NovelToon NovelToon
RUMAH EYANG

RUMAH EYANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Iblis
Popularitas:15.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"Kalo sudah malam, jangan keluar rumah ya ndok. Nanti di bawa kuntilanak!"
~~
"Masalah nya bukan di kamu, tapi di dia."
~~
"JADI SELAMA INI EYANG!??"

Dara, adalah seorang gadis yang baru saja lulus sekolah SMA, dia tidak langsung melanjutkan studi karena orang tua nya terkendala biaya. Dara lalu di titipkan pada Eyang nya yang Dara sendiri tidak pernah tau kalau dia punya eyang, dia di kirim ke kampung yang entah itu dimana.

Dan di sanalah Dara mengalami semua kejadian yang tidak pernah dia alami sepanjang hidup nya, dia juga mengetahui rahasia tersembunyi tentang keluarga nya yang tidak pernah dia sangka..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 20. Ada yang mengikat di tubuh eyang

Dara, dan semua orang sudah masuk kedalam rumah dan kini bi Endang sedang membawakan minuman untuk semua orang. Bi Lastri juga tampak nya sedang sangat syok sekarang, karena sebelum nya dia melihat mang Nuri dalam keadaan berdarah - darah, dia tidak tau bahwa itu cara mang Nuri memberi tahu dirinya kecelakaan.

"Ya Allah, mang Nuri.." Gumam bi Lastri.

Tentu bi Lastri sedih, bi Endang pun juga sedih.. mereka sudah bekerja di tempat eyang sejak mereka muda dulu dan bertahan bersama sampai sekarang tapi mang Nuri malah lebih dulu berpulang, dan cara berpulang nya sangat menyesakkan hati.

"Nanti kita doakan sama - sama supaya almarhum bisa tenang di sana." Ujar pak Kyai.

"Iya Kyai.." Ujar Dara..

"Mungkin itu cara nya mang Nuri pamitan sama kita, Tri. Besok kita kasih kabar keluarga nya, kasihan istrinya pasti sedih mendengar suaminya meninggal kecelakaan.." Ujar bi Endang.

Mendengar itu.. Dara semakin merasa bersalah, dia sudah membuat seorang istri di tinggal suaminya untuk selamanya, dia sudah membuat seorang anak kehilangan ayah nya dan membuat sebuah keluarga kehilangan anggota nya. Memikirkan kesana, Dara kembali menghapus air matanya yang hampir menetes.

Amar melihat Dara yang tampak tertekan, Dara seperti orang yang bingung dan terlihat seperti menyesal, beberapa kali Amar melihat Dara meremas baju nya dengan tangan gemetar dan menghapus air matanya yang terus mengalir.

"Semua yang terjadi.. adalah takdir, dek. Beliau meninggal dengan cara seperti itu karena memang takdir beliau demikian.. jangan menyalahkan dirimu." Ujar Amar, mendengar itu.. bi Lastri dan bi Endang menatap Dara..

Mereka berdua lupa.. Dara ada dalam kecelakaan itu dan Dara pasti merasa bersalah karena hanya dirinya yang selamat.. bi Endang lalu menggenggam tangan Dara dan berkata..

"Maafin bibi non.. non Dara jangan merasa bersalah, itu takdir.." Ujar bi Endang, Dara tersenyum meski senyum nya penuh luka.

Meski Amar dan semua orang bilang itu takdir.. mereka tidak akan bisa merasakan apa yang Dara rasakan di dalam hatinya sekarang.. dia merasa bersalah dan sekaligus merasa kehilangan. Dara kehilangan salah satu orang baik yang di kenal nya..

"Nggak apa - apa, bi.." Ujar Dara sambil tersenyum.

"Abang sama kyai apa bisa tolong liat eyang nya Dara? Kondisi eyang menghawatirkan." Ujar Dara dengan suara serak nya, mendengar itu.. bi Endang kembali teringat dengan kondisi terakhir eyang.

"Oh iya non.. bibi belom kasih tau non Dara, kondisi nya eyang aneh non.." Ujar bi Endang.

"Aneh bagaimana?" Tanya pak Kyai.

"Anu.. badan eyang sudah lemas, sudah tidak seperti orang stroke." Ujar bi Endang, Dara pun terkejut mendengar nya.

"Boleh saya lihat beliau?" Tanya pak Kyai dan Dara mengangguk.

