NovelToon NovelToon
Good Mother

Good Mother

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Balas Dendam / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: MayyChy-

Siapa sangka, Veyra yang terkenal sebagai badgirl di SMA nya bisa menjadi ibu di usia muda. Bahkan teman-temannya pun tidak mempercayai hal itu. Di usia nya yang masih sangat muda, bukan mudah untuk menjalani hari-hari nya dengan kehadiran baby secara tiba-tiba. Veyra harus merubah masa mudanya yang harusnya bersenang-senang menjadi seorang ibu yang mengurus anaknya dengan kasih dan sayang dan menjadi CEO perusahaan yang rumit baginya. Akankah Veyra hamil di luar nikah? Lalu siapakah yang menghamilinya? Ataukah ada faktor lain yang menjadi penyebab Vee harus menjadi ibu di usia muda? Yukk langsung baca aja ceritanya✨ Happy readingg!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MayyChy-, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Thirty : Korban

Bi Yati sangat panik ketika jam menunjukkan pukul dua siang karena tidak ada tanda-tanda kedatangan Veyra dirumah. "Bagaimana ini Bu, non Vee belum pulang juga"

Bu Siti yang juga menyadari majikannya itu belum pulang juga ikut panik.

Oekkkk...oekkk...oeekkk....

Reno tak henti-hentinya menangis. Setelah tubuhnya di periksa oleh Bu Siti tubuhnya terasa sangat panas. Itu tandanya Reno demam. Mereka di buat kalang-kabut olehnya.

"Biar saya telepon kan dokter pribadi" ucap Bi Yati dan langsung menuju telepon rumah untuk menelepon sang dokter.

Setelah Bi Yati menelepon dokter, ia melihat secarik kertas berisikan nomor telepon. Di kertas itu tertera nama Bayu, Bi Yati segera menghubungi nya.

"Hallo?"

"Ini siapa ya?"

"Saya Bi Yati Den, ART nya non Veyra"

"Iya, ada apa Bi?"

"Non Vee hilang Den"

"APA? Saya segera kesana!"

Tut...tut...tut...

Setelah menutup panggilannya, Bi Yati kembali menuju ruang keluarga dimana Bu Siti dan Pak Timo sedang berkumpul.

...****************...

"Hallo Vee! Kita ketemu lagi" ucap Karin ketika sudah sampai di hadapan Veyra.

"Apa mau lo?" tanya Veyra dingin.

"Gue? Gue enggak mau apa-apa"

"Terus apa alasan lo sandra gue disini?"

"Lo denger baik-baik pake kuping lo itu. Buka lebar-lebar supaya lo denger semuanya" Veyra mendengarkan setiap perkataan Karin dengan baik. "Lo inget kan waktu gue tunjukin cincin tunangan ke elo?"

"Kenapa?"

"Itu memang cincin tunangan gue sama Risky" Karin melihat kelima jari tangannya sendiri. Setelah itu ia menangis. "Apa lo tau, sebenarnya saat itu gue belum tunangan sama Risky. Rencananya gue tunangan sama Risky malam itu, tapi-" Karin menggantung kalimatnya. Ia langsung tertawa hambar. "KARNA LO GUE GAK JADI TUNANGAN SAMA DIA!" Teriaknya menghadap Veyra.

Veyra bingung, karna dirinya? Sedangkan setelah Karin menunjukkan cincin itu pada Veyra, ia sama sekali tidak menemui Risky. Bahkan sampai sekarang dirinya belum bertemu Risky. Mengapa dirinya?

"Gue gak pernah bikin gagal acara tunangan lo. Bahkan gue gak pernah ketemu Risky sampai sekarang"

"Malam itu, Risky pergi dari acara. Dia bilang, dia mau ketemu sama lo di taman. Gue sama keluarga gue yang udah malu terpaksa pulang dan membatalkan acaranya. Keesokan paginya saat gue pengen ke rumah Risky, rumah itu sudah kosong. Sampai sekarang gue gak pernah ketemu Risky, bahkan gue gak tau Risky ada dimana"

"Jadi, Karin enggak tau kalo Risky ada di Australia?" batin Veyra.

"Dan sekarang gue mau lo mati!" Karin menatap Veyra tajam.

Veyra meneguk salivanya. Sekarang, apa yang harus ia perbuat. Tidak ada Risky disini. Bayu pun tidak ada, jadi siapa yang akan menolongnya?

Karin mengangkat pisau yang sudah ia bawa. Perlahan ia mendekat ke arah Veyra. Ia terus menggenggam erat pisau itu.

"Karin sadar! SADAR!" Veyra berusaha menyadarkan Karin.

"LO HARUS MATI VEE!" Karin mengarahkan pisau itu tepat pada jantung Veyra dan,

Jlebbb!

"Awwwwwwww!"

