Takdir tak di sangka, dimana Glenna yang terjatuh ke jurang. Karena ingin menyelematkan sahabatnya Indi, yang di dorong oleh saudari angkatnya. Dipertemukan dengan Siluman Rubah Ekor Sembilan, yang mana ada masa lalu dengan leluhurnya yang seorang Miko.
Penasaran kelanjutannya??? Gassss... kita ke story
ZANDRA SEASON 7
SEMOGA KALIAN SUKAAAA❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana
"Kenapa mimpi itu, harus datang lagi? Ya Allah, sakit banget. hiks... huhuhu..." Atikah menekukkan kedua kakinya, ia memeluk lutut dan menangis dengan posisi duduk. Menenggelamkan wajahnya, di sana. Dan sejak kejadian itulah, Atikah berhenti mengejar Evan.
"Ayah... ibu... Atikah cape... kenapa kalian harus pergi tanpa bawa Atikah? Kenapa Atikah harus ngalamin ini semua? Atikah ga kuat, ini terlalu berat buat Atikah. hikss..." ia merasa sangat tertekan, dengan fakta paman dan bibinya. Di tambah dengan mimpi buruk itu, yang kembali datang.
Itu kelas 3 SMP, di semester 1. Sejak itu, Atikah benar-benar menjauh dari Evan, meski Evan berkali-kali menemui Atikah untuk meminta maaf. Namun Atikah memilih untuk menghindar, sebisa mungkin ia tak berdekatan atau hanya berdua dengan Evan. Ia pun sampai meminta tolong pada Bagas dan Jaka, agar jangan jauh darinya. Meski Evan memohon pada mereka, hati Atikah benar-benar sakit.
Evan yang setelah di bentak oleh salah satu pengunjung, ia langsung terdiam. Saat hendak menolong Atikah, ia ditarik pergi oleh perempuan yang jadi kekasihnya. Sepanjang jalan ia terus merasa bersalah, ia segera mengantar pulang kekasihnya. Setelah itu, ia gegas kembali ke kafe.
Atikah sudah tak ada, dia sudah di bawa ke rumah sakit. Namun yang jadi tujuan utama Evan adalah, ia menginginkan rekaman CCtv. Bentakan yang ia dapatkan, terus mengganggu pikirannya. Setelah ia mendapatkan rekaman itu, rasa bersalahnya semakin besar. Bahkan ia ikut sakit hati, saat ia kembali mendengar bentakannya pada Atikah.
Ia pun sampai meneteskan air mata, saat melihat wajah Atikah di rekaman itu. Yang sarat dengan sakit hati dan kecewa, bahkan mungkin benci menjadi satu.
Dari situ, Evan terus mencoba menemui Atikah. Bahkan ia pun memutuskan kekasihnya, karena kebohongan mantan kekasihnya. Ia sampai mengucapkan kata-kata tak pantas, bahkan menyakiti Atikah.
Dan inilah alasan Evan memilih bekerja di sekolah Atikah, daripada di rumah sakit. Namun karena kesibukannya di perusahaan orang tuanya, ia jarang ke sekolah. Dan sekalinya di sekolah, ia pun tak pernah bertemu dengan Atikah. Padahal yang sebenarnya, Atikah selalu bersembunyi setiap kali ia melihat Evan.
ceklek
"Tik, lu udah bangun." ucap Glenna pelan, ia pun semakin masuk ke dalam. Ia berjalan menghampiri ranjang, Glenna ikut merasakan sesak mendengar tangisan Atikah.
Cia yang sudah melihat masa lalu Atikah, dan menceritakan kembali pada Glenna. Glenna merasakan sakit, ia bahkan ingin sekali mencakar wajah sok cool si Evan.
'SI BANCI, T*I EMANG TUH LAKI.... SOK GANTENG PISAN SI ETA, MASIH GANTENGAN ITOKU KEMANA-MANA!!' dan masih banyak lagi makian, yang keluar dari mulut Glenna. Beruntung tidak ada anak-anak di sana, bayangkan bila ada Cahaya dan adiknya di sana. Bisa-bisa mereka mengikuti ucapan, yang keluar dari mulut Glenna. Bukan hanya Glenna yang marah, Bagas dan Jaka juga. Mereka baru tau sekarang, cerita di balik luka di kepala Atikah. Selama ini, ia selalu bertanya apa penyebabnya, namun Atikah selalu mengalihkan pembicaraan.
"Gue ga bakal tinggal diem, liat aja besok." ucap Bagas, kedua tangannya terkepal erat
"Kalo perlu gue seret, udah ga ada hormat gue ma dia. Gue ga peduli, dia lebih tua dari gue." sambung Jaka menggebu
"Gue dukung lo pada, kalo perlu gue juga ikutan nyeret tuh orang. Kalo ada kuda, gue iket kakinya terus gue seret dari belakang." Glenna mengepalkan kedua tangannya di depan wajah, serentak Bagas dan Jaka melihat padanya.
'NGERI BOS' ucap mereka dalam hati
.
