Aray pemuda 18 tahun yang hanya tinggal dengan nenek nya sejak kecil selalu hidup dalam kemiskinan.
Setelah sang kake meninggal.Dan hanya meninggalkan sebuah kitab yang ber sampul warna emas sehari sebelum meninggal sang kake menitipkan ke sang nenek agar kelak setelah dia meninggal dunia buku tersebut di berikan ke arya.
Simak kelanjutan nya.dan mohon maaf apa bila dalam kata kata masih banyak kekurangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ijo.lumut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menuju kota bandung
Setengah jam setelah Arya meninggalkan rumah Dian dia berniat untuk bermeditasi di halaman samping rumah nya." Haaaah.."Sepertinya warga beserta pak RT masih saja penasaran rupanya." Arya mendesah saat dia mendengar derap langkah warga yang mendekat ke arah rumah kecilnya itu," Tak lama setelah Arya bangun dari bersemedi nya yang baru iya mulai beberapa menit lalu, Terdengar suara pintu di ketuk dari luar di sertai ucap salam seorang lelaki.
Tok tok tok.
Assalamualaikum. Ucap seorang lelaki dari balik pintu.
Walaikumsalam, "sebentar pak." Ucap Arya berjalan cepat dari arah dapur."
Iya pak ada apa ya pak RT dan kenapa banyak bapak bapak dan ibu ibu pak.?" Setelah pintu terbuka Arya bertanya pada lelaki yang iya kenal dan berpura-pura terkejut dengan mimik wajah nya iya buat seperti orang bingung.
Maaf nak Arya kalau kedatangan kami menggangu ketenangan nak Arya di rumah pagi ini." Ucap pak RT pada Arya." Memang nya ada apa ya pak.?" Arya kembali bertanya pada pak RT." Kami semua datang ke rumah nak Arya hanya memastikan saja kalau nak Arya memang ada di rumah.!" Ucap pak RT dan menjelaskan semuanya pada Arya bahkan pak RT pun memberitahukan siapa yang melapor padanya.
"Oooh..!" Jadi seperti itu ya pak RT.!" Maaf pak bapak tau sendiri kan kalau di depan ada dua mobil yang terparkir.?" Jadi mana mungkin saya akan meninggalkan nya di sini tanpa ada yang menjaga nya pak.!" Ucap Arya memberitahu alasan yang paling bisa di mengerti oleh pak RT dan juga warga yang sedang melihat dan mendengar kan pak RT dan Arya berbicara.!"
Nah bapak bapak dan juga ibu ibu apakah kalian masih tidak percaya juga.?" Kalian bisa lihat sendri kan kalau Arya ada di rumah nya.!" Bagai mana dia bisa bermalam di rumah orang sementara di rumah nya sendiri ada dua mobil yang terparkir di depan nya, jadi mana mungkin kalau dia meninggal kan mobil orang di luar tanpa ada yang menjaga nya.!"
Panjang lebar pak RT berbicara pada warga nya, Tak ada yang buka suara setelah mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri kalau Arya ada di rumah nya." Namun lain bagi Mak item yang masih terlihat tak percaya dengan apa yang iya lihat.
Bagai mana bisa si Arya ini ada di rumah nya jelas sekali waktu sore itu dia masuk bersama empat wanita dan aku tak melihat Arya keluar lagi."
Monolog Mak item pada diri nya sendiri.
Assalamualaikum.
Saat pak RT masih berbicara pada warga nya, terdengar suara perempuan mengucap salam dari belakang warga yang berkumpul di depan rumah Arya.
Walaikumsalam.
Begitu kompak nya warga maupun pak RT dan Arya membalas salam dari wanita itu, kemudian warga pun serempak menoleh dan terlihat empat wanita yang mereka kenalin yang tidak lain adalah Dian, Nenden, Dewi dan juga Anita.
Apakah pak RT dan juga bapak bapak dan ibu ibu masih belum percaya juga sehingga kalian mendatangi rumah Arya juga.!" Dian langsung berbicara pada pak RT dan juga warga, setelah Dian berdiri di samping Arya." Mba Dian nak arya saya pribadi Mohon maaf." Ucap Pak RT tak menjawab pertanyaan yang di lontarkan kepada nya dan warga nya oleh Dian."
Di saat pak RT dan juga warga nya memohon maaf pada Arya dan juga Dian Terdengar dering suara hp berbunyi tanda panggilan masuk, serempak Waga dan pak RT menoleh ke arah suara itu dan melihat Dewi dan Anita hampir bersamaan mengakat panggilan itu.
"Halo.!"
