Cerita ini berjudul " Hilangnya sebuah kepercayaan Hidup " yang sengaja saya buat sedemikian mungkin sekedar untuk menghibur para pembaca yang setia, semoga tulisan saya ini bisa bekenan dihati para pembaca, sekian dan terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis siti Maemunah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Hiasan tirai pengantin sangat indah dan megah, kursi pengantin yang penuh dengan hiasan bunga-bunga kain, terlihat ba kursi seorang Raja dan Ratu, dari tataan peralatan cara menghiasnya menandakan keluarga yang menikah ini terbilang orang kaya raya, cara tamu yang datang menghadiri pesta pernikahan inipun sepertinya cara ala-ala barat.
disana terlihat dua pengantin sibuk menerima ucapan selamat dari pengunjung yang menghadiri pesta, Siska dan Bi Dari terlihat berjejer diantara deretan keluarga pengantin, turut menyambut ucapan selamat dari para hadirin yang telah hadir yang mengucapkan ucapan selamat kepada kedua pengantin tersebut.
Setelah keseluruh hadirin sudah datang semua. acara dimulai berlangsung dengan hikmat.
"Terima nikahnya kepada Yeni Susanti bin Suseno dengan maskawin seperangkat emas seberat 100 gram ditambah uang tunai sebanyak 100 jt dengan mas kawin dibayar kontan ... !. Begitu terdengar ijab kabul yang diucapkan membelai pria terdengar nyaring penuh bersemangat.
"Gimana sah ... ?. Kata naib yang menikahkan kedua membelai.
"Saaahh ... !. Kata hadirin serentak mengesahkan penganti pria.
Susai ijab kabul, diadakan acara ucapan sukur, dikarenakan ijab kabul pernikahan sudah berlangsung selesai diselengarakan dengan hikmat dan lancar.
Setelah itu dipersilahkannya para hadirin untuk menikmati hidangan yang sudah disiapkan.
Siska nampak masih menyambut salam dari tamu-tamu yang baru datang.
Tiba-tiba tangannya ada yang menariknya, lalu menuntunnya ketepian tembok pesta pernikahan itu, agak terperanjat kaget dia tidak tau yang menyeret lengannya itu siapa, namun terlihat olehnya dia seorang lelaki yang berpakaian setelan jas yang berwarna abu-abu.
Sesampai ditepian tembok pesta, baru lelaki itu berbalik menghadap kearah Siska yang sedang berdiri menatap pungung lelaki itu.
Setelah berbalik kearah baru jelas terlihat wajah lelaki itu olehnya
" Iwan .... ?. Siska kaget campur senang dan terharu.
" Iya.... !. Kata Iean sambil menatap Siska dan melepaskan tanganya yang diseretnya.
"Kamu, kemana saja, tidak pernah pulang-pulang ... ?. Tanya Siska sedikit membentak namun sedikit ditahan pula karena malu banyak orang.
"Aku sempat pulang ko, tapi ketika aku menanyakan keberadaan kamu kepada Anita, kamunya sudah pergi entah kemana ... !. Kata Iwan menjelaskan kepada Ratih.
"Kamu sempat pulang ... ?. Tanya Siska kaget ingin memastikan apakah benar Iwan sudah pernah pulang kerumah tempat kekediaman kedua orang tuanya.
"Iyah, aku pernah pulang, tapi kamunya sudah pergi ... !. Sekali lagi Iwan menjelaskan kepada Siska yang masih menanti kepastian perkataan Iwan.
Setelah Iwan mengulangi perkataannya, baru Siska mengendorkan urat lehernya yang menegang karena kaget.
Sebelum melanjutkan perbincangannya tiba-tiba Siska diajak oleh bibinya untuk dimintai tolong supaya dia membetulkan pakaian bagian belakang Bibinya yang terasa ada yang lepas, yang ternyata tali ikatan pitanya terlepas, lalu Siska membetulkan tali pita Bi Dari.
