ini karya kedua ku,mohon dukungan nya ya...
selamat membaca!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FZR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memutuskan kontrak kerja sama
Sejak kejadian di kampus kemarin,Vero dan Varo selalu emosi. Tapi mereka tidak menampakkan nya ke hadapan orang tua nya,tapi siapa sangka bahwa adek dan mommy nya mengetahui perubahan sikap nya.
Gia dan Era hanya bisa menenangkan mereka saja,seperti hari ini Vero dan Varo ketika sedang sarapan lalu mereka mendapatkan sebuah pesan dari asisten mereka bahwa salah satu klien yang bekerja sama dengan mereka telah diam diam mencuri saham milik mereka.
"ck,sialan" umpat kedua nya setelah membaca pesan dari asisten mereka.
"kenapa bang?" tanya Era.
"adek udah selesai sarapan nya?" ucap Vero balik bertanya.
"udah kok,kenapa?"_Era.
"ayo berangkat"_Vero.
"mom dad,kami berangkat dulu ya" pamit Era.
"iya sayang hati hati ya,Vero jangan ngebut bawa mobil nya" ucap Gia.
"hati hati kalian" ucap Andra.
"yes mom dad" jawab ketiga nya.
Mereka pun berangkat menggunakan satu mobil milik Vero.
"bang El gak naik mobil sendiri?" tanya Era yang melihat Varo duduk di samping Vero.
"tidak,ada yang ingin kami bicarakan denganmu" jawab Varo.
"kita tidak menjemput Rena dan Rina?" tanya Era lagi.
"gak,mereka sudah ada pengantar jemput nya,Rena juga sudah mengirim pesan padaku supaya tak perlu lagi mengantar jemput mereka" jelas Vero.
"baiklah kalo begitu. Oh ya,apa yang kalian ingin bicarakan denganku?" tanya Era.
Pertanyaan Era tak di jawab oleh kedua abang nya,mereka merasa sangat emosi mengingat tentang pesan yang di kirimkan asisten mereka. Era yang berada di belakang mereka,melihat perubahan sorot mata kedua abang nya yang menyiratkan amarah yang sangat besar.
Mereka sampai di sebuah danau yang biasa untuk mereka menenangkan diri bersama para sahabat sekaligus sepupu nya. Vero dan Varo turun dari mobil tanpa menghiraukan Era yang masih berada di dalam mobil,tapi kemudian Era juga ikut turun dan mengikuti kedua abang nya.
Era duduk di antara kedua abang nya,ia menunggu kedua abang nya untuk berbicara terlebih dahulu. Sampai akhir nya Vero membuka suara meskipun harus menahan amarah nya.
"dek,kamu masih sayang pada keluarga angkatmu meskipun mereka menyakitimu?" tanya Vero.
"seperti nya percuma kalo adek masih sayang sama mereka,toh mereka juga seperti tidak ikhlas merawat dan menyayangiku" jawab Era tanpa melihat abang nya yang ada di samping kanan nya.
"lalu,apa kamu setuju bila kami membasmi mereka?" tanya Varo.
"maksud bang El,kalian berdua mau membunuh mereka begitu?" ujar Era.
Pertanyaan Era membuat mereka tidak bisa menjawab nya. Jujur saja,saat ini mereka ingin membunuh orang karna amarah mereka yang tak bisa di tahan.
"kalo saran adek,lebih baik kalian memutuskan kerja sama kalian dengan mereka dan menarik kembali saham yang kalian tanamkan pada perusahaan mereka" ujar Era.
"terima kasih atas saran nya dek,kami akan memikirkan nya lagi" putus Varo.
"sama sama. Sekarang anterin adek ke kampus,adek hampir telat nih" ucap Era.
"baiklah,ayo" ajak Vero.
Vero dan Varo pun mengantarkan adek nya ke kampus. Beruntung kampus nya tidak terlalu jauh dari danau tempat mereka tadi.
Setelah Era masuk ke dalam kelas nya,Vero dan Varo langsung menuju ke restoran untuk bertemu dengan klien mereka yang sebelum nya mereka sudah memberitahu pada asisten mereka bahwa mereka ingin bertemu dengan klien mereka di restoran depan kantor mereka.
...****************...
Di restoran,asisten Vero dan Varo memesan ruang vip dan mereka akan menunggu bos mereka di sana.
"seperti nya klien bos kita salah cari lawan" ucap Angga asisten Vero.
"iya,apalagi klien bos kita adalah keluarga angkat adek nya bos kita" ujar Romi.
