NovelToon NovelToon
Asmara Dunia Lain

Asmara Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Cinta Beda Dunia / Fantasi Wanita
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: Cancer Star

Rukmini gadis desa yang berwajah manis, hilang mendadak tanpa ada yang tau keberadaan nya , 2 tahun kemudian dia kembali ke desa nya, dari mana kah rukmini menghilang
yuk simak cerita selanjutnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cancer Star, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 Pertemuan Rahmat Dengan Rukmini

Satu minggu setelah kematian mbah jiwo dan istrinya darsih, anaknya jefri juga di temukan sudah tak bernyawa dalam keadaan tergantung di dalam kamar nya. Atas permintaan kepala desa akhirnya warga dan teman-teman jefri bergotong royong memakamkan nya.

" Jefri....Jefri...! Mungkin Ini Karma Dari Tuhan Dulu Gara-gara Kamu Keluarga Nisa Meninggal Semua, Sekarang Giliranmu Dan Kedua Orangtuamu Juga Mengalaminya." ucap salah satu orang warga yang ikut membantu.

" Betul Pak! Itulah Akibat Nya Kalau Selalu Menyakiti Hati Orang Pasti Akan Ada Balasan Nya." balas bapak yang satunya.

Roni dan doni yang mendengar omongan warga merasa tertampar karena mereka juga selalu ikut apa yang di lakukan jefri. " Don! Lebih Baik Kita Jangan Lagi Malakin Dan Mencuri Milik Warga, Aku Takut Kalau Apa Yang Menimpa Jefri Dan Keluarganya Juga Terjadi Pada Kita." saran nya pada doni.

" Iya Ron, Mulai Hari Ini Aku Tidak Akan Bergabung Dengan Yang Lainnya." lanjut doni.

pemakaman jefri akhirnya selesai juga, mereka segera kembali kerumah nya masing-masing.

****************

Didesa tempat dulu rukmini di sekap terlihat banyak perubahan, warga yang dulu pekerjaan nya hanya bertani dan juga berkebun sekarang sudah mempunyai kerja sampingan yaitu menjadi tukang ojek.

Hampir semua warga sudah memiliki motor tak terkecuali rahmat, walaupun sudah lama bapak nya juragan kamto hendak membeli kan nya tapi selalu di tolak karena dia ingin motor yang dimilikinya nanti dari hasil keringat nya sendiri.

Rahmat juga sudah berhenti dari tempat kerja nya yang dulu karena dia sudah diterima mengajar di sekolah dasar di desa nya sebagai guru agama. Sedangkan hadi tetap meneruskan pekerjaan bapaknya di pabrik yang awalnya milik sugeng tapi setelah dia meninggal otomatis menjadi milik rahmat berhubungan dia sudah menjadi guru jadi pabrik itu dia serahkan pada hadi.

Siang itu sekitar jam dua belas siang tampak rahmat sudah kembali dari tempat nya mengajar, hadi yang melihatnya segera memanggil nya. " Rahmat..!" teriaknya.

Rahmat mendengar ada seseorang yang memanggil nya dia segera melambatkan laju motornya rahmat menoleh ke arah datang nya suara tadi dan dia melihat hadi berlari kecil ke arah nya.

" Hadi! Rupanya Kamu Yang Memanggilku Kirain Siapa Tadi." ucap rahmat ketika hadi mendekat .

" Iya Mat, Baru Pulang Ngajar Ya?." tanya nya.

" Iya Nih, Kebetulan Tadi Ada Rapat Di Sekolah Jadi Agak Telat Pulang Nya." balas rahmat.

" Rahmat! Aku Dengar-dengar Kamu Akan Di Pindahkan Mengajar Ke Desa Lain Ya?." tanya hadi kembali.

" Iya Di! Tahu Dari Mana Kamu?." lanjut rahmat

" Dari Tante Susi, Anaknya Kan Sekolah Di Tempat Mu." ungkap hadi.

