NovelToon NovelToon
Ceo Casanova Dan Gadis Tengil

Ceo Casanova Dan Gadis Tengil

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:934.2k
Nilai: 4.7
Nama Author: Ekadewi01

Luna Olivia, seorang mahasiswi semester akhir yang memiliki sifat bar-bar harus menerima kala dirinya dijodohkan karena balas budi Ayahnya.

Bara Adi Wijaya, seorang Ceo Casanova yang tidak ingin mempunyai komitmen dengan wanita, tetapi malah dijodohkan dengan orang tua nya.

***
Bagaimana jadinya jika seorang Ceo Casanova di jodohkan dengan gadis tengil yang bar bar?
Apakah mereka bisa bersatu dan saling menerima ?
Atau malah sebalik nya, mereka tidak akan bisa bersatu karena perbedaan yang ada ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ekadewi01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29. Mengungkapkan Perasaan

Setelah makan malam, Bara benar-benar mengajak istrinya motoran. Tanpa Luna ketahui, sang suami sudah merencanakan sesuatu.

"Bun, Yah, kita pamit keluar dulu, ya," pamit Bara kepada mertuanya.

"Iya, hati-hati kalian!" jawab Bunda.

Setelah berpamitan mereka keluar meninggalkan mansion.

Bara mengendarai motor sang istri dengan kecepatan sedang."Kita kemana dulu?" tanyanya sedikit berteriak agar Luna bisa mendengar perkataannya.

"Keliling aja dulu, nanti pulangnya baru ke taman!" jawan Luna meninggikan suaranya agar Bara bisa mendengar ucapannya.

"Okay, siap. Pegangan gue mau ngebut!" Luna memeluk Bara erat membuat Bara kegirangan bisa di peluk oleh istrinya.

Senyaman ini gue saat sama lo, batin Bara.

Setelah setengah jam berkeliling akhirnya mereka berhenti di taman sesuai permintaan Luna.

Bara memarkirkan motornya di tempat yang sudah di sediakan lalu menggandeng tangan sang istri menuju stand para penjual makanan.

"Silahkan jajan sepuas nya!" Bara mengibaskan uang pecahan seratus sebanyak sepuluh lembar di tangannya membuat Luna tertawa.

"Padahal gue cuma bercanda doang, eh malah beneran lo siapin duit cash sebanyak itu," celetuk Luna.

"Biar puas jajannya," jawab Bara enteng.

"Jangan lupa beli itu cilok yang bulet-bulet!" titah Bara.

"Keknya cilok jadi makanan pinggir jalan favorit lo ya, Om."

"Bisa jadi."

Luna membeli cilok untuk Bara dan juga untuk dirinya. Luna juga membeli jajanan lain seperti telur gulung, takoyaki, cimol kentang, dan juga batagor.

"Adek-adek!" panggil Luna.

Sontak saja anak-anak kecil yang berada di taman itu menoleh kerah Luna.

"Iya, Kak," jawab salah satu dari mereka.

"Kakak mau bagi-bagi rezeki nih sama kalian. Kalian boleh jajan di semua penjual makanan yang ada disini sepuasnya, nanti Kakak yang bayar!" ujar Luna semangat.

"Beneran, Kak?" tanya mereka memastikan.

"Beneran, serius. Ajak yang lainnya juga, ya!"

"Hoooreeee," sorak mereka kegirangan.

"Pak, semua makanan yang mereka beli saya yang bayar nanti," ucap Luna ke para pedagang yang berada di sana.

"Siap, Non," jawab semua para pedagang dengan kompak.

Setelah Luna mendapatkan makanan dan minuman nya, dia mengajak Bara duduk dibangku taman.

"Kenapa lo beliin mereka semua jajanan?" tanya Bara membuka obrolan.

