SOVEREIGN'S LEGACY
Dark Fantasy | Intrik | Artefak Primordial | Karakter-driven
Di dunia yang hancur oleh perang sihir dan diatur oleh kekuatan yang tak kasatmata, hanya satu hal yang lebih berbahaya dari artefak kuno yang tersebar di seluruh benua—mereka yang dipilih untuk memilikinya.
Viktor Chernov, seorang penambang muda berusia 17 tahun dari kota kecil di tepi peradaban, tidak tahu bahwa hidupnya berubah saat ia menyentuh sesuatu yang seharusnya tak pernah ditemukan: sebuah artefak dengan kesadaran kuno—[Eye of Noxenth].
Terseret ke dalam pusaran konflik antara faksi rahasia, makhluk bayangan, dan organisasi global bernama ARCHON, Viktor harus memilih: bersembunyi di balik kebohongan... atau menerima warisan yang tidak pernah ia minta.
Di bawah bimbingan seorang wanita Rank S yang misterius dan brutal, Viktor ditempa dalam kesendirian, dilatih dalam senyap, dan perlahan menjadi sesuatu yang bahkan dirinya sendiri tak sepenuhnya pahami.
Tapi dunia sedang bangkit kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chernov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TASTE OF THE ANOTHER WORLD
Malam di distrik pengungsian Zona Eropa bukanlah selubung keheningan yang damai, melainkan simfoni rendah dari kehidupan yang berjuang—deru generator yang jauh, gumaman percakapan teredam dari balik dinding tipis, dan suara-suara makhluk malam yang entah apa. Bagi Viktor Chernov, malam itu seharusnya membawa tidur nyenyak yang didambakan, diiringi denyut lembut [Night's Embrace] yang memulihkan energinya. Ia telah tidur, atau setidaknya tenggelam dalam ketidaksadaran yang dalam, untuk beberapa jam yang terasa seperti keabadian. Ketika kesadarannya kembali merayap ke permukaan, hal pertama yang ia rasakan adalah… lapar. Bukan rasa lapar biasa, melainkan kekosongan yang menggerogoti perutnya, tuntutan fisik yang mendesak. Dan, di pipinya, ia merasakan sentuhan lembut, basah, dan berulang.
Mata hitam Viktor yang tajam terbuka perlahan, menatap langit-langit kamarnya yang remang-remang. Blackie, dalam wujud anak kucing bayangannya, berdiri di atas dadanya, menjilati pipinya dengan lidah kecilnya. Suara mengeong pelan terdengar, penuh perhatian.
“Iya, iya, aku bangun,” gumam Viktor, suaranya serak karena tidur. Ia mengulurkan tangan dan mengelus lembut kepala kecil Blackie. Rasa lapar itu masih mendesak. Ia melihat ke luar jendela sempit—gelap gulita di luar, sudah larut malam. Sebagian tempat makan sederhana mungkin masih buka. “Mau jalan-jalan?” tambahnya, berpikir keras tentang tempat mana yang masih bisa didatangi untuk mengisi perut di jam selarut ini.
Ia bangkit dari ranjang, Blackie melompat turun dengan gesit. Viktor mengenakan pakaian kasual yang praktis—celana longgar dan jaket gelap, menyembunyikan tubuh kekarnya di baliknya. Ia mengikat rambut panjangnya yang gelap dengan cepat, ekspresi di wajahnya yang berkarakter kuat sedikit melunak dari ketegasan biasanya. Memastikan perban di pelipisnya terpasang rapi—alibi visualnya—ia mengambil sedikit kristal mana dari [Abyssal Vault] di matanya (sebuah proses yang kini terasa alami, hanya butuh kontak mata dan niat) dan keluar dari kamar sewaannya.