" Ooo...Ranti Anak Nya Bu Susi, Iya Di! Aku Di Pindahkan Ke Desa Yang Masih Satu Kabupaten Pesantren Tempat Aku Mondok Dulu." terang nya pada hadi.

" Ooo...Di Situ! Jadi Kapan-kapan Aku Boleh Dong Ketempat Mu Sekalian Bertemu Dengan Kyai Akbar." wajah hadi tampak senang.

" Ya Boleh Lah, Kalau Kamu Sekalian Belajar Saja Di Situ." saran rahmat.

" Mungkin Tidak Bisa Mat, Aku Sih Mau Tapi Ibuku Tidak Ada Yang Jagain Dia Sendirian Di Rumah Takut Nya Ada Apa-apa. Seandainya Saja Bapak Masih Hidup." tampak kesedihan di wajah hadi ketika menyebut bapak nya.

" Sudahlah Di, Kamu Jangan Sedih Terus Kalau Ibumu Lihat Nanti Jadi Beban Pikiran Nya, Mulai Sekarang Harus Semangat Demi Ibumu Ok." ucap rahmat memberi semangat sambil menaikan jempolnya.

Hadi tersenyum lebar sambil berkata, " Ok Bos, Hahahaha." lontar nya tertawa.

" Nah Gitu Dong, Itu Baru Sahabat Rahmat."

" Oh Ya Mat, Gimana Kabar Tante Ratmi?" lanjut hadi.

" Aku Tidak Tahu Di!, Semenjak Dia Di Bawa Keluarganya Kembali Ke Kampung Nya Kami Tidak Pernah Lagi Berhubungan. Apalagi Ibu Sudah Menjualkan Rumahnya Lalu Dikirimkan Nya Lewat Pak Gatot," urai rahmat.

" Sampai Sekarang Kadang Aku Memikirkan Apa Yang Terjadi Pada Ibu Seandainya Kamu Tidak Membawaku Bertemu Kyai Akbar." pungkas hadi.

" Itu Semua Karena Allah Di, Dia Mengerakkan Aku Untuk Membawamu Sebelum Kamu Seperti Mas Sugeng, Mungkin Juga Karena Ibu Mu Yang Selalu Mendoakan Mu Siang Dan Malam." beber rahmat sambil menepuk bahu hadi.

" Oh Ya Di, Aku Pulang Dulu Ya Belum Sholat Dhuhur Nih, Nanti Kalau Aku Berangkat Pasti Ke Sini Dulu Bertemu Denganmu." pesan nya.

Rahmat melajukan motor nya meninggalkan rumah hadi menuju kerumah nya.

" Assalamualaikum." salam rahmat.

" Wa'allaikumsalam ." balas nina adik nya rahmat sembari mencium tangan kakak nya.

" Nina, Ibu Mana Dek?." tanya rahmat.

" Ibu Lagi Ke Tempat Tante Ayu Mengantar Nasi Uduk." balas nina yang terus bergelayut manja di lengan kakaknya.

" Oh Ya, Tadi Ka Ratna Kesini." sela nya.

" Ka Ratna? Dia Cari Ibu?." lanjut rahmat pada adiknya.

" Ndak! Dia Cari Kakak Katanya Ada Yang Mau Di Bicarain." sambung nina kembali.

" Yasudah Kakak Mau Kedalam Dulu, Nina Sudah Sholat?." tanya rahmat mengingatkan adiknya.

" Sudah Ka." timpal nya.

Rahmat kemudian berlalu meninggalkan adik nya dengan berbagai macam pertanyaan di benak nya untuk apa ratna menemuinya. setelah berwudhu rahmat segera melaksanakan sholat.

Tak lama kemudian ibu nya yang datang dari rumah ayu istri ketiga almarhum suaminya melihat anaknya rahmat sedang duduk di sofa sambil menonton.

" Rahmat! Kapan Datang Nak, Tumben Pulang Nya Telat?." tanya murni ibunya rahmat.

