Tema cerita: Fantasi, Petualangan, Pedang dan Sihir
Update 1-2 Bab/hari, setiap jam 20:00 WIB.
Caelum Aurelius adalah seorang penyihir dan peneliti dari sebuah organisasi bernama Arcana, sebuah organisasi sihir yang telah berdiri sejak abad pertengahan di bumi dan merupakan salah satu organisasi sihir tertua.
Pada suatu malam Caelum mencoba melakukan penelitian untuk "melintasi dinding realitas". Namun percobaan tersebut mengalami kegagalan yang mengakibatkan Caelum terlempar dalam dimensi hampa.
Saat Caelum tersadar dia melihat pemandangan asing disekitarnya.
"Berdasarkan pengamatan awal, lokasi ini tidak identik dengan satupun wilayah yang ada di bumi, terutama bulannya" sambil menatap ke arah langit, Caelum melihat 2 Bulan yang bersinar berdampingan.
Dan semuanya dimulai dari sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilhamkn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32: Menjadi Murid Resmi
Setelah tiba di kota Silvaren, Elvarin mendaratkan bintang magisnya di salah satu halaman balai kota.
"Kita akan turun disini" Elvarin meminta Caelum untuk mengikutinya.
"Tu... Master apakah ada alasan khusus mengapa kita kemari dan bukan di kediaman anda" Caelum yang saat ini masih diliputi oleh banyak pikiran tidak sabar untuk segera pulang.
"Maerin memintaku untuk mengantarmu kemari" Elvarin nampak lebih banyak bicara setelah ujian selesai.
Mengikuti Elvarin, mereka berjalan menuju pintu masuk balai. Di depan pintu mereka di sambut oleh dua penjaga dan segera dipersilahkan masuk.
Saat berjalan di dalam koridor yang dihiasi oleh beberapa mural, Elvarin berbelok disalah satu persimpangan dan tiba di depan sebuah koridor dengan hanya satu ruangan. Di depan pintu terukir sebuah simbol dan lambang pena yang menunjukkan identitas dan peran dari penghuni ruangan tersebut.
Tok.. tok.. tok... Elvarin mengetuk pintu ruangan tersebut, gema ketukan yang berbunyi di koridor kosong tersebut memiliki irama yang anggun, segera suara letih di balik pintu terdengar.
"Elvarin, aku tahu itu kau, tidak perlu membuat keributan dan masuk saja" Jawab suara yang telah familiar ditelinga Caelum.
"Ehemm... " Elvarin menutup mulutnya dengan kepalan tangan dan membuka pintu kayu tersebut.
Ruangan itu memiliki beberapa ornamen dan hiasan sederhana, sebuah vas dengan lukisan dedaunan diletakkan di salah satu sudut ruangan, dengan meja kayu sederhana dan deretan rak buku yang tersusun rapih di belakangnya, Maerin sedang bersandar lesu di kursinya sembari menatap Elvarin. Namun, saat matanya melirik Caelum senyum di bibirnya merekah dan sontak dia terbangun dari posisinya dan berjalan ke arah Caelum.
"Ohh coba lihat, murid jenius ku, apakah kau terluka nak, katakan padaku jika orang tua itu menyulitkanmu" Maerin mengamati Caelum dari atas ke bawah sebelum menatap Elvarin.
"Aku sudah mengantarnya sesuai permintaanmu, sekarang aku akan pergi"
Maerin hanya melambaikan tangannya sebagai isyarat untuk menyuruhnya keluar kemudian kembali menatap Caelum.
Setelah mendengar desahan pelan dari Elvarin yang berjalan keluar ruangan dan menutup kembali pintu ruangan tersebut. Maerin segera menyuruh Caelum untuk duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut.
Setelah Caelum duduk, suasana canggung membuatnya sedikit tidak nyaman namun Maerin segera mengambil inisiatif untuk membahas topik yang telah dia tunggu-tunggu.
"Tunjukkan padaku itu nak" pinta Maerin dengan ekspresi semangat.
"Eee... apa itu Nyonya?" meskipun dia bisa menebak namun ia perlu memastikannya.
"Tidak perlu memanggilku Nyonya, mulai sekarang panggil aku Master, dan yang aku maksud barusan adalah kartu sihir atau seperti itulah yang Lira katakan, tunjukkan padaku"
Caelum yang telah menebak itu segera mengambil beberapa kartu yang tersisa dari tas penyimpanannya dan meletakkan di atas meja yang ada di depannya.
Melihat kartu-kartu itu selama beberapa saat, Maerin segera mengambil salah satu kartu, yakni kartu yang berisi mantra petir dasar, kemudian dia segera mengamatinya dengan serius, berbagai ekspresi mulai dari bingung, hingga takjub tergambar dengan jelas diwajahnya, setelah menggumamkan beberapa kata yang tidak dimengerti oleh Caelum, Maerin meletakkan kartu itu kembali di atas meja dan menatapnya.
