Triplets Chen

Hongkong, Penthouse Keluarga Chen

"Amura minta apa?" tanya Yura yang sedang memasang anting untuk pergi bersama Daniel ke sebuah acara di sebuah hotel mewah di jantung kota Hongkong. Yura akan datang bersama Daniel mendampingi kedua orang tuanya dan Sora.

"Minta bantuan eraser. Ada istri yang teraniaya," jawab Sora sembari mengenakan suit nya.

"Memang ada apa?" tanya Daniel yang datang ke kediaman keluarga Chen sambil membawa kopi.

"Amura lagi gabut terus bantuin kasusnya bang Steven ... Semakin digali semakin bikin dia ngamuk. Jadinya mau buat si istri 'menghilang'." Sora menceritakan apa yang dihadapi Amura dan Yudho.

"Sungguh kurang ajar suami macam gitu! Yakin dia tidak akan berubah sampai kapanpun!" geram Daniel.

"Jujur lho waktu mbak Sari sama mas Wira, kita semua khawatir. Bukan apa-apa, tahu sendiri kan oknum kacang ijo? Sama seperti waktu Tante Nala dengan Oom Rayyan karena Bokapnya Seiya itu dari wereng coklat. Alhamdulillah pasangan mereka bukan oknum," ucap Yura sambil mengambil tas dari kamarnya.

"Lha mereka diseleksi ketat, Yura. Kata Seiya, Bokapnya sampai ditest sama Opa Shinchan pakai pertanyaan fisika," kekeh Sora. ( Baca Ghost Detective ).

"Hah? Serius?" tanya Daniel.

"Serius!" jawab Sora.

Suara langkah kaki dengan sepatu hak tinggi terdengar dan kedua pria itu menoleh ke arah suara.

Visual Tiga orang

"Aku pakai begini saja ya?" senyum Yura yang memakai gaun hitam sementara rambut panjangnya dia biarkan tergerai ke samping.

Daniel hanya bisa melongo melihat gadisnya tampak cantik dan seksih dalam satu frame.

"Oke, alamat aku harus mengusir lalat-lalat yang akan mendekati gadisku!" ucap Daniel dengan wajah serius sambil berdiri.

"Cemburu Hyung?" goda Sora.

"Very!" jawab Daniel tegas membuat Yura langsung merangkul lengan kekasihnya dengan gaya manja.

"Sudah siap?" tanya Jonathan Chen yang keluar kamar bersama dengan Raihanun.

"Sudah Appa," jawab kedua anaknya.

"Ini apa ada yang berkabung? Kok hitam-hitam?" tanya Raihanun.

"Eomma pun sama lho!" celetuk Yura.

Raihanun melihat ke arah gaunnya. "Iya ih ... Mari kita mengheningkan cipta atas matinya kucingnya Opa kamu."

"Lha? Toyib 5.0 mati?" tanya Sora.

"Nggak sih ... Belum. Tapi sesuai dengan namanya Toyib tukang minggat, harap maklum kalau ada polisi datang bilang Toyib sudah ke rainbow bridge," jawab Raihanun cuek.

"Toyib ... 5.0?" tanya Daniel ke Yura.

"Don't ask ( jangan tanya)! Aku juga bingung jelasinnya," jawab Yura.

"Oke."

Kelima orang dengan fisik good looking itu pun menuju lift yang langsung menuju parkiran.

***

Sel Divisi Kasus Dingin Polda Metro Jaya

Prita selalu mengira bahwa sel penjara itu bakalan suram, jorok dan menjijikan, namun dia salah! Sel penjara ini jauh dari bayangan dirinya. Prita tidak merasa berada di penjara tapi seperti di hostel.

Mana ruangannya harum lembut Jasmine tea.

"Semoga kamu tidak takut ya Prita. Sebenarnya tidak semua mendapatkan privilege untuk menonton Netflix tapi aku berikan remote tv untukmu. Itu sudah smart tv," ucap AKP Nana sambil memberikan remote tv ke Prita.

"Aku ... tidak ditahan kan?" tanya Prita.

"Tidak, kamu diselamatkan dari suami kamu."

***

Rumah Alsaki dan Kaysa Baskara

"Eraser?" tanya Alsaki dan Raynard saat makan malam bersama Amura.

"Iya Oom. Aku kasihan melihat kondisi mbak Prita. Dia benar-benar dihancurkan tapi untungnya belum sampai yang benar-benar tidak bisa berpikir logis."

"Tapi Gilak aja sih! Kok tega dia menghajar istrinya sampai menghilangkan nyawa dua calon anaknya lho! Kalau aku tidak ingat sumpah dokter ... Sudah aku kebiri habis anunya!" geram Kaysa.