Perjalanan malam hari di distrik pengungsi terasa berbeda dari siang hari. Cahaya lampu artifisial lebih redup, bayangan lebih pekat. Blackie tidak bersembunyi dalam bayangan Viktor; ia berjalan di sampingnya, melompat-lompat kecil, mata ungunya yang bercahaya mengamati sekeliling dengan rasa ingin tahu yang besar. Kewaspadaan dari sore hari belum sepenuhnya hilang, tetapi kini dicampur dengan eksplorasi yang hati-hati. Viktor merasakan emosi dan rasa ingin tahu Blackie melalui ikatan mereka, gelombang informasi tentang tekstur bangunan, suara aneh dari jauh, aroma tak dikenal di udara.
“Itu dunia luar, Blackie,” Viktor menjelaskan dalam resonansi pikiran mereka, mengirimkan gambaran mental tentang apa yang dilihat Blackie, nama-nama benda, fungsi sederhana dari struktur yang mereka lewati. “Bukan ruang kosong tempat kau terkurung. Ini tempat manusia tinggal. Penuh hal aneh, tapi juga penuh… hal lain.” Ia berhenti di dekat sebuah kedai makan kecil yang masih buka, memancarkan aroma sedap. “Aku butuh daging,” putusnya, tuntutan perutnya sangat spesifik.
Ia memesan beberapa potong ayam panggang, baunya yang gurih membuat perutnya semakin bergejolak. Sambil menunggu, ia duduk di bangku kosong di pinggir kedai, Blackie di pangkuannya, mengamati dengan mata lebar. Ketika pesanan datang, Viktor mengambil sepotong ayam besar yang masih hangat dan menurunkan Blackie dari pangkuannya.
“Ini buatmu,” katanya, menaruh potongan ayam itu di lantai bersih di depannya. Ia merasakan kebingungan Blackie melalui ikatan mereka, diikuti gelombang pertanyaan yang tidak bersuara. Apa ini?
“Ini makanan enak dari duniaku,” jawab Viktor, suaranya lembut, menyingkirkan remah-remah debu dari dekat ayam itu. “Kau belum pernah makan, kan? Coba saja. Rasanya… unik.”
Blackie menatap potongan ayam itu, lalu menatap Viktor, lalu kembali ke ayam. Dengan ragu, ia mengulurkan cakar bayangannya yang mungil dan menyentuh daging hangat itu. Kemudian, dengan gerakan cepat, ia menggigit. Bukan gigitan predator, lebih seperti… sebuah cicipan. Saat gigitan pertama masuk, Blackie mengeong nyaring, bukan karena sakit, melainkan… karena terkejut. Viktor merasakan gelombang kenikmatan luar biasa membanjiri benaknya melalui ikatan mereka—sebuah ledakan rasa, tekstur, dan kehangatan yang belum pernah dirasakan Blackie seumur hidupnya.
Blackie mengeong lagi, lebih lembut kali ini, matanya yang ungu menatap Viktor, seolah bertanya, Bagaimana bisa? Viktor tersenyum, senyum yang sangat mahal baginya, jarang sekali menghiasi wajahnya yang tegas dan penuh misteri. Senyum itu tulus, lahir dari melihat respons murni familiar barunya terhadap sesuatu yang begitu sederhana. Ia tahu makhluk seperti Blackie, entitas primordial yang hidup dari mana dan kegelapan, tidak perlu makan untuk bertahan hidup. Regenerasi pasifnya akan selalu mencukupinya. Tapi… mereka masih bisa merasakan. Merasakan kenikmatan. Merasakan hal-hal dari dunia fana.
“Suka?” tanya Viktor, suaranya dipenuhi kehangatan yang langka. “Nanti kuberi lagi makanan lain. Banyak hal menarik di dunia luar ini untuk dirasakan.” Ia menatap Blackie, anak kucing bayangan yang kini dengan lahap memakan potongan ayam itu, sudah menghabiskan dua potong. Untuk orang seperti Viktor, yang kehilangan segalanya, yang tumbuh sendirian dan penuh ketidakpercayaan, menemukan makhluk kecil yang terikat padanya, yang merasakan kesenangan dari hal sesederhana ayam panggang… rasanya seperti menemukan teman. Sebuah persahabatan tak terduga di tengah kekacauan.
