seorang gadis yang berniat kabur dari rencana perjodohan yang dilakukan oleh ibu dan ayah tirinya, berniat ingin meninggalkan negaranya, namun saat di bandara ia berpapasan dengan seorang laki-laki yang begitu tampan, pendiam dan berwibawa, berjalan dengan wajah dinginnya keluar dari bandara,
"jangan kan di dunia, ke akhirat pun akan aku kejar " ucap seorang gadis yang begitu terpesona pada pandangan pertama.
Assalamualaikum.wr.wb
Yuh, author datang lagi, kali ini bertema di desa aja ya, .... cari udara segar.
selamat menikmati, jangan lupa tinggalkan jejak.
terimakasih...
wassalamualaikum,wr.wb.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Marina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
misi mengikuti calon suami
“Apakah ini gila?" batin Zora. Ia meninggalkan perjodohan mapan demi mengejar seorang Ustadz desa yang baru dilihatnya tiga puluh detik.
Saat mobil travel itu keluar dari jalan tol dan mengambil rute menuju kota pinggiran, Zora menyadari satu hal, mengejar cinta ini mungkin akan jauh lebih sulit, jauh lebih jauh, dan jauh lebih mengubah hidup daripada kabur ke benua lain.
"Pak Budi, tujuannya Kota sebelah, betul?” tanya Zora, memastikan detail yang ia dapatkan dari secarik kertas di bandara tadi.
“Betul, Nona. Travel ini biasanya menurunkan penumpang di terminal utama kota tersebut, lalu setiap penumpang akan melanjutkan perjalanan lokal ke desa masing-masing. Perjalanan darat ini akan memakan waktu setidaknya empat hingga lima jam.”
Zora menghela napas, menatap pemandangan ibukota yang perlahan digantikan oleh ladang dan pepohonan. empat jam di dalam mobil demi seorang pria asing.
"Baiklah, Pak Budi. Kita akan menjadi bayangan travel itu sampai di kota itu. Setelah itu, kita baru akan cari tahu bagaimana cara kita bisa sampai ke desa tersebut.."
Jalur tol Trans daerah terhampar panjang di hadapan mereka, memisahkan Zora dari kota metropolitan yang gemerlap dan membawanya semakin dekat ke Desa pinggiran yang misterius. empat jam. empat jam di dalam mobil adalah penyiksaan bagi Zora, yang biasa berpindah antar kota dalam hitungan jam menggunakan pesawat, atau paling lama, kini harus melewati jalur darat.
Tantangan pertama datang pada jam kedua.
“Pak Budi, bisakah kita berhenti?” Zora menekan pelipisnya. Ia tidak mabuk darat, tetapi kombinasi udara panas, body roll mobil yang konstan, dan kekakuan duduk terlalu lama mulai mengganggu.
“Travel di depan juga berhenti di rest area yang sama, Nona,” lapor Pak Budi.
Zora menyambutnya dengan lega. Begitu mobil berhenti di area peristirahatan yang ramai, Zora segera keluar. Ia merasakan udara panas dan lengket, jauh berbeda dengan pendingin sentral di dalam rumahnya. Padahal Zora memakai pakaian terbuka, baju tanpa lengan serta rok mini terlihat sangat sexy, Ia melirik ke arah minibus biru tua itu. Pintu terbuka, dan rombongan Ustadz itu mulai turun, salah satunya Yusuf.
Yusuf berdiri di dekat sebuah mushala kecil, tampak meregangkan ototnya. Ia mengambil sebotol air mineral dan duduk di pinggiran mushola ,ia meminumnya dengan tenang. Zora mengamati dari balik pilar. Ia harus menjaga jarak, tetapi matanya tak bisa lepas dari pria itu.
" Tampan sekali, bahkan saat air itu menetes pada lehernya, sungguh sexy" tanpa sadar, Zora menelan ludahnya sendiri.
" nona.... Pakaian anda terlalu terbuka, dari tadi orang-orang melihat anda dengan tatapan lapar" kata pak Budi memberikan cardigan yang panjangnya sebetis.
" tapi ini sangat panas pak" balas Zora mengerucutkan bibirnya tidak suka.
" lihatlah nona, mereka pakai pakaian muslim, apa anda tidak malu?" tanya pak Budi membuat Zora berfikir sejenak, ia baru menyadari penampilannya yang teramat sexy, berbeda jauh dengan calon imamnya itu, yah Zora sudah mengklaim Yusuf adalah calon suaminya.
" baik pak..." Zora mengambil cardigan nya lalu memakainya dengan rapat ... Keringatnya langsung bercucuran.
" pak ... jangan kemana-mana ya, saya ingin buang air kecil" kata Zora .
" iya non, hati-hati ".
