(***) Peony surgawi adalah seorang gadis yatim piatu . dia tinggal bersama seorang Bibi penjual bunga yang bernama Aura Herawati , dia tidak mempunyai anak dan suami . Peony tinggal bersamanya semenjak usia delapan tahun .
***
Al gozali Matthew adalah seorang anak laki laki kecil yang sejak lahir telah di tinggal pergi ibunya mengejar kemewahan duniawi . dia tumbuh menjadi anak laki laki yang dingin dan datar seperti Ayahnya Al Gibran Matthew .
semenjak di khianati oleh istrinya ,Al Gibra Matthew sangat membentengi diri dengan namanya wanita .Semenjak sang istri pergi bersama laki laki yang lebih kaya darinya ,karena kehidupan Matthew saat itu masih kalang kabut .
suatu hari Al tanpa sengaja bertemu dengan Piony . melihat kelembutan kesabaran dan kebaikan Piony Al menginginkannya sebagai temannya . karena selama ini kehidupan anak berumur lima tahun itu sangat abu abu .
apakah Matthew akan mengabulkan permintaan Al putra . perubahan apa yang akan terjadi pada Al Gibran Mat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
"Kamu ikut dengan saya ." Matthew menunjuk salah satu perempuan yang langsung berdiri sambil tersenyum .
"Apa saya juga harus ikut ,Tuan." tanya Peony tiba tiba .
Matthew menoleh dan menatap gadis kecil itu ." Tidak usah , kamu tunggu di sini . Kamu datang jika saya panggil ."
"Baik ,saya paham ,Tuan ."
Akhirnya Matthew melangkah ke arah Al berada . Dia menatap putranya dengan senyum yang mulai terbit . Memang sifat arogan Matthew tidak akan berlaku jika dia sedang bersama Al .
Perempuan yang tadi di tunjuk oleh Matthew mengikuti sang duda itu dari belakang . Dia terus tersenyum sembari memperhatikan Al .
"Oh jadi dia putranya Tuan Matthew ? Aku yakin ,aku pasti bisa menarik perhatiannya . Tuan Matthew mengatakan ,jika putranya tertarik padaku , maka aku bisa jadi istri kontrak , itu juga jalan terbaik . Aku akan dapat perhatiannya setelah berhasil menjadi istri kontraknya ." perempuan itu berbicara di dalam hati sambil tersenyum penuh percaya diri di belakang tubuh Matthew .
"Hallo Boy ."
Al menoleh dan tersenyum kepada Matthew ."Ayah , ternyata Ayah benar benar pulang siang ini . Aku sangat senang ."
"Iya ,Ayah pulang untuk kamu "Matthew mencium pipi Al sebelum akhirnya dia bergerak duduk .
Matthew melirik perempuan yang berdiri di sampingnya .Al pun ikut menatap perempuan di samping sang Ayah , sedang tersenyum manis padanya .
"Kamu duduk lah di sana ".Matthew menunjuk satu kursi kosong yang ada dalam lingkaran meja bulat yang mereka tempati .
"Terima kasih ,Tuan? " perempuan itu duduk dan kembali menoleh ke arah Al dan kembali terseyum manis ." Hai , Al . Kamu ternyata lebih tampan di lihat dari dekat ."
Al tak menghiraukan kalimat perempuan itu . Dia menatap Matthew dengan ekspresi datarnya .
"Dia siapa ,Ayah ?kenapa dia duduk bersama kita ?"
"Oh ,perkenalkan nama saya..."
"Dia terus menyahut ,padahal aku tidak ingin berbicara dengan nya . Kenapa , Ayah menyuruh dia duduk bersama kita di sini?" sela Al membuat perempuan itu terkejut .
Mattthew pun terdiam , dia menatap sang putra yang terlihat tak suka .
"Boy , dia ini salah satu perempuan yang bisa jadi Ibu kamu . Bukannya kamu ingin seorang ibu? Cobalah berkenalan dengannya , kamu bi..."
"Aku ingin Peony , yah ." sela Al lagi , anak laki laki itu menoleh ke belakang ."Peony! ,Peony!"
matthew menghembuskan napas mendengar Al memanggil Peony . Pria itu melirik perempuan di sampingnya yang terlihat bingung .
"Al , hei . Tenang,lah dulu , kenapa kita tidak mencoba untuk berkenalan terlebih dahulu? Saya pasti akan menjadi Ibu yang baik untuk kam..."
"Saya tidak butuh Ibu !." Al setengah memekik , dia tidak suka dan langsung berdiri .
Matthew terkejut dan juga ikut berdiri ." Boy , tenanglah . Jika memang kamu tidak ingin dia . Biar Ayah panggilkan yang lainnya .
Al menatap Matthew ." Aku hanya ingin Peony ,Ayah ."
"Boy ,ayolah . Bukannya kamu yang terus meminta seorang Ibu? Ayah ada dua perempuan lagi .mereka bisa kamu nilai dan lihat sendiri ."
"Aku ingin Peony ,Yah ." Ulang Al terlihat kesal ."Peony , katanya kamu hanya sebentar , Peony !."
