Blow Me

Blow Me

BAB 1

Harsa Nayanika, Gadis berusia sembilan belas tahun itu tersenyum simpul, wajahnya yang ceria itu berseri.

Dia mampu menyembunyikan perasaannya, namun dia tidak bisa menyembunyikan senyum manisnya. Kabar kepulangan Muhammad abidzar maulana itu adalah salah satu alasan wajahnya terus memancarkan kebahagiaan.

"ciye, yang delapan tahun tak jumpa."

Talita, sahabat harsya berbisik pelan. Dia suka melihat pipi merah sahabatnya yang malu karena godaannya.

"Gue penasaran sama wajah mas abi mu itu."

Talita, gadis yang nyantri selama lima tahun itu tentu belum pernah melihat wajah putra semata wayang pengasuh pesantren al-hikmah. Dia juga ikut heboh ketika mendengar kabar itu.

"Kamu jangan gitu tata!!!."

Harsa cukup sebal melihat kehebohan dan ke-lebay-an talita.

"cemburu ya. sebelum janur kuning melengkung, mas abi mu itu masih milik bersama... hahaha..."

Harsa memberengut, dia menimpuk kepala talita dengan buku bacaannya yang cukup tebal.

bugg...

Auu...

Kini harsa puas, melihat wajah tengil talita berubah jadi kesakitan.

"jahat!!!."

"kamu layak mendapatkan perlakuan jahat ku..."

Kini ganti talita yang memberengut sambil mengusap kepalanya.

muhammad Abidzar atau sering dipanggil Gus abid itu baru saja menyelesaikan pendidikan S-3 di kairo. Tepat hari ini, merupakan hari kepulangannya. Para penghuni pesantren al-hikmah tentu sangat menantikan, meraka tidak sabar untuk melihat wajah penerus pengasuh pesantren.

Pemuda yang selama delapan tahun belum pernah pulang, kini resmi kembali kerumahnya dan siap membantu sang abah untuk melanjutkan perjuangan-nya mengurus pesantren.

pengurus keamanan, segera mengkonfirmasi para santriwati untuk berkumpul dilapangan.

"sa, sekarang mas abi umur berapa.?"

Tanya talita penasaran, harsa melirik dengan sebal.

"gak sopan."

talita hanya menampilkan wajah tengil dan cengengesan, kini mereka sedang melangkah ke arah lapangan.

" ngapunten nawaneng..."

kini harsa semakin sebal, temanya itu semakin mengolok-olok-nya.

Harsa, sering dipanggil ning, karena dia adalah putri angkat umma halimah. Bayi merah yang diletakkan didepan gerbang pesantren itu ditemukan umma Halimah ketika pulang dari pengajian.

Harsa calluna adalah nama yang diberikan oleh anak laki-laki berusia tujuh tahun yang begitu bahagia ketika memiliki adik perempuan.

Harsa dan talita sudah ikut bergabung bersama para santriwati. dua sahabat itu mendapatkan barisan paling belakang karena datang terakhir.

Lima belas menit dia menanti dalam degup jantung yang berdebar. Akhirnya iringan mobil keluarga ndalem datang. Harsa menatap depan, namun tubuhnya yang mungil itu tak mampu menembus kerumunan para santriwati.

Harsa menjijikkan kakinya, sesekali dia meloncat-loncat layaknya anak kecil.

Rasa yang menggebu-gebu yang ingin segera dituntaskan dengan melihat wajah pria yang dirindukan selama ini.

"sa."

Talita mencolek lengan sahabatnya, harsa menoleh sebal. namun kode mata talita yang melirik kebawah itu langsung melenyapkan rasa sebalnya.

"loe memang sahabat pengertian."

"siapa dulu..."

ucap talita dengan bangga.

"cepetan.."

Harsa segera naik ke kursi berwarna merah muda yang entah darimana talita dapat.

Meski tak cukup membuatnya tinggi, namun mampu membuat harsa melihat sekilas wajah "mas abi-nya" yang wajahnya sedikit terhalang oleh keberadaan kyai Maulana yang mendampingi putranya dan beberapa sesepuh ustadz.

Harsa melihat umma halimah yang juga mendampingi putranya. Harsa merasa kecewa, kemarin dia berharap umma halimah akan mengajaknya ke bandara. tapi sampai saat ini, keberadaannya terabaikan. kekecewaan itu tiba-tiba menjadi luka.

Harsa diam membisu, menyisakan ke berisikan di kepalanya.

apa aku sudah dilupakan?

***

Sudah satu minggu kepulangan gus abid. Para santriwati tak ada habisnya membicarakan gusnya itu.

pemuda tampan berkarisma, berilmu agama, berpendidikan tinggi. Wanita mana yang beruntung memilikinya? seputar pertanyaan itu yang mereka ulang setiap membahasnya.