" Baru Aja Bu, Kebetulan Ada Rapat Tadi Di Sekolah Mengenai Kepindahan Rahmat Mengajar." urai nya.

" Kamu Sudah Makan Nak?." tanya nya lagi.

" Baru Aja Setelah Sholat Tadi." ungkap nya.

" Jadi Kapan Kamu Berangkat Ke Sana?." sambung nya.

" Mungkin Senin Depan Bu, Sekalian Mengurus Berkas-berkas Yang Nanti Di Butuhkan Disana." terang nya.

" Apa Cuma Kamu Yang Di Pindahkan?." sela ibunya.

" Dua Orang Bu, Aku Sama Intan." potong nya.

Ibunya yang hendak beranjak dari duduk nya tiba-tiba di tanya lagi oleh rahmat, " Bu Apa Betul Tadi Ratna Kesini? Ada Urusan Apa?." sambil memandang ibunya.

murni yang sudah berdiri akhirnya kembali duduk di kursi samping anak nya. " Dia Cariin Kamu Nak, Katanya Cuma Ingin Bertemu Saja." imbuhnya.

" Bu Coba Katakan Pada Rahmat! Apa Ada Yang Di Sembunyikan? Karena Aku Perhatikan Akhir-akhir Ini Ratna Sering Kemari Setiap Aku Pergi Mengajar ." timpal rahmat menyelidik.

" Rahmat! Sebetulnya Bapakmu Dan Orang Tua Ratna Sudah Menjodohkan Kalian Waktu Kamu Masih Di Pesantren. Sebenarnya Sugeng Yang Hendak Di Nikahkan Dengan Nya Tapi Ratna Tidak Mau." terang ibunya dengan rasa bersalah.

" Bukannya Dulu Ratna Pernah Pacaran Dengan Mas Sugeng! Kenapa Dia Menolak?." tanya rahmat heran.

" Katanya Dia Tak Suka Karena Sugeng Banyak Pacar Nya." sambung ibunya.

" Tapi Kenapa Bapak Menjodohkan Ku Dengan Ratna Bu?." rahmat terlihat tak senang.

" Itu Karena Ratna Memiliki Orang Tua Yang Paling Kaya Di Kampung Nya, Dia Mempunyai Sawah Dan Tanah Berhektar-hektar." pungkas ibunya.

" Bapak Sudah Meninggal Bu!, Jadi Aku Rasa Perjodohan Itu Juga Batal." ucap rahmat penuh penekanan.

" Tapi Nak Kalau Itu Terjadi Pasti Orang Tua Nya Marah Besar, Dan Ratna Akan Kecewa Juga Malu, Ibu Takut Kalau Mereka Berbuat Sesuatu Padamu." protes ibunya dengan wajah khawatir.

" Sudah Bu Jangan Takut, Insya Allah Tidak Akan Ada Apa-apa Yang Terjadi Pada Rahmat." sela nya sembari memegang tangan ibunya.

Murni memeluk rahmat lalu berkata. " Bila Kamu Nanti Sudah Di Sana Jaga Dirimu Baik-baik Nak." pesan murni matanya tampak berkaca-kaca.

" Ibu Juga Jaga Diri Selama Rahmat Pergi Ya." sambung nya.

Malam tiba rahmat segera menuju ke kamar nya untuk istirahat setelah berdoa dia pun tertidur.

" Mas Rahmat Apa Kabar?." ucap seorang gadis yang sangat cantik, rambutnya terurai panjang hitam berkilau tertimpa cahaya bulan

Rahmat menolehkan kepala nya seraya tersenyum. " Alhamdulillah Baik Rukmini, Kemana Saja Kamu Selama Ini." tanya rahmat.

" Sebentar Lagi Kita Akan Berjumpa Mas." setelah berkata seperti itu rukmini kemudian menghilang.

Rahmat mengedarkan pandangan nya ke sana kemari tapi tak ditemukan nya rukmini. Ketika hendak melangkah pergi dia melihat bayangan rukmini tapi saat dia berlari mengejar nya tiba-tiba sesosok mahkluk tinggi besar dan berbulu menghadangnya.