" Ya, nggak papa. Kan duit lo lebih tuh Om, daripada mubazir nggak dipake ya mending buat beliin mereka makanan. Lagi juga duit lo kan banyak, kalo cuma buat beli jajanan gitu doang mah nggak mungkin abis. Ya, itung-itung lo sedekah sama mereka bagi-bagi rezeki," jawab Luna apa adanya.

Bara semakin kagum dengan istrinya itu, tidak hanya mandiri tetapi juga rendah hati.

"Okay, suapin dong ciloknya!" pintanya manja.

Luna menyuapi Bara cilok bergantian dengan nya yang juga iku memakan cilok tersebut.

"Yang ini mau coba nggak?"

"Apa namanya?" Tanya Bara yang memang tidak mengetahui nama makanan yang Luna tawarkan.

"Batagor, enak ayok coba dulu!" Bara mengangguk menyetujuinya.

"Aaaa, buka mulut nya!" titah Luna.

Bara membuka mulutnya lalu Luna menyuapi batagor itu sedikit demi sedikit hingga habis tak tersisa.

"Lumayan yang ini rasanya," pendapat Bara.

"Kenapa makanan kek gini rasa nya mirip-mirip ya kenyel-kenyel gitu." Ucapan Bara membuat Luna tertawa.

"Iya, mungkin karena makanan ini hampir rata-rata khas Sunda kek Bandung gitu. Itu nama makanan nya ada singkatan nya. Kek cilok aci di colok terus batagor baso tahu goreng," ujar Luna menjelaskan.

"Serius itu singkatan nya? lucu juga, ya," sahut Bara terkekeh.

"Iya, sebenernya masih banyak lagi makanan laen nya, cuma nggak semua ada disini. Makanya gue kadang seneng kalo pergi ke Bandung, bisa kulineran khas Bandung yang beraneka ragam."

"Ayok, kapan-kapan ke Bandung! Minggu besok ya pas weekend lagi kita ke Bandung," ajak Bara begitu semangat.

"Serius, Om?" tanya nya memastikan.

"Iya serius, sekalian kita jalan-jalan ke Bandung liat yang ijo-ijo biar seger hirup udara sana." Kalau di pikir pikir Bara ini sebenarnya hampir mirip dengan Luna, dari segi bahasanya juga tidak terlalu kaku.

"Okay, gas aja gue mah," jawab Luna tak kalah semangat.

"Ya udah, bayar dulu gih! nih duit nya." Bara menyerahkan uang pecahan bewarna merah ke tangan sang istri.

Setelah Luna membayar semua makanan yang anak-anak pesan, Bara mengajaknya pulang.

"Ikut gue ke suatu tempat dulu, ya!" pinta Bara.

"Okay." Luna hanya mengikuti saja permintaan suaminya.

Kini mereka sedang dalam perjalanan ke tempat yang Bara tuju. Setelah mengendarai motor sport sekitar 15 menit, mereka sampai di salah satu restoran yang memiliki danau buatan.

Bara sudah membooking langsung restoran tersebut, untuk dirinya mengungkapkan perasaan nya kepada Luna.

Di pinggir danau buatan itu terdapat sebuah meja yang sudah dihiasi dengan lilin yang terlihat sangat cantik.

"Kita ngapain kesini, Om?"

"Udah, ayok ikut aja!" Bara menarik tangan Luna duduk di meja yang sudah di hias begitu cantik.

Setelah duduk, Bara menggenggam tangan Luna dan tidak ada penolakan dari gadis itu.

"Lun, sebenernya ada yang mau gue omongin sama lo." Bara menatap Luna dalam manik hitam sang istri.

"Iya, ngomong aja, Om!"

"Gue juga bingung mau mulai dari mana, cuma lo harus tau kalo gue udah jatuh cinta sama lo. Entah kapan perasan ini hadir, tapi lo harus tau kalo rasa yang gue punya itu tulus bukan sekedar main-main. Gue tau mungkin lo nggak bakal percaya sama omongan gue ini, tapi inilah kenyataan nya," ungkap Bara tanpa keraguan.

