NovelToon NovelToon
Blow Me

Blow Me

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: nadhi-faa

Cinta yang di nanti selama delapan tahun ternyata berakhir begitu saja. Harsa percaya akan ucapan yang dijanjikan Gus abid kepadanya, namun tak kala gadis itu mendengar pernikahan pria yang dia cintai dengan putri pemilik pesantren besar.

Disitulah dia merasa hancur, kecewa, sekaligus tak berdaya.

Menyaksikan pernikahan yang diimpikan itu ternyata, mempelai wanitanya bukan dirinya.

menanggung rasa cemburu yang tak semestinya, membuat harsya ingin segera keluar dari pesantren.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nadhi-faa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29

"tuan, nona elise ingin bertemu dengan anda."

suara lidya sayup-sayup dari balik pintu ruang kerja axel. Pria yang duduk dengan menghadap setumpuk berkas penting yang perlu dia cek ulang itu mengernyit sebentar, namun tak lama ekspresi kembali normal.

"aku sibuk, suruh dia balik."

"baik."

Axel menekan pelipisnya, dia cukup lelah hari ini, kepala berdenyut, namun matanya masih menyusuri tulisan pada setiap lembaran kertas putih dengan teliti, tidak satupun yang boleh terlewatkan oleh pengawasan mata tajamnya, dia adalah pria yang teliti dalam bekerja.

suara pintu ruang kerja didorong pelan, axel mengangkat sedikit kepalanya, matanya menatap sepatu berhak tinggi berwarna pink, kaki jenjang putih itu milik elise yang sedang melangkah kearahnya dengan anggun dan teratur, seolah hentakan sepatunya itu sudah disetel sesuai dengan irama yang pas, cantik, anggun, keras kepala itulah gambaran mantan istrinya. Axel sering mengusirnya, namun wanita itu tetap akan masuk kedalam ruang kerja.

"kenapa kamu menolak kunjunganku, aku hanya sedang mampir sebentar untuk mengantarkan makan siang."

Elise menghentikan langkahnya, dia kini tengah berdiri didepan meja kerja mantan suaminya. wanita bermata coklat dengan pandangan tajam itu memandang dengan optimis dan percaya diri. dia meletakkan paper bag dengan pelan diatas meja axel.

"makanlah, ini makanan kesukaan mu."

Axel melirik sekilas, dia menegakkan tubuhnya yang sedang duduk di kursi kerja. menelisik mantan istrinya sesaat. dalam paper bag berwarna coklat dengan tulisan merek makanan dari restoran ternama, yang tentu isinya sudah sering axel makan.

"apa kau tak tahu aku sedang sibuk?."

sebuah pertanyaan yang meluncur dengan nada dingin, menusuk dan penuh penolakan, namun elise tak pernah menyerah. dia akan tetap datang dan berkunjung ke kantor mantan suaminya, berharap hati pria itu luluh dan mau menerimanya kembali. tapi sayang, wanita cantik itu tidak tahu jika mantan suaminya sudah menikah kembali, bahkan para karyawan-nya pun tidak ada satupun yang tahu kecuali max.

"iya, kamu bisa pergi sekaranc."

pengusiran secara terang-terangan, namun elise tak pernah goyah, dia akan pergi, namu juga tidak akan berhenti untuk kembali lagi. wanita itu tidak memaksa kehendaknya namu juga tak bisa digoyahkan keputusannya.

"baiklah, aku mengerti kau sedang sibuk, aku pulang. oh ya bulan depan aku akan mulai syuting film baru. tidakkah kau berniat datang untuk melihatku axel."

Elise tersenyum manis, bibir berlapis lipstik merah marun itu tentu sangat pas pada kepribadian wanita bergaya elegan itu.

Axel mendongak, menatap mantan istrinya yang masih berdiri didepan kerjanya. selalu begitu tatapan wanita itu, penuh percaya diri, seolah dia lupa jika pernah berbuat salah pada pria didepannya.

"apa kau terlihat seberarti itu?."

"mungkin."

jawaban elise membuat axel tersenyum kecil.

"pergilah!!"

usirnya, nada dingin itu membuat elise tertawa kecil.

"baiklah sayang, maaf menggagu waktumu..."

elise melirik jam tangannya sekilas.

"aku juga sedang ada pertemuan juga, see you next tame axel."

Axel diam, dia kembali pada berkasnya tanpa menatap lagi kepergian mantan-nya.

"dasar rusa betina..."

gumamnya.

Tak lama pintunya kembali diketuk.

"maaf tuan, ini saya max."

"masuk max."

pria berkaca mata itu segera menghadap tuannya.

"ini laporan yang anda minta?."

Axel mengangguk pelan. entah mengapa melihat mata elise itu membuat dia teringat pada tatapan indah wanita muda yang sekarang tinggal di mansion milik-nya. selain memiliki kornea dan tatapan yang mirip, dua wanita itu memiliki sifat keras kepala yang sama, namun juga memiliki perbedaan yang banyak juga.

elise memiliki postur tubuh semampai dan tinggi, wajah mantan istrinya itu tegas dan tirus. sedangkan harsa memiliki tubuh mungil, wajah sedikit berisi, memiliki kesan kalem namun sedikit tengil.

Axel jadi ingin tahu apa yang dilakukan wanita muda itu di dalam mansion nya saat ini.

"max, apa kamu mendapat kabar dari nyonya anna."

"ah iya tuan, hari ini nyonya anna mengatakan bahwa miss diana sudah datang ke mansion."