"Tik, makan dulu ya. Lu udah lewatin makan malem, kasian perutnya." ucap Glenna pelan
"Malem? Ini udah malem Glen?" tanya Atikah dengan suara seraknya
"Iya, lo pingsannya lama. Lo tidur di sini aja, ga usah pikirin paman ma bibi lo. Justru buat sementara, lu harus jauhin mereka. Kakak gue bilang, ilmu hitam yang ada sama lo mau di bersihin dulu sama dia." jawab Glenna, seraya meminta Atikah untuk tetap tinggal
"Apa gue ga ngerepotin Glen? Bagas ma Jaka?" tanya Atikah
"Nggak, gue ga ngerasa kerepotan kok. Lo kan ga minta gue mandiin, ga minta gue pakein baju, ga minta buat di suapin, ga minta gue ceb*kin juga kan? Jadi apa yang bikin gue repot? Bagas ma Jaka juga nginep kok, udah minta ijin ma bonyok nya." Atikah terkekeh, Glenna tersenyum
"Dan yang paling penting... lo emang harus di sini dulu, karena gue dan yang lainnya mau bersihin rumah lo dan kasih hukuman buat paman dan bibi lo. Ga papa kan?" Atikah menatap Glenna
"Apa ada yang lain? Hal yang gue ga tau" tanya Atikah, Glenna terdiam.
"Lu yakin, bakalan kuat buat buat denger hal ini?" tanya Glenna
"Apa ada yang lebih nyakitin lagi Glen, selain mereka yang udah bohongin gue tentang kasih sayang mereka selama ini?" tanya Atikah
"Ada, bahkan gue takut. Setelah denger ini, lu pingsan lagi." jawab Glenna
"Apa Glen? Gue yakin, gue bisa nahan diri." tanya Atikah dengan tatapan tak ingin di bantah
"Paman dan bibi lo adalah, dalang di balik kematian orang tua lo. Kematian orang tua lo, bukan kecelakaan tunggal. Melainkan paman dan bibi lo, yang dengan sengaja tabrak mobil orang tua lo. Sampai mobil yang orang tua lo pakai, menabrak pembatas jalan. Sampai mobil itu terbalik dan meledak, paman dan bibi lo langsung pergi dari TKP. Kejadian malam, sehingga tak ada saksi mata satu pun dan tak ada kamera CCtv saat itu."
JEDEEERRR
"Glen... lo... lo pas.. ti... bo...
BRUGH
Glenna menghembuskan nafas panjang...
"Kan, gue bilang juga apa. Lo pasti pingsan lagi, denger berita ini. Kalo gue ada di posisi lo, gue ga yakin kuat buat nerimanya Tik. Lo hebat, lo kuat." gumam Glenna, ia membenarkan posisi tidur Atikah. Ia pun menyelimuti tubuh Atikah, lalu kembali memanggil perawat.
"Sus, pasang aja infusan nya, dia pingsan lagi." ucap Glenna
"Iya non" Glenna menatap nanar Atikah
Wajah Atikah terlihat begitu pucat, bahkan kedua matanya kini terlihat bengkak. Pasti karena terus menangis, saat siuman tadi.
"Saya pasang infusan untuk 4 jam ke depan ya non, nanti setelahnya saya lepas lagi." ucap suster
"Suster tidur di sini aja, di sebelah Atikah." ucap Glenna
"Saya di sofa aja non, sofa nya juga besar. Saya takut ganggu, waktu istirahat pasien." jawab suster
"Ok deh, senyamannya suster aja ya. Kalo perlu apa-apa, pencet aja bel itu, nanti ada mbak yang ke sini." ucap Glenna
"Iya nona, terima kasih" balas perawat, padahal Glenna udah bilang jangan panggil nona. Tapi suster itu merasa tak nyaman, bila memanggil neng. Apalagi ia tau, siapa Glenna.
.
.
"Kapan kita ke rumah si Atikah Glen?" tanya Jaka
"Mang lu mau ikut?" tanya Glenna
"Iyalah, gue mau liat gimana paman ma bibinya si Atikah. Pasti lagi ngamuk mereka, karena Atikah belum pulang sampe sekarang. Dan gue juga penasaran, sama orang-orang yang pake ilmu hitam Glen." jawab Jaka
"Kenapa? Lu mau ikut berguru juga?" tanya Bagas
"Ck, ya kagak lah. Ga usah pake begituan, orang tua gue udah kaya Gas. Ya meski masih jauh, di bawah keluarga Glenna. Tapi cukup, buat ngidupin keluarga gue." jawab Jaka dengan sombongnya, membuat Bagas menatap malas sahabatnya. Glenna tertawa kecil
"Lu kalo mau ikutan juga bisa Jak, tapi tumbalnya perjaka lo." jawab Glenna
"Hiiii... OGGAAAHH" pecahlah tawa Glenna dan Bagas
"Malam ini, di tengah malam....
...****************...
Jangan lupakan like, komen, gift, dan vote ny family
...Happy Reading All...
lanjuttt mak,,,
semangat terus kak /Determined/