Luna shock mendengar pernyataan suaminya yang tiba-tiba itu, membuat dirinya kurang yakin.

"Gimana ya, Om. Gue juga kaget lo tiba-tiba jadi gini." Luna bingung akan sikap dan perubahan Bara.

"Gue tau pasti lo nggak akan percaya, tapi gue mohon kasih gue kesempatan buat ngeyakinin lo, kalo gue beneran cinta sama lo. Gue akan terus berusaha berubah jadi orang yang lebih baik lagi," ucap Bara meyakinkan istrinya.

"Lo serius om sama ucapan lo, kalo lo cinta sama gue?"

"Gue serius, sebelumnya gue udah berusaha menyangkal perasaan gue, tapi kenyataannya nggak bisa. Gue cemburu liat lo deket sama cowok lain dan gue nggak bisa liat lo sama cowok lain." Akhirnya Bara mengakui semuanya dengan jujur.

"Jadi, kemaren itu waktu di arena yang lo paksa gue pulang karena cemburu liat gue sama Zayn?" selidik Luna.

"Iya, gue cemburu liat Zayn nyatain cinta dan pegang tangan lo."

"Terus gimana sama lo yang suka main cewek bahkan gonta ganti cewek diatas ranjang?"

"Gue udah lama nggak main cewek karena selalu kepikiran sama lo terus. Gue juga nggak mau lo jijik sama kelakuan brengsek gue. Selama gue deket sama lo, ya cuma kenyamanan yang gue dapetin dan itu yang mungkin buat gue jatuh cinta sama lo dalam waktu yang singkat.

"Kalo lo udah nggak main cewek, terus yang gue liat di ruangan lo apa? lo sama sekertaris lo lagi main pangku-pangkuan, udah gitu sama si tante girang lagi ciuman," sindir Luna membuat Bara terdiam.

Ternyata memang benar tidak semudah itu mendekati Luna, karena Luna tidak seperti wanita di luaran sana.

"Sama Feli itu dia yang goda gue, tapi gue nggak ngapa-ngapain setelah itu. Sama Bella juga gue nggak tau kalo tiba-tiba dia langsung duduk di pangkuan gue nyium gue gitu aja, tapi setelah itu gue usir," Jawab Bara apa adanya karena memang kenyataan ya seperti itu.

"Gue udah jujur semuanya sama lo, Lun. Bener emang sebelumnya gue cowok brengsek, tapi semenjak gue selalu mikirin lo terus, gue udah nggak pernah main cewek manapun lagi. Malah sebalik nya, gue ngerasa jijik sama apa yang mereka lakuin dan sama diri gue sendiri, pedang gue juga nggak bereaksi sekarang kalo sama wanita lain."

"Hah, maksudnya gimana?" tanya Luna bingung.

Akhirnya Bara menceritakan semua nya saat pulang dari acara anniversary kantor waktu itu.

"Kok bisa sih, Om?" tanyanya heran.

"Nggak tau gue juga, mungkin pedang gue udah insyaf dia tau mana yang halal mana yang haram," jawab Bara nyeleneh.

"Terus kok lo bisa nahan nafsu lo gitu?"

"Ya, karena gue nggak mau nyakitin lo, karena loe bukan seperti mereka semua," jawabnya dengan jujur.

"Gue mau mulai semuanya dari awal sama lo dan gue mau menjalani rumah tangga kita ini sama seperti rumah tangga pada umumnya, ada suami dan istri yang saling mencintai."

"Tapi gue belom mencintai lo, Om," sahut Luna apa adanya.

"Nggak papa, biar gue yang berusaha buat lo cinta sama gue!" ungkapnya dengan sungguh-sungguh.

"Okay, tapi gue punya syarat buat, lo!"

"Apa syaratnya?"

"Pertama lo harus cek kesehatan lo, karena lo sering gonta-ganti cewek dari club malam yang notabenenya cewek bayaran yang pasti udah banyak dipake orang."

