NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Hot Daddy

Menikah Dengan Hot Daddy

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Balas Dendam / Ibu Pengganti / Anak Kembar / Cinta Paksa / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:77.5k
Nilai: 5
Nama Author: Kacan

Sheila Cowles, seorang anak yatim piatu, menjalani kehidupan sederhana sebagai cleaning service di sebuah toko mainan anak-anak.

Suatu hari, karena kecerobohannya, seorang wanita hamil besar terpeleset dan Sheila menjadi tersangka dalam kejadian tersebut.

"Kau telah merenggut wanita yang kucintai. Karena itu, duniamu akan kubuat seperti di neraka," kata Leonard dengan penuh amarah.

"Dengan senang hati, aku akan menghadapi segala neraka yang kau ciptakan untukku," jawab Sheila dengan tekad yang bulat.

Bagaimana Sheila menghadapi kehidupan barunya sebagai ibu sambung bagi bayi kembar, ditambah dengan ancaman Leonard yang memendam dendam?


🌹Follow akun NT Othor : Kacan🌹

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kacan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MDHD 32 (Kemarahan Leonard Karena ....)

“Pulang sekarang!” tegas Leonard pada Halley yang menatap istrinya tak berkedip.

Sialan! Kenapa tiba-tiba sahabatnya tertarik dengan wanita seperti Sheila? Wanita miskin yang rendahan.

Leonard sungguh tak mengerti dengan jalan pikiran Halley.

Tanpa mengalihkan pandangannya, Halley menjawab usiran sahabatnya dengan tenang. “Apa kau tidak bisa membantuku untuk dekat dengannya?”

Puncak kepala Leonard mendadak panas, seperti ada asap yang mengepul keluar dari kepalanya.

“Pengasuh, masuk ke kamarmu!” titah Leonard kasar, menyadarkan Sheila yang berdiri menatapnya.

Sheila terperanjat kaget, jantungnya terasa berpacu kencang. Suaminya itu benar-benar gila, entah apa salahnya hingga ia dibentak di depan Halley.

Tanpa menyahut, Sheila langsung melanjutkan langkahnya—menapaki tangga sembari menggerutu dan menyumpahi Leonard.

Di samping itu, Leonard turut meninggalkan Halley. Ia melangkah begitu saja tanpa mau susah payah bersuara lagi.

Halley dibuat tercengang oleh sikap sahabatnya.

“Persetanan, aku akan mencari taunya sendiri!” Kesal Halley, akhirnya ia pun memilih kembali pulang.

Sheila yang sudah berada di dalam kamar dikejutkan dengan bantingan pintu kamar.

“Astaga! Kau rupanya.” Sheila memegangi dadanya yang berdebar-debar akibat suara dentuman pintu yang kini sudah tertutup.

Tampak sosok Leonard berjalan dengan sorot mata tak lepas dari Sheila yang tengah duduk santai di tepi ranjang.

Pria itu berjalan seraya melepas kaus yang dikenakannya, lalu melemparnya dengan asal.

“A-apa yang kau lakukan?” Sheila beringsut mundur. Leonard terlihat seperti orang yang sedang dirasuki iblis.

“Kau bertanya gaya apa malam ini, ‘kan?” Leonard menyeringai

Suara pria itu pelan namun terdengar mengerikan di telinga Sheila.

Sheila menggeleng, ia hanya sok berani tadi siang, dirinya tidak benar-benar mau mencoba gaya baru dalam bercinta.

“Malam ini aku akan menunggangimu bagai kuda,” ucap Leonard sambil merangkak mendekati Sheila.

Deg!

Jantung Sheila bertalu-talu, keringat dingin mulai membasahi telapak tangannya yang meremat seprai.

“A-aku tidak mau kuda-kudaan denganmu!” tolak Sheila mentah-mentah, suaranya terdengar lantang namun bergetar.

Leonard menggeram marah. Ia tidak terima penolakan, hingga tiba-tiba sebuah pemikiran negatif tercetus di benaknya.

“Jadi kau ingin sahabatku yang menjamah tubuhmu, iya?!” bentak Leonard dengan suara lantang.

Sheila sampai memejamkan mata sangking kerasnya suara pria yang merangkak di atas tubuhnya.

Sungguh, Leonard terlihat seperti orang kerasukan. Sheila membuka matanya secara perlahan, entah kenapa saat ini ia gemetaran menghadapi sang suami.

Tubuh Sheila terperangkap dalam kungkungan Leonard. Pria itu tak menghiraukan penolakan hingga perlawanan istrinya.