Seusai membetulkan tali pitanya Bi Dari, baru dia menengok kebelakang untuk melanjutkan perbincangannya dengan Iean namun setelah tubuh Siska berbalik Iwan sudah tidak nampak ditempatnya, mata Siska celingukan mencari Iwan, sambil melangkah berlahan Siska matanya mencari-cari.
Tidak disengaja ketika tubuh Siska hendak berbalik Arah Iwan sudah berada dibelakangnya, sambil menunduk hendak melangkah berbalik arah tidak disengaja telah menabrak tubuh Iwan yang mau mengikuti kemana Siska pergi.
"Aduhh ... !. Siska kaget, maap ... ?!. Ucapnya hendak meminta maap kepada orang yang telah ditabraknya.
Setelah tersadar siapa yang ditabraknya sekilas melihat tongkrongan Iwan yang berada didepannya cepat-cepat menoleh wajah orang yang ditabraknya.
"Uhh, Ternyata kamu ... ?!. Keluh Siska sambil campur ada rasa gembira, karena dia yang sedang mencari-cari Iwan yang ternyata Iwan sudah berada dibelakangnya, pada saat itu dada Siska merasa berdenyut kencang deg-dekan gak karuan ketemu lagi dengan Iwan.
"Mau kemana ... ?. Tanya Iwan mencandai Siska tadi yang sedang celingukan padahal Iwan tau bahwa Siska sedang mencarinya.
"Mana istrimu ... ?. Tanya Siska kepada Iwan sambil celingukan kekiri dan kekanan.
"Istri yang mana, istriku kan ini sekarang berada dihadapanku ... !. Jawab Iean sambil menunjuk dengan mulutnya mengarah kewajah Siska.
"Ahh kamu, jangan bercanda ... !. Kata Siska serius.
"Bercanda apanya ... ?!. Ketus Iwan serius pula.
"Bukannya kamu sudah menikah, kan aku dapat kabar dari Anita bahwa kamu sudah menikah ... ?. Siska berkata dengan nada agak kesal.
"Aku cuma bercanda ko, sengaja aku kirim kabar ke Anita bahwa aku sudah menikah biar kabarnya sampai ketelinga kamu ... !. Kata Iwan menceritakan akal-akalannya kepada Siska yang sedang bengong mendengar penjelasan dari Iwan
"Ahh, apa katamu mencandaiku gak lucu ... !. Siska merasa kaget setengah mati mendengar penjelasan dari Iwan.
"Kata kamu bercanda tapi buatku bencana ... ?!. Kata Siska suranya sedikit ditahan, seperti berbisik karena takut terdengar oleh orang lain.
Ditengah-tengah kebisingan hiruk pikuknya orang-orang yang sedang berbincang-bincang dengan kesibukannya masing-masing berasama dengan kerabat-kerabatnya, dua inisan ini masih keliatan beradu mulut memperdebatkan masalahnya.
"Iyah, sudah... sudah maap...maap ... ?!. Kata Iwan melerai pertengkaran mereka.
Siska mengelah napas panjang mengingat betapa menderitanya dia sewaktu dia mendengar kabar berita bahwa Iwan Sudah menikah.
Namun semua sudah terjadi mau berkata apa lagi,n teringat pula dengan Sandi bagaimana dengan hubungannya mereka yang sudah terbina dengan baik, namun Siska tidak menyangkal kalau memang Siska masih ada Rasa kepada Iwan dan Sandi adalah obat bagi Siska.
Seusai lekasan hajatan Siska berpamitan pulang kepada Bibinya Bi Dari.
"Bi Siska pulang duluan yah ... ?!. Siska berpamitan kepada Bi Dari.
"Yah... hati..hati... dijalan ya ... ?!. Kata Bi Dari.
"Iya Bi ... !. Kata Siska sambil berlalu pergi.
Siska pulang setelah memberi nomer ponselnya Ke Iwan, padahal Iwan ingin sekali mengantar Siska pulang sampai ketempat kediamannya yang sekarang, namun Siska melarangnya dengan alasan, nanti saja dia akan menghubungi Iwan lagi untuk bertemu kembali, padahal dibalik itu, Siska hanya mau menjaga perasaan Sandi saja yang kini sudah menjadi kekasih barunya.