Di tengah momen langka kehangatan itu, ketika Viktor hampir selesai makan dan Blackie sibuk dengan potongan ketiganya, bayangan seseorang jatuh ke meja mereka. Viktor mendongak. Itu adalah salah satu penambang senior, wajahnya terlihat cemas dan mencari-cari.
“Chernov, di sini rupanya kau!” kata penambang itu, suaranya sedikit tegang. “Tadi aku ke tempatmu, kosong. Semua orang cari kau.” Ia berhenti sejenak, melihat noda darah samar di perban Viktor dan kemudian ke arah Blackie yang mendongak dari ayamnya dengan mata penasaran. Penambang itu tidak melihat keanehan pada Blackie, hanya anak kucing hitam biasa. “Cepat ke kantor. Ada kejadian. Di dungeon tadi… bencana.”
Viktor memasang ekspresi terkejut yang dipaksakan, sesuatu yang ia pelajari dengan cepat selama bertahun-tahun mengamati orang. “Oh, ya? Baik… aku bayar dulu lalu menyusul. Masalah besar?”
Penambang senior itu mengangguk cepat. “Sangat besar. Mandor Borin nanti jelaskan. Cepat, ya.” Ia bergegas pergi, meninggalkan Viktor dan Blackie.
Menelan suapan terakhirnya, Viktor merasakan Blackie melompat kembali ke pundaknya, mengeong pelan, puas dan sedikit lebih berat setelah pengalaman rasa pertamanya. Viktor tahu persis 'sesuatu' apa yang terjadi. Kematian para Awakened yang lengah di Situs Tambang Delta-4. Konsekuensi dari anomali yang ditinggalkannya. Dengan Blackie bersembunyi di bayangannya, merasa senang karena ayam pertamanya, Viktor Chernov bangkit. Ia membayar makanan, mengucapkan terima kasih singkat pada pemilik kedai yang lelah, dan melangkah menuju kantor Zebuah. Rutinitas kembali menuntutnya, dan rahasianya, kini dengan tambahan seekor anak kucing primordial di bayangannya, harus tetap tersimpan rapat.
Langkah-langkah Viktor yang mantap membawanya melintasi area operasi Zebuah, melewati tumpukan peti dan peralatan penambangan yang ditinggalkan, menuju bangunan sementara yang berfungsi sebagai kantor. Pintu logam berderit saat ia membukanya, dan ia melangkah masuk ke dalam ruangan yang remang-remang, diterangi oleh lampu mana standar. Semua rekan penambangnya sudah ada di sana, duduk di bangku-bangku kayu, wajah-wajah mereka tegang dan serius, sangat berbeda dari kelelahan lesu yang biasa ia lihat. Beberapa menoleh saat ia masuk, tatapan mereka beralih dari dirinya ke perban di pelipisnya, lalu kembali ke depan.
“Maaf, aku terlambat,” ujar Viktor, suaranya tenang namun terdengar sedikit serak—campuran kebenaran tentang rasa lelah dan kebohongan tentang alasan keterlambatan. “Aku ketiduran dan langsung cari makan. Tidak tahu ada… kejadian.” Ia membiarkan kalimat itu menggantung, alibi yang cukup longgar untuk masuk akal di dunia yang seringkali kacau ini.
Mandor Borin, berdiri di depan ruangan dengan tangan terlipat, mengangguk singkat. Wajah tuanya yang keras terlihat lebih muram dari biasanya. “Duduk, Chernov,” perintahnya dengan suara dalam. “Semua sudah di sini. Simak baik-baik.”