Malam itu pun diisi dengan teriakan yang tak berlangsung lama karena selanjutnya suara lain memenuhi kamar mereka.

Suara yang menunjukkan bukti keganasan seorang Leonard Smith.

*

*

*

Cahaya mentari menyilaukan, menyorot masuk lewat celah gorden balkon yang sedikit terbuka.

Kelopak mata Sheila bergerak pelan, dan lama kelamaan terbuka sempurna.

“Eungh!” Wanita itu merenggangkan tubuhnya yang terasa remuk.

Tangannya yang membentang lebar perlahan bergerak meraba sisi ranjang yang terasa kosong, lantas ia memiringkan tubuhnya ke samping.

Kosong! Tidak ada siapa pun selain dirinya di atas ranjang.

Mengingat kejadian tadi malam sontak membuat Sheila merutuki Leonard. Pria kurang ajar itu benar-benar merealisasikan apa yang pria itu inginkan.

“Leonard,” geramnya.

Sheila meremas kuat selimut yang menutupi badannya. Kilasan tadi malam membuat tubuhnya meremang sekaligus jijik.

“Dia benar-benar membuatku seperti kuda!” Sheila menarik selimutnya, lalu menggigitnya dengan perasaan kesal setengah mati.

Tak ingin terus bergumul di bawah selimut, Sheila memutuskan untuk membersihkan diri. Sebab, ia tak sabar melihat dua putri sambungnya karena hanya dengan begitu perasaan kesalnya bisa membaik.

Baru saja mendudukkan diri, sebuah ringisan menjadi pembuka niat baiknya.

“His! Pria gila itu benar-benar … milikku sampai terasa perih.”

Dengan menekan rasa sakit di pusat tubuhnya, Sheila memaksakan kakinya yang lemas untuk berdiri di atas lantai dingin.

“Oke tenang Sheila, tenang. Tahan sakitnya,” gumam Sheila pelan seperti tengah merapalkan sebuah mantra.

Dirasa sudah memiliki cukup tenang, Sheila pun langsung melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

*

*

*

Sheila berada di taman belakang rumah seorang diri setelah melihat keadaan Viona dan Viola sudah lebih baik, bahkan dua bayi gembul itu tak lagi demam.

Pagi ini suasana rumah terasa begitu damai, ibu mertuanya yang suka mencari masalah pergi entah ke mana, sementara Leonard sudah tak terlihat batang hidungnya sejak ia bangun.

Kata Rose, Leonard sudah berangkat pagi-pagi sekali dengan setelan pakaian formal.

“Huh, damainya dunia ini.” Sheila menyenderkan punggungnya di bangku besi yang ada di taman.

Kepala Sheila menengadah ke atas langit, matanya menatap langit pagi yang tampak cerah hingga matanya menyipit saat tidak bisa mengimbangi cahaya yang masuk.

“Andai kalian masih hidup, pasti hidupku tidak akan serumit ini,” ucap Sheila lirih.

Ia begitu merindukan kedua orang tuanya, menjalani hidup penuh rintangan tanpa adanya tempat pulang terasa begitu berat.

“Rasanya aku ingin cepat mati saja.” Sheila memejamkan matanya, tiba-tiba bayang-bayang wajah baby twins terlintas.

Sontak matanya langsung terbuka. “Astaga! Apa yang sedang aku pikirkan?” gerutu Sheila sembari menggeleng-gelengkan kepala.

Sheila menegakkan punggungnya, ia tak lagi menengadah ke atas.

“Baiklah sekarang aku mengerti. Tuhan sedang mengujiku, lalu hadiahnya adalah dua malaikat kecil yang tak lain adalah kedua putri sambungku.” Entah pemikiran dari mana itu. Tapi, berhasil membuat perasaanya jauh lebih baik.

Ajaib bukan?

Ya, sebab Sheila benar-benar menyayangi baby twins dengan tulus. Daddy dari bayi kembar itu saja yang selalu menilainya jahat.

“Duh, pengen ketemuan lagi sama Bram, lihat tingkah konyolnya udah seperti hiburan. Tapi … tidak mungkin aku meninggalkan baby twins.” Sheila tampak bimbang.

Alhasil, Sheila beranjak pergi ke kamarnya, berniat mengirimkan pesan ke pada sahabatnya yang satu itu. Walau pun, ia tau Bram akan membalasnya setelah jam makan siang tiba.

Sheila mengetikkan sebuah pesan yang diselipi dengan ejekan untuk Bram.