" Siapa Kamu Anak Muda? Ada Urusan Apa Engkau Mengejar Istriku?." tanya nya sambil mengeram.

" Aku Rahmat Wahai Bangsa Jin, Dan Siapa Yang Kau Maksud Istrimu?." dengus rahmat.

" Wanita Yang Hendak Kau Kejar Adalah Istriku." sergah nya lalu menghilang.

" Hoeee...Kamu Dimana Jangan Pergi." rahmat berlari mengejar mahkluk tadi keringat membasahi wajah dan tubuhnya.

" Rahmat..! Rahmat..! Bangun Nak!." teriak ibu nya sembari menepuk pipi anaknya lembut.

Rahmat terbangun dengan nafas memburu tubuh nya basah karena keringat. " Astaghfirullah ." ucap nya seraya mengusapkan kedua tangan nya ke muka.

" Kamu Mimpi Apa Nak? Sampai Keringatan Gitu Terus Berteriak-teriak ?." tanya ibunya lembut.

" Aku Mimpiin Rukmini Bu! Itu Pertanda Apa Ya? Dan Yang Aku Binggung Kenapa Ada Makhluk Besar Seperti Genderuwo Mengaku Kalau Rukmini Itu Istrinya." tuturnya.

" Sudahlah Nak, Mungkin Hanya Bunga Tidur Sekarang Istirahat Lah Kembali Jangan Lupa Baca Doa." pesan murni pada anaknya.

Keesokan paginya seperti biasa setiap jam tujuh rahmat akan pergi mengajar tapi baru saja hendak melajukan motornya tiba-tiba seseorang berteriak.

" Tunggu Mas Rahmat!." teriak nya sembari berlari kecil.

" Ratna! Ada Apa? Aku Buru-buru Ndak Lama Lagi Setengah Delapan ." balas rahmat dengan nada tak suka.

" Aku Kesini Cuma Mau Bilang, Kalau Nanti Mas Rahmat Sudah Pindah Mengajar Jaga Diri Baik-baik Jangan Sampai Kepincut Cewe Disana." pesan ratna dengan nada memperingatkan.

" Memang Nya Kenapa Kalau Aku Tertarik Dengan Wanita Disana." tanya rahmat lagi, raut wajahnya terlihat tak suka dengan perkataan ratna.

" Tidak Apa-apa, Tapi Mas Harus Ingat Kalau Bapakmu Dan Bapakku Sudah Menjodohkan Kita, Jangan Sampai Mas Rahmat Melupakan Itu!," ada nada mengancam dari ucapan ratna.

" Aku Memang Sudah Lupa Dan Aku Juga Tidak Pernah Tahu Sedikitpun Tentang Perjodohan Itu Karena Baik Bapak Mau Pun Ibu Tidak Ada Yang Memberi Tahukan Ku Sebelumnya." potong rahmat.

" Tidak Mungkin, Aku Yakin Itu Cuma Alasan Mas Rahmat Saja Untuk Menghindari Perjanjian Itu, Ingat Mas Apapun Yang Aku Sukai Harus Ku Dapatkan." dengusnya sambil berlalu meninggalkan rahmat yang terus memandang nya dengan tatapan tak senang.

" Astaghfirullah Sudah Hampir Jam Delapan." ucap rahmat panik setelah melihat jam yang melingkar di tangannya.

Rahmat bergegas menghidupkan mesin motornya lalu melanjutkan menuju ke sekolah tempat nya mengajar, sesampainya disana tampak ibu intan juga baru datang.

" Eh Pak Rahmat Baru Nyampe Juga?." ucap nya sambil tersenyum.

" Iya Bu Intan, Tiba-tiba Motorku Mogok Di Jalan." ucap nya.

Mereka kemudian melangkah bersama menuju kelas nya masing-masing.