Zora berjalan ke arah samping mushola, di sana terdapat tulisan toilet umum.lalu Zora berjalan ke petunjuk arah tersebut.
Zora terbiasa dengan toilet marmer wangi di pusat perbelanjaan atau bandara internasional. Toilet di rest area ini, meskipun bersih, terasa sangat asing. Ia harus antre, berdesak-desakan dengan banyak orang, dan mencium aroma yang tidak ia sukai.
" permisi..... Masih lama ya" Zora mengetuk pintu toilet, karena toilet yang dari tadi Zora tunggu, di dalamnya sangat lama, sementara toilet di sampingnya yang juga banyak antrian sudah mulai bergantian.
Mereka melihat Zora dengan tatapan sinis, kebanyakan orang-orang di sini adalah kelas menengah kebawah, ada yang kagum dengan kecantikan Zora juga pakaian nya yang terlihat modis, ada juga yang iri melihat penampilan Zora yang bergaya sok kaya.
Ceklek....
Pintu toilet terbuka dan seorang perempuan paruh baya baru keluar dengan wajah masam, karena kesenangannya terganggu oleh suara gedoran pintu. akhirnya dengan terpaksa ia segera membersihkannya, setelah buang air besar yang baru setengahnya dia keluarkan.
Ketika hendak ingin masuk ke toilet Zora sangat terkejut karena melihat bentuk toiletnya... bukan toilet duduk yang biasa ia pakai di rumahnya.
dia tetap berdiri di ambang pintu membuat seorang wanita di belakangnya menepuk pundaknya pelan.
" ayo nona cepat masuk, saya juga sudah tidak tahan" ucapnya sambil meringis menahan ingin buang air kecil.
surah yang tersadar lalu menganggukkan kepalanya." eh iya maaf"
lalu Zora segera masuk ke dalam toilet dan menutup pintunya rapat. perutnya bergejolak karena menghirup aroma tak sedap bekas dari seorang wanita tadi yang sepertinya habis buang air besar.
Huek
Huek
Heuk...
Karena tidak tahan dengan aromanya... Zora memuntahkan isi perutnya... setelah tidak ada lagi yang keluar dari perutnya, dia mengambil parfum beraroma vanila di dalam tas kecilnya... selalu menyemprot ke segala arah di dalam toilet tersebut.
setelah aromanya benar-benar wangi lalu dia kebingungan... sampai dia mengambil ponselnya lalu membuka aplikasi YouTube... dia melihat tutorial buang air kecil pada wc jongkok... setelah melihatnya barulah dia mengikuti tutorial tersebut.
"akhirnya lega juga..." setelah Zora selesai buang air kecil.
Dia keluar dengan tubuh sedikit lemas, karena sudah memuntahkan isi perutnya.
" sedang hamil ya nona...?" tanya seorang wanita setelah mendengar suara muntah-muntah di dalam toilet.
Zora terkejut, setelahnya ia mengangguk karena tidak ingin terlalu lama di sini.
" iya mba, saya sedang hamil"ucapnya...
"saya duluan ya mba" ucapnya ramah...
" iya nona... hati-hati" jawabnya, setelah nya ia masuk ke dalam toilet... bertabrakan dengan aroma parfum yang masih sangat harum di dalam toilet tersebut.
Terkejut sekaligus tertawa.
Ketika ia kembali ke mobil, wajahnya sudah masam. “Kita harus beli air mineral yang banyak, Pak Budi. Saya tidak akan keluar lagi kecuali mendesak.”
Pak Budi hanya tersenyum tipis, sudah terbiasa dengan drama Nona Mudanya.
Mereka kembali melanjutkan perjalanan, dan kali ini, tantangan terbesar datang dalam bentuk rasa lapar. Zora tidak sempat sarapan sebelum kabur. Ia merogoh tas tangannya, berharap menemukan sisa permen atau cemilan darurat. Nihil. Tidak ada satupun cemilan di sana.
“Pak Budi, perutku sangat lapar, saya lupa tadi belum sarapan" kata Zora memegang perutnya yang terasa melilit.
“Nona, saya hanya membawa uang tunai secukupnya. Kartu Nona, semua sudah diblokir oleh Tuan Besar.” Pak Budi menyadari situasi ini, Zora, sang pewaris tunggal, kini menjadi tunawisma tanpa uang tunai yang memadai, dan kartu kreditnya dibekukan Ayahnya. Semua karena satu kecerobohan. ia hanya fokus pada pelarian ke London, bukan perencanaan perjalanan darat.
eh Thor semoga itu Zorra bisa mengatasi fitnahan dan bisa membongkar dan membalikkan fakta kasihan yang lg berhijrah di fitnah....
lanjut trimakasih Thor 👍 semangat 💪 salam