Tak lama,bos mereka datang dengan wajah nya yang sedang menahan amarah nya.
"apa kalian sudah memberitahu klien kita?" tanya Vero dengan nada dingin nya.
"su..sudah bos" jawab Angga terbata bata.
(gila, si bos lebih dingin dari biasa nya) batin Angga.
Akhir nya orang yang mereka tunggu tunggu datang,dan aneh nya mereka membawa anak gadis mereka. Hal itu membuat Vero dan Varo mengeraskan rahang nya.
"maaf tuan sebelum nya,kenapa anda ingin menemui kami?,bukan nya pertemuan kita kurang satu minggu lagi?" tanya Ardan yang bekerja sama dengan perusahaan Vero.
"saya hanya ingin mempercepat pertemuan kita saja,karna saya akan memutuskan kerja sama ini" tegas Vero.
Ardan yang tak terima karna kerja sama nya di putuskan begitu saja oleh Vero.
"maksud anda apa memutuskan kerja sama kita?!!!!" marah Ardan dengan meninggikan suara nya.
"turunkan nada bicara anda di depan bos saya!!!" marah Angga yang tak terima klien nya meninggikan suara nya apalagi di hadapan bos nya.
"apa anda tidak menyadari kesalahan anda yang telah mencuri saham saya dengan alasan kerja sama kita?" tanya Vero dengan nada dingin nya.
"iya,memang saya mencuri saham anda karna anda hanya memberikan saham sebesar 40% saja!!!" marah Ardan.
"Angga,berikan surat kerja sama nya" pinta Vero.
"ini bos" ucap Angga sambil memberikan surat kerja sama nya.
"hm. Di depan anda sekarang,saya sebagai klien anda memutus kerja sama dengan anda" tegas Vero sambil merobek surat kerja sama nya di hadapan Ardan.
Tidak hanya Vero saja yang melakukan hal itu,tapi Varo juga melakukan hal yang sama dan Ardan serta Deon klien Varo marah akan hal itu.
"lihat saja nanti,kami akan membalas kalian" ucap Deon penuh dengan penekanan kemudian tersenyum smirk.
Kemudian,mereka pun pergi meninggalkan tempat itu dengan kesal dan marah. Dan rencana mereka yang akan mendekatkan putri mereka gagal seketika.
"Ver,gue takut mereka akan membalas melalui adek" ucap Varo.
"semoga saja tidak terjadi apa apa pada adek Var" ujar Vero yang menyembunyikan kekhawatiran nya di depan kembaran nya.
(gue tau lo juga khawatir Ver,tapi kekhawatiran lo,lo tutupin dari gue) batin Varo.
"udah yuk,balik ke kantor" ajak Vero.
"kalian bawa mobil berapa?" tanya Varo.
"kami cuma bawa satu mobil bos" jawab Romi.
"ya udah,kalo gitu lo bareng Romi aja,gue bareng Angga" ujar Vero.
"oke"
Mereka pun kembali ke kantor bersama asisten masing masing. Tanpa mereka sadari bahwa mereka di awasi oleh klien nya yang tak lain adalah Deon dan Ardan.
"lo punya rencana buat balas mereka?" tanya Deon.
"punya,rencana nya gue mau nyulik adek mereka" jelas Ardan.
"ngapain kita nyulik Era?" tanya Deon.
"lo kalo punya otak di pekek dong" kesal Ardan sambil menonyor kepala abang nya.
"kurang ajar lo sama abang sendiri" gerutu Deon.
"sorry,kelepasan gue"
"udah cepet jelasin rencana lo"
"gini,kita culik Era terus kita minta saham nya sebagai tebusan tapi sebelum itu kita nikmati dulu Era nya" jelas Ardan.
"wih bagus juga rencana lo. Kalian berdua setuju gak?" ujar Deon pada putri dan keponakan nya.
"kenapa gak papa sama papi nikmati Era sampai mati aja tapi abang nya harus memberikan saham yang papa dan papi minta itu lebih dulu" saran Clara.
"terus kita pergi dari sana sebelum mereka mengetahui bahwa adek mereka udah mati" sambung Mia.
"bagus juga saran kalian,baiklah kita ikuti saran dari kalian" putus Ardan.
"papi bangga sama kalian berdua" ucap Deon.
"baiklah,sekarang kita pergi ke kampus Era. Nanti kalian bujuk dia ya supaya mau ikut dengan kalian terus kalo sudah masuk ke mobil kalian pukul tengkuk nya biar dia pingsan" ucap Ardan.
"siap pa" jawab Mia dan Clara bersamaan.