NovelToon NovelToon
Jodohku Duda Kaya

Jodohku Duda Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Duda / CEO / Ibu Pengganti / Beda Usia
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Revan Fernando

HAPPY READING. . .
MENTARY SAFIRA PUTRI anak broken home yang lebih memilih untuk bekerja dari pada melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, gadis mandiri cantik dan pintar.
AXCEL PUTRA DEWANGGA seorang pengusaha muda yang sukses tapi tidak dengan pernikahannya karena harus kandas ditengah jalan, janji suci yang dinodai oleh sang istri dengan berselingkuh membuat AXCEL memutuskan untuk bercerai.
" Tar pilih duda apa perjaka." tanya Clara teman Tary.
" Nggak ada angin nggak ada ujan tiba-tiba nanya gituan waras lo."Jawaku.
" Lo tau nggak anak pemilik toko roti tempat kita kerja, ternyata oh ternyata duda mana ganteng banget lagi." ujar Clara senyum-senyum nggak jelas sambil meluk guling.
" Sinting kali nih anak senyum-senyum nggak jelas." gumam Tary sambil gelang-geleng kepala.
penasaran seganteng apa dudanya terus pantengin cerita aku yah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Revan Fernando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

surat dari arga

Hari ini semuanya terasa begitu membosankan, Tary hanya duduk sambil memainkan gitar kesayangannya dengan tatapan kosongnya membelakangi pintu toko.

Beberapa kali ia melihat jam dinding merasa waktu berjalan begitu lambat, entah jam berapa bundanya akan pulang dari klinik, Tary semakin merasa bosan karena sendirian dirumah.

Benar-benar membosankan, apa perlu dia main keluar? Tapi malas apa lagi ia disuruh nunggu barang pesanan bunda yang hari ini akan datang. Lagian ia lagi tidak semangat untuk bermain keluar, ingin mengajak temen-temennya main kesini tapi siapa? Karena teman dekat yang ia punya hanya tinggal Clara, yang lain sudah ia blacklist dari circle pertemanannya.

" Assalamualaikum kak."

Tary sontak menoleh pada seseorang yang memanggilnya, suara berat itu membuat Tary semakin terluka dia menaruh gitar yang ia pegang ke atas kursi yang tadi ia duduki, ia begitu marah mendengar suara yang sudah cukup lama tidak ingin ia dengar.

" mentary." panggilnya.

Namanya Lukas, dia adalah ayah kandung mentary yang sudah lama tidak pernah ia temui semenjak perceraian kedua orang tuanya, karena dia lah Tary memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliahnya dan memilih untuk bekerja di kota jakarta.

" Untuk apa anda kesini, kehadiran anda gak saya harapkan sebaiknya anda pergi dari sini dan bawa jalang anda pergi dari rumah bunda saya." ucapnya tegas penuh penekanan, tatapannya tajam kearah ayahnya.

" Bawa jalang anda pergi dari sini sekarang juga." Tary terus mengusirnya.

Lukas menghela nafasnya berat, ia menatap putri semata wayangnya dengan mantan istrinya dengan sendu. Dia sadar sudah menorehkan luka yang dalam untuk putrinya ibarat kaca yang sudah retak, sudah tidak bisa disambung lagi kalaupun bisa tidak akan sempurna seperti awalnya. ayahnya sudah menjadi luka yang begitu besar untuknya, sehingga rasa benci dan kecewa amat besar dalam dirinya.

"Mentary."

" Anda begitu berani dan tidak tahu malu datang kesini membawa jalang anda." ucap Tary menohok hati ayahnya Lukas.

" Kenapa? Apa kamu sudah tidak mau bertemu dengan ayah lagi? Tanya Lukas dengan sendu pada putrinya dia tahu putrinya terluka dan kecewa tapi apa iya dia gak mau sama sekali ketemu dengannya.

" Saya tahu kamu kecewa tapi tidak seharusnya kamu berkata kasar kepada orang yang lebih tua dari kamu, hormati orang yang lebih tua dari kamu." ucap selingkuh ayahnya yang Kini jadi istrinya.

" Ha ha ha lucu sekali seorang pelakor mengajari saya untuk menghormati orang yang lebih tua, sebaiknya ajari anak anda supaya jangan jadi pelakor juga ups sorry lupa anaknya udah jadi pelakor juga sampai hamil diluar nikah. Dari pada sibuk ngurusin saya mending pergi urusin anak anda ingat hukum tabur tuai itu ada jangan sampai anda atau anak anda yang mengalami hal serupa dengan orang yang telah kalian sakiti." ucap Tary sinis, Tary balik badan membelakangi kedua orang yang tidak ingin lagi ia temui.