Ratna yang sudah kembali ke rumah nya terlihat sangat marah, ibunya yang berada di teras heran melihat anaknya.

" Ratna! Ada Apa Nak? Ko Muka Nya Di Tekuk Gitu?." tanya ibunya.

" Aku Sebel Bu Sama Mas Rahmat," cicitnya sembari menghentakkan kaki dan tangannya.

" Loh Memang Nya Rahmat Sudah Berbuat Apa Sama Kamu Sampai Kesal Begitu." lontar ibunya kembali.

" Aku Tadi Kerumah Nya Untuk Menemuinya Sebelum Berangkat Ketempat Belajar Nya Yang Baru Tapi Dia Kaya Ndak Suka Gitu." hembusnya.

" Ndak Suka Bagaimana, Apa Dia Mengusir Mu?." timpal ibunya.

" Tidak Sih Bu Tapi Waktu Aku Membahas Masalah Perjodohanku Dengannya, Dia Bilang Kalau Tak Tahu Masalah Perjodohan Itu." desis nya.

" Sudahlah Tak Usah Di Pikirkan, Sebelum Rahmat Berangkat Ibu Sama Bapak Akan Kerumah Bu Murni Untuk Membicarakan Ini Kembali." ucap nya sembari membelai lembut rambut anaknya.

Ratna segera berlalu masuk ke kamar nya.

" Rahmat! Aku Tidak Akan Membiarkan Ada Perempuan Lain Dihatimu Selain Aku, Apapun Kulakukan Asal Bisa Bersamamu, Camkan Itu! ." terlihat senyuman seringai di bibir ratna.

Sekitar jam satu siang terlihat bapak dan ibu ratna datang berkunjung ke rumah ibu murni ibunya rahmat.

Tok....Tok...Tok...Tok...

" Assalamualaikum." salam ibunya ratna.

" Wa'allaikumsalam " pintu terbuka tampak murni berdiri depan pintu sambil tersenyum.

" Eeee...Bapak Dan Ibu Ratna! Mari Masuk." ajaknya pada kedua orang tua ratna.

" Silahkan Duduk." lanjutnya kemudian.

Kedua orang tua ratna kemudian duduk di sofa diikuti murni ibunya rahmat, " Duduk Dulu Ya Bu Saya Ke Dalam Sebentar ." saran nya.

Tak lama setelah itu murni datang membawa minuman dan kue lalu meletakan nya di meja. " Silahkan Di Minum Dulu." ajak nya sambil tersenyum.

" Kira-kira Ada Apa Ya Bapak Sama Ibu Ratna Siang-siang Begini." celetuk ibu rahmat.

" Maaf Bu Murni Kalau Kedatangan Kami Mengganggu Istirahat Nya." balas ibu ratna.

" Achhh...Tidak Apa-apa Bu." sambungnya.

" Begini Bu Murni, Saya Dan Bapak Nya Ratna Datang Ke Sini Hendak Membicarakan Tentang Kelanjutan Perjodohan Anak-anak, Bagaimana Kalau Mereka Bertunangan Saja Dulu Agar Kita Sebagai Orang Tua Nya Lebih Tenang." saran ibu ratna sambil tersenyum.

" Betul Bu Murni, Apalagi Nak Rahmat Akan Mengajar Di Tempat Yang Jauh Bisa Saja Kan Dia Tergoda Gadis-gadis Disana." timpal bapak ratna kemudian.

" Mengenai Masalah Itu, Saya Tidak Bisa Memutuskan Nya Sendiri, Karena Waktu Suami Ku Dan Juga Bapak Ibu Membicarakan Tentang Perjodohan Itu Saya Tidak Di Libatkan." potong ibu murni.

" Jadi Maksud Ibu Apa! Mau Membatalkan Nya!" pekik bapak ratna emosi sambil berdiri dari duduknya.

" Sabar Pak Jangan Marah Dulu." putus ibu ratna seraya menenangkan suaminya.

