NovelToon NovelToon
KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS

KEMBALI-NYA SANG ANTAGONIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:66.4k
Nilai: 5
Nama Author: Senjaku02

____________________________
"Dar-Darian?" suaranya pelan dan nyaris tak terdengar.
"Iya, akhirnya aku bisa membalas kejahatan mu pada Nafisha, ini adalah balasan yang pantas," ucap Darian Kanny Parker.
"Kenapa?" tanyanya serak dengan wajah penuh luka.
"Kau tak pantas hidup Cassia, karena kau adalah wanita pembawa masalah untuk Nafisha," ujarnya dengan senyum sinis.
Cassia Itzel Gray, menatap sendu tunangannya itu. Dia tak pernah menyangka akan berakhir di tangan pria yang begitu dirinya cintai. Di detik-detik terakhir. Cassia masih mendengar hal menyakitkan lainnya yang membuat Cassia marah dan dendam.
"Keluarga Gray hancur karena kesalahan mu, Cassia! Aku lah yang membuat Gray bangkrut dan membuat kedua orang tuamu pergi, jadi selamat menemui mereka, Cassia! Ini balasan setimpal untuk setiap tetes air mata Nafisha," bisik Darian dengan senyum menyeringai!

DEG!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjaku02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32

  Dax tak menjawab, dia justru melirik Darian dan seolah bicara,"Jaga perempuan ini!" mata tajam itu penuh peringatan mematikan yang berbahaya.

  "Naf, jangan ganggu dia! Besok Kakak akan bawa mobil ya," kata Darian, sebenarnya dia lebih suka motor. Namun, jika Nafisha suka mobil maka ia akan gunakan itu.

  "Tapi, Kak, aku tidak bisa naik motor, bisakah Kakak meminta Kak Dax membawa aku!" mohonnya dengan mata berbinar seperti kucing.

  Darian hanya bisa menarik napas panjang, dia melirik pada Dax, dan belum sempat Darian berucap, Dax justru langsung membuka suara,"Jangan meminta hal gila, aku tidak melakukan hal itu walaupun kau bersujud!" setelah itu Dax membuka pintu mobil dan dia meninggalkan area parkiran YHS dengan kecepatan tinggi.

  Sedangkan Nafisha, hanya bisa mengumpat dalam hati, dia berusaha menggaet Dax juga walaupun asal usulnya belum Nafisha ketahui.

  Namun, dari wajah dan penampilan ia yakin Dax mungkin salah satu putra orang paling berpengaruh. Walaupun mobilnya di bilang biasa untuk di lihat sekilas.

  'Mungkinkah dia Yazeed?' pikir Nafisha penuh dengan kecurigaan yang berusaha ia tutupi dengan wajah polos tanpa dosa itu.

  ' ahh... Nggak mungkin, kalau memang dia keturunan dari keluarga Yazeed kenapa juga harus bersembunyi? Pasti dia keturunan dari keluarga kaya raya yang lain.' ucapnya dalam hati. mensugesti dirinya sendiri.

  Padahal tanpa dia sadari kecurigaan yang sempat terlintas dalam benaknya adalah sebuah kebenaran yang suatu saat akan terungkap dan itu akan menjadi penyesalan terbesar dalam hidupnya. Karena meragukan instingnya sendiri.

...****************...

    Di basecamp,

  Setibanya di basecamp, Dax melangkah keluar dari mobil dengan aura amarah yang membara. Setiap jejak kakinya seperti petir yang menakutkan, wajahnya mengeras menjadi batu beku, membuat anak-anak yang lain tak berani menyapanya.

  masuk ke dalam ruang khusus untuk bersantai Dax menjatuhkan dirinya di sofa, wajahnya ia tutupi dengan lengan kekarnya. Nafas berat itu keluar dari mulutnya.

  Giovano, Russel, Morgan, dan Vladimir sudah lama saling bertukar pandang, seolah menunggu salah satu di antara mereka berani membuka suara. 

  Ketegangan itu memenuhi ruangan, sampai akhirnya Vladimir, yang memang sudah mengenal Dax sejak kecil, memberanikan diri maju. 