Sejak pulangnya " mas abi-nya" harsa belum pertemuan atau berpapasan. Dia hanya sering melihat ketika sudah jauh, melihat punggung pria yang menjadi taman masa kecilnya sekaligus saudara laki-laki penyayang bagi-nya. namun sekarang sekedar berpapasan rasanya sangat sulit.

pasti akan ada waktunya....

Kalimat penengah yang selalu harsa yakinkan.

jika tidak hari ini, maka besok, dan besoknya lagi....

Harsa disibukkan dengan ujian madrasah diniyah, sekaligus tugas kuliahnya, sehingga dia tidak terus menerus memikirkan tentang kapan pertemuannya dengan gus abid.

bulan ini adalah akhir tahun pembelajaran. Harsa yang sudah kelas ulya, kini harus lebih banyak untuk menghafal.

gadis itu berusaha mengesampingkan perasaannya, dan lebih memfokuskan diri pada pendidikannya di kampus maupun di pesantren.

"neng harsa, sampean ditimbali (kamu dipanggil) umma."

Harsa yang tadi akan ke gedung perpustakaan putri kini memutar arah kearah ndalem.

"sudah lama aku gak lihat sampean neng..."

Bosa basi mbok darmi, wanita baya yang dulu menjadi pengasuh gus abid dan harsa. kini wanita baya itu bertugas didapur, memasak makanan untuk keluarga ndalem dan santi, ditemani beberapa mbak ndalem. Harsa hanya nyengir menampilkan gigi rapinya.

"hari ini menunya apa mbok?."

"biasa, oseng kangkung sama tahu goreng."

Harsa memanyunkan bibirnya, membuat, si mbok ketawa.

"mbok ada simpenan sisa lauk tadi pagi, nanti balik kesini."

"siapp mbok ku.."

Harsa tidak langsung masuk keruang keluarga, dia masih mondar mandir didapur.

hingga tanpa sengaja dia mendengar perbincangan mbak ndalem yang sambil mengupas bawang.

mbak ndalem 1"tahun ini kayak-nya akan diadakan pernikahan masal, tadi umma dawuh ke bu ketum. acaranya sebelum haflah. ada yang mau daftar..."

Mbak ndalem 2 "enggak, dijodohin itu gak bisa pilih-pilih."

mbak ndalem 3 " paling kamu diam-diam punya doi, jadi gak mau. barokah loe di jodohin itu."

mbak ndalem 2 "pokoknya enggak."

mbak ndalem 1" tapi sebelum pernikahan masal, aku denger gus abid juga bakal nikah...."

cerita mbak ndalem sedikit heboh.

Deg,

detak jantung harsa rasanya berhenti sesaat.

"eh neng harsa."

sapa mbak ndalem yang menyadari keberadaan putri angkat umma halimah itu. harsa yang tengah membuka pintu kulkas, memilih untuk menutup kembali.

Gadis dengan baju navi dengan sarung batik itu sudah berada diruang keluarga. susana hening yang damai, yang hanya diisi oleh dua wanita beda generasi.

Umma halimah baru saja keluar kamar dengan membawa sejumlah uang. sudah harsa hafal, bulanannya sedang mencair. meski dia tidak meminta, tapi umma halimah masih memberikannya uang saku setiap bulan. kuliahnya gratis, dan dia juga mendapatkan sedikit penghasilan dari usahanya membuat buket.

"apa ada kebutuhan lain nak?."

tanya umma lembut, selayaknya ibu penuh kasih pada putrinya.

"mboten umma, ini udah lebih cukup buat harsa."

"kamu kalau butuh apa-apa jangan sungkan. umma sedih jika kamu gak bilang.."

Harsa mengangguk, dia melirik sekeliling.

"abah kemana umma?."

Dalam hati harsa " mas abi kemana umma?"

"keluar, menghadiri undangan walimatul ursy. kalau mas mu pergi ke asrama putra..."

jawab umma halimah, seolah tahu pertanyaan harsa.

"sebelum acara haflah akhirusanah, umma pengen acara nikah masal tahun ini di dahulukan."

"kenapa umma? biasanya setelah acara akhirusanah.."

"itu sebenarnya usulan salah satu santri putra. katanya kalau wisuda sudah punya pasangan, umma rasa juga ada baiknya." ucap umma halimah dengan senyum, seolah dia tahu pemikiran anak-anak yang sudah waktunya menikah.

"teman kamu yang namanya tata itu bagaiman? dia sudah siap menikah belum?."

"harsa kurang tahu umma."

"nanti kamu bilang sama dia ya, syukur-syukur jika kamu juga minat."

harsa hanya tersenyum canggung.

"bagaimana jika kamu nak? sepertinya sudah siap apa belum.."

"harsa belum kepikiran umma."

umma halimah mengangguk mengerti.

"tapi kalau sudah siap jangan ditunda ya sa, apalagi kalau ada yang kamu suka, bilang sama abah dan umma. umma gak ingi n kamu pacaran.."

harsa mengangguk.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!