" Be....." baru saja murni hendak melanjutkan berbicara tiba-tiba rahmat datang dan membalas ucapan bapak ratna. " Ya...! Saya Ingin Membatalkan Nya Karena Perjanjian Itu Hanya Antara Om, Tante Dan Bapak Saya. Sedangkan Aku Dan Ibu Tidak Ada Waktu Itu. Sekarang Bapak Sudah Meninggal Jadi Otomatis Perjodohan Ini Batal Dan Ingat Om! Jangan Sekali-kali Membentak Ibu Saya!." hardik rahmat wajah nya terlihat sangat marah.

Sebetulnya banyak alasan yang membuat rahmat tidak mau di jodohkan dengan ratna pertama karena bapak nya seorang rentenir, kedua rahmat mendengar kalau dulu ratna pernah hamil anaknya sugeng tapi dia mengugurkan nya sebab tak di nikahi maklum lah anak muda yang berlainan jenis suka terburu nafsu kalau sudah bersama.

Tak terasa hari keberangkatan rahmat telah tiba tampak dia dan ibu intan berpamitan sembari menyalami satu persatu guru-guru dan para staf di sekolah tempat nya mengajar, begitupun dengan murid-murid nya menyalami rahmat dan ibu intan.

" Pak Rahmat! Hati-hati Kepincut Cewek Disana, Heheheh." goda kepala sekolah nya.

" Iya Pak Rahmat, Aku Dengar Gadis-gadis Nya Cantik-cantik Loh Pak, Secara Pak Rahmat Ganteng Banget, Aku Saja Kalau Masih Sendiri Pasti Jatuh Cinta, Hahahah." lanjut teman rahmat sesama guru.

" Hehehe...Bapak Sama Ibu Bisa Saja." balas rahmat.

Intan yang mendengar candaan kepala sekolah dan temannya terlihat cemberut tampak ada sinar cemburu di matanya.

" Siapa Bilang Perempuan Disana Cantik-cantik, Masih Cantikan Aku Kali." ucap nya ketus.

Rahmat segera pulang kerumah nya untuk mempersiapkan semua keperluan yang akan di bawanya ke tempat mengajar yang baru.

Setelah semua pakaian dan segalanya di rapihkan rahmat pamit pada ibu, tante gendis, tante ayu dan adiknya yang sudah berkumpul di rumah nya.

" Rahmat Berangkat Dulu, Jaga Diri Ibu Dan Adik Cantik Baik-baik." pesannya memeluk ibunya lalu adiknya sambil mencubit pipi nina

" Iya Nak, Kamu Juga Hati-hati Di Sana Jangan Pernah Meninggalkan Sholat Ya," titah murni pada anaknya.

" Tante Gendis, Tante Ayu, Rahmat Titip Ibu Dan Nina Ya." tuturnya dengan wajah berembun.

" Tenang Saja Rahmat, Tante Akan Menjaga Mereka ." sahut gendis.

" Iya Mat, Tante Juga." sahut ayu sembari tersenyum sambil mengusap kepala nina.

Rahmat kemudian menaiki motornya seperti janjinya dia akan menemui Hadi sebelum berangkat. Hadi yang kebetulan tidak bekerja hari ini langsung menyambut rahmat ketika melihatnya.

" Rahmat Sudah Mau Berangkat Ya?" soror nya.

" Iya Di, Ibumu Mana? Aku Mau Pamit." balas nya.

Hadi dan rahmat kemudian masuk ke dalam menemui ibunya hadi, setelah pamit rahmat kembali ke motornya.

" Di! Aku Pergi Ya! Aku Titip Ibu Dan Adikku." pesan nya pada hadi sembari memeluk nya.

" Beres Bro...Kamu Hati-hati Disana." sela nya.

Rahmat melajukan motornya menuju desa tempatnya di pindahkan yang kebetulan masih satu kabupaten dengan pesantren dan tempat tinggal rukmini.

Setelah dua jam perjalanan akhirnya tiba di sekolah dasar itu, ternyata disna Bu intan sudah lebih dulu sampai, tampak dia bersama guru-guru lainnya seperti sedang menunggu kedatangan nya.