  Dengan langkah tenang, dia duduk di sofa dekat Dax dan menatap tajam. “Kamu kenapa, Dax? Kok kelihatan murka banget?” tanya Vladimir, nada suaranya lembut tapi tegas. 

  Dax masih membiarkan lengannya menutupi wajahnya, napasnya berat. “Itu... cewek gila,” jawabnya singkat, penuh amarah yang tersembunyi.

   Semuanya langsung paham siapa sosok yang dimaksud, tanpa perlu tanya lebih jauh. 

  Morgan akhirnya menyuarakan rasa penasaran mereka, “Dia ngapain kamu, sih?”

  Dax mengubah posisi, duduk dengan susah payah, seolah menahan beban yang menyesakkan dadanya. “Tiba-tiba minta numpang mobil. Sinting bener, cewek itu!” gerutunya, suaranya bergetar setengah marah setengah muak. 

  Mereka hanya bisa menggelengkan kepala, sulit mempercayai tingkah nyeleneh cewek itu. Di dalam hati, mereka mengumpat diam-diam, ‘Bodoh...’ Namun, tak satu pun yang berani mengucapkannya.

  "Aku gak ngerti, kenapa Darian bisa pilih cewek gila itu! Katanya juga mau dibawa ke sini? Gila bener orang itu, seenaknya main ambil keputusan!" Russel mengepalkan tinjunya, matanya penuh kemarahan yang sulit ditahan.  

  Tiba-tiba Giovano menyahut, suaranya berat tapi tegas, "Sudahlah, kita cabut dari sini. Mending ke rumahmu saja, Bos. Lama banget kita gak kumpul bareng."  

  Mereka serentak mengangguk, suara mereka nyaris bersaut dalam kesepakatan tanpa kata lain.

  "Oke." Jawab Dax,

  mereka pergi ke rumah Dax, tanpa pemberitahuan ke yang lain, tidak peduli dengan kedatangan dua makhluk tak jelas itu ke basecamp.

  Beberapa menit setelah mereka meninggalkan basecamp tersebut. Darian dan Nafisha sampai di basecamp Black Libra menggunakan Taksi.

...****************...

    Nafisha melihat ke gedung yang tak terlalu besar itu dengan tatapan sulit di artikan. Di depan gedung itu ada beberapa anggota Black Libra yang duduk bersantai.

  Darian yang berdiri tak jauh dari nafisha, meriah tangan nafisha dan menariknya masuk ke dalam basecamp tersebut.

  Para anggota Black Libra menyapa Darian tapi tidak menyapa nafisha sama sekali.

  " Selamat datang tuan." sapa mereka serentak. Lalu melanjutkan kegiatan mereka lagi tanpa memperdulikan keberadaan nafisha.

  Darian membalas dengan senyuman. Nafisha mengepalkan salah satu tangannya yang tidak di genggam oleh Darian dengan erat.

  Hatinya menahan amarah, matanya berkilat tajam menatap perilaku mereka.

  ' Sial, awas aja kalian. akan aku balas kalian semua.' umpatnya dalam hati.

 "Kemana Dax dan yang lain?" Darian duduk di sofa dengan Nafisha yang juga ikut duduk dengan elegant dan terlihat polos.

  "Kami tidak tahu, mereka tadi pergi dan tak mengatakan apapun," jawab salah satu anggota Black Libra.

  Darian mengangguk dia akhirnya kembali fokus pada Nafisha dan tak menghiraukan anggota lain yang nampak tak begitu suka dengan kehadiran Nafisha di sana.

...****************...

Di rumah Yazeed.

  "Kalian datang anak-anak?" Crystal bertanya lembut.

  "Iya, tante apa kabar?" Vladimir yang lebih tua dua bulan dari Dax dan yang lain membuka suara sebagai respon.

  "Baik, kamu bagaimana? Apa Mama dan Papamu sehat?" Crystal tentu tahu tentang Vladimir yang menjadi putra pertama dari Gray.

  "Mama dan Papa baik, Mama menitip salam untuk tante," jawab Vladimir dengan senyum tipis.

  "Kalau begitu salam kembali ya!"

