karna dalam pengaruh obat, membuat Ameena terpaksa menghabiskan malam dengan pria asing yang tidak dikenalnya.
Pria itu adalah Satria Wijaya, seorang kurir paket yang kebetulan akan mengantarkan barang ke hotel tempat Ameena menginap.
Kehidupan Ameena setelah malam itu berubah 180 derajat. Ameena terpaksa menikah dengan Satria karna telah tumbuh kehidupan baru dalam rahimnya.
Bagaimana kisah selanjutnya? ikuti terus kisah Ameena dan Satria ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selamatkan Dia Lebih Dulu
Semakin malam, suasana pesta menjadi semakin meriah. Semua orang tersenyum bahagia, kecuali satu orang.
"Sayang, kenapa wajahmu cemberut begitu? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" Satria menangkup pipi chuby Ameena dengan gemas.
"Andrea bilang kau mencintaiku sejak lama, apa maksudnya Satria?" Ameena tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi. Karna itu ia langsung bertanya pada Satria.
"Apa kau ingat Ameena?" Satria mulai memasang wajah seriusnya.
"Saat kau masih sekolah dulu, kau pernah menyelamatkan seorang pria lemah yang di bully habis-habisan oleh satu sekolah. Andai kau tidak menyelamatkan pria itu, pasti pria itu sudah di lempar ke kolam oleh teman-temannya." netra Satria menerawang jauh ke masa lalu.
"Iya aku ingat. Tapi bagaimana kau bisa tahu kejadian itu? Apa kau salah satu teman sekolahku juga?" tanya Ameena. Satria menganggukan kepalanya seraya tersenyum pada Ameena.
"Pria lemah itu adalah aku Ameena. Sejak kau menyelamatkan aku waktu itu, tak pernah seharipun aku berhenti memikirkanmu." ujar pria tampan itu.
"Gak mungkin ah, seingatku pria itu sangat gemuk. Sedangkan kau..." Ameena menatap Satria penuh selidik. Penampilan Satria dan pria itu memang sangat jauh berbeda, tapi wajah keduanya terlihat sangat mirip. Ameena membungkam mulutnya karna menyadari sesuatu.
"Apa kau diet?" mata Ameena membelalak tajam.
"Hem." Satria menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
"Sejak kau menyelamatkan aku, sejak saat itu pula aku mulai jatuh hati padamu Ameena. Diam-diam aku selalu memperhatikanmu, namun kau tidak menyadarinya. Sejak saat itu pula aku bertekat untuk menjadikan diriku layak untukmu Ameena." ujar Satria.
"Satria kau..." Ameena kehilangan kata-kata.
"Pertemuan kita di hotel malam itu, bukanlah tanpa sengaja Ameena." Satria menghela nafas berat sebelum melanjutkan kata-katanya.
"Selama betahun-tahun aku selalu berada di dekatmu dan mengawasimu dari jarak yang aman. Malam itu aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri saat Dera membayar seorang kurir yang ia temui secara random untuk masuk ke dalam kamarmu Ameena. Aku merasakan firasat buruk, aku tidak mau sesuatu terjadi padamu karna itu aku membayar kurir itu dua kali lipat dari yang Dera berikan hanya untuk menggantikan dia. Aku takut terjadi sesuatu padamu, karna itu aku ingin melihatmu secara langsung dengan pura-pura mengantar paket. Dan yang selanjutnya terjadi kau sudah mengetahuinya sendiri." Satria terkekeh. Dia yang awalnya berniat melindungi Ameena, malah jadi orang yang telah mendorong Ameena pada jurang yang lebih dalam.
"Maafkan aku Ameena, malam itu kau tiba-tiba menggodaku. Pria mana yang bisa tahan mendapat rayuan dari wanita cantik sepertimu?" sesal Satria yang tidak bisa mengendalikan dirinya malam itu.
Grep! Bukannya marah mendengar pengakuan Satria, Ameena malah memeluk pria itu erat.
"Terima kasih Satria, kalau bukan kau yang menemui aku malam itu. Entah apa yang akan terjadi padaku?" Ameena bisa membayangkan hal yang lebih buruk pasti akan terjadi padanya andai malam itu bukan Satria yang datang untuk menemuinya.
Bisa saja Dera menyusun rencana yang lebih buruk, dengan menyuruh pria bayarannya untuk merekam aksi mesumnya dengan Ameena mungkin. Kemudian menyebarkan video itu untuk mempermalukan dirinya. "Akkk!!!" batin Ameena menjerit, tak bisa membayangkan andai hal itu benar terjadi.