Me : “Bram, aku mimpi dirimu nikah sama nenek rambut blonde. Terasa nyata, sepertinya itu pertanda. Aku bersyukur jika ada wanita yang mau menikah denganmu.”

Klik!

Senyum Sheila mengembang sempurna begitu pesannya berhasil ia kirim. Dirinya sungguh tidak sabar menunggu siang tiba, ia yakin Bram akan langsung mengatai-ngatainya begitu pesan yang ia kirim dibaca oleh pria itu.

Dan benar saja, saat jam makan siang tiba, notifikasi pesan merundung ponsel Sheila.

Bram : “Sialan kau, Sheila!”

Bram :“Seleraku wanita muda! Bisa-bisanya kau memimpikan aku menikah dengan nenek-nenek. Pasti kau lebih dulu membayangkannya, ‘kan?!”

Sheila terkikik geli saat membaca balasan dari sahabatnya. Tiba-tiba sebuah ide jail terbesit di otaknya.

“Aku punya kenalan seorang nenek yang masih terlihat cantik, boleh aku memberi nomor ponselmu ke dirinya, Bram?”

Betapa senangnya hati Sheila saat menganggu sahabatnya. Sheila menatap layar ponselnya, menunggu balasan dari Bram. Akan tetapi, tak ada lagi balasan dari pria itu, yang dapat dipastikan Bram dalam mode merajuk.

“Ck, sudah tua pun suka merajuk.” Sheila berdecak. Ia melempar ponselnya ke atas ranjang.

Sekarang ia bingung harus melakukan apa, sebab baby twins sedang tidur siang.

Sheila berdiri, kakinya melangkah ringan masuk ke dalam walk in closed. Ia mencari kesibukan dengan menyusun baju sesuai dengan warnanya.

Begitu lemari baju ia buka, dirinya langsung menyusun lembaran-lembaran kain tersebut dari warna yang paling gelap hingga ke warna yang paling terang.

Tanpa sengaja, mata Sheila melihat sebuah kotak bewarna merah yang berada di deretan lemari teratas.

Rasa penasarannya mencuat keluar, dengan susah payah Sheila berusaha meraih kotak itu dengan berjinjit.

Ujung jarinya berhasil menyentuh kotak tersebut, namun saat sedikit lagi kotak itu dapat ia raih. Suara bentakan Leonard menguar ke seisi ruangan.

“APA YANG KAU LAKUKAN?!”

Sheila terjengkit, spontan ia menggerakkan tangannya dengan sembarang, membuat kotak tersebut jatuh dan menumpahkan seluruh isinya.

Brak!

Pyar!

Mata Sheila membelalak lebar, menatap pecahan kaca dari bingkai foto yang ada di dalam kotak merah itu.

“KAU!” Suara Leonard menggelegar bagai petir. Pria itu berjalan cepat mendekati Sheila.

Sementara Sheila menunduk menatap foto Zora bersama Leonard saat masih … kuliah?

“Berani-beraninya kau!” Dengan kasar Leonard mencengkram kedua pundak Sheila, membuat wanita itu meringis menahan perih.

“Aku tidak sengaja, sungguh,” ucap Sheila dengan suara bergetar.

Wajah Leonard tampak begitu mengerikan, dan Sheila semakin ketakutan saat kepal tangan Leonard mengguncang tubuhnya.

“Aku—”

“DIAM!” Leonard mendorong tubuh Sheila dengan kekuatan penuh, membuat tubuh yang tak siap itu terhuyung menghantam sudut lemari.

Bruk!

“Ahsss.” Sheila merasakan pening di kepalanya, dengan lemah ia meraba keningnya yang terasa basah.

Darah? Mendadak dunia Sheila terasa berputar, sekitarnya tampak samar. Namun, di sisa-sisa kesadarannya, Sheila dapat melihat Leonard yang menghampiri tumpukan foto yang pecah.

Pria itu tampak sedang memunguti foto berisi kenangannya bersama Zora.

Bibir Sheila melengkung kecil, membentuk sebuah senyuman miris yang tak dapat dilihat Leonard.

Kelopak mata Sheila mulai terasa berat, ia tak tahan lagi menahan pusing yang mendera kepalanya, hingga tiba-tiba semua berubah menjadi gelap.

Bersambung ....