  Vladimir mengangguk, tadi Margaretha menelpon dirinya dan menanyakan apa ia akan kembali lebih awal atau terlambat. Dan saat Vladimir menjelaskan tentang tujuannya kali ini Margaretha langsung menitip salam untuk Crystal.

  Setelah saling sapa dengan Crystal mereka sekarang sudah berada di lantai tiga dimana tempat itu seperti basecamp kedua bagi anggota inti black Libra.

  "Jadi tema apa yang akan di ambil pada acara tahunan kali ini?" yang pertama kali membuka suara adalah Russel.

  "Aku sedang berdiskusi dengan beberapa petinggi di YHS dan belum mendapatkan tema yang cocok untuk tahun ini," jelas Dax, kemarin dia mengadakan meeting dengan beberapa petinggi YHS dan mereka belum menemukan tema yang cocok untuk kali ini.

  "Kenapa tidak bertopeng saja? Lagipula tema itu cocok untuk menutup identitas, bagaimana?" Vladimir memberikan solusi yang bisa menjadi pertimbangan.

  "Ide yang bagus, lagi pula Dax, sepertinya kali ini salju akan turun lebih awal, jadi tema Es dengan topeng misterius menjadi tema yang cocok," Russell juga memberikan pendapat dan di angguki oleh Dax tanda pria itu cukup setuju.

  "Jadi apa dresscodenya?" Giovano membuka suara setelah sejak tadi menjadi pendengar.

  "Putih dan biru, bagaimana? Es itu identik dengan putih dan topengnya bisa sesuai dengan tema Es, bisa topeng aesthetic harus putih atau biru topengnya, bagaimana?" Morgan mengusulkan dengan menatap teman-temannya.

  "Boleh juga, lagipula warna itu lebih cocok untuk tema kali ini, karena seperti salju memang akan turun lebih cepat," Dax setuju usulan teman-temannya lagipula usulan mereka semua sangat unik.

  Setiap tahun YHS hanya membawa tema dansa atau party biasa dengan dresscode hitam atau warna-warna netra lainnya. Namun, perpaduan antara biru dan putih seperti bagus sebab salju itu putih dan langit itu biru. Jadi itu akan cocok untuk tema kali ini.

  Dax terus membahas hal itu dengan teman-temannya dan ia juga akan mengadakan meeting kembali dengan para petinggi YHS sebelum memutuskan mengambil tema ini.

  Tidak lupa keputusan yang ia ambil juga harus berdasarkan persetujuan sang Daddy. Wlaupun dia yang selalu di minta untuk mengurus sekolah. Namun, sebagai anak dia harus meminta usulan dari Mommy dan Daddynya itu.

1
Rossy Annabelle
aaaahhhh tak sabar menunggu,,bakal seru nih🥳
aku
dan juga ada saya yg menunggu up selanjutnya 😁😁😁
Sribundanya Gifran
lanjut thor
MataPanda?_
𝘀𝗲𝗺𝗮𝗸𝗶𝗻 𝘀𝗲𝗿𝘂 𝗸𝗮𝗸..𝘀𝗲𝗺𝗮𝗻𝗴𝗮𝘁 𝘁𝗿𝘂𝘀 𝗸𝗮𝗸.😀
Sri hari Jeni
critanya bgus kak
Ziah Salsabilah
lnjuttttttt thorrrr
Sribundanya Gifran
lanjut up lagi thor
Sribundanya Gifran
lanjut
No Nong
up yg rajin Thor, MaaSyaaAllah suka bagatt sama cerita nya,bikin semangat baca
Senjaku02: siap🫡
total 1 replies
Sribundanya Gifran
lanjut
Ziah Salsabilah
lanjutkan thorrrrrr
Moh Rifti
up
MataPanda?_
lanjut kak seru banyak"up y semangat😀
Sribundanya Gifran
lanjut
Rohimah
terlalu drama panjang,,
Sribundanya Gifran
lanjut
kriwil
kira in dax dan vladimir itu ga satu geng sama darian
Moh Rifti
next
Sribundanya Gifran
lanjut
Rossy Annabelle
iiih si ulet bulu mau ngikut pangeran woy,GX tau malu bngt sumpah😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!