"Okay, gue setuju. Terus apa lagi syaratnya?"

"Kedua, lo nggak boleh sentuh gue sampe gue yang setuju buat ngelakuin itu semua. Karena gue mau ngetes lo dulu, apa bener lo udah nggak main cewek diluar sana."

"Gue setuju, gue bakal buktiin kalo gue udah berubah," jawabnya cepat.

"Kalo sampe gue tau lo masih main cewek diluar sana, gue ngak akan pernah kasih lo kesempatan!" ancam Luna.

"Siap, laksanakan." Hormat Bara membuat Luna tertawa.

Ternyata suaminya bisa bercanda juga tidak kaku seperti yang dia kira.

" Ya udah, ayok balik udah malem!" ajak Luna untuk segera pulang.

Bara mengajak Luna untuk pulang tanpa mau makan terlebih dahulu karena Luna masih kenyang.

Selama di perjalanan pulang Bara selalu tersenyum, dia sudah sedikit lega karena sudah berhasil mengungkapkan perasan nya kepda istrinya.

Walaupun, Luna masih belum mencintai nya. Tetapi, wanita itu tidak menolaknya. Dia akan berusaha membuat sang istri juga mencintainya.

Bara meraih tangan Luna membawanya ke depan perutnya lalu menggenggam tangan putih itu kemudian mengelusnya lembut.

Luna hanya membiarkan saja, dia tidak akan menahan hatinya jika memang berlabuh untuk suaminya. Tetapi, untuk sekarang dia harus menguji Bara terlebih dahulu, menguji keseriusan pria tampan yang berstatus suaminya itu.

Hati Bara rasanya menghangat bisa sedekat ini dengan istrinya. Setidaknya Luna sudah mengetahui perasaan nya.

Gue pasti bisa bikin lo jatuh cinta sama gue, batin Bara.

***

30 menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai dan langsung naik ke atas.

"Om, gue bersih-bersih dulu, ya!" yang dijawab anggukan oleh Bara.

15 menit kemudian Luna keluar kamar mandi sudah menggunakan pakaian nya.

Luna hanya menggunakan tank top tali spaghetti dan hot pants saja membuat lekuk tubuhnya sangat terlihat jelas.

Bokong besar dan dada yang besar membuat Bara kelimpungan sendiri. Jika sudah seperti ini di pastikan pedangnya bangun degan sendirinya.

Udah, kan? gantian gue yang bersih-bersih!" Setelah mengatakan itu, Bara langsung masuk ke kamar mandi.

Luna duduk di depan meja rias memakai skin care malamnya. Bara keluar kamar mandi sudah berpakaian lengkap dan berjalan menuju sofa.

"Lah, lo ngapain tidur di sofa, Om?" tanya Luna melirik kearah suaminya.

"Kan gue nggak mungkin tidur sama, lo." jawabnya santai.

"Sini, tidur ditempat tidur aja!" Ajak Luna yang sudah berjalan ketempat tidur.

"Emang boleh?" tanya Bara memastikan.

"Iy, nggak papa. Tapi, inget lo nggak boleh sentuh gue!" ancam Luna.

"Okay, tapi ini godaan banget. Cuma liat lo pake baju gini aja pedang gue udah on. Tapi tenang aja, demi pembuktian gue ke lo, gue bakal tahan hasrat gue."

Mendengar ucapan Bara membuat Luna tersenyum, karena suaminya sudah mau berubah.

"Nah, itu baru keren! nanti kalo lo udah berhasil lewatin ujian dari gue, baru lo bisa unboxing gue. Walaupun, gue yang masih ori ini harus dapet yang second kek lo, Om."

Wajah Bara berbinar mendengar kata unboxing, walaupun setelahnya harus di jatuhkan lagi karena perkataan istrinya yang mendapatkan barang second.

"Iya, tapi bisa nggak mulai sekarang rubah panggilan nya jangan lo gue lagi dan nggak usah panggil gue om segala," gerutu Bara.