"Nak, apakah penyederhanaan ini adalah sesuatu yang kamu kembangkan sendiri" kali ini atmosfer tampak berbeda, tatapan serius dari Maerin membuat Caelum cukup gugup.
"Ya Master" jawab Caelum tegas.
"Sungguh... ide yang menarik, menyederhanakan pola susunan rune dengan memisahkan setiap lapisan kemudian menyusunnya menjadi satu" Maerin memberikan pujian dengan tulus, bagaimanapun hal ini adalah sesuatu yang belum pernah dia bayangkan sebelumnya.
"Namun, teknik menyusun pola rumit ini hingga menjadi sesuatu yang bersinergi dan stabil bukanlah sesuatu yang bisa di simpulkan hanya berdasarkan pengamatan saja" nada suaranya berubah namun tidak ada niat buruk, melainkan murni karena rasa penasarannya.
"Setelah melihat langsung aku semakin yakin dengan ide yang kau usulkan sebelumnya, meskipun awalnya aku skeptis mendengar ide untuk menciptakan metode penyederhanaan casting mantra untuk harmonisasi kehendak mana dengan menggunakan perintah kuno yakni rune akan berhasil, namun setelah melihat ini, idemu bukan lagi hal yang mustahil nak" Maerin memasang senyuman ramah khasnya.
Caelum disisi lain tidak mendengarkan Maerin karena tangan kirinya berdenyut dan memberikan sensasi panas yang mengganggu fokusnya.
Menyadari ada sesuatu yang terjadi pada Caelum, Maerin segera menghentikan ceritanya dan segera bangkit dari tempat duduknya.
"Kelihatannya kamu kelelahan nak, kembalilah besok, aku sudah mendapatkan izin dari Elvarin untuk mengajarimu selama dua hari dalam seminggu" Maerin tahu bahwa Caelum baru saja melaksanakan ujian dari Elvarin, dan dari pengalamannya yang telah lama mengenal Elvarin dia tahu bahwa ujian yang dia siapkan tidaklah mudah.
"Maafkan saya Master" Caelum berdiri dan membungkuk untuk menunjukkan ketulusannya. Bagaimanapun, Maerin telah banyak membantunya dan menunggu momen ini.
"Kenapa kau mengatakan sesuatu seakan kita tidak akan bertemu lagi... hishhh" Maerin hanya melambaikan tangan untuk memberikan isyarat bahwa dia tidak mempermasalahkan itu.
"Terimakasih Master" Caelum kembali membungkuk sebagai tanda terimakasih.
"Beristirahatlah dengan benar, besok kita memiliki banyak hal untuk di diskusikan" Maerin kembali ke mejanya dan memberikan isyarat agar Caelum keluar.
Setelah bangkit dari kursinya dan merapikan kartunya, Caelum segera keluar dari ruangan dengan langkah santai, dia berniat untuk mampir di rumah Velwen untuk menanyakan beberapa hal dan mengembalikan buku yang dia pinjam. Sudah seminggu dia menunda hal ini, jadi dia memutuskan untuk mampir selagi dia dalam kondisi yang cukup baik.
Setelah melihat Caelum meninggalkan ruangan, Maerin menuliskan kembali pola rune yang dibuat Caelum pada sebuah perkamen dan mencoba Mengaktifkannya, namun mantra yang mengalir tidak stabil dan membakar perkamen tersebut.
"Sepertinya ada bagian yang belum dia tunjukkan" Maerin bersandar di kursinya dan memejamkan mata.
Saat pertama kali dia menguji gambar rune buatan Caelum dia punya firasat bahwa apa yang di buat oleh anak itu bukanlah sesuatu yang bisa dipelajari dalam waktu singkat, dan pada pertemuan terakhir dia lebih dibuat terkejut dengan caranya menggambar pola rune pada belati yang dia bawa, pada dasarnya bahan dari belati itu tidak memiliki afinitas untuk mengalirkan mana, namun di tangan anak itu, belati biasa bisa menjadi sebuah artefak.
"Di umurku saat ini, aku tidak pernah membayangkan akan merasakan antusias seperti yang dimiliki oleh seorang remaja" Maerin tersenyum mengejek membayangkan beberapa omong kosong.
"Setidaknya aku punya hiburan yang bermanfaat, apakah aku harus bersikap seperti Elvarin atau Elarion saat mengajar hmm.... atau bersikap lembut seperti Lianna" Maerin tenggelam dalam pikirannya, ini merupakan pertama kalinya dia memiliki seorang murid pribadi, jadi dia tidak tahu metode apa yang sebaiknya dia gunakan.
"Mungkin aku harus mencoba beberapa metode pengajaran manusia, toh dia juga merupakan manusia" setelah mengatakan itu, dia segera mencubit pipinya dan menggelengkan kepala.
Semangat Thorr
tapi ada beberapa bahasa yang baru denger aku tuh 🤭
tetep semangat ya kakak othor