Ckckck, Leonard minta disunat seribu kali ya?🙄 Istri terluka malah mentingi foto kenangan sama Zora🤕

1
dyah EkaPratiwi
jahat banget leonard
Dewi Anggya
lagi....lagiiii dn lagiiiii kamu menantang Sheila pake segala dipameeeer ydh diserang lagi sm Leo...siap² Tek dung dehhh
Faulinsa
Dah Sheila hamidun pun tak apa, Leon Leon kecil-kecil nagihkan. Beneran ni kak sampai part 40 an end? happy ending ya kak, bikin Leo Leo bucin akut dulu ya. Bikin emak mertua juga shyoook dikit, menantu yang dibencinya hamidun. Ariana sepandai-pandai nya menyimpan bangkai pasti bakal tercium juga..
Yunita aristya
kapan terbongkar nya ,aku kok curiga sama sahabat istri nya Leo di balik meninggal nya
Kacan: nantikan di bab selanjutnya ya zeyengku 😍😘😘😘😘
total 1 replies
Suryani
lnjt thor☺️
Kacan: siap zeyengku 😍😍😍😍😘😘😘😘
total 1 replies
Suryani
selalu ska cerita mu thor,,, lanjtkn trus
Kacan: terima kasih zeyengku 😍😍😍😍😍😍
total 1 replies
Suryani Yani
ahhhhh bilang ajh klo emang sma² pengen aahhhaaaa gengsi bgt b.2 /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Kacan: Malu-malu kucing tuh pasangan😌🏃🏃🏃🏃
total 1 replies
Boma
santap habiiiiis
Kacan: Pingsan atuh😂😂🤣
total 1 replies
indah vanhouten
Update terus kak,
Kacan: siap zeyengku 🥰😍😍😍😘😘😘😘
total 1 replies
Dewi Anggya
Sheila jg hobbi mancing.. akhirnya kena jg atw emg sebenarnya sm²rindu Krn libur 5 bulaaaan 🤣🤣🤣
Kacan: mancing singa tidur ini mah🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
merry jen
kykyy sheila gk jdi kburr nie ,,mancing mancing singa stress trss bukn mkrinn caraa gmn ungkapin kbnrnn ktmuan zoraa Dann gmnn cara yy kburr tnp bw twiss atau bw ajj twiss ,,klo mau bls dendm y jgn bw twis toh mrkk GK bklnn knlinn kmu sbgaii mmyy Krn drmhh itu atau dhpp singa gk ad ft kmuu yg ad ft zoraa donkkk 🤣🤣🤣gk sabarr nungguin sheila pergi dr hdp singa sm ankyy ,,biar mulutt singa krjjaann 😭😭😭ajjj knn selama inn mulut berkoar koar pedass ajjj
Kacan: sabar zeyengku 🤭🤭🤭🤭 mari kita nantikan apa yang akan Sheila lakukan selanjutnya 😘😘😘😘
total 1 replies
indah vanhouten
lanjut
Kacan: siap zeyengku 😘😘😘😘😘❤️
total 1 replies
Dewi Anggya
jangan bilaaaang bahwa kau rada² insyaf Leo...truuus knp dgn jantungmuuu soaaak Tah butuh direparasi dibengkeeeel yaaaa🤣🤣🤣🤣🤣🤪🤭
dyah EkaPratiwi
ditunggu Leonard bucin
Kacan: semoga Leonard bisa bucin ya zeyeng,🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
mom'$ nji
nah kan dag dagan hate nya
Kacan: pertanda serangan jantung itu😂😂😂😂🙈
total 1 replies
Boma
rasa bucin segera merayap😄😄
Kacan: hap, lalu ditangkap🙈🙈🙈🙈
total 1 replies
Faulinsa
lanjut kak
Kacan: siap zeyengku 😘😘😘😘😘
total 1 replies
Siti Amanah
hah tuhkan UD mulai bucin siap siap aj di bikin bunting h...ha...
Kacan: bersiaplah Sheila🤭🏃🏃🏃
total 1 replies
Faulinsa
Benih-Benih kerinduan binti kecanggungan menuju benih kebucinan, ditunggu kebenaran akan muncul nya penyebab meninggal nya Zora. Bang Halley Jangan-jangan kakak kandung Sheila ni??
Kacan: Wah suka Othor yang begini ni🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Pradyta
Wah wah si Leon udah KDRT kalau begini udah tdk termaafkan...lebih baik Sheila pergi jauh dari hidup Leon atau gugat cerai, biarkan aja si Leon kesepian dg segala penyesalannya ditambah lagi dg kebenaran siapa sesungguhnya pembunuh Zora
Kacan: Anti main tangan club, ya kan zeyeng😎😎😎🦾 hempaskan Leonard
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!