Setelah kenalan dengan para staf dan kepala sekolah, ranmat dan bu intan di antar ke tempat tinggal nya yang memang sudah di persiapkan untuk guru-guru pengajar yang berasal dari luar desa.

Ternyata di situ ada empat rumah dinas tapi cuma tiga yang terisi intan, rahmat dan pak bakhri yang seumuran dengan rahmat.

****************

Pagi yang cerah tampak rukmini sedang berjalan-jalan di sekitar rumah nya sekedar menghirup udara segar. Selama jefri dan mbah jiwo meninggal warga bisa beraktivitas seperti biasanya.

" Neng Rukmi, Ayo Masuk Jangan Lama-lama Diluar Nanti Ada Cowok Yang Kecantol Heheheh..." ucap bi ijah bercanda.

" Bibi Bisa Aja, Loh Udah Cantik Aja Bibi Mau Kemana?." seloroh rukmini.

" Mau Ke Pasar, Soalnya Si Mamang Sayur Lagi Sakit Jadi Tidak Menjual Hari Ini." ucap nya.

" Rukmini Ikut Bi." pinta nya.

" Mau Beli Apa Neng? Biar Bibi Yang Belikan." saran nya.

" Ndak Achhh Bi, Aku Pengen Jalan-jalan Juga Selama Rukmi Tinggal Di Sini Sama Sekali Belum Pernah Ke Pasar." potong nya.

" Baiklah."

Rukmini dan bi ijah kemudian mendatangi pangkalan ojek lalu meminta nya agar di antar ke pasar.

Rahmat yang belum mengajar hari ini berencana ke pasar untuk membeli bahan makanan dan juga perlengkapan mandi karena tak membawa apa-apa dari rumahnya kecuali pakaian dan surat-surat penting lainnya.

" Rahmat Mau Kemana? Sudah Rapuh Aja." tanya intan memandang rahmat tak berkedip.

" Intan! Ini...Aku Mau Ke Pasar " balas nya.

" Kebetulan Ada Juga Yang Belum Ku Beli Boleh Aku Ikut?." bujuk intan yang tiba-tiba ingin membeli sesuatu juga.

" Gimana Ya Tan!." rahmat menggaruk kepalanya yang tak gatal.

" Ayolah Mat! Kalau Bukan Kamu Yang Antar Siapa Lagi." rengek nya pada rahmat.

" Baiklah " tukas rahmat walau berat hati.

Mereka pun berangkat ke pasar, sekitar sepuluh menit akhirnya kedua nya sampai, intan segera turun dari motor diikuti rahmat.

" Intan Aku Kesana Dulu Ya, Kalau Ada Yang Mau Kamu Beli Pergilah ." titah rahmat sambil menunjuk toko serba ada.

" Ndak Achhh..Aku Ikut Saja, Soalnya Yang Mau Aku Beli Juga Ada Di Toko Itu." rahmat terlihat risih karena intan selalu membuntutinya kemana pun dia pergi.

" Ya Sudah Ayo!." ajak nya.

Rahmat dan intan melangkah menuju toko yang menjual berbagai macam barang. terlihat rahmat membeli perlengkapan mandi, indomie, minyak kelapa, beras telur dan makanan ringan sedangkan intan belum membeli satupun.

" Loh Belanjaanmu Mana Tan, Ko Tidak Ada?." tanya rahmat heran.

" Yang Mau Aku Beli Ternyata Sudah Habis, Kita Pindah Ketempat Lain Aja Ya." pinta nya .

" Begini Saja, Kamu Pergilah Sendiri Aku Tunggu Kamu Di Motor Ya " saran rahmat.

Intan terlihat cemberut dan kesal karena rahmat tak mau menemani nya belanja.

" Kenapa Tan? Wajahmu Ko Begitu! Kamu Sakit Ya? Lebih Baik Kita Pulang Saja Kalau Memang Tidak Ada Lagi Yang Mau Di Beli." tutur rahmat.

