Kasus yang menyeret namanya ini menyebabkan Raga dikeluarkan dari sekolah. Akibat dari itu hidup Raga menjadi tambah berat selain masih dalam tahap penyelidikan polisi, masa depan yang ia tata dengan rapih hancur begitu saja. Sampai dimana Raga menghilang dan tidak pernah ditemukan lagi. Ada yang mengatakan bahwa hilangnya Raga masih bersangkutan dengan kasusnya atau penculikan berencana. Namun ditengah huru hara menghilangnya seseorang Raga munculah orang yang mengakui bahwa ia adalah sahabat Raga. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah mereka percaya Raga menghilang? Dan Apakah dia benar sahabat Raga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moonsky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anwar dipeluk penasaran
Anwar mendengar hal ini tentunya sangat tidak menyangka jika Rival ini mengetahui niat tabiat Wisnu kepadanya. Namun apa yang terjadi pun bukan salah Rival. Semuanya sudah takdir. Ingin rasanya detik ini juga Anwar mengatakan jika Raga belum mati orang yang ada dihadapan Rival saat ini adalah Raga yang sudah dibangkitkan kembali oleh tuan dengan berwujud Anwar. Namun Memori masih Raga rohnya masih Raga. Akan tetapi seperti yang dirasakan oleh Anwar tadi ada beberapa ingatan yang hilang ketika dirinya bangun dari pingsan saat malam waktu itu.
"Lalu munculah sosok Anwar yang mana satu hari saja tingkahnya sudah aneh lalu beredar rumor jika kau ini sahabatnya Raga. Aku pernah bilang kepada kau jika kau pindah sekolah itu karena ini keadilan untuk sahabatmu itu kan? Dan pada akhirnya rumor itu sampai ditelinga Wisnu. Dia memberikan surat lewat ku. Jujur ketika aku mendapati surat itu dari Wisnu perasaanku takut. Ketakutan ku ada dua. Aku takut di arah dan yang terakhir aku takut kau jadi sasaran selanjutnya Wisnu. Gara gara kau mendekati Desi." Ujar Rival tertawa kecut.
Desi? Kening Anwar mengerut setengah aneh ketika mendengar nama Desi. Berarti dugaan tadi dia benar. Jika rumor itu mungkin di sebar luaskan oleh Wisnu yang mana wisnu pun mendapati infomasi bahwa dia sahabat Raga itu dari Desi. Unik memang apa yang mereka lakukan tadi kepada Anwar itu hanya gara gara Desi. Anwar jadi penasaran apakah Wisnu berhasil mengambil hati Desi disaat dirinya tidak ada? Atau justru Wisnu sudah tidak menyukai Desi dan kini berfokus kepada orang yang ingin membela dirinya (Wujud Raga) karena ia takut jika seseorang itu membela ia (wujud Raga) semua kejahatan nya terbongkar.
"Soal motor kau sudah ada diparkir rumah ku. Jangan khawatir. Semuanya sudah aman." Ujarnya Rival
Anwar tersenyum
"Tapi aku boleh tanya sesuatu tentang Desi?"
"Silahkan tapi aku akan jawab sebisa ku." Ucapnya dengan posisi mereka yang masih sama namun detik sekarang juga Anwar sudah berganti posisi duduk diatas kasur.
"Apa kau pernah melihat ketika Raga tidak ada disana Wisnu selalu mengejar Desi atau berusaha mendekati Desi." Tanya Anwar yang mana dirinya pun tentu sangat penasaran. Meksipun ia tidak berharap banyak pada jawaban Rival tapi setidaknya jika Rival tahu akan hal itu tolong beri tahu dirinya sekarang juga.
Mendengar hal ini pun Rival terlihat berpikir keras. Tangan kanannya memegang kelapa yang menandakan bahwasanya dirinya sedang kebingungan untuk menjawab apa yang ditanyakan oleh Anwar.
Rival menarik napasnya dalam dalam terlebih dahulu. Matanya mengatakan hal yang paling serius.
"Untuk hal itu tentunya aku sedikit beberapa kali melihat mereka sering bersama. Bersama bukan karena romantis tapi karena Wisnu yang sering mengejar ngejar mereka Desi. Semua siswa disini tentunya sudah tahu. Tapi untuk lebih lanjut aku tidak tahu. Yang lebih jelas Desi sepertinya masih mencintai Raga. Meski semua orang mengatakan ini cinta monyet akan tetapi menurut ku ini sangatlah romantis."
Anwar mengangguk pelan seraya dirinya bangkit dari tidurnya tadi.
"Berarti Wisnu memang masih mencintai dan mengejar Desi. Meksipun Desi tidak mencintai nya. Aku penasaran kenapa Wisnu masih mengejar Desi. Apakah Desi menutupi sesuatu keburukan Wisnu atau sejenisnya aku sekarang sungguh penasaran dengan itu."
jawab Anwar sambil tersenyum