Karin tertawa puas, saat pisau yang ia arahkan tepat menancap pada jantung Veyra. Kemudian ia mundur beberapa langkah. "STOP! JANGAN BERGERAK!" beberapa polisi mengepung gudang itu. Veyra dengan setengah sadar tersenyum ke arah orang yang menolong nya, dia adalah RAKA! Kemudian semuanya, gelap.

Hospital 5:21pm

Sebuah brankar didorong cepat oleh beberapa suster dan dokter menuju ke ruang ICU. Raka menunggu di depan ruangan itu dengan suasana hati yang sangat kacau. Semoga saja ia tidak terlambat menolongnya.

Beberapa jam berlalu, Dodi berjalan dengan tergesa-gesa menghampiri Raka. "Gimana bang?" tanyanya.

"Dokter belum keluar dari ruangan" jawab Raka.

Sebenarnya Dodi adalah adik kandung Raka. Hanya Bayu yang mengetahui itu. Bahkan Risky pun tidak tahu itu.

Saat Bi Yati menelepon Bayu perihal hilangnya Veyra, Bayu langsung menghubungi Dodi. Ia menyangka bahwa Dodi dan Diana lah yang sekongkol untuk itu, ternyata bukan Dodi pelakunya. Dodi segera memberitahu Raka karena ia tahu bahwa Raka adalah bawahan Veyra. Dengan sigap Raka melacak ponsel Veyra yang untung saja masih aktif. Pada akhirnya Raka datang dengan beberapa polisi dan segera mengepung Karin. Sekarang, Karin sedang berada di kantor polisi untuk di mintai keterangan.

Ceklek!

Dokter yang menangani Veyra akhirnya keluar. "Maaf pak, Bu Veyra mengalami kerusakan jantung akibat tusukan tersebut. Ia membutuhkan donor jantung sesegera mungkin untuk menyelamatkan nyawanya" jelas dokter itu.

Dodi dan Raka nampak syok. "Lakukan yang terbaik buat Veyra dok" mohon Raka.

"Sekali lagi saya minta maaf pak, persediaan organ di rumah sakit ini sedang habis, jadi bapak harus mencari donor jantung sendiri"

"Arghhhhhhh!" Raka menjambak rambutnya frustasi. "Berapa jam dok waktu yang di berikan untuk saya?"

"Hanya dua belas jam pak, lebih dari itu saya angkat tangan karena bu Veyra sudah sempat terkena tusukan pisau sebelum kejadian ini dan itu sangat fatal" ucap dokter itu pasrah.

Raka mengusap wajahnya nya kasar. Ia bingung harus mencari kemana orang yang mau mendonorkan jantungnya dengan suka rela?

"Kalau begitu saya permisi pak, kalau sudah dapat pendonor nya segera hubungi saya"

"Baik dok, terimakasih" setelah itu dokter pergi.

Raka menghempaskan tubuhnya pada kursi tunggu ruang ICU. Pikirannya kacau saat ini. Hanya dua belas jam waktu yang ia punya untuk menolong Veyra.

Dodi merasa bersalah dengan semua ini. Dulu, ia yang tidak sengaja membuat Veyra tertusuk akibat ia terpeleset. Ia juga sudah terpengaruh oleh Diana. Mungkin ini saat yang tepat untuk menebus semua kesalahannya.

Dodi menepuk pundak Raka pelan. "Bang!"

Raka pun langsung menatap Dodi. "Kenapa?"

"Lo tenang aja ya, ada orang yang bakal donorin jantung secara sukarela buat Vee"

"Serius lo? Siapa?"

"Ada deh, gue pergi dulu ya bang" Dodi tersenyum ke arah Raka kemudian ia pergi.

Setelah itu Raka memasuki ruangan dimana Veyra di rawat.

Disinilah Dodi sekarang, taman rumah sakit. Ia membeli buku, bolpoint dan amplop kemudian duduk di salah satu bangku taman.

Dodi meregangkan tubuhnya yang terasa kaku. Ia juga menghirup udara segar kota ini, mungkin untuk terakhir kali. Setelah merasa puas, Dodi mengambil secarik kertas dan bolpoint.

Dodi tampak berpikir sebentar. Kemudian ia memainkan bolpoint nya di atas kertas itu.

Setelah selesai menulis di secarik kertas, ia mengambil kertas selanjutnya. Ia langsung menuliskan sesuatu pada kertas tersebut.

Dodi mempunyai dua kertas sekarang. Ia memasukkan kertas tersebut secara terpisah kedalam amplop. Sekarang ia sudah mempunyai dua surat yang akan diberikan kepada Raka dan Veyra secara diam-diam. Kemudian ia menghela napas.

"Semoga dengan cara ini lo bisa maafin gue Vee"

...----------------...

To be continued….

1
Anto D Cotto
lanjut, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Victor
Woww! 😍
Ryoma Echizen
Jangan-jangan aku udah terjebak obsession sama tokoh di cerita ini😍
Takahashi HitomiLửa
Saya merasa seperti berada di dalam cerita itu sendiri. 🤯
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!