Mantan Asisten CEO yang meninggal tiba-tiba bangun di tubuh menantu lemah dan mengetahui semua rahasia kelam keluarga besar Aruna.
Dia yang dibunuh oleh CEO Aruna group akhirnya memutuskan untuk memulai pembalasan dendamnya.
Dimulai dengan misi mengambil kembali posisi putri tunggal keluarga Jayata dan menyingkirkan putri palsu yang licik.
Apakah dia berhasil, atau justru berakhir mati untuk yang ke_2 kalinya?
Yuk,, baca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Selingkuh
Setelah acara amal selesai, Dedi dengan cepat menyuruh para wartawan koneksinya untuk memberitakan tentang daftar donatur terbesar dalam acara donasi kali ini.
Meski hanya berada di posisi kedua, tetapi Dedi tetap tersenyum senang mendapati unggahan tersebut sedikit memulihkan reputasi keluarga mereka setelah Apa yang dilakukan oleh istri dan menantunya.
Dedi menaiki mobil untuk kembali ke rumah, dan pada saat itu juga, istri dan menantunya sudah berada di mobil.
"Kau bilang akan melakukan sesuatu dengan kami berada di ruang rawat rumah sakit, tapi kenapa tidak ada apa-apa? Bahkan kau memerintahkan asisten mu untuk menyita ponsel kami berdua, sebenarnya apa yang kau inginkan?" Delita menjadi kesal pada suaminya, padahal sebelumnya menantunya berpikir untuk mengambil foto pribadi mereka berdua dan mengunggahnya secara pribadi di halaman media sosialnya, tetapi karena asisten Dedi yang datang meminta ponsel mereka, Maka rencana tersebut gagal dilakukan.
"Setelah tiba di rumah, buatlah permintaan maaf untuk Hani, akui kesalahan kalian dan katakan bahwa kalian melakukannya dengan tidak sengaja," ucap Dedi membuat Delita dan Clara menjadi sangat terkejut.
"Apa katamu?"
"A,, Apa maksud Ayah? Kami meminta maaf dan mengunggahnya di internet?" Clara bertanya dengan rasa tak percayanya, dia berusaha menjaga image-nya dan membuat orang-orang melihatnya sebagai sesuatu yang begitu berharga, namun sekarang harus menurunkan derajatnya meminta maaf kepada perempuan seperti Hani?
Ini mustahil!
"Lakukan saja apa yang ku perintahkan!" Kata Dedi menutup percakapan itu membuat Delita dan Clara tercengang di tempat mereka.
"Kau pasti sudah dirasuki oleh perempuan itu kan? Apa yang dia katakan padamu?!" Tanya Delita dengan rasa tak percayanya.
"Diamlah! Besok malam juga persiapkan makan malam yang mewah, kita akan kedatangan tamu penting!" Ucap Dedi.
"Kau! Apa yang sebenarnya kau pikirkan? Kenapa kami harus meminta maaf dan kenapa besok malam kami harus menyiapkan makan malam? Biar para pelayan saja yang menyiapkannya!" Tegas Delita.
"Jangan coba melanggar ucapan ku jika kalian masih mau hidup dengan tenang!" Tegas Dedi kemudian memejamkan matanya sebagai pertanda bahwa percakapan mereka benar-benar telah berakhir.
Delita hanya bisa menggertakkan giginya dengan kesal, menatap keluar jendela dengan perasaan cemasnya.
Kalau begini caranya, para Nyonya sosialita itu akan menertawakannya karena dia dianggap kalah dalam peperangan kali ini.
Baru sekali ini dia akan menanggung rasa malu yang begitu besar! Dan semua itu disebabkan oleh menantu tak berguna yang sebelumnya hidup menjadi parasit di keluarga mereka!
Clara pun berpikir demikian, dia benar-benar kesal dan frustasi, namun tak berani membantah ucapan sang ayah mertua sebab Ibu mertuanya saja tetap diam di tempatnya.
Sampai mereka tiba di rumah, seorang kameramen profesional telah menunggu mereka dan Dedi langsung memberikan tatapan penuh arti pada istri dan menantunya sehingga membuat Delita semakin kesal.
"Ibu!" Delita menghampiri sang ibu yang saat itu duduk di depan TV, masih sibuk menonton acara televisi.
"Ada apa dengan wajah kesal kalian itu?" Tanya nyonya besar Aruna memperhatikan menantu dan cucu menantunya.
"Bagaimana kami tidak kesal, putramu baru saja menyuruh kami untuk melakukan permintaan maaf secara umum pada Hani!" Tegas Delita.
"Apa? Kenapa dia tiba-tiba berubah pikiran? Lagi pula Siapa itu Hani sehingga bisa membuat kalian melakukan permintaan maaf padanya?" Ucap sang nyonya besar sambil melirik putranya yang melangkah ke arah tangga.
