Gilda terbangun di tempat yang berbeda dengan tubuh dan rupa yang berbeda juga. Tubuh tokoh antagonis dari novel yang dibacanya. Seorang wanita bernama Scarlett tak henti-hentinya mengejar pria yang menjadi kekasih saudara tirinya. Felix, pria tampan dan berkharisma yang selalu dipuja oleh kaum hawa. Ia melakukan semua cara agar bisa merebut pria itu dari saudara tirinya mulai dari mengancam hingga melukai saudara tirinya. Bahkan di akhir cerita Scarlett mati terbunuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26: Sepupu Penelope
"Hei kamu juga bodoh.. meninggalkan pekerjaan mu dan sekarang kamu bingung mencari pekerjaan," tukas Penelope tidak terima.
"Ah lupakan saja. Ngomong-omong bagaimana dengan pekerjaan yang kamu katakan kemarin?" tanya Scarlett.
"Aku belum menghubungi sepupu ku. Lagian kenapa tidak bekerja di perusahaan ayah mu saja. Di sana kamu pasti lebih bebas. Karyawan akan menghormati mu karena kamu anak pemilik perusahaan dan kamu bisa jadi direktur di sana. Atau perusahaan ayahku saja," balas Penelope.
"Kamu pikun atau giman sih, aku kan sudah bilang kalau aku tidak mau. Aku ingin mandiri, lagi pula aku belum siap memikul tanggung jawab sebesar itu," balas Scarlett kesal. Bahkan setelah kembali bekerja, ia akan lebih sering tinggal di apartemennya.
"Iya... iya.. si paling mandiri. Sebentar aku akan menghubungi sepupu ku," kata Penelope.
Penelope mengambil ponselnya lalu menghubungi sepupunya. Beberapa hari yang lalu ia mendengar jika sepupunya itu sedang mencari sekretaris pengganti. Sekretaris lamanya sedang cuti melahirkan selama 2 tahun. Dan Ia menawarkannya pada Scarlett. Karena pekerjaan itu sesuai dnegan bidang yang di ambil Scarlett saat kuliah dulu.
"Ada apa? dasar pengganggu?" ucap sepupunya. Pria itu sedang duduk di kursi kebesarannya.
"Apa kamu sedang sibuk?" tanya Penelope menatap layar ponselnya. Mereka sedang melakukan panggilan vidio.
"Astaga Frank.. tidak bisakah wajah mu itu tidak datar satu hari saja..." cibir Penelope. Scarlett yang mendengar kata Frank yang baru saja keluar dari mulut temannya terpaku. Kebetulan sekali namanya sama. Dan sialnya moodnya berubah setelah mendengar nama itu. Ia benci mendengar nama itu.
"Pasti Frank dan selingkuhannya itu sudah hidup bahagia. Benar-benar nasib ku yang buruk," batin Scarlet. Pernikahan bahagia seperti kedua orangtuanya hanyalah angan-angan saja.
"Tentu saja. Cepat katakan kenapa kamu menghubungi ku," ucap Frank sepupu Penelope.
"Apa kamu sudah mendapatkan pengganti sekretaris mu itu?" tanya Penelope. Scarlett tampak serius menunggu jawaban dari sepupu Penelope. Sebenarnya ia sudah mengirim lamaran ke beberapa perusahaan.
"Memangnya ada apa? kamu ingin melamar? dengan berat hati aku mengatakan jika kamu di tolak sebelum melamar."
"Hei... siapa juga yang mau bekerja dengan mu," balas Penelope kesal.
"Aku serius Frank. Aku punya teman, dia cantik. kalau kamu belum mendapatkan sekretaris yang baru aku ingin kamu menjadikannya sekretaris mu," kata Penelope.
"Tidak ada artinya cantik kalau dia bodoh seperti kamu. Mengingat semua temanmu se-frekuensi dengan mu," balas Frank tertawa meledek Penelope.
"Akh.. sialan kamu..." ujar Penelope kesal. Bukan hanya dia. Scarlett juga kesal dan marah mendengarnya. Ia merasa harga dirinya direndahkan.
Memangnya sepintar apa dirinya. Sombong sekali. Ingin rasanya Scarlett menghajar pria itu. Selain namanya yang membuat Scarlet kesal, ia juga kesal dengan sikap pria itu.
"Awas saja nanti. Aku akan memberi mu pelajaran. Aku akan mengadu pada Bibi dan Paman." Penelope menjulurkan lidahnya mengejek Frank.
"Kamu membuat waktu ku yang berguna. Aku akan mematikannya," kata Frank.
"Tu.. tunggu dulu. Aku akan mengirim berkas lamarannya nanti. Jangan lupa untuk membacanya. Aku tidak mau tau, kamu mempertimbangkannya. Katakan saja pada personal assisten mu untuk tidak mencari pelamar yang lain karena kamu harus menerimanya, ini perintah dari ku," ucap Penelope mengganti kamara depan ponselnya menjadi kamera belakang. Menunjukkan wajah Scarlett diam-diam tanpa sepengetahuan wanita itu.
"Aku tidak berjanji," Frank mematikan panggilannya.
"Lihatlah.. dia selalu membuat ku kesal," tukas Penelope menaruh ponselnya.