NovelToon NovelToon
Kisah Putra Iblis : Pelukan Kegelapan

Kisah Putra Iblis : Pelukan Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Raja Tentara/Dewa Perang / Roh Supernatural / Kultivasi Modern
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Author GG

Singgasanaku dibuat dari indung mutiara yang dibentuk menyerupai jalinan akar pohon.

Aku menyebutnya rumah, yang lain mengatakan ini penjara. Walau demikian penjaraku dibuat seindah tempat tinggal para dewa, mungkin karena ibu berharap putranya adalah dewa dan bukannya iblis.

Tidak ada pilar atau ruangan-ruangan lain. Hanya ada pohon tunggal yang tumbuh kokoh di halaman singgasanaku. Pohon yang menjadi sumber kehidupanku, kini semakin kehilangan kecemerlangannya. Saat pohon itu meredup lalu padam, aku juga akan sirna.

Sebelum aku menghilang dan dilupakan, akan kuceritakan masa singkat petualanganku sebagai iblis yang menyamar jadi manusia atau barangkali iblis yang berusaha menjadi dewa hingga aku berakhir didalam penjara ibu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Author GG, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2: Panggilan Turnamen

Daratan Merah, Kota Utama ...

Jika ada kata untuk mengungkapkan Kota Utama, menakjubkan lah yang paling sesuai. Setelah melakukan perjalanan dengan Jung, kapal layar udara, akhirnya kami tiba di kota yang disebut juga sebagai Pilar Langit. Kami tidak bisa menahan diri. Phoenix dan Erlang langsung berlari mendahuluiku, meninggalkan dermaga menuju gerbang kota untuk melihat kemegahan yang sebelumnya hanya kami lihat dari atas Jung.

Dermaga dipenuhi kapal yang berlabuh, menurunkan para penumpang dari berbagai wilayah tiga daratan. Mereka pasti orang-orang yang juga datang dengan tujuan sama dengan kami, memenuhi panggilan penguasa tiga daratan untuk sebuah festival pencarian bintang. Semua Gilda di undang untuk mengikuti tantangan ini. Pemenang akan mendapatkan hadiah berlimpah dan sudah tentu popularitas.

Undangan telah disebar seminggu sebelumnya. Sebagai pemimpin Gilda, gadis itu juga telah menerima undangan. Phoenix memanggilku beserta Niken ke kediaman musim semi. Di pangkuannya ada sebuah gulungan bertepian emas dari bahan yang sangat berkualitas.

"Surat ini datang untuk kita hari ini, bagaimana, Daru?" tanya Phoenix.

Kami tidak tahu tantangan macam apa yang akan kami hadapi, karena ini merupakan edisi pertama, namun mereka menyebutnya dengan "Perjalanan Seru". Mengingat apa yang akan kami dapatkan bila jadi pemenang, tidak ada salahnya mencoba keberuntungan. Gilda akan dilimpahkan kesejahteraan dan di kenal di seluruh daratan. Iming-iming ketenaran ini seperti memanggilku dari dalam.

Aku membutuhkan lebih banyak eliksir kehidupan.

Popularitas ini akan berdampak pada keberlangsungan hidupku. Aku perlu membuat bunga-bungaku mekar lebih banyak guna menambah daya sihir eliksirku menjadi tidak terbatas.

"Tentu saja kalian akan pergi, ketua dan kau juga gege." kata Niken.

"Dan kau, bukannya kita butuh tiga orang?"

"Aku akan memberitahumu, untuk beberapa waktu yang sama aku akan ada di daratan utama untuk urusan keluarga. Ada upacara doa untuk leluhur. Jadi siapa saja bisa gantikan aku."

Ketika tiba pada harinya, kami pergi bersama ke pelabuhan. Niken menaiki kapal antar daratan yang lebih besar daripada Jung yang kami tumpangi ke Kota Utama.

"Jadilah anak baik gege, sepulang nanti aku akan bawakan oleh-oleh dan kau bawakan kemenangan sebagai oleh-oleh buatku."

"Berhati-hatilah, jika ada yang mengganggumu kau tahu cara menghajar mereka."

Niken menyengir dan mengangkat ibu jarinya.

Kapal yang ditumpangi Niken terbang lebih awal dari kapal tujuanku ke Kota Utama. Kami menunggu sampai tiga puluh menit dan sejak memutuskan siapa saja yang ikut turnamen, kami telah berdiskusi mengenai apa yang akan kami tumpangi. Kami bisa pergi melalui kapal biasa yang murah melalui jalur sungai namun akan memakan waktu lebih lama dan Erlang jelas sekali menolak gagasan itu.

Pada sore hari kami siap menginjakkan kaki di Jung, Erlang tampak tegang dan dia mencoba menutupinya. Aku menepuk pundaknya bermaksud membuatnya santai.