"Ibu, Ini masalah bisnis, kerjasama dengan keluarga Jayata akan hilang begitu saja kalau mereka tidak meminta maaf pada Hani," kata Dedi.
"Keluarga Jayata maksudmu? Keluarga Jayata yang menjadi salah satu dari tiga keluarga besar itu?" Tanya nyonya besar terkejut bahwa putranya berhasil mengajak salah satu dari ketiga keluarga kaya terbesar di negara mereka untuk bekerjasama.
"Ita, benar," Dedi menganggukkan kepalanya sebelum melanjutkan langkahnya menuju lantai atas.
Mendengar ucapan putranya, maka nyonya besar Aruna kembali menatap 2 perempuan yang masih tampak kesal di tempat duduk mereka.
"Lakukan saja sesuai kata Dedi, lagi pula tidak terlalu berat untuk meminta maaf, Hani juga adalah keluarga kita, jadi tidak masalah kalau sesama keluarga saling memperlakukan dengan baik. Lagi pula apa yang sudah kalian lakukan di restoran itu benar-benar keterlaluan, sudah seharusnya kalian minta maaf pada Hani," ucap nyonya besar sembari meletakkan remote TV ke atas meja lalu beranjak pergi meninggalkan 2 perempuan yang tercengang dengan kata-kata nyonya besar itu.
"Ada apa dengan nenek? Sebelumnya dia mengatakan pada kita untuk bersikeras memenangkan pertengkaran ini demi menjaga nama baik keluarga, tapi sekarang langsung berubah pikiran? Ibu, kau tidak akan membiarkan kita berdua meminta maaf pada perempuan sampah itu 'kan?" Tanya Clara pada sang ibu, reputasinya benar-benar akan hancur kalau dia melakukan hal bodoh seperti itu.
"Hah,,," Delita memijat keningnya yang terasa berputar-putar, "Ibu juga tidak ingin melakukannya, tapi apa yang bisa kita lakukan kalau ayah dan nenekmu sudah memutuskan seperti itu?" Delita berdiri, berjalan menuju kamar dengan langkah yang begitu berat.
Clara juga pergi ke kamar, dia benar-benar marah saat kembali ke kamarnya dan terutama saat melihat sang suami sedang sibuk di tempat tidur dengan ponselnya.
"Kau bersenang-senang di sini saat kami menderita?" Gerutu Clara melemparkan tasnya ke atas ranjang lalu duduk di sofa dengan tatapan tajam diarahkan ke sang suami yang masih tampak fokus pada ponselnya.
"Memangnya apa yang kalian alami?" Ucap Hardi dengan tatapan dan fokusnya masih tertuju pada ponsel miliknya.
"Kau! Ayah dan nenek tiba-tiba menyuruh kami meminta maaf pada Hani si sampah itu! Kau tahu bagaimana reputasi keluarga kita adalah nomor satu kan? Semuanya akan tercoreng jika aku dan ibu harus meminta maaf secara umum!" Tegas Clara.
"Pasti ada alasan Ayah dan nenek memutuskan seperti itu, jadi ikuti saja perintah mereka. Lagi pula hanya mengatakan maaf, Apa susahnya?" Ucap Hardi tampak acuh tak acuh pada istrinya membuat Clara semakin kesal.
Clara pun berjalan ke arah suaminya, dengan cepat merebut ponsel dari tangan sang suami membuat Hardi begitu terkejut.
Tetapi lebih terkejut Clara saat ia melihat layar ponsel suaminya sedang melakukan percakapan romantis dengan seorang perempuan sampai-sampai perempuan itu mengirim foto setengah badan tanpa sehelai benang menutupi bagian pribadinya.
"Kau!!" Clara benar-benar syok, tetapi sesaat kemudian ponsel direbut dari tangannya dan sebuah tamparan mendarat di pipi mulusnya.
Plak!
Tamparan yang begitu keras membuat Clara tersungkur ke samping, membentur meja sehingga pipi bagian atas yang dekat dengan mata tergores pinggir meja dan mengeluarkan darah.
"Beraninya kau menyentuh ponselku! Sekali lagi kau melakukan hal seperti itu, jangan harap kau masih bisa menjadi menantu keluarga ini!" Bentak Hardi lalu pergi meninggalkan sang istri dan membanting pintu kamar dengan keras.
Seketika Clara yang shock merasakan darah mengalir di pipinya, dan air mata mengalir deras memikirkan sang suami yang kembali berselingkuh.
Padahal sebelumnya, dia bersusah payah menyingkirkan para perempuan yang dekat dengan suaminya, namun sekarang ada perempuan lain lagi?
"Hiks,, hiks,, hiks,,," suara tidak bisa menahan tangisnya, perempuan itu tersedu-sedur berjalan menuju kotak obat yang diletakkan di atas meja dan pergi ke kamar mandi untuk mengobati lukanya.
Kapan perselingkuhan Hardi bisa dihentikan?
lanjut Thor....