"Boleh kyai, ayo.." Ujar Dara.

Mereka lalu pergi bersama - sama menuju ke kamar eyang. Sejak tadi, sejak Dara, Amar dan Kyai masuk kedalam pekarangan rumah eyang.. Kyai sudah melihat dan merasa ada yang aneh dengan rumah itu, hanya saja dia melihat Dara masih dalam kondisi berkabung jadi tidak mengatakan apapun dulu.

Dan setelah masuk ke dalam rumah, kyai makin merasa sesuatu memang salah. Aura gelap menyelimuti rumah itu di tambah ada satu sosok besar dengan bentuk aneh juga yang seolah menghinggapi rumah eyang saking besar nya.

Dari yang kyai lihat, ada satu sosok besar hitam, dia perempuan tapi juga laki - laki, rambut nya panjang berantakan mata nya merah dan memiliki taring yang seperti gading gajah, dan kuku - kuku tangan nya sangat panjang. Sosok itu menghinggapi rumah itu.

"Assalamualaikum." Salam Kyai sebelum masuk kamar eyang.

"Waalaikumsalam, masuk kyai." Ujar Dara.

Dan benar, Dara melihat eyang sudah tidak seperti orang stroke lagi, tubuh nya tidak kaku.. Eyang kembali seperti saat pertama Dara datang.

"Alhamdulillah, eyang udah normal lagi." Ujar Dara, dia hendak memeluk eyang nya tapi tangan nya di cegah Amar.

"Jangan dek!" Ujar Amar tiba - tiba.

"Ada yang salah sama eyang kamu, jangan deketin dia dulu." Ujar Amar, entah mengapa Amar sangat sensitif di sana.

Dara pun patuh dan diam di tempat, Kyai yang maju mendekati eyang Dara. Bi Endang dan bi Lastri ikut takut jadinya. Kyai membaca ayat - ayat ruqyah, dan saat itu juga Eyang tiba - tiba membuka mata nya dan menatap tajam Kyai.

"Diam! Jangan ucapkan itu!" Bentak nya.

Dara, bi Lastri dan bi Endang terkejut mendengar eyang membentak Kyai, apalagi tatapan nya seperti orang marah.

"Kkhhhhhhhh!!!"

"Kkkhhh.. Diam!!" Eyang menggeram dan semakin galak.

"Siapa kamu?" Tanya Kyai.

"Tidak perlu tau!! Ini bukan urusanmu!" Jawab eyang.

"Tolong tinggalkan tubuh wanita ini." Ujar pak Kyai..

"Kh! Kh! Kh! Kh!" Eyang tertawa, namun tawa nya aneh.

"Kkhhhh!! Kkhhhhh!!!"

Eyang malah semakin menggeram tidak jelas, Kyai akhir nya mau tidak mau meneruskan meruqyah eyang dan saat itu eyang kelojotan dan berteriak..

"Kkhhh.. panass!!!"

"Jangan ngomong ituu!!! Panasss!!!" Ujar Eyang.

"Kalau begitu keluar dari badan wanita ini." Ujar Kyai, sambil terus melanjutkan bacaan nya.

"Aaargh!! Panasss!!! Panasss.."

Eyang kelojotan dan seperti orang yang kesakitan, Dara tidak tega melihat nya tapi dia tau di dalam tubuh eyang nya itu adalah sosok. Sampai akhir nya setelah sosok yang merasuki eyang tidak kuat dengan bacaan Ruqyah, sosok nya keluar dan eyang pun pingsan.

"Eyang." Gumam Dara dengan suara serak nya.

Kyai mengeluarkan sarung tangan latex dari tas nya, ia kemudian memakai nya dua lapis. Kyai kembali mendekat pada eyang lalu menyentuh kepala eyang sambil membacakan doa.. Entah apa yang di lakukan tapi eyang tidak lagi kembali meronta.

"Eyangmu hanya pingsan, tapi di dalam tubuh nya ini ada sesuatu yang mengikat nya." Ujar pak Kyai.

"Apa itu Kyai?" Tanya Dara.

"Saya belum bisa melihat nya dengan pasti, tapi sepertinya ada yang di lakukan sama eyangmu dulu.. saat beliau masih sehat." Ujar Kyai.

Dara lalu menatap bi Lastri dan bi Endang, seolah bertanya apa kira nya yang eyang nya lakukan dulu. Tapi bi Endang dan bi Lastri sama - sama tidak mengerti apapun..

