Darren Alfred, seorang mafia kejam yang berkedok Ceo tidak pernah merasakan jatuh cinta dalam hidup nya. Bahkan terhadap ibu dan adik kandung nya sendiri ia bersikap dingin dan ketus.
Bukan tanpa alasan, penyakit aneh yang di deritanya membuat pria itu tidak bisa melihat dengan jelas wajah seorang wanita.
Hingga akhirnya ia di pertemukan dengan Jean, wanita yang pertama kali menarik perhatiannya karena hanya wajah Jean lah yang bisa dilihat oleh Darren. Sampai pria itu terobsesi dan ingin menjadikan Jean miliknya.
Akankah Jean menerima cinta Darren ataukah sebaliknya?
#Cast pemeran bisa liat di Ig @meyda_30
Up 1-2 bab/hari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Kiss morning
Pagi menjelang, Darren yang semalam tidak bisa tidur dengan nyenyak meraba ke arah samping tapi ia tidak menemukan keberadaan kekasihnya tersebut.
Ya, pria itu gagal memuaskan sang adik yang sudah tegang saat tau tiba-tiba melihat bercak merah di atas sprei berwarna putih tersebut. Kepala atas bawahnya terasa pusing tujuh keliling dibuatnya.
''Shiit! Padahal aku berniat menyemburkan benih super ku ini ke dalam sana. Tapi semuanya gagal total gara-gara saos tomat sialan itu,'' gumamnya mengucap wajah frustasi dan masuk ke kamar mandi.
Sedangkan Jean yang merasa perutnya berbunyi sejak semalam segera berlari ke dapur dan mencari sesuatu untuk menuntaskan rasa laparnya. Namun saat berada di sana ia tidak menemukan apapun.
''What? Hanya ada nasi?'' pekiknya saat tidak melihat makanan di sana. ''Ini masih pagi, tidak mungkin aku pergi ke mall sekarang,''
Jean mengambil apron dan memakainya. Untuk pertama kalinya seorang Jean masuk ke dapur dan memasak. Sebelum itu dia membuka ponselnya dan membaca cara memasak nasi goreng.
Memiliki segalanya bahkan kekayaan yang melimpah membuat Jean selalu dimanjakan oleh kedua orang tuanya termasuk James. Bahkan meski ingin, mereka tidak mengijinkan Jean untuk melakukan pekerjaan sedikitpun di mansion.
''Aw...'' pekiknya saat tangan mulusnya terkena cipratan minyak panas saat akan memasukan telur. ''Panas sekali,'' lirihnya.
''Seharusnya aku memang tidak berada di dapur dan tetap di ranjang memeluk calon suamiku,'' Jean terkekeh dengan ucapannya sendiri, sejak kapan ia jadi mesum seperti ini.
Mengingat ciuman panas semalam membuat Jean malu dan juga ketagihan. Bibir seksi Darren, otot tubuhnya yang kekar dan juga rudal nya yang berdiri dengan begitu gagahnya itu. Ah bisa gila dia dibuatnya.
Hingga tanpa sadar, sebuah tangan melingkar di pinggangnya dan memeluknya erat.
''Kenapa sepagi ini sudah bangun honey, aku masih menginginkanmu,'' ucap Darren serak dan menopang dagu di pundak Jean.
Aroma maskulin tercium dari tubuhnya, membuat jantung Jean berdetak kencang.
''Hei kenapa diam, apa kau tidak senang aku memelukmu?'' tanya Darren membalik tubuh Jean agar menghadapnya.
Jean menggeleng, bukan karena itu dirinya menghindar. Ia malu mengingat kejadian semalam, sudah sama-sama polos saling melihat tapi gagal celup-celup.
Sejak kapan Jean jadi pemalu seperti ini. Ayolah Darren lebih menyukai dirinya yang agresif.
''Maafkan aku Darren, karena sudah membuatmu mpth....''
Belum selesai wanita itu bicara, Darren sudah terlebih dahulu membungkam bibir Jean dengan bibirnya. Terjadilah ciuman panas di pagi hari yang membuat tubuh keduanya kembali menegang.
Apalagi saat ini sesuatu dibalik celana Darren terasa menusuk-nusuk paha Jean.
Darren melepaskan ciuman nya agar wanitanya bisa mengambil nafas. ''Kiss morning baby,'' lirihnya kemudian mengecup leher jenjang Jean dan meninggalkan tanda merah di sana.
''Ah... Darren jangan memancingku,'' Jean melenguh dan mendorong pundak pria agar menjauh.
''Kau cantik pagi ini,'' ucapan Darren berhasil membuat wajah Jean merona. Entah kenapa semua ucapan yang keluar dari bibir Darren membuatnya bahagia.
''Aku ingin kita menikah besok.''
''A-apa?'' Jean memekik kaget. Apa menikah itu semudah membalikan telapak tangan. Semua butuh proses, apalagi kedua orang tua Jean belum mengetahui tentang ini semua.
''Kau harus bicara pada orangtuaku dan meminta ijin mereka Darren. Meski sebenarnya aku juga malas menemui mereka,'' raut wajah Jean berubah seakan sedang menyembunyikan sesuatu.
''Malam ini kita akan menemui mereka. Ku pastikan Daddy dan Mommy akan menyetujui hubungan kita,'' ucap Darren tegas dan penuh percaya diri.
Jean tersenyum bahagia. Ia merasa dirinya adalah wanita yang begitu beruntung karena mencintai dan dicintai seorang Darren.
''Shh....'' Jean mendesis merasakan perutnya seakan diremas begitu kuat.
''Ada apa? Kau terlihat pucat. Mana yang sakit hum? Katakan,'' tanya Darren khawatir melihat Jean yang meringis menahan sakit.
Darren membopong Jean dan membawanya masuk ke kamar.
''Apa wanita yang sedang datang bulan merasakan ini?''
Jean mengangguk dan menahan tangan Darren yang ingin keluar mengambil obat.
''Bisakah kau mengusapnya,'' Jean menggigit bibit bawahnya, malu itu yang ia rasakan.
Darren membaringkan tubuhnya dan menarik Jean ke dalam pelukannya. Kemudian menaikan kemeja yang dipakai wanita itu dan mulai mengusap perutnya lembut.
''Apa masih sakit?''
''Sedikit. Terima kasih untuk semuanya. Maaf karena selalu merepotkan mu.''
''Tidurlah,'' Darren mengusap kepala wanitanya tak lupa ia juga meninggalkan kecupan hangat di sana.
*
*
''Bagaimana, apa kalian sudah menemukan dimana keberadaan putriku?'' tanya seorang pria yang sedang duduk dan menghisap sebatang rokok di tangan kanannya.
''Ya Tuan."
''Bagus, bawa dia kembali sekarang,'' perintahnya tegas dengan nada menekan.
''Nona Jean bersama dengan Darren Alfred, mereka berencana menikah dan malam ini berniat menemui anda Tuan.''
Pria itu menyeringai dengan senyum yang sulit diartikan. ''Baiklah. Katakan padanya aku akan menerimanya dengan senang hati.''