"Iya mah Dewi masih di rumah teman mah." Dewi menjawab panggilan telepon itu yang ternyata dari ibunya," Namun tak berselang setelah Dewi menjawab panggilan itu terlihat wajah Dewi mulai terlihat panik suaranya bergetar dari kedua mata nya mengalir cairan bening membasahi kedua pipinya.
"Nen gw mesti balik ke bandung sekarang juga.!" Pamit Dewi setelah panggilan itu terputus pada Nenden bawah dia harus segera pulang ke kota." Ada apa sebenarnya wi kenapa kamu panik begini.?" Tanya Nenden tangan nya memegang kedua bahu sahabat nya itu yang mulai tersedak tangisan.
Aku juga sama harus ke bandung juga sekarang mas Arya, mba Dian, Nenden ayah ku ada di rumah sakit sekarang.!" Ungkap Anita setelah dia mematikan panggilan nya, Anita mendapatkan kabar dari adik nya agar Anita segera datang ke rumah sakit kota bandung.
"Sebentar sebenarnya apa yang terjadi mba Dewi.?" Tanya Arya yang melihat wajah Dewi yang terlihat cemas dan buru buru berpamitan." pa-pah aku ke celakaan mas.!" Dengan terbata-bata Dewi memberitahu Arya bahkan gaya bicara nya juga langsung berubah.
Wi sebaiknya aku yang bawa mobilnya ya aku nggak mau kamu menyetir mobil dengan keadaan kamu yang panik begini.!" Nenden langsung meminta kunci mobil yang masih di genggam oleh Dewi dan langsung berjalan menuju mobil Dewi.
Sementara pak RT maupun warga yang melihat dan mendengar semuanya hanya diam dan memperhatikan interaksi mereka berlima, Pak RT heran karena melihat Arya yang begitu akrab nya dengan ke empat wanita cantik itu, sepengetahuan pak RT selama ini Arya tak pernah bergaul dengan seorang wanita manapun di kampung itu.
Mas sebaiknya kita ikut mereka mas, sekalian kita lihat keadaan ayah Anita mas.!" Pinta Dian dengan menggoyangkan lengan Arya yang iya peluk dari tadi, Dian dengan wajah memohon pada Arya setelah Dian mendengar penuturan kedua teman baru nya itu.
"Baiklah kalau begitu." Aku juga khawatir kalau mereka pergi terburu buru begini yang." Arya mengiakan permintaan Dian agar ikut bersama Dewi dan Anita.
"Anita sebaiknya aku yang menyetir ya.!"
Pinta Dian dan mengulurkan tangannya nya meminta kunci mobil Anita." Iya mba." dengan mengaguk pelan Anita pun memberikan kunci mobil pada Dian.
Maaf nak Arya kalau begitu kami pamit ya." Ucap pak RT pada Arya." Iya pak RT." balas Arya singkat pada pak RT. Mari mba Dian dan semua nya kami pamit." pak RT pun perlahan berjalan di bersama warga nya meninggalkan kediaman Arya.
"Pak sebentar." Panggil Arya memangil pak RT dan warga nya yang baru beberapa meter itu," karena Arya teringat kalau kedua mobil itu ban nya amblas ke tanah jadi Arya meminta tolong.
"Iya nak Arya ada apa.?" ucap pak RT setelah Arya berdiri di depan nya." Maaf sebelum nya pak RT dan bapak bapak bolehkah saya meminta tolong pak untuk mendorong kedua mobil ini pak.?" Karena kedua mobil ini ban nya amblas ke dalam tanah.
Baiklah nak Arya, ayo bapak bapak kita bantu dulu sebelum kita pulang." Pak RT pun mengangguk dan mengajak bapak bapak untuk mendorong kedua mobil itu.!" Kerena bantuan dari pak RT beserta warga nya kedua mobil itu pun keluar dari halaman rumah Arya.
Terimakasih banyak Pak RT dan juga semuanya atas bantuannya pak, mohon maaf saya tidak bisa mengasih apapun selain ucapan terimakasih pak."
Nak Arya jangan merasa sungkan pada kami yah." ucap pak RT pada Arya." Kalau begitu sekali lagi terimakasih.kita pamit ya pak RT dan bapak bapak." Ucap Arya sembari mengatupkan kedua tangan nya dan sedikit membungkukkan tubuhnya.
Mobil pun perlahan meninggalkan rumah kecil Arya dan setelah itu kedua mobil berhenti di depan rumah Dian, ke empat wanita cantik itu pun masuk ke rumah mengambil barang yang tertinggal dan Dian sengaja membawa perlengkapan dirinya, Setelah di rasa cukup dan tak ada lagi yang tertinggal mereka pun mulai meninggalkan kampung kedung asem itu menuju ke kota bandung
.