Setelah bertemunya Siska dan Iwan, Siska merasa bingung, sampai Siska enggan pergi ketoko kuenya, diteleponnya Bak Aminah olehnya bahwa hari itu Siska tidak dulu membuka Toko kuenya, dengan alasan masih cape pulang dari resepsian pernikahan Yeni dan Dedi itu.
Dibengkelnya Sandi masih merasa sibuk dengan pekerjaan montirnya, yang pelangannya kini kian bertambah saja jumlahnya, sebentar Sandi keluar dari bengkelnya menengok kearah tokonya Siska yang tempatnya sejajar dengan bengkelnya.
"Masih tutup ... ?!. Gumam Sandi melihat toko Siska yang terlihat masih tutup.
Siska dirumah masih gedebukan diatas kasur, sementara dimejanya ponselnya berdering-dering terus tak berhenti-berhenti, dengan Rasa malas dia meraih ponselnya yang terus berdering itu.
"Yah... haloo... !. Ucap Siska diponsel.
"Neng kapan mau buka toko kuenya ... ?. Tanya seorang wanita nyaring didalam teleponnya ternyata yang menelepon itu adalah pembuat kue-kue yang dijual oleh Siska.
"Belum pasti bu..., sayanya masih cape ... !. Begitu alasan yang diberikan kepada pengirim kue-kue.
setelah itu Siska menjatuhkan tubuhnya keatas kasurnya yang empuk dengan posisi telungkup, lalu tertidur pulas.
Jam setengah sepuluh malam.
Malam itu Siska dibangunkan oleh deringan telepon genggamnya, yang langsung dirogohnya ponselnya.l itu.
"Haloo ... !. Siska membuka ponselnya yang posisi tubuhnya masih berbaring diatas tempat tidurnya.
"Ya haloo... ini aku Iwan ... !. Terdengar suara didalam ponsel Siska.
Siska yang menerima telepon dari Iwan diponselnya langsung beranjak duduk dari pembaringannya.
"Yah haloo ... !. Balas Siska penuh semangat.
"Belum Tidur ... ?. Tanya Iwan ditelepon.
"Belum... apa kamu juga belum tidur ... ?. Siska balik bertanya ditelepon.
"Bagaimana kabarnya, setelah acara pernikahan Yeni dan Dedi, apa tidak terpikirkan oleh kita untuk cepat-cepat seperti mereka ... ?. Kata Iwan nadanya seperti berharap supaya Siska dapat memahami ucapan Iwan.
"Apa... !. Kata Siska kaget.
" Iwan apa maksud kamu, aku dan kamu secepatnya harus menikah begitu ... ?. Tanya Siska dengan nada meningi memastikan.
"Iyah...., kita harus secepatnya menikah dong ... ?!. Jawab Iwan terdengar suaranya sangat nyaring ditelepon.
"Emang kamu tidak ingin menikah dengan aku ... ?. Tanya Iwan serius kepada Siska.
"Ya..,mau dong ., aku menikah dengan kamu secepatnya, kata siapa gak mau, tapi kenapa dulu kamu ... ?!. Ucapan Siska terputus oleh leraian ucapan Iwan.
"Iya, sudah.., sudah..., lupakan kejadian itu semua oke ... ?!. Kata Iwan ditelepon melerai ucapan Siska yang terus-menerus menyalahkannya.
Tidak disadari percakapan mereka tadi, telah didengar oleh sosok orang yang sedang mengendap ketempat kediaman Siska, yang tiada lain sosok yang mengendap-ngendap itu adalah Sandi yang ingin memastikan apakah Siska sudah pulang apa belum dari acara sebuah resepsian pernikahan yang pernah diucapkan Siska kepada Sandi, yaitu sewaktu ketika Siska berpamitan hendak pergi keacara resepsian pernikahan berpamitan kepada Sandi.
B r s a m b u n g.