Alsaki dan Raynard langsung bergidik melihat wajah garang ibunya.

"Oke sayang, aku tahu kamu galak tapi ... Janganlah meniru dokter jagal di Dallas dan London," ucap Alsaki.

"Oh, aku ajak tandem!" balas Kaysa.

"Okeeeee ... Cukup soal peranuan." Raynard menatap Amura. "Oom Dean dan Oom Rayyan gimana?"

"Kalau mbak Prita mau lepas ... Benar-benar lepas dan bisa logis karena suaminya begitu b@jing@nnya, akan diusahakan. Ini Tante Nana sedang mendoktrin mbak Prita di sel."

Ketiga orang di meja makan melongo. "Di dalam sel?"

***

Di Dalam Sel Divisi Kasus Dingin

Prita tidur dengan perasaan tenang karena dia tidak harus was-was terhadap suaminya sampai dia bermimpi bertemu dengan seorang wanita yang dalam kondisi babak belur.

"Kamu ... Siapa?" tanya Prita.

"Namaku Lilis ... Kamu beruntung bisa bertemu dengan mbak Nana dan mbak Atikah ... Tidak seperti aku dulu ... Bertemu saat sudah meninggal." Mbak Lilis tersenyum getir ke arah Prita.

"Apa maksudmu?"

"Aku sudah meninggal Prita. Dibunuh oleh suamiku sendiri yang juga seorang tentara. Aku sudah berusaha pergi dari pernikahan toxic karena mantanku itu tukang judi. Sayang, aku terlambat ...." Mbak Lilis menghela nafas panjang. "Kamu sudah diberikan kesempatan untuk pergi. Jadi pergilah dari pernikahan tidak sehat kamu! Jangan seperti aku! Nyawaku hilang sia-sia ... Malah sekarang jadi arwah gentayangan."

Prita terbangun dari tidurnya dan keringat dingin membasahi kening serta lehernya.

"Ya Tuhan, apakah itu benar? Ada arwah korban seperti aku?" gumam Prita. "Dan dia masuk ke dalam mimpiku ... Untuk memperingatkan aku?"

***

Keesokan Harinya

AKP Victor, Iptu Steven, bersama dengan dua perwira dari Kopassus yang dikirim oleh Kapten Hamdan, sudah berada di rumah kediaman Kusno dan Prita.

"Pak Victor, jujur saya tidak menduga kita harus bisa menangkap salah satu anggota keluarga kami," ucap Letnan Dua Raditya.

"Aku juga tidak menyangka, mas Raditya. Ini benar-benar diluar Nurul mas," jawab AKP Victor.

"Eh pak Victor, istriku namanya Nurul," kekeh Letnan Dua Raditya.

"Weleeehhh, maaf yaaaa!" kekeh AKP Victor.

Tak lama datanglah Kusno yang turun dari ojek online dengan membawa tas besar. Dirinya hendak masuk ke dalam rumah ketika dia melihat dua orang PM dari Kopassus dan dua polisi menghampirinya.

"Oom Kusno ...."

"Oom Raditya, Oom Totok. Ada apa ya?" tanya Kusno.

"Oom Kusno, tolong jawab pertanyaan kami. Dimana Oom Kusno di jam 17.00 sampai 19,00 delapan hari yang lalu?" tanya Letnan Dua Raditya.

"Aku jam 17.45 di rumah! Tanya Prita! Kita bercinta malam itu!" jawab Kusno.

"Apa benar Anda bercinta dengan mbak Prita? Atau dengan mbak Suci? Mahasiswi UI yang meninggal delapan hari lalu?" tanya AKP Victor.

"Apa maksudmu heh wereng coklat!" bentak Kusno garang.

"Kami mendapatkan gambar CCTV dengan jelas, anda mengikuti Suci di gang X. Apa anda tahu gang X terkenal dengan seringnya curanmor jadi warga menyimpan cctv-nya tersembunyi. Dan ... Ini anda kan?" AKP Victor memperlihatkan Ipad-nya yang memperlihatkan Kusno sedang menyerang Suci.

Kusno langsung menerjang AKP Victor namun Iptu Steven lebih cepat dan langsung membogem pria itu hingga terjatuh.

"Itu buat Suci!" bentak Iptu Steven.

Kusno pun bangkit dan hendak menyerang AKP Victor dan Iptu Steven tapi Letnan Dua Raditya lebih cepat. Pria itu langsung membanting Kusno dengan bantingan judo.

"Itu buat kamu yang memalukan Kopassus!" bentak Letnan Dua Raditya.

Kusno hanya tergeletak diam.

***

Yuhuuuu up malam Yaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️