Luke karyawan biasa berusia 21 tahun yang telah bekerja selama 2 tahun mendapatkan hidup yang normal dan bahagia serta sangat jarang orang lain dapatkan namun, suatu hari saat Luke sedang beristirahat di atap kantor nya entah petir dari mana datang menyambarnya.
Luke kemudian bereinkarnasi di dunia Fidla di sebuah desa perbatasan Burthog Kingdom. Luke tumbuh di keluarga bahagia dan akhirnya memiliki seorang adik perempuan, Luke merasa sangat bahagia sebelum akhirnya perang merajalela dan menghancurkan desa nya.
Kedua orang tuanya terbunuh Luke juga terpisah dengan sang adik yang baru berusia 3 tahun.
Bagaimana Luke akan menemukan adik nya dan mengembalikan kehidupan normal dan bahagia nya? silahkan ikuti kisah petualangan Luke.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfa-RZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 29, Festival
Buchwald City
Meskipun sedikit terlambat karena kurang nya persediaan namun dengan usaha semua orang akhirnya festival berhasil di lakukan satu bulan setelah musim dingin berakhir, hari ini adalah hari bahagia semua orang di mana keseharian mereka sudah hampir kembali normal.
Alun alun Buchwald City yang menjadi pusat festival saat ini sedang ramai karena pertunjukan dari asosiasi hunter yang sedang unjuk kekuatan dengan saling bertarung juga ada banyak stan makanan yang membuat orang orang betah.
Di sisi lain Luke memanfaatkan festival ini untuk memenuhi janji nya dengan Violet untuk mengajak nya jalan jalan di kota hanya berdua tentu nya, meskipun merasa tidak enakan dengan Lisa tapi Luke tetap meminta untuk jalan terpisah hari ini sedangkan Feras dan Nor sedang mengikuti ajang unjuk kekuatan, biar bagaimana pun dua idiot itu tentu ingin pamer kekuatan di saat ada kesempatan seperti ini.
"Ada sangat banyak orang." Sembari memegangi tangan Luke Violet terlihat angat antusias menelusuri alun alun kota.
"Jika ada yang kau inginkan, bilang saja." Luke tentu juga ingin unjuk diri sebagai kakak.
"Itu." Violet tidak pernah sungkan jika meminta pada Luke.
"Oh pengrajin nama, jarang sekali menemukan nya." Luke tiba di sepan stan yang akan membuat papan sederhana bertuliskan nama pemesan.
"Violet mau nama Violet dan kakak." Ucap Violet.
"Baiklah." Luke segera menghampiri paman pemilik toko. "Tolong buatkan satu untuk ku."
"Kau bisa menulis namamu?" Bertana pemilik stan sambil menyodorkan kuas dan tinta karena tidak semua orang di dunia ini mampu membaca dan menulis.
"Tentu." Luke segera menuliskan nama Violet dan diri nya lalu memberikan nya kembali pada pemilik stan.
"Baiklah tunggu sebentar yah."
Pemilik stan ternyata pengrajin yang cukup terampil dia dengan lihai memahat nama Violet dan Luke di atas papan sehingga tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikan nya.
"Semua nya enam koin tembaga." Pemilik kedai memperlihatkan hasil nya.
'Aku bisa membuat jauh lebih baik dari ini.' Luke sempat berpikir seperti itu tapi ini bukan lah masalah mana yang lebih baik tapi ini tentang momen. "Ini terima kasih paman." Luke membayar.
"Sama sama." Pemilik stan tersenyum puas menerima bayaran nya.
"Kau menyukai nya?" Bertanya Luke saat menyerahkan nya pada Violet.
"Ya!" Jawab Violet dengan mata berbinar.
"Apa kau bisa membacanya?" Luke penasaran.
"Ya kak Lisa mengajariku membaca dan menulis nama ku." Jawab Violet.
"Hm.. seperti nya aku harus mencari hadiah yang bagus untuk Lisa nanti." Gumam Luke.
Mereka berdua pun lanjut menikmati festival nya sementara itu saat ini Lisa yang merasa bosan pergi untuk melihat pertunjukan para hunter meskipun sebenar nya itu hanyalah adu pukul yang sangat bar bar tanpa senjata menyisahkan dua orang yng masih berdiri di tengah arena.
"Sudah kuduga akan berakhir seperti ini." Lisa menjadi semakin depresi karena tebakan nya benar yaitu Feras dan Nor bertahan hingga akhir.
Lisa berharap setidak nya ada sesuatu yang berjalan tidak sesuai perkiraan nya, Lisa adalah orang yang memiliki mata dan intuisi yang tajam membuat nya cepat mengetahui nilai seseorang dan situasi di sekitar nya, dengan mengetahui itu semua maka tidak sulit untuk memperkirakan hasil dari suatu kejadian, itulah yang membuat Lisa merasa bosan karena sudah terbiasa dengan bakat nya.
