seorang gadis yang berniat kabur dari rencana perjodohan yang dilakukan oleh ibu dan ayah tirinya, berniat ingin meninggalkan negaranya, namun saat di bandara ia berpapasan dengan seorang laki-laki yang begitu tampan, pendiam dan berwibawa, berjalan dengan wajah dinginnya keluar dari bandara,
"jangan kan di dunia, ke akhirat pun akan aku kejar " ucap seorang gadis yang begitu terpesona pada pandangan pertama.
Assalamualaikum.wr.wb
Yuh, author datang lagi, kali ini bertema di desa aja ya, .... cari udara segar.
selamat menikmati, jangan lupa tinggalkan jejak.
terimakasih...
wassalamualaikum,wr.wb.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Marina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kembali ke rumah ibu Suci
“Zora senyum-senyum sendiri membayangkan kehidupan nya setelah menikah dengan Yusuf, ahhhh pasti akan sangat bahagia...
"Laki-laki pemalu yang sangat menggemaskan, bahkan melihat cara Yusuf berbicara rasanya ia tidak sabar ingin memakan bibir sexy itu..." gumam Zora dalam hati, ia tidak mendengarkan Yusuf berbicara, melainkan ia asyik dengan pemikirannya sendiri.
Zora merasakan sensasi dingin menjalar di punggungnya. Ia tidak hanya mengejar seorang pria yang sudah memiliki takdir yang ditetapkan, ia mengejar seorang pria yang sudah memiliki rumah yang ditetapkan untuk wanita lain. Keberadaannya di sini terasa seperti gangguan yang terlambat.
“...Calon istri Ustadz pasti wanita yang beruntung,” ucap Zora, berusaha agar suaranya terdengar netral. Ada sedikit rasa sakit yang menjalar di hatinya.
Yusuf tertawa kecil, melirik Zora sekilas sebelum kembali fokus pada rumah itu. “Saya tidak tahu, Nona. Ayah yang memilihkan jodoh untuk ku , Tapi, Ayah berharap agar wanita itu bisa menjadi pendamping yang baik untuk mengelola pesantren. Karena Tanggung jawabnya besar.” kata Yusuf menjelaskan dengan malu-malu.
Zora kini mengerti. Perjodohan. Yusuf juga dijodohkan. Bedanya, Yusuf menerimanya dengan pasrah dan tanggung jawab, sementara Zora melarikan diri dengan panik. Karena di tidak mau di jodohkan dengan laki-laki yang terlihat genit, walaupun sangat kaya tapi tatapan matanya penuh dengan hasrat, bukan hanya kepada dirinya,tapi pada sahabatnya juga yang sempat menemani dirinya saat pertemuan pertama dengan laki-laki yang akan dijodohkan padanya.tidak lepas dari tatapan mesum dari laki-laki itu.
"Jadi, aku tidak hanya bersaing dengan takdir, tapi dengan perjodohan lain yang sudah disiapkan rumahnya?" batin Zora merasa sangat tertantang.
Tiba-tiba, tugasnya bukan lagi hanya sekadar menarik perhatian Yusuf, tetapi menghancurkan rencana masa depannya. Ini adalah pertarungan. Zora, seorang tuan putri yang selalu mendapat kan apa yang dia inginkan, begitu pun dengan masalah ini, dia pasti akan mendapatkan Yusuf, orang yang sudah di cap menjadi miliknya maka akan selamanya menjadi miliknya bagaimanapun caranya, bila perlu dia akan menculik Yusuf seandainya pernikahan itu akan terjadi.
“Tunggu, Ustadz. Saya punya satu pertanyaan lagi, kalau boleh,” ujar Zora, kini tatapan matanya sudah kembali tajam dan penuh perhitungan. Aura ‘mahasiswi polos’ telah berganti menjadi ‘pebisnis agresif’.
“Tentu, Nona. Silakan,” jawab Yusuf, menoleh ke arahnya sekilas lalu menunduk kembali.
“Kapan... calon istri Ustadz akan datang ke sini...?" tanya Zora hati-hati.
" eh...maaf nona, saya tidak tahu, tapi kata ayah mereka akan kesini, karena kebetulan rumah yang berada di depan pesantren yang terlihat besar dan mewah itu adalah milik saudara ibunya ".kata Yusuf jujur.
" astaghfirullah " gumamnya setelah teringat kalau dia membicarakan tentang di luar topik pesantren.
"emmm, kalau begitu...saya permisi dulu ya, perut ku lapar belum makan sejak semalam" kata Zora menunjukkan tatapan polosnya, tatapan yang biasa ia berikan saat minta sesuatu pada ayah dan ibunya, maka mereka dengan senang hati akan memberikan apa yang ia inginkan....
" iya nona... silahkan" ucap Yusuf ramah, lalu mengantar Zora sampai di depan gerbang pesantren yang tinggi menjulang.