"Apa ya, Om? bingung gue yang ada, soalnya udah nyaman sama panggilan Om," sahut Luna.

"Apa kek, asal jangan Om! lo aja panggil Kenan sama Donny abang, masa iya gue di panggil om."

"Apa ya, kalo panggil mas lo bukan orang jawa. Terus kalo panggil Aa muka lo nggak cocok." Luna masih berpikir.

"Gue panggil lo honey dan lo panggil gue Hubby!"

"Hahaha." Luna tertawa mendengar perkataan suaminya.

"Astaga, geli gue om denger nya, tapi nggak papa gue coba!"

"By." panggil Luna membuat Bara tersenyum.

"Honey, I love you." Ucap Bara membuat pipi Luna merona.

"Yah, salting gue om eh, By," sahut Luna terkekeh.

"Bukan Om, gue and lo, but aku kamu." ralat Bara membenarkan.

"Lupa, belum terbiasa harap maklum!"

"Ya udah, ayok tidur!" ajak Luna.

"Boleh peluk nggak?" tanya Bara beharap.

"Okay, cuma peluk aja nggak lebih!"

Bara mengangguk lalu membawa tubuh sang istri masuk kedalam dekapan nya.

"Good night, Honey." ucap Bara mengecup puncak kepala Luna dengan sayang.

"Night too, Hubby," jawab Luna.

Ternyata nyaman juga ya dipeluk Bara, batin Luna.

Luna pun memejamkan matanya karena malam semakin larut.

Bara juga merasakan hal yang sama yang dirasakan Luna. Rasanya sangat nyaman memeluk istrinya, wanita yang sudah berhasil masuk kedalam hatinya mengantikan wanita yang dulu ia cintai.

1
Asih Dwi Amandokho
saya nyari season 2 ko ngk ketemu ya judulnya apa
Tieka yaacob: pijo tu di mana yer
Eka Dewi: Season 2 di Pijo kak 😁
total 2 replies
Siti Yuliatin
moga jesi dah berdamai ma luna..
Eka Dewi: Aamiin 😁
total 1 replies
Vahrysa
Luar biasa
Febriani Nazularahmatika
anggap az dah ashar berarti ya?
Eka Dewi: Iya dah 😁
total 1 replies
Retno Palupi
banyak banget yang pengen rumah tangga bara hancur
Eka Dewi: emang juga 😂
total 1 replies
Retno Palupi
bara pernah ditinggal wanita ya?
Eka Dewi: betul
total 1 replies
erinatan
sungguh kelakuan barra menjijikkan
Eka Dewi: ho oh 😁
total 1 replies
Febriani Nazularahmatika
halangan ke musholla
mau ngapain?
erinatan
sahabat yg kompak
Eka Dewi: 😊😊😊😊😊
total 1 replies
erinatan
lanjuuuuuttt
Eka Dewi: 👌👌👌👌👌
total 1 replies
Paijem Yu
Luar biasa
Fadill Palevii
asyik, ceritanya santai seperti kehidupan keseharian yg nyata.../Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Eka Dewi: Thanks, Kak 🙏
total 1 replies
Marsina Lindra
ternyata bara bukan lelaki yang baik, menjijikan
Eka Dewi: Iya awalnya 😁
total 1 replies
Retno Palupi
wah bara mulai cinta sama istrinya
Eka Dewi: Ho oh 😁
total 1 replies
Zahra Aisyah
lumayan menarik
Eka Dewi: 🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Reza Muna
Luar biasa
Dwi Estuning
lu lu gue gue...geli bacanya
Eka Dewi: Karena untuk dialog menggunakan bahasa gaul/tidak baku/bahasa sehari-hari, kecuali narasi menggunakan kata baku.
total 1 replies
Sulainiothman Sulainiothman
Luar biasa
Sulainiothman Sulainiothman
Lumayan
Mlly Ferli
ak membayangkan diriku seperti karakter luna.....
Eka Dewi: Keren 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!