Peony bingung di tempatnya . Dia tentu dengar suara Al terus memanggil ,tetapi ragu untuk datang ke sana karena bukan Matthew yang memanggil .
Matthew menghela napas dalam ."Baiklah , Ayah akan panggil dia untukmu . Tapi duduklah kembali oke!"
"Panggil dulu Peony untukku ."
"Huft..oke , Ayah panggil Peony."
"Aku tidak mau siapa siapa Ayah . Aku hanya ingin Peony yang duduk di sini bersama kita ."
Matthew menatap sang putra sambil menghela napas . Peony berdiri di samping Al sambil menunduk . Dia tidak tahu hal apa yang sebenarnya terjadi di sana bersama seorang perempuan tadi .
"Jadi kamu tidak ingin bertemu dengan dua perempuan yang lainnya ? Kamu bisa lihat dan nilai dulu siapa tahu kamu suka ."
"Tidak , aku kira Ayah pulang siang ini untuk mengajak aku bermain di taman bersama Peony . Ternyata Ayah malah mengajak orang orang itu . Aku tidak butuh mereka , Peony sudah cukup untuk ku . Aku ingin ke kamar saja , Ayah boleh kembali ke kantor ."
Matthew terkejut ketika tiba tiba sang putra berdiri , Peony juga bingung . Apa lagi Al langsung meraih telapak tangannya dan berjalan menariknya untuk pergi dari sana .
"Boy ,Peony dan mereka berbeda . Peony adalah Babysittermu , dan mereka calon Ibu kamu dan kamu boleh pilih , yang kamu sukai . Jika kamu masih Ingin Peony tetap di sini tidak apa apa . Bukannya kamu menginginkan seorang Ibu ?Ayah sudah bantu carikan untuk kamu ."Matthew berceloteh di sela langkahnya mengikuti pergerakan Al .
"Aku memang butuh Ibu , tapi aku ingin Peony yang jadi Ibuku .bukan mereka Ayah tidak peka sekali ."
Matthew terdiam , dia menatap Al yang terus melangkah menarik tangan Peony .Pria itu menghela napas lelah .
Beranggapan jika rencananya ini akan berhasil ,nyatanya sia sia bahkan Al marah kepadanya .
"Mana mungkin aku membuat gadis kecil itu jadi istri kontrak ?"gumam Matthew bingung harus bagaimana lagi .
...Al sendiri berhenti di sofa ruang tamu , di mana tiga perempuan itu berada . Melihat Al berhenti Matthew langsung begegas . Berharap sang putra menyukai salah satu dari mereka ....
Al menatap mereka bertiga dengan wajah datar persis seperti Matthew . Para perempuan itu pun berlomba memberikan senyum terbaik mereka kepada Al.
Hanya beberapa detik menatap tiga perempuan itu . Setelah itu Al melangkah pergi menarik Peony pergi dari sana .
Matthew kembali menatik napas melihat sang putra pergi begitu saja . Dia mengurut batang hidungnya , merasa kepalanya sedikit berdenyut .
"Tuan , jadi bagaimana?"
"Iya , apa bisa di pilih , di antara kami bertiga sekarang?"
"Saya tdi di tatap balik dan di beri senyuman ,Tuan."
"Tapi , saya sempat berhadapan langsung dengannya . Seharusnya saya lebih mendapatkan feel."
"Tapi kamu merusak ......Mood-nya ..harusnya...."
"Diamlah ." desis Matthew menyela ." kalian pergilah , saya akan beri cek untuk kalian masing masing untuk waktu yang sudah saya sita ."
Tiga perempuan itu terkejut ." Apa bukan hari ini penentuannya ,Tuan? Siapa di antara kami yang akan menjadi istri kontrak Anda?"
"Tidak ada satupun di antara kalian yang terpilih . Karena putra saya tidak menyukai kalian . Ck , sudah . Masalah cek akan di antar oleh bawahan saya ." Matthew pergi begitu saja meninggalkan mereka .
"Tapi ,Tuaan ,Tuan ?"
Matthew peegi menuju ke arah kamar Al . Dia harus meminta maaf kepada putranya . Dia sudah membuat mood Al memburuk .
Binar senang di mata Al redup begitu saja setelah Matthew membawa orang lain di antara mereka . Matthew merasa bersalah untuk kesekian kalinya .
Tok tok tok .
Matthew mengetuk pintu kamar putranya . Dia menarik napas dalam sebelum bersuara .
"Boy , Boleh Ayah masuk?"
"Aku ingin bersama Peony saja ,Yah!."
Matthew menarik napas mendengar tanggapan putranya ." Ayah tidak memaksa kamu untuk bertemu dengan mereka . Mereka pun sudah Ayah suruh pulang . Jadi apa boleh Ayah masuk sekarang?"
Al menatap Peony yang tersenyum dan mengangguk .Anak laki laki itu terlihat kesal dan sedih .karena merasa sang Ayah tak mengerti keinginannya .
secara kamar kan ad cctv nya
aku suka Thor Matt tersiksa
karena benci dan cinta itu terlalu tipis
bujang lapuk kah si Matthew thor
secara dia bilang dadanya masih rata