" Sebaiknya kalian pergi sebelum kesabaran saya hilang." ucap Tary tanpa mau menatap mereka.

" Mas udah ayo kita pergi dari sini jangan urusin anak yang gak tahu diri ini."

" Mah kamu gak boleh ngomong kaya gitu walau bagaimanapun dia tetap putri kandung papa."

" Tapi papa liat dia gak ada sopan santun nya sama sekali sama orang yang lebih tua." namus sebelum ayahnya berkata Tary lebih dulu menyahuti.

" Saya bilang pergi dari sini jangan bikin saya tambah muak dengan kalian semua." ucap Tary penuh emosi.

" Ayah pulang dulu nak, jaga kesehatan kalau kamu butuh sesuatu kamu tinggal bilang ayah ayah pasti akan kasih dan satu lagi ayah mau kamu pikirin lagi untuk lanjut kuliah." ucap ayah Lucas sebelum akhirnya meninggalkan putrinya dengan perasaan sedih, sepeninggalnya ayahnya tubuh Tary pun luruh ke lantai dan terisak pelan ia memukul dadanya pelan untuk menghilangkan rasa sesak didadanya.

" kenapa ayah tega lakuin itu semu yah hiks hiks hiks." ucap Tary pelan terus memukuli dadanya.

" Ayah adalah cinta pertamaku tapi ayah juga orang pertama yang ngasih luka sedalam ini sakit yah sakit andai waktu bisa diputar aku ingin menghentikannya disaat keluarga kita masih utuh dan bahagia yah." ucapnya masih terisak, sampai tiga puluh menit Tary baru menghentikan tangisnya ia lalu berdiri dan melangkah kedalam rumah untuk ke kamar mandi.

Setelah selesai mencuci muka ia kembali ketoko rasanya ingin sekali mengasingkan dirinya di suatu tempat yang tidak akan ada satu orang pun mengganggunya, akan tetapi ia dapat amanah dari bundanya untuk menjaga toko sampai pesanannya datang kalau tidak mungkin ia sudah pergi untuk menyendiri di tepi pantai yang sepi pengunjung.

Akhirnya yang bisa ia lakukan adalah menunggu dan menunggu sambil main gitar sampai amanah dari bundanya terlaksana, saat ini hanya gitar yang menemaninya saat hatinya sedang gundah gulana.

Detik demi detik menit demi menit jam demi jam pun berlalu tapi orang yang di tunggu tak kunjung datang membuat Tary teramat bosan, saat ada yang datang justru kurir makanan yang bundanya pesankan karena bunda siang ini tidak bisa pulang untuk memasak.

"Oh Tuhan aku bosan sekali, emang boleh sebosan ini untung hari ini toko tak begitu rame mungkin orang-orang berfikir bunda tidak buka karena menjaga mbok Jum di klinik kali yah." ujar Tary pada dirinya sendiri.

Sampai waktu menunjukan pukul lima sore orang yang Tary tunggu tak kunjung datang, membuat Tary berkali-kali mengomel tidak jelas. Tiba-tiba Tary teringat dengan Axcel yang mengatakan ingin berkunjung kerumahnya untuk silahturahmi dengan bunda, membuat suasana hati Tary kembali melow untuk mengungkapkan perasaannya saat ini Tary pun memainkan gitarnya dan menyanyikan lagu LUKA dari ANGKASA

Mestinya ku tak harus . . Mengenal dirimu . . .

Mestinya ku tak harus . . Mencintai dirimu . . .

Sakit yang kurasakan . . Takkan pernah hilang . .

Cinta yang kau berikan . .Bukanlah huntukku .

Bait demi bait Tary nyanyikan dengan penuh perasaan.

Masih selalu terbayang . . Kenangan manismu. . .

Meskipun itu palsu . . . Di dalam hatiku . . .

Luka . . . Darimu . . .kan membeku . . .

Sakit . . . Hatiku . . . Merasuk tubuhku . . .

Saking menghayati lagu yang Tary nyanyikan sampai ia tidak sadar, di depan pintu toko sudah ada banyak orang berdiri mendengarkan lagu yang ia nyanyikan.

" Sut Zayan jangan berisik yah dengerin mami nyanyi." ujar Bu Nina, sedangkan Zayan hanya mengangguk kan kepalanya tanda ia mengerti.

" Gila suaranya dalem banget anjir." ucap Cika lirih tapi masih bisa di dengar oleh semuanya, langsung saja ia dapat plototan mata dari kedua orang tuanya abangnya dan juga Hendra membuat ia jadi salah tingkah.

" he he he keceplosan mah." ucapnya cengengesan.