" Baiklah, Ayo Kita Pulang." intan betul-betul dongkol melihat Rahmat yang tidak peka dengan kemauan yang Sebetulnya ingin di temani.

Ketika rahmat membawa semua barang belanjaannya karena terburu-buru dia tidak melihat ada orang di depan nya.

" Aduuuhhh..." pekik seorang wanita yang di tabrak rahmat.

Perempuan separuh baya yang menemani wanita tadi segera membantunya berdiri karena terjatuh sedangkan rahmat segera menurunkan barangnya dan mendekati wanita tadi untuk minta maaf yang ternyata sudah meninggalkan tempatnya tadi jatuh.

" Intan! Tadi Kamu Lihat Perempuan Tadi Kemana?." tanya nya pada intan yang masih merengut.

" Ooo...Itu Disana Di Tempat Tukang Ojek." tunjuk intan.

" Titip Barangku Sebentar Ya, Aku Mau Minta Maaf." rahmat kemudian berlari ke tempat wanita yang tadi di tabraknya.

" Dek Tunggu." teriak rahmat dengan nafas ngos-ngosan.

tapi wanita itu tidak mendengar nya, wanita itu tampak sudah menaiki motor rahmat mempercepat lagi larinya.

" Dek Tunggu Sebentar." bi ijah yang mendengar teriakan rahmat kemudian menoleh. " Neng Rukmi, Seperti Nya Orang Itu Memanggil Kita." imbuhnya.

" Masa Sih Bu, Emang Bibi Kenal?" tanya rukmini.

" Ndak Neng, " bi ijah dan rukmini akhirnya turun dari motor sambil menunggu orang yang memanggilnya.

Ketika rahmat sampai dan melihat rukmini dia terkejut begitupun rukmini.

" Rukmini!." sapa rahmat kaget.

" Mas Rahmat!." dia lebih kaget lagi.

" Jadi Wanita Yang Tadi Aku Tabrak Tadi Itu Kamu! Apa Kabarmu Dek?." tanya rahmat tersenyum.

" Ya....Seperti Yang Mas Lihat." terang nya.

" Kamu Tinggal Dimana Sekarang?." tanya rahmat kembali.

" Di Desa Sebelah, Kalau Mas Rahmat Ngapain Disini." tukas rukmini.

" Aku Belanja." sambung nya.

" Belanja?" rukmini terlihat heran.

" Aku Mengajar Di Desa Ini Baru Kemarin Pindah." lanjut nya sembari memandangi perut rukmini yang semakin membesar.

Ketika rahmat dan rukmini asyik mengobrol intan tiba-tiba datang dengan wajah terlihat marah.

" Enak Ya! Aku Di Suruh Jaga Barang! Sedangkan Kamu Asik Di Sini Sama Cewek." dengusnya.

" Maaf Intan! Kenalkan Dia Rukmini, Ternyata Wanita Yang Tadi Aku Tabrak Itu Dia." kata rahmat.

Rukmini mengulurkan tangan nya tapi tak di sambut oleh intan.

" Mas Rahmat Aku Pulang Dulu Ya." pamitnya.

Rukmini dan bi ijah menaiki motor kemudian berlalu meninggalkan rahmat dan intan yang masih memandang nya sampai dia menghilang di tikungan jalan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
CiCi Sila Syawal
next
Yuli
baik kakak terimakasih sudah membaca novelnya akan segera di update bab terbaru nya 😊
T3rr0r1st
Dijamin ngakak mulu!
Yuli: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Robert
cerita ini memicu imajinasiku, aku merasa seakan-akan hidup di dunia lain ketika membacanya.
Max Goof
Aku nggak sabar nunggu chapter berikutnya, cepet update ya thor!
Yuli: sudah ada kelanjutannya ya /Smile/ selamat menikmati cerita author.. dan ditunggu kelanjutan nya akan segera diterbitkan/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!