Axel mengangguk, keputusannya untuk mengundang seorang fashion stylist adalah keputusan yang tepat. istri kecilnya itu butuh perubahan untuk sedikit berkelas, pakai nya yang digunakan setiap hari itu membuat axel sakit mata.

***

Saat ini harsa sedang berjalan di jalan setapak yang ada dibelakang mansion. harsa baru tau jika di belakang rumah suaminya itu ada kandang kuda.

"laras, sudah berapa lama kamu bekerja disini?."

disamping harsa, seorang pekerja muda menemani-nya, umurnya lebih muda dari harsa.

"saya hanya bekerja jika diminta tuan, nona."

Jawaban laras membuat harsa mengerutkan kening, jawaban itu terdengar ambigu di telinganya.

"maksudnya?."

"tuan muda axel hanya memanggil saya untuk bekerja tertentu, misalnya pekerjaan menemani anda saat ini atau ketika disini ada acara dan membutuhkan pekerja wanita lebih banyak, selebihnya saya akan fokus kuliah."

"oh begitu ya?. kamu semester berapa?."

"semester dua."

"wah, berarti kita seumuran."

"iya nona."

"kau bisa memanggil namu ku laras."

gadis itu menggeleng.

"itu tidak benar."

harsa menghela nafas pelan, dia tidak suka peraturan tempat ini yang terdengar begitu formal dan terlihat begitu berkasta, seolah ada batas tertentu disini, padahal harsa sediri juga seperti mereka.

tak membutuhkan waktu lama acara jalan-jalan berkeliling mansion. setelah makan siang harsa kembali ke kamar untuk mengistirahatkan diri.

tok tok tok.

"nona ini saya anna."

harsa menghela nafas, dia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul satu siang.

"astaghfirullah, apa lagi?."

gumam harsa.

"ya bi anna ada apa?."

"saya hanya ingin memberi tahu anda, bahwa sebentar lagi miss diana akan segera tiba, anda harus segera menyiapkan diri."

"iya bi."

harsa kembali menghela nafas, pipinya menggembung.

"siapa lagi itu."

setengah jam barulah harsa turun, ditemani anna yang sudah menjemputnya sampai kamar. harsa berasa tuan putri atau mungkin tahanan yang dijemput dari tempat bersemayam.

Di sofa, dua wanita tengah duduk dengan sopan, menunggu sang nyonya rumah yang baru menuruni tangga.

"maaf miss diana, anda telah menunggu terlalu lama."

Anna bersuara dengan menunduk sopan.

miss diana, wanita berusia empat puluh tahun itu bangkit dari duduk nya dengan elegan, memposisikan tubuh menghadap kepala pelayan mansion keluarga Frederick dengan senyum hangat.

"tidak masalah, saya juga baru saja datang."

miss diana menatap wanita muda yang ada di samping pelayan tua itu.

"nyonya, ini mis diana. dan miss diana, ini adalah nyonya muda Frederick."

"ah salam kenal nyonya muda Frederick."

Miss diana segera menyapa terlebih dulu pada wanita muda didepannya.

"ah, iya. salam juga miss diana."

Harsa canggung, dia tersenyum kaku pada wanita yang sangat fashionable di depannya. Dia jadi tak nyaman dengan pakaian daster rayon-nya jika bersanding dengan wanita dewasa didepannya.

"ini saya bisa memulai, atau anda ingin bersiap dulu. Tuan Axel memanggil saya untuk mengajari banyak hal pada anda, mohon untuk kerja samanya."

"ah iya."

miss diana tersenyum, melihat wanita muda didepannya yang kikuk dan tersenyum paksa itu membuat dia gemas.

ah selera tuan axel adalah daun muda, tapi penampilan sederhananya gadis ini cukup tidak cocok dengan selera pria dewasa yang sudah matang itu. meski begitu, gadis ini tidak begitu buruk, dengan keahlianku, dalam sekejap akan menjadi wanita muda yang menakjubkan.

gumam miss diana menilai.

"bagaimana? apa bisa dimulai."

"silahkan miss, saya sudah menyediakan tempat."

jawab anna.

Harsa melirik wanita baya di sampingnya. mata gadis itu seolah meneriaki banyak pertanyaan pada kepala pelayan tua itu, namun anna tak begitu peka.

Dia menjadi petunjuk jalan kepada nyonya mudanya dan tamunya untuk menuju kamar tamu yang sudah disediakan.

miss diana mengekori di samping, bersama asisten-nya yang sudah membawa barang yang disiapkan.

"bibi, ini kita mau ngapain?."

tanya harsa, rasa penasarannya sudah diatas ubun-ubun.

"sekedar untuk belajar menjadi nyonya keluarga Frederick nona. tenang, anda cukup mendengar saran miss diana."

jawab anna pelan.

harsa melirik wanita dewasa yang terlihat begitu elegan dimata harsa.

kini anna meninggalkan harsa pada miss diana.

1
Miss nana
❤️
Miss nana
harsa gak dapat mas abi, masih ada mas axel yang siap otw melamar kamu hehehe...
Salsa Bila
lanjut kak......
Lusy Purnaningtyas
ditunggu updatenya kakak cantik. semangat...🥰
Lusy Purnaningtyas
g terasa,habis maraton seharian. ditunggu updatenya kak....🥰
Lusy Purnaningtyas
aku sukak....
semangat harsa alex....
Lusy Purnaningtyas
holla...
Merryati Sakoi koi
terlalu lama iklanx jelek jg.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!