" Tapi emang suaranya secandu itu sih." ucap Derren.

" Permainan gitarnya juga ok." tambah Alex.

Sedangkan Axcel yang mendengar suara kekasihnya menyanyikan lagu luka itu justru membuat perasaan bersalahnya semakin besar. " sedalam itukah luka yang mas berikan yang." ucapnya dalam hati dengan sendu.

Setelah Tary selesai menyanyikan lagu itu Clara mengetuk pintu toko membuat Tary menghentikan petikan pada gitarnya, dan menoleh ke arah pintu yang di ketuk alangkah terkejutnya dia saat melihat Clara, kekasihnya dan keluarganya bahkan ada sahabatnya juga.

" Mami ." ucap Zayan lalu minta turun dari gendongan opanya.

" Opa turunin Zayan, Zayan mau ke mami." pinta Zayan pada opanya, sang opa pun langsung menurunkan cucunya dari gendongannya setelah diturunkan dari gendongan Zayan langsung berlari menghampiri Tary yang terdiam membisu. Ia masih kaget dengan keberadaan mereka semua yang ada di hadapannya terutama kekasihnya, yang ingin ia hindari untuk saat ini justru sudah ada di hadapannya.

" Mami Zayan kangen sama mami " ucap bocah gembul yang sedang memeluk kedua kakinya, Tary pun menurunkan pandanganya pada bocah gembul yang selalu memberikan warna disaat dirinya sedang menanggung luka karena perceraian kedua orang tuanya.

" Mami, kok mami diam aja mami gak suka Zayan dateng kesini yah?" ucapnya sedih lalu menundukkan kepalanya, Tary langsung berjongkok menyamakan tinggi badannya dengan Zayan lalu menangkup pipi gembul itu dengan kedua tangannya.

" Mana mungkin Tante tidak senang ketemu gembul kesayangan Tante." ucap Tary lalu menciumi pipi gembul milik Zayan dengan gemes.

" Tar tega banget kita gak disuruh masuk masa berdiri aja kaya orang minta sumbangan njir." langsung saja Clara dapat plototan dari mereka semua karena ada Zayan jadi dilarang mengumpat.

" He he he lupa Bu abisan Tary gak nyambut tamunya suruh masuk masa." protes Clara pada Tary.

" Biasanya lo aja dateng tanpa diundang langsung bablas ke dapur nyari makan, ngapain nyambut lo yang ada mau lo gue sambit. Ucap Tary.

" Ya ampun tar bongkar aib gak sih kalau gitu." ucap Clara cemberut.

" Permisi mba mau anter pesanan Bu viona." ujar Abang yang nganter pesanan bunda.

Seketika Tary langsung berdiri dan menghampiri Abang kurirnya.

" Bang kira-kira dong kalau mau PHP-in orang, aku loh nunggu dari pagi masa baru nyampe sekarang tahu gitu kan siang tak tinggal main dulu." ucapnya kesel, sampe lupa kalau disitu bukan cuma Abang kurirnya doang.

" Maaf mba mobilnya mogok, tapi kami udah konfir sama Bu viona kok." ujar Abang kurirnya.

" Hah lah kok aku gak dikasih tahu sih sama bunda?" tanya Tary pelan pada dirinya sendiri.

" makanya kalau mau marah-marah tuh ditanya dulu orangnya jangan asal merepet aja lo, gue tanya hp lo dimana?" tanya Clara gemes sediri melihat tingkah Tary.

" He he dikamar." jawaban Tary membuat Clara gemes lalu menoyor kepala Tary.

" Ih lu punya hp gunanya buat apa sih tar gue chat juga gak ada yang lo bales?" kesalnya pada Tary.

" Nggak pake noyor berapa hah." balik noyor kepala Clara.

" Udah-udah ko jadi main toyor-toyor kepala, lah ini Abang kurirnya gak di urusin?" lerai Bu Nina mengingatkan Tary kalau masih ada Abang kurir.

" Oh iya maaf bang, emang bunda saya pesan apa aja sih bang banyak bener? taro sebelah sini aja deh bang." tanya Tary pada Abang kurirnya.

" Oh iya lupa maaf Bu pak sama yang lain masuk aja Ra ajak mereka ke ruang tamu gih." ujar Tary menyuruh Clara buat membawa tamunya ke ruang tamu.

" Nggak papa disini dulu nak kamu urus aja dulu barang yang datang." ucap Bu Nina memaklumi.

" Zayan sini deh main ayunan." ajak Cika pada ponakannya untuk main ayunan yang ada di depan toko dan yang lain pun duduk di kursi yang di sediain di depan toko.

