NovelToon NovelToon
Bloom Of The Crimson Mark

Bloom Of The Crimson Mark

Status: sedang berlangsung
Genre:Iblis / Identitas Tersembunyi / Rebirth For Love / Dark Romance / Fantasi / Reinkarnasi
Popularitas:400
Nilai: 5
Nama Author: NINI(LENI)

Update Every day

Qing Lou tak tahu kenapa, ia terjebak di dunia entah apa ini. Dan di paksa melakukan hubungan dengan pria asing, yang katanya akan menikahinya.

mengira itu omong kosong seorang pria, siapa sangka pria itu membawanya..tidak, tidak...lebih tepat menculiknya.

dan ya...

cari sendiri kelanjutannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NINI(LENI), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23

Hei Shun berada di depan kamar Qing lou dengan tenang. entahlah apa yang terjadi merasa sangat risau dan tidak tenang tanpa alasan yang jelas.

Rui masih berdiri tegak. Di depannya, sang Kaisar telah menyiapkan meja persembahan kecil berisi dupa khusus—dupa pemutus ikatan, sebuah benda kuno yang hanya digunakan ketika ingin menghapus sesuatu dari seseorang… atau menghapus seseorang dari takdir.

"Yang Mulia … kita benar-benar akan melakukannya?" tanya Kaisar Qing An dengan suara rendah namun mantap.

Rui menutup matanya sejenak sebelum mengangguk, dengan perlahan.

"Jika tidak, ia tidak akan pernah bebas dari penderitaan yang menumpuk di hidupnya. bahkan...takdir saja tak mau melepaskan!"

Kaisar Qing An mengepalkan tangannya.

Ia teringat pada Qing Lou—tatapannya yang kosong sejak kembali, suaranya yang seakan pecah setiap kali menyebut "dia"… seseorang yang bahkan tak lagi diingat sepenuhnya.

Dan mungkin itulah yang paling menyakitkan, dan juga lebih baik darinya.

melupakan yang harusnya Tak hadir dalam kisah di takdirnya.

Mereka menunggu hingga Hei Shun meninggalkan istana, tapi nyatanya tetap didepan sana. benar juga, karena hanya pelayan itu yang mengenal semua favorit Qing Lou. Sang Kaisar melambaikan tangannya.

"Suruh dia membeli makanan di pasar. Biar dia menjauh dari istana utama."

Tanpa menolak, Kaisar Qing An memberi instruksi pada prajurit.

Dalam hati prajurit tahu, apa yang akan dilakukan ini bukan sesuatu yang boleh disaksikan sembarang mata, apalagi menyangkut dengan nyawa orang paling dicintainya.

Setelah mendengar langkah Hei Shun menjauh, mereka saling menatap satu sama lain dan akhirnya memulai kegiatan itu.

.

.

.

Saat dupa pemutus ikatan mulai dinyalakan dan perlahan dibakar. Asapnya tipis, mengambang dalam pusaran kecil seperti kabut perak, seakan susnan mimpi tidur. Kaisar duduk di belakang Qing Lou yang tertidur karena ramuan penenang. Rui berdiri di sebelahnya, menggenggam pedang roh yang diturunkan dari leluhur.

"Yang Mulia," ucap Kaisar pelan, "setelah ini… mungkin ia tak akan mengingat apa pun tentang rasa sakit itu. Namun bayangan tetap bayangan, tak bisa dihapus selamanya!"

Rui menunduk. "Aku sanga jelas tahu itu, tanpa kau mengatakan padaku, sudah jelas tahu apa yang akan terjadi. Namun asalkan dia tak menangis lagi, itu cukup bagiku."

Kaisar mengangkat tangan, menekan tiga titik di belakang kepala Qing Lou. Cahaya biru pucat muncul, mengalir seperti benang yang ditarik paksa keluar dari dalam ingatannya.

Qing Lou mengerang dalam mimpi, seakan merasakan kesakitan saat benang itu ditarik keluar.

Rui tahu apa yang dicabut itu bukan hanya luka yang menghantuinya, tetapi juga ikatan pada seseorang… seseorang yang membuat Qing Lou bahkan di saat terlemah sekalipun, masih memanggil nama samar tanpa suara.

Ia sangat iri, tapi...

"..." Rui diam saat melihat Kaisar Qing An menarik benang itu.

Saat benang cahaya itu terputus, terdengar seperti bisikan serak. Dan kemudian, lanjut dengan kesunyian.

"Maafkan aku!" gumam Rui.

...----------------...

Alam Bawah Sadar Qing Lou

Dalam mimpi gelapnya tanpa ujung, Qing Lou berdiri sendirian di hamparan dataran putih yang kosong. Angin dingin menerpa rambutnya, dan ia memeluk tubuhnya sendiri, merasa sudah lama terjebak tanpa arah tujuan yang jelas.

tubuhnya tak hangat sebelumnya.

"Aku merasa...melupakan sesuatu," gumamnya. sampai...

Bayangan samar seorang pria muncul di belakangnya—tinggi, berdiri seperti penjaga yang selama ini tak pernah pergi. Tetapi kini, wajahnya seperti kabut yang terus berubah bentuk.