Ia melihat Zora berjalan dari belakang dengan tatapan yang sulit di artikan.lalu Zora berbelok ke ke kiri, karena rumah yang di tempat nya berada di sana.
Zora tidak berani melihat ke belakang tapi tatapannya mencari rumah mewah di depan pesantren yang terlihat paling mencolok....
" ternyata itu rumahnya..., " gumamnya tersenyum mengejek.
Ternyata biasa saja, tidak mewah.... mungkin, karena Yusuf orangnya sederhana jadi melihat rumah seperti itu terlihat mewah, apalagi rumah itu paling menonjol di antara deretan rumah tersebut... rumah dengan dua lantai dengan arsitektur klasik...ada mobil juga di area parkir di dalam,
" mobilnya sama dengan mobil tukang kebun di rumahku" gumamnya terkekeh sambil melangkahkan kakinya, dan berbelok kearah kiri....
Tak lama kemudian...Zora berdiri di depan rumah,tapi dirinya bingung , dimana rumah yang ia tempati.... karena semalam dia masuk dalam keadaan gelap, dan keluar pun dalam keadaan gelap.... di depan dia berdiri ada tiga rumah yang ukurannya hampir sama.... dia kebingungan sendiri saat kembali dari pesantren. dia melihat jam tangannya yang ternyata sudah jam 08.00 pagi.
mau menelpon sopir pun percuma... karena ponselnya dia tinggal di rumah.
"assalamualaikum...nona Zora baru pulang?" tanya seorang wanita paruh baya, yang rumahnya ditempati oleh Zora.
Zora berbalik, saat mendengar ucapan salam dari seseorang yang ia yakini adalah ibu Suci.
" waalaikumsalam...iya Bu" jawabnya sopan.
"Kenapa tidak langsung masuk saja... rumahnya tidak dikunci kok, tapi kalau kamar yang ditempati non Zora sudah ibu kunci, takut banyak barang berharga.
" sebenarnya Zora bingung Bu... mau masuk rumah yang mana, Zora lupa" jawabnya terkekeh.
ibu Suci menggelengkan kepalanya, merasa lucu dengan gadis cantik yang ada di depannya ini.
" itu yang paling pinggir, adalah rumah ibu, sementara yang dua rumah di sebelah nya tetangga ibu tapi orang-orangnya sudah berangkat ke ladang untuk menanam sayuran " kata ibu Suci menjelaskan.
" ayo nona masuk, pasti non Zora sudah lapar kan, ibu sudah masak dari tadi, dan saudara nona tadi sudah sarapan terlebih dahulu,tapi sekarang sedang tidur." lanjutnya ...
Akhirnya Zora ikut memasuki rumah nya.
Semalam keadaan rumah masih gelap, dan pagi tadi pun masih gelap, hanya kamar mandi saja yang terang, dan kata ibu Suci, lampu nya memang sudah mati....
Saat Zora melangkah masuk, ia tidak mengucapkan sepatah kata pun, namun pikirannya bekerja keras memproses kontras antara rumah ini dan rumahnya.
" Ini... sungguh kecil. Bahkan lemari pakaianku di rumah jauh lebih besar daripada seluruh ruang tamu ini." gumamnya dalam hati.Zora Menelisik seluruh ruang tamu yang sangat kecil, bahkan supirnya sedang tidur nyenyak di karpet depan lemari TV. TVnya masih berbentuk tabung berukuran kecil.
Zora baru pertama kali melihat nya sedikit terkesima melihat bentuknya yang lucu.
"Tapi, harum. Bau kayu dan sabun yang bersih. Tidak ada debu sama sekali. Jendelanya berkilauan. Bagaimana mungkin orang dengan sedikit uang bisa menjaga semuanya serapi ini?"
"Di rumah, aku punya puluhan kamar dan pelayan, tapi rasanya dingin dan kosong. Di sini, rasanya... hangat. Seperti tempat yang benar-benar bisa kusebut rumah, tanpa semua aturan dan dinding kaca itu."
"Aku tidak boleh merusaknya. Aku harus belajar. Mulai sekarang, ini adalah duniaku. Ruangan kecil ini adalah permulaan kebebasanku." gumamnya dalam hati penuh tekad yang kuat. Zora pasti bisa, walaupun saat bangun tidur tubuhnya terasa sakit.
" ayo nona Zora duduk disini, ibu sudah menyiapkan makanan untuk mu, tapi mungkin makanan ini terlalu sederhana" ucap ibu Suci dengan ramah.
"tidak apa-apa Bu, maafkan Zora sudah merepotkan ibu" ucap Zora jujur, dia menelan ludahnya sendiri, melihat di meja ada nasi, lalapan , ikan kecil-kecil dan sambal.
eh Thor semoga itu Zorra bisa mengatasi fitnahan dan bisa membongkar dan membalikkan fakta kasihan yang lg berhijrah di fitnah....
lanjut trimakasih Thor 👍 semangat 💪 salam