"Tidak ada lagi yang menarik selain Luke.' Menurut Lisa sendiri Luke dapat menghilangkan rasa bosan dengan banyak nya hal dan momen baru yang ia ciptakan, itulah yang membuat Lisa senang mengikuti Luke.
Lisa adalah orang yang memperhatikan Luke jauh dari siapapun, Lisa sudah memperhatikan nya sejak hari pertama d camp, Lisa juga lah yang pertama kali menyadari Luke bisa melakukan sihir dengan melihat kemampuan pemulihan diri nya itu jelas bukan regenerasi biasa itu pasti heal juga meskipun Lisa mengetahui Luke merencanakan hal aneh sejak Luke mulai mencuri persediaan di camp prajurit tapi Lisa tetap diam dan hanya memperhatikan Luke, bisa di katakan semua nya sudah Lisa ketahui jauh sebelum Luke menceritakan nya pada mereka.
"Aku merindukan keseharian di hutan." Gumam Lisa tanpa sadar.
Festival berlangsung hingga malam hari, para warga menutup nya dengan api unggun yang sangat besar di malam hari, semua warga tampak mempersembahkan tarian di depan api unggun.
Saat Luke sedang duduk menikmati cemilan sambil melihat warga bersama Violet, putri Milis dan Jirfnik yang sudah berbaur dengan warga datang menghampiri nya, Violet tampak menunjukkan ekspresi permusuhan yang hebat seperti kucing yang sedang berebutan mainan.
"Para warga sedang mempersembahkan tarian pada dewa, selain untuk rasa terima kasih mereka juga berdoa agar hasil panen nanti nya berlimpah." Tanpa di minta putri Milis datang menjelaskan nya pada Luke.
"Hm.. dari pada itu seharus nya mereka lebih dulu berterima kasih padaku, berkat seseorang yang menjual nama ku Festival ini bisa berjalan dengan baik." Luke mengabaikan penjelasan putri Milis dan mengeluhkan masalah sebelum nya.
"Bukan nya kita sudah membicarakan itu sebelumnya?" Putri Milis tidak ingin mengungkit nya lagi.
Lima hari sebelum Festival
Ruang kerja putri Milis
"Kau memanggil ku?" Bertanya Luke saat baru masuk di ruangan putri Milis.
"Ya aku memerlukan sedikit bantuan mu." Putri Milis tampak kesulitan untuk menyampaikan nya.
"Hah... lagi lagi hal merepotkan kau serahkan padaku." Untuk sekarang Luke memilih untuk duduk terlebih dahulu sebelum mendengarkan.
"Sebenarnya aku membutuhkan bantuan dari asosiasi pedagang untuk festival nanti tapi sebagai syarat dari mereka kau harus membuat item yang menarik dan dapat di produksi secara masal." Jelas putri Milis terkadang melirik ke arah Luke dan terkadang melirik ke arah jendela.
Luke menarik napas dalam dalam untuk menenangkan diri. "Aku yakin kau sudah menyepakati nya." Tebak Luke.
"Y-yaa.. begitulah." Putri Milis hanya bisa menggaruk pipi nya.
"Haihh... sebenar nya aku tidak masalah jika kau memerlukan bantuan tapi usahkan untuk mengatakan nya terlebih dahulu sebelum membuat keputusan." Berbeda dari reaksi yang putri Milis duga tampak nya Luke cukup tenang.
"Aku tidak akan mengulangi nya." Putri Milis merasa bersalah.
'Ini memang merepotkan tapi ya.. hitung hitung bangun personal branding mungkin akan berguna kedepan nya nanti.' Luke mulai sedikit terbuka untuk mengembangkan nama nya sendiri.
Kembali kewaktu sekarang saat penutupan festival sedang berlangsung.
"Kau juga sudah setuju waktu itu kan!?" Putri Milis merasa selalu di pojokkan.
'Aku memang menyetujui nya tapi apa yang mudah di buat secara masal tapi tetap akan laku.' Luke saat ini sedang kebingungan.
Kedatangan putri Milis yang berniat memberikan kesan malah menambahkan beban pikiran yang sebenar nya tidak ingin Luke pikirkan di momen seperti ini, meskipun begitu mereka tetap menikmati festival budaya hingga selesai.
...
Festival budaya telah usai dan semua orang kembali ke rutinitas mereka yang biasa kecuali Luke, saat ini ia benar benar di bebankan banyak pekerjaan selain harus melanjutkan proyek irigasi karena material dan dana sudah tiba juga para buruh juga sudah siap untuk kembali bekerja sementara ada permintaan lain dari asosiasi dagang yang harus segera Luke penuhi.
Jalur irigasi dari danau ke kota sudah selesai yang tersisa hanya lah jalur irigasi dalam kota untuk menyalurkan air keseluruh kota, beruntung nya Feras dan Nor sudah paham garis besar pada proyek ini jadi Luke menyerahkan penggalian pada mereka juga akan ada beberapa bangunan yang akan di bongkar Luke menyerahkan urusan izin pada putri Milis sehingga Luke memiliki waktu untuk datang ke bengkel.