"Bibi nggak tau non, sejak eyang putra meninggal memang eyang menjadi begitu tertutup dan sedikit berbeda." Ujar bi Lastri.

"Eyang menjauh dari Allah, dia tidak percaya lagi sama Kyai atau ustad." Ujar bi Endang.

"Biarkan beliau beristirahat dulu saja kalau begitu." Ujar Kyai dan semua orang mengangguk.

Mereka lalu kembali keluar dari kamar eyang, dan karena hari sudah sangat larut.. Pak Kyai memutuskan untuk pulang.

"Dara, besok saya kesini lagi.. sekarang hari sudah larut. Besok kita akan melakukan pengajian dan Ruqyah sama eyangmu." Ujar Kyai.

"Iya Kyai." Sahut Dara, suara nya makin habis.

"Ya sudah, Assalamualaikum." Pamit Kyai, Amar pun mengucap salam juga.

"Waalaikumsalam." Sahut Dara dan bibi bersamaan.

Sebelum benar - benar pergi, Amar menatap Dara dengan tatapan kasihan.. Tapi akhir nya Amar masuk kedalam mobil. Mobil Amar pun pergi dari halaman rumah, dan setelah mereka pergi Dara duduk di ruang tamu dengan tatapan kosong.

"Non Dara.." Panggil bi Lastri.

"Bi, aku tidur di sini aja.." Ujar Dara, san bi Lastri mengangguk.

"Iya non.." Sahut bi Lastri.

Dara merebahkan dirinya di sofa, dia kehabisan tenaga, kehabisan energi dan suara.. Lelah, sedih, merasa bersalah, semua sedang dara rasakan sekarang. Dan ketika bi Lastri dan bi Endang pergi ke kamar eyang untuk menemani eyang, barulah bahu Dara berguncang..

"Hiks.. hiks.. Hiks.. Maafin Dara, pakde." Gumam Dara dalam tangis nya, Dara meringkuk di sofa.

BERSAMBUNG..

1
Ceu kokom Cintiya
novel yv bagua
Susilawati
pasti makhluk menyeramkan yg di lihat eyang itu yg bukain pintunya, dia sengaja biar eyang keluar dan pergi ke sungai dan eyang kecebur di sungai.
Hary Nengsih
cari tau ada apakah d rumah itu
Zuhril Witanto
apa mungkin makhluk yang nemplok dirumah eyang
Zuhril Witanto
sedih😭😭
Zuhril Witanto
mudah2an eyang sembuh
Zuhril Witanto
apa itu pegangannya eyang
Ricka Monika
bagus banget ceritanya,kayak kisah nyata,atau emang betul nih kisah nyata.
✎🍁🅝🅐🅢🅘 🅚🅤🅝🅘🅝🅖🐝✍: Beberapa adegan yang othor tulis di sini, berdasarkan kisah nyata kak, sisa nya imajinasi othor supaya bisa menggabungkan kisah - kisah nyata itu. 😁
total 1 replies
Ricka Monika
lah bersambung padahal lg seru seru nya baca,bagus x ceritanya
Husein
kenapa ga pindah rumah aja sih.... serem gitu...
ato ga bisa pindah rumah karena ada sesuatu yg mengikat di rumah itu?
Ricka Monika
mungkin Tante Melisa x ya yg di maksud si nenek
Ricka Monika
lah si dara di suruh pakdenya baca doa bukannya baca dia,
Ricka Monika
jahat banget nih yg nyanyet,tinggal menunggu karma nih yg nyantet
Ricka Monika
tolong artikan dlm bhs indonesia
✎🍁🅝🅐🅢🅘 🅚🅤🅝🅘🅝🅖🐝✍: "Ini yang di sebut ada masalah pasti akan ada jalan keluar nya"

Gitu kak
total 1 replies
Ricka Monika
kayaknya eyang kerasukan arwah Tante dara
Ricka Monika
kayaknya Tante dara ini sudah meninggal deh
Ricka Monika
wah kayaknya seru nih ceritanya
Susilawati
penasaran banget, apa yg sebenarnya sdh di lakukan eyang dulu nya, sampai dia jadi ketakutan kayak gitu.
yulithong
aku kasian sm mang nuri....sedih...
Hary Nengsih
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!