"Mabuk perjalanan bukan sesuatu yang memalukan."

Baru pada keesokan paginya Kota Utama tampak dari ufuk timur, menyokong cahaya matahari yang gemilang.

"Apakah baru kali ini kalian mengunjungi Kota Utama?"

Erlang dan Phoenix saling pandang. "Oleh karena itu kita jangan buang-buang kesempatan," ucap Phoenix dan gadis itu langsung berjalan penuh percaya diri. Erlang menepuk punggungku dan aku mengekor mereka.

Kami masih punya banyak waktu untuk melihat-lihat Pilar Langit, sebelum batas waktu yang telah di tulis di dalam undangan peserta turnamen. Upacara penyambutan akan di buka nanti malam tapi turnamennya akan dimulai esok harinya. Seharusnya Phoenix mencari penginapan setidaknya untuk semalam.

Kami menyusuri jalanan yang hiruk pikuk. Berbagai aroma melayang di udara, makanan, parfum dan keringat manusia. Lentera-lentera merah bundar telah digantung, menghias jalan yang berubin beserta ornamen lainnya bernuansa vermilion untuk menambah semarak festival.

Phoenix berhenti di kios persenjataan, dia tampak menimbang dan mengelus sebuah busur yang tampak elegan ditangannya.

"Daru, apa yang kau lakukan disana?" Phoenix meletakkan busur dan berjalan menghampiriku. Aku cepat-cepat menaruh kembali jepit rambut burung phoenix bersepuh emas sebelum gadis itu sampai dan melihatnya.

"Untuk sebuah kipas?" Aku mengambil kipas lipat dan menunjukannya pada Phoenix.

"Kau akan membeli itu?"

"Ya, ini kelihatannya lebih berguna. Sepertinya aku membutuhkan sedikit angin segar."

Setelah menyerahkan beberapa keping koin emas dan itu terlalu mahal untuk sebuah kipas lipat aku berjalan mendahului mereka dengan kipasku.

"Aku melihat sebilah pedang yang sangat cocok denganmu," Phoenix menyusul dan berjalan di sampingku.

"Apakah kita membutuhkan senjata? Untuk turnamen ini?"

Setelah jeda singkat Phoenix mengangkat bahu. "Entahlah, tapi aku lihat sekelompok orang membawa serta senjata mereka. Aku yakin mereka datang untuk turnamen."

Brett! Kipasku terbuka, kudekatkan diri pada Phoenix. "Hanya dengan sebuah kipas sekalipun aku bisa mengalahkan mereka."

Phoenix memandangku dan aku menyengir padanya. "Aku serius."

Erlang muncul di sisiku, "Biarkan saja dia dengan kipasnya, asalkan dia tidak bersikap seperti tuan putri."

Aku berpaling dari toko yang memajang seruling giok dan alat musik mewah lainnya dibalik kaca setelah sesaat sempat terpikirkan bahwa Niken akan senang seandainya aku meniup seruling dan mempersembahkan lagu untuknya.

Lalu aku menyadari telah kehilangan Phoenix dan Erlang di tengah keramaian. Karena mereka bukan anak-anak dan aku tidak mungkin tidak bertemu lagi dengan kelompokku maka aku memutuskan untuk membiarkan mereka bersenang-senang.

Aku tiba di jembatan setengah lingkaran di atas sungai dimana ikan koi berkilauan di bawah pohon willow. Alun-alun tampak ramai dan selalu saja dimana-mana ada manusia yang gemar membuat keributan. Penyebabnya bisa langsung kuketahui begitu dua orang berpakaian serupa keluar dengan sikap percaya diri dan angkuh, khas seseorang yang menganggap dirinya memiliki kedudukan lebih tinggi.

Aku yakin kedua orang inilah yang memulai.

Jubah mereka berwarna krem dan terbuat dari sutra dengan bordiran emas. Ciri khas Gilda Elang Emas. Dua orang itu berjalan ke arah jembatan, pedang keduanya tampak mahal. Orang pertama melirikku sekilas, orang berikutnya jatuh terjerembab.

Dikejauhan seorang gadis berpakaian serba hitam tampak memergokiku yang tengah melenggang santai sambil mengulas senyum puas. Gadis itu juga pasti telah melihatku mencekal kaki pria dari Gilda Elang Emas.

"Hei, kau berhenti disana!"

Seruan penuh amarah itu membuatku berhenti dan memutar tumit menghadap langsung kepada mereka. Dua pria dari Gilda Elang Emas menatapku dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Apa ada masalah dengan penampilanku, tuan-tuan terhormat?" tanyaku. Aku teringat bagaimana Niken memanggil orang dari Gilda Elang Emas dengan sebutan burung merak pesolek. "Yah, semua orang tahu, tanpa membawa potongan emas dipakaianku aku sudah amat berkilau."