Viktor mengambil tempat kosong di barisan belakang, pandangannya tertuju ke depan. Di belakang Borin berdiri beberapa orang yang jelas bukan penambang biasa. Mereka mengenakan pakaian yang lebih ringan, lebih fungsional, dengan emblem guild yang samar. Dan di tengah mereka, berdiri seorang wanita. Posturnya tegap, memancarkan aura kekuatan yang terkendali. Rambut merahnya yang tebal dikepang dua dengan rapi, membingkai wajah yang, meskipun lelah, memancarkan kecerdasan dan ketegasan. Ini pasti Mia Caldwell, pemimpin guild Vanguard. Awakened Rank A dengan elemen Tanah. Aura mananya terasa membumi, solid, sangat berbeda dari energi liar dan gelap miliknya sendiri.
Mia Caldwell melangkah maju, tatapannya menyapu wajah-wajah kotor para penambang di hadapannya. Suaranya jelas dan berotoritas, meskipun ada nada kesedihan dan kemarahan yang tersembunyi. “Empat Awakened dari guild kami… regu penjaga di Situs Tambang Delta-4… ditemukan tewas beberapa jam lalu,” ujarnya, menyampaikan kabar buruk itu tanpa basa-basi. “Mereka tewas… dibunuh oleh monster.” Ada gumaman kaget dan ngeri dari para penambang, meskipun insiden monster di dungeon bukanlah hal langka.
Mia melanjutkan, suaranya sedikit menajam. “Tapi itu bukan seluruh ceritanya. Monster-monster yang kami identifikasi di lokasi… enam ekor Cave Stalker… mereka juga tewas.” Kebingungan menyebar di antara para penambang. Jika monster membunuh Awakened, bagaimana bisa monster itu sendiri juga mati? “Tim investigasi guild sudah memeriksa. Para Awakened kami dipastikan tewas akibat serangan monster-monster itu. Tapi siapa… atau apa… yang membunuh para monster itu… kami tidak yakin,” kata Mia, kerutan dalam muncul di dahinya. “Tidak ada jejak mana yang signifikan di sekitar bangkai Cave Stalker itu. Seperti… energi yang digunakan untuk membunuh mereka lenyap tanpa sisa. Sangat aneh.”
Jantung Viktor berdetak tenang di dadanya yang kekar, detak yang tak terdengar oleh siapa pun kecuali dirinya sendiri. Mana kegelapan, sulit dilacak. Itu adalah salah satu karakteristik afinitas primordialnya.
Mia melanjutkan, matanya yang tajam menyipit. “Namun… di tubuh monster-monster itu… kami menemukan luka-luka yang tidak sesuai dengan serangan Cave Stalker lainnya, atau bahkan serangan Awakened kami. Luka-luka dari benda berat… dan tajam. Tusukan dalam… dan tebasan. Tombak… atau beliung… mungkin?”
Tajam… dia tajam. Viktor membiarkan pikiran itu melintas di benaknya, merujuk pada ketajaman analisis Mia Caldwell. Ia tetap duduk tenang, ekspresinya datar, mengendalikan detak jantung dan aura mananya sendiri agar tidak berfluktuasi sedikitpun. Blackie di bayangannya terasa diam, waspada, seolah merasakan ketegangan di udara.
Mia Caldwell menghela napas, pandangannya kembali menyapu wajah-wajah kotor di hadapannya, berhenti sejenak pada perban di pelipis Viktor sebelum beralih lagi. “Tim kami di dalam… dan tim investigasi… tidak menemukan siapa pun atau apa pun di lokasi yang bisa menyebabkan ini. Adakah seseorang di sini… penambang mana pun… yang kemarin bertugas di Situs Tambang Delta-4… yang merasakan keanehan? Melihat sesuatu… tidak biasa? Sesuatu sebelum… atau setelah… insiden itu?”
Semua penambang tetap diam. Tidak ada yang berani menatap matanya, tidak ada yang berani berbicara. Udara di kantor Zebuah terasa berat, dipenuhi ketakutan, kebingungan, dan keheningan yang memekakkan telinga.