" Mau Tante." ucap Zayan menghampiri Cika yang sudah duduk di atas ayunan, sedangkan Tary mengecek semua barang yang baru datang untuk di tokonya.

" Tar yang nungguin nenek gue bunda atau siapa?" tanya Clara.

" Tadi malam sih bude tun, tapi kalau sekarang bunda yang jagain Kenapa lo mau langsung ke klinik? Kalau iya bawa aja motor gue?" ucap Tary pada Clara.

" Kuncinya dimana?"

" Tempat biasa." ucap Tary masih dengan mengecek barang-barang yang datang.

" Kak Tary." ucap dua bocah kira-kira umur tujuh tahunan, Tary pun menengok kerah dua bocah itu dan menaikkan dagunya tanda bertanya ada apa.

" Dapet surat cinta dari bang Arga." ucap dua bocah itu, Clara yang ada diambang pintu mendengar perkataan dua bocah itu langsung aja ketawa ngakak.

Ha ha ha

" Surat cinta gak tuh, udah kaya zaman apa aja? Bilang sama Arga emang udah gak punya hp apa gak punya kuota, kalau gak punya kuota hpnya suruh jual aja buat beli kuota." ucap Clara di sela-sela tawanya.

" Kata bang Arga di tunggu di tempat biasa besok pagi jam delapan." lanjut bocah itu.

" Eh cil lah isi surat itu apa kalau lu udah kasih tahu tujuan Arga ngajak Tary ketemuan." ucapnya sambil geleng kepala.

" Kata bang Arga takut kak Tary gak baca suratnya jadi di sampein aja isi pesannya." pecah suda tawa Clara mendengar ocean bocil suruhan Arga.

Ha ha ha

Clara yang gak tahan sama kekonyolan Arga,

pun mengambil ponselnya di saku celananya lalu menghubungi Arga saat sambungan telfon terhubung clara pun berkata.

" Elah Ga lo kurang kerjaan banget sumpah tinggal kesini kaya biasanya kenapa masih takut lo buat ketemu Tary? Tenang Tary gak gigit kok." ucap Clara menggundang tatapan tanda tanya dari mereka semua ada hubungan apa antara Arga dan Tary, sedangkan Tary hanya diam dan menyerahkan kopian nota barang yang bundanya beli pada Abang kurir.

" Makasih bang maaf saya gak tahu kalau Abang dateng telat." ucap Tary meminta maaf pada Abang kurirnya.

" Sama-sama mba kalau gitu saya permisi dulu mari mba." ucap Abang kurirnya dan menaiki mobilnya lalu pergi dari halaman toko.

" Ga anterin gue ke klinik deh biar lo ada kerjaan, dari pada lo gabut gak jelas malah kirim-kiriman surat lewat bocil."

" Ok gue tunggu." ucap Clara mematikan sambungan telfonnya.

" Ngapa lo melototin gue, ada yang salah." tanya Clara, sedangkan Tary langsung melengos enggan menanggapi ucapan Clara, beberapa menit kemudian Arga datang dengan motor gedenya berhenti tepat di depan toko.

" Nah gini dong Gente gak usah pake surat-surat segala mau ngomong dulu gak sama Tary?" yang dijawab gelengan kepala oleh Arga.

" Besok pagi aja, ayo gue antar ke klinik." ucap Arga menyalakan motornya.

" Tar tangkep kunci motor lo." ucap Clara melempar kunci motor Tary lalu naik ke boncengan motor Arga, sedangkan Tary hanya melihat kepergian mereka dengan perasaan campur aduk.

1
Irma Minul
luar biasa 👍👍👍
Riabunda Nai
thor kok lama banget siih thor selesainya 😭 gak sabaraan nee 🤭🤣😅😂
Riabunda Nai
ayok lah thor .. kok cm 1 aja siih .. 2 aja dikit setidaknya 5 episode gitu 😭
Riabunda Nai
jangan lama2 lanjutannya ya thor 😭😭
Evi Lusiana
suka karakter si tary tegas gk lemah
Ratu Lilys S
authooor ini cerita apakah sudah Tamat? kok cerita y cuma begitu mana kelanjutan y
mentary: tunggu yah kak soalnya aku Nyambi kerja
total 1 replies
Riabunda Nai
lanjut dong thor ..
mentary: ok ditunggu yah kak
total 1 replies
Ratu Lilys S
seru nich cerita y authooor 👍👍
mentary: terimakasih udah baca cerita aku terus pantengin cerita aku yah kak🙏🙏
total 1 replies
Mưa buồn
Hebat deh penulisnya!
mentary: terima kasih
total 1 replies
Nurqaireen Zayani
Menyentuh jiwaku
ciara_UwU
Terima kasih penulis hebat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!