@

Di rumah sakit purnama.

"Assalamualaikum" ujar Rio saat memasuki ruangan rawat milik putrinya.

"Waalaikumsalam" jawab laras dan lavinka bersamaan.

"Pah gimana kondisi kak Kevin?!" Tanya lavinka panik.

"Hahhhh, jadi Kevin......" Rio menjelaskan semuanya yang di dengar dari Kevin.

"Mahhhh, kak Kevin Mah..." ujar lavinka menangis setelah mendengar cerita dari papahnya.

"Sabar yah nak.... semua pasti berlalu... kita cuma bisa berdoa...." ujar laras menenangkan putrinya itu.

Lavinka hanya diam dan mengangguk di pelukan mamahnya,

Kemudian lavinka yang kelelahan menangis pun ketiduran di pelukan mamahnya.

"Hahhh, kasian banget kamu nak" ujar laras mengelus wajah cantik putrinya itu.

"Kita doain yang terbaik yah mah untuk keduanya" ujar Rio dan diangguki oleh istrinya.