Keheningan yang memekakkan telinga berlanjut, menggantung berat di udara kantor Zebuah yang pengap. Tidak ada penambang yang berbicara, tidak ada yang berani mengakui telah melihat atau merasakan sesuatu yang aneh, meskipun ketakutan dan kebingungan terpancar jelas di wajah-wajah mereka yang lelah. Mia Caldwell menatap satu per satu, mata tajamnya mencoba menembus topeng kepolosan atau ketidaktahuan mereka. Ia berhenti sejenak pada Viktor, pandangannya beralih ke perban, seolah mencari petunjuk. Viktor menahan napas, menjaga ekspresinya tetap datar, auranya tenang. Blackie di bayangannya terasa waspada namun diam, familiar kecil itu sepenuhnya mempercayai kemampuan sembunyi tuannya. Akhirnya, Mia mengalihkan pandangan, raut kekecewaan tipis terlihat.
Pertemuan singkat itu berakhir tak lama setelahnya. Mia Caldwell dan para Awakened Vanguard pergi, aura kekuatan mereka perlahan memudar dari area tersebut. Para penambang diperbolehkan kembali ke barak atau rumah sewa mereka, dibebani oleh kabar kematian rekan sesama Awakened dan misteri yang menyelimutinya. Mereka bubar perlahan, gumaman khawatir mulai terdengar, tetapi tidak ada yang berani membahas pertanyaan Guild Vanguard. Viktor bangkit, tubuhnya terasa kokoh namun pikirannya sibuk menyusun langkah selanjutnya. Ia telah lolos dari pengamatan awal, tetapi ia tahu ini belum berakhir.
Di luar kantor, di bawah langit malam yang diselimuti kabut, para Awakened Vanguard berkumpul, siluet mereka terlihat jelas di bawah lampu sorot. Mia Caldwell berbicara dengan salah satu bawahannya, suaranya terdengar rendah namun tegas. “Sangat aneh… tidak ada jejak mana. Dan luka-luka itu…” Ia berhenti sejenak, tatapannya kembali ke arah gedung kantor yang baru saja mereka tinggalkan. “Mungkin bukan monster yang membunuh monster itu… Mungkin seseorang lain. Seseorang yang tidak terdeteksi. Di antara mereka… ada yang merasakan mana dengan cukup baik untuk Awakening… atau mungkin sudah ber-Awakening… tanpa kita ketahui.” Nada suaranya dingin dan penuh tekad. Rencana sudah dibuat. Mereka tidak akan pergi begitu saja. Mereka akan memastikan. Setiap penambang yang bertugas di Delta-4 kemarin akan diperiksa. Diinterogasi. Dan jika perlu… diuji. Dicari jejak Awakening yang tersembunyi.
Viktor berjalan menjauh, bayangannya menyatu dengan kegelapan malam. Ia merasakan dari niat Guild Vanguard melalui intuisinya yang meningkat. Mereka curiga. Mereka akan mencari. Dan target mereka… mungkin adalah setiap penambang yang hadir di sana, termasuk dirinya. Malam belum sepenuhnya berakhir, dan permainan kucing-kucingan yang berbahaya baru saja dimulai. Pertanyaan Mia Caldwell hanya permulaan. Ujian yang sebenarnya… akan datang.
Dan saat Viktor melangkah keluar dari keramaian kantor Zebuah, kembali ke kesunyian kamar sewanya, ia merasakan denyutan dingin dari [Eye of Noxenth]. Bukan ancaman fisik, melainkan kesadaran akan tatapan tak terlihat yang kini mengarah padanya, pada semua penambang. Ia tahu, topengnya sebagai 'Penambang Chernov' yang biasa akan segera diuji dengan cara yang belum pernah ia bayangkan. Esok hari, setiap gerak-gerik, setiap kebohongan, akan ditimbang di bawah sorotan kebenaran yang kejam. Pertanyaannya bukan lagi apakah ia akan ketahuan, tetapi bagaimana ia akan menghadapi badai yang tak terhindarkan itu.