Pria yang tadi terjerembab melotot sambil melangkah maju tetapi rekan Gildanya dengan cepat menghalanginya dengan sebelah lengan.

"Hati-hati."

1
F.T Zira
masih pov 1👏👏
F.T Zira
salam perkenalan..
masih nyimak
💫0m@~ga0eL🔱
hadir, slm perkenalan 🌹
Author GG: terimakasih, kak ❤️
total 1 replies
miilieaa
cambuk ke 48 , nggak bisa dibayangkan /Sob/
miilieaa: sudah nato semua pastiii
Author GG: pedih kk Milea /Silent/
total 2 replies
Wida_Ast Jcy
kak aku mampir nih
Author GG: makasih, kak Wid ... 🫡
total 1 replies
Houtaru_kun
cerita kayak wuxia2 gini emang identik sama kantong uang, macem to liong to atau pendekar rajawali 😄 gege kuat juga ya bahkan senjata aja gak bisa membunuhnya, dan pistol di jaman ini pun palingan panah, soalnya senjata paling kuat yg aku tau itu pistol, apa pistol juga gak berarti ya buat gege kalo seandainya ada pistol hehehe.. apakah gege akan mendapat uang itu?? lanjuttkan!!! 😊👍
Houtaru_kun: iya kak soalnya kan bukan novel tema game online atau system juga hehehe 🤭 wah bagus kak kalo dapet ide 👍

mungkin. dan mungkin aja yg nerjemahinnya pake google translet 😄
Author GG: tapi bisa kyknya pakai e wallet cuman nanti certanya kyk sistem game online 😆 serius dari komenan ini malah dapat ide weh, .. 👌

kalau dapat dari googl biasanya berantakan gak enak bacanya, mklum gratisan kali yak.
total 4 replies
Houtaru_kun
kata2nya gak monoton, kursus nulis dimana kak? hehe 🤭 mantap!!! 👍 aku aja nulis cerita masih kurang kosakata hehehe 😄 erlang itu jadi ngingetin aku sama dewa erlang, dan ya erlang disini sama gagahnya dgn dewa erlang 😉 ehh malah lebih peduli sama ayam, maen sama ayam hehehehe 🤭 lanjuttt kak!!!! 😊👍
Author GG: siapp 🤗
Houtaru_kun: ok sip kak 😊👍 menunggu adegan seriusnya hehe 😉
total 3 replies
miilieaa
ayam jengger merah itu jago kah thor?
Author GG: sebenernya yg betina juga ada jengger merahnya 😂 itu cuma ngikutin karakter MC yg memang rada begitulah ...
total 1 replies
Houtaru_kun
kakak mendeskripsikan cerita ini dengan sangat baik 😊👍 piti kalo di padang itu artinya duit 🤭 mantap kak!!! suasana timurnya berasa, keren!!! 😉
Houtaru_kun: oohh hehehe, kebetulan tak terduga kak 🤭
Author GG: weh kebetulan yang pas, piti padahal singkatan dari point dari sana inspirasinya /Facepalm/ tapi maksudnya memang alat pembayaran 😄
total 2 replies
Houtaru_kun
wah keren juga ini, serasa baca novel2 silat kayak novelnya khoo ping ho.. 🤩 kukasih hadiah kak 😊👍
Houtaru_kun: iya kak. semangat nulisnya 😉
Author GG: Wah hehe makasih sudah intip-intip ... /Hey/
total 2 replies
AnakBalita
Niken 14 tahun masih sangat polos saat itu, sekarang ia sudah berumur 18 tahun hahaha
Author GG: iyakk...
total 1 replies
AnakBalita
Elis, Zahwa, Niken... nama-nama pengguna nt tahun 2020-an ya? Kau masih mengingatnya dengan baik
Author GG: Tata juga pasti salah satu orang dari masa lalu, hayo siapa ini eh ...
AnakBalita: Hanya seorang anak Balita hehe
total 3 replies
Aulia Nur
makasih kak ♥️
Author GG: Terimakasih kembali kak Aulia /Hey/
total 1 replies
Author GG
Kira-kira gambarnya mirip buatan aa drawing /Shame/
Ahmad Rezky
siapa penguntit nya
miilieaa
banyak penguntit nya yaa thor
Author GG: iya, betul kak Milea ...
total 1 replies
Wida_Ast Jcy
mampir dikarya ku jg yah thor. tinggalkan jejek dicoment yah. tq
Author GG: Siap kak Wida, terimakasih sudah mampir ...
total 1 replies
Hani
Semangat berkarya Thor
Hani
semangat author
Hani: sama sama
Author GG: Makasih kak Hani /Rose/
total 2 replies
anggita
👍👍👌👌🔥.,
Author GG: Makasih jempolnya, kakak Anggit ...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!