"Siapa… kau?" Qing Lou berbisik.

Bayangan itu tak menjawab, melaikan hanya hanya memandangnya dengan senyum penuh arti. Kemudian tubuh bayangan itu mulai pecah menjadi serbuk cahaya, yang terakhir ia melihat pria itu meneteskan air mata dan mengatakan seseutu.

"Qing Lou..." katanya dengan senyum penuh rasa kasih sayang.

melihat ekspresi itu, Hatinya terenyuh melihatnya. rasanya seperti teriris - iris.

"JANGAN—!"

Ia berlari, tangan mencoba meraih sisa-sisa siluet itu, namun nihil dan setiap kali disentuh, cahaya itu hancur seperti debu emas yang tertiup angin, yang seakan enggan tinggal bersamanya.

Ketika bayangan itu lenyap sepenuhnya, Qing Lou roboh, berlutut, memegangi dadanya. Air mata menetes tanpa sengaja, tanpa tahu nama dan bahkan alasan yang tak pasti.

perasaan...kehilangan yang tak bisa dijelaskan oleh kata.

"Siapa dia? kenapa hatiku sakit sekali?" ucapnya dalam Isak tangisnya

...----------------...

Di Pasar

Hei Shun berjalan cepat di keramaian pasar sambil membawa keranjang kecil. Ia tahu Putri Qing Lou selalu menyukai cemilan manis terbuat dari beras ketan dan madu bunga musim dingin, hidangan yang jarang tapi ia selalu membelinya ketika putri murung. walaupun sedikit mahal.

Namun kali ini… entah kenapa dadanya gelisah, atau karena sudah lama tidak bertemu sang putri. takut melarikan diri.

"Aneh… sekali," gumamnya.

Ia tak pernah melihat Kaisar dan Yang Mulia Rui begitu muram, dan baru melihat hari ini setelah Tuan Putri kembali. Tidak ada prajurit di sekitar istana timur saat ia pergi. Tidak ada pelayan lain yang diizinkan masuk.

"Apakah putri mengalami sesuatu lagi?" pikirnya menggigit bibir dengan penuh keraguan dalam dirinya.

Namun ia percaya pada keluarga kerajaan, tak akan melakukan apapun dengan Tuan Putri. Mereka mencintai Putri Qing Lou seperti permata paling berharga.

"…pasti itu hanya pikiranku saja," ia meyakinkan dirinya sendiri, meski suaranya bergetar. Tapi tetap saja, firasatnya mencengkeram lehernya seperti tangan tak terlihat.

memutuskan tak ingin berlarut - larut, ingin segera kembali dan sudah terlalu lama sekali diluar. kalau Tuan Putri bisa bangun hari ini, pasti sangat senang kalau membawakan makanan favoritnya.

...----------------...

Sementara itu, jauh dari istana, di alam tengah…

Awan di atas kediaman Lian Zhen menggulung gelap seperti tinta hitam. Petir menyambar tanpa jeda, menimpa ruang meditasi yang tertutup dengan formasi pelindung.

berbeda sekali di kerajaan Yuelong, yang sangat cerah seakan menunggu bangkitnya seseorang dari tidur lamanya.

Jiang Yu berdiri di depan pintu, menelan ludah ketika tekanan spiritual terasa meningkat. merasa kalau kaisar setelah bangun dari komanya, sedikit ah tidak, sangat tidak terkendali.

"Tuanku… apa benar aman jika melakukannya sendiri? jangan memaksakan diri anda." ucapnya dengan hati - hati.

Tak ada jawaban.

Di dalam, Lian Zhen duduk bersila di tengah simbol kuno berwarna merah darah. Aura spiritualnya meledak setiap detik—bergejolak seperti naga yang murka. Rambut panjangnya berkibar tanpa angin, dan matanya setengah terbuka, bersinar merah gelap.

Ia merasakan sesuatu menariknya, sebuah titik cahaya sangat jauh dan sangat lemah dari waktu ke waktu, hingga tinggal hanya akhirnya titik yang samar.

"Di mana kau…?" bisiknya.

Sesosok bayangan wanita samar terlihat dalam pikirannya—selirnya yang hilang. Bayangannya tertutup kabut seolah ada sesuatu yang menghalangi memori Lian Zhen untuk melihat jelas.

"Siapa… yang berani menyembunyikanmu dariku?"

Petir menyambar lebih keras, dengan angin yang semakin mengganas.

Jiang Yu menahan pintu agar tidak terlepas dari engselnya, sungguh penuh perjuangan.

"Ya dewa, lebih baik jangan perumit kisah cinta mereka, karena saya yang harus jadi tambalnya..." monolognya dalam hatinya yang sudah lelah dengan drama ini.

..._BERSAMBUNG_...

1
Fransiska Husun
bagusss thorr
Leni: penulisnya ngerasa kurang soalnya...
total 1 replies
Leni
sekelas pemula bagus sii
うacacia╰︶
Gak disadari sampai pagi cuma baca cerita ini, wkwkwk.
Leni: terima kasih
total 1 replies
sareishon
Teruslah menulis dan mempersembahkan cerita yang menakjubkan ini, thor!
Leni: terima kasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!