"Kau tidak marah padaku Ameena?" Satria mengelus puncak kepala sang istri yang masih membenamkan diri di dada bidangnya.
Ameena menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
Cium! Cium! Cium!
Seru seorang tamu undangan yang tanpa sengaja melihat kemesraan Satria dan Ameena.
"Aku tidak mungkin mengecewakan mereka sayang." Satria mengikis jarak diantara mereka, kemudian mulai mencium sang istri dengan begitu posesif.
Gemuruh suara tepuk tangan serta sorak kegembiraan seketika mengisi seisi ballroom hotel.
"Aku merasa tidak enak badan, tiba-tiba aku ingin pulang." ucap Ameena yang wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus.
"Tapi ada banyak tamu penting yang akan hadir sayang, aku tidak bisa mengantarmu pulang sekarang. Bagaimana kalau kau pulang diantar Selina saja? Secepatnya aku akan menyusulmu pulang." Satria merasa tidak enak jika harus meninggalkan para tamu undangannya di tengah-tengah acara.
"Maaf aku tidak bisa mengantar kakak ipar pulang kak, aku harus menjaga mama karna mama sudah mabuk. Aku tidak mau punya papa tiri ya!" gumam Selina yang tidak mau sang mama menghabiskan malam dengan pria asing seperti kebiasaan sang mama setiap kali mabuk.
"Biar aku saja yang mengantar Ameena pulang." Andrea menawarkan diri.
"Tidak usah, aku bisa pulang sendiri kok." Ameena merasa sungkan jika harus diantar pulang oleh mantan tunangan dari Satria.
"Tidak usah merasa sungkan Ameena, aku dan Satria adalah teman masa kecil. Kami juga berteman baik, jadi aku tidak akan menyakitimu." ucap Andrea yang bisa mengerti kekhawatiran Ameena. Ameena menatap ke arah Satria karna merasa bingung.
"Mamaku dan orang tua Andrea adalah sahabat, jadi kami sudah beteman sejak kecil. Kau tidak usah merasa sungkan pada Andrea. Dia orang yang baik." Satria meyakinkan.
"Baiklah." Karna Satria sudah bicara seperti itu Ameena tidak merasa khawatir lagi. Ameena setuju untuk diantar pulang oleh Andrea.
***
***
"Wow! Jadi Satria membelikanmu mobil mewah ini untukmu? Ini mobil edisi terbatas untuk memesannya saja kita harus mengambil antrian selama berbulan-bulan." Andrea menatap kagum mobil mewah milik Ameena.
"Andrea aku sedang hamil, aku tidak kuat untuk mengemudi sendiri. Apa kau mau menyetir?" Ameena sangat tahu Andrea mengagumi mobil miliknya karna itu Ameena ingin memberi Andrea kesempatan.
"Tentu saja, sudah lama aku ingin mengendarai mobil semewah ini." Andrea antusias. Kemudian kedua wanita cantik itu masuk ke dalam mobil dengan Andrea yang duduk di kursi kemudi sedangkan Ameena di sebelahnya.
"Setelah mengantar aku pulang, kau boleh kembali ke pesta dengan menggunakan mobil ini." ucap Ameena saat mobil yang mereka kendarai hampir tiba di rumah bi Darmi.
"Ok." Andrea mengangguk setuju.
"Ameena, sepertinya ada masalah dengan mobil ini." pekik Andrea saat mobil tidak mau berhenti padahal Andrea sudah berulang kali menginjak pedal rem.
"Gak mungkin ah, mobil ini masih baru. Tadi juga tidak ada masalah apapun." kilah Ameena, wajah Ameena ikut panik setelah melihat wajah panik Andrea.
"Andrea awas!" pekik Ameena saat ada sebuah truk besar melaju di depan mereka.
Bruk!
Kecelakaan tak bisa dihindarkan. Kepala Ameena membentur dasbor cukup keras membuat Ameena kehilangan kesadarannya. Sedangkan kondisi Andrea tak kalah parah meski ia masih memiliki kesadaran.
"Anda tidak papa nona?" tanya seorang pria yang akan menyelamatkan Andrea.
"Temanku sedang hamil. Tolong selamatkan dia terlebih dahulu." pinta Andrea dengan suara seraknya.
"Baiklah." orang tersebut urung menyelamatkan Andrea lebih dulu, kemudian berjalan ke sisi mobil yang satunya untuk menyelamatkan Ameena.
Boom!
Baru beberapa langkah pria itu membopong tubuh Ameena, terjadi ledakan yang begitu dahsyat dari mobil Ameena dengan Andrea yang masih berada di dalamnya.
Bersambung.