Jiang Xia Yan merupakan putri bungsu dari seorang jenderal perang pada masa kekaisaran Ming Qi adalah wanita bodoh yang jatuh cinta dengan pangeran kedua Ming Shin yang pada akhirnya mati mengenaskan atas nama cinta.
Bukan hanya mati ditangan suaminya sendiri, Jiang Xia Yan juga menyebabkan Klan Jiang musnah ditangan Ming Shin.
Padahal Jiang Xia Yan sudah berkorban banyak untuk Ming Shin hingga bisa membuat lelaki yang sangat dicintainya itu bisa menjadi kaisar Ming setelah berhasil menggulingkam kekauasaan sang ayah.
Jiang Xia Yan mati dengan dendam yang mendalam....
Pada saat yang sama, ada seorang CEO wanita yang berhati dingin dan kejam bernama Agatha Wein yang juga mati mengenaskan ditangan sekelompok lelaki yang cintanya ditolak dengan kasar olehnya.
Agatha diberi kesempatan hidup didalam raga Jiang Xia Yan....
Mampukah Agatha bertahan hidup & membalaskan dendam Jiang Xia Yan?
Bisakah Agatha menemukan cinta dijaman kuno ini dan membuat hatinya yang dingin menjadi hangat ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
UNJUK BAKAT
Begitu permaisuri Yihua memasuki paviliun bunga bersama ketiga selirnya semua gadis yang datang langsung mengalihkan atensi mereka.
Setelah memberi salam, para gadis tersebut segera duduk ditempatnya masing – masing sesuai dengan nama keluarga dan jabatan yang keluarga mereka pegang.
Karena keluarga Jiang merupakan salah satu bangsawan ternama, mereka mendapatkan posisi tempat duduk lebih dekat dengan tempat dimana permaisuri dan para selirnya berada.
Sebagai nona muda tertua tentunya Jiang Xiuying mendapatkan posisi yang paling strategis disusul oleh Jiang Xialun dan Jiang Xia Yan.
Namun pandangan semua orang bukan tertuju kepada nona muda pertama atau nona muda kedua Jiang, melainkan kepada nona muda ketiga Jiang yang kali ini tampil memukau meski hanya dengan menggunakan gaun dan hiasan kepala sederhana.
Permaisuri Yihua merasa tertarik dengan nona muda keluarga Jiang yang selama ini dirumorkan sebagai sampah dan selalu bertindak konyol.
“ Kurasa, rumor yang berhembus selama ini terlalu dilebih – lebihkan….”, ucap permaisuri Yihua kagum.
“ Kakak belum tahu saja bagaimana sifat asli gadis itu….mungkin selir pertama Nuwa bisa menceritakan….”, ucap selir agung Hien tersenyum licik.
Selir pertama Nuwa yang merasa dirinya dilibatkan oleh selir agung Hien hanya bisa tersenyum tipis tanpa berusaha untuk menanggapi.
Awalnya dia sama dengan semua orang termakan rumor yang beredar di ibukota. Tapi, begitu melihat langsung Jiang Xia Yan hari ini, hatinya mulai sedikit ragu mengenai kebenaran rumor tersebut.
Melihat permaisuri Yihua dan para selir menaruh atensi kepada adik ketiganya, diam – diam Jiang Xiuying mengepalkan kedua tangannya geram.
“ Awas saja kamu Jiang Xia Yan !!!...aku akan membuatmu malu hari ini hingga kamu tak akan lagi bisa menampilkan wajahmu di luar !!!....”, batin Jiang Xiuying penuh amarah.
Jika Jiang Xiuying begitu kentara memperlihatkan kemarahannya, lain halnya dengan Jiang Xialun yang masih terlihat sangat tenang meski hatinya suidah hampir meledak melihat betapa sempurnanya penampilan sang adik siang ini.
Sementara seseorang yang telah mengambil atensi semua orang terlihat santai menikmati kudapan yang tersaji diatas meja sambil menikmati daun – daun yang berguguran diluar paviliun bunga.
“ Ternyata musim gugur di zaman kuno ini sangat indah. Apa ini karena banyak pohon yang tumbuh disini dan suasananya masih alami….”, Jiang Xia Yan larut dalam pesona keindahan alam tanpa menyadari banyak pasang mata menatapnya dengan rasa iri hati.
Akhirnya acara utama yang ditunggu – tunggu datang juga. Semua gadis terlihat berlomba – lomba untuk menampilkan bakat yang mereka miliki dihadapan permaisuri.
Seperti biasa, penampilan Jiang Xialun menjadi yang terunggul. Suara merdu dan gerakan luwes tariannya mampu menghipnotis semua orang.
Bahkan para pangeran yang turut menyaksikkan pertunjukan bakat tersebut dari kejauhan juga merasa jika nona muda Jiang Xialun merupakan salah satu wanita yang layak menjadi istri mereka.
Jika semua pangeran terpesona dengan Jiang Xialun, lain halnya dengan pangeran kedua Ming Shin yang sejak tadi malah sibuk memperhatikan Jiang Xia Yan.
“ Ternyata rumor tersebut benar adanya, dia benar – benar sudah berubah sekarang….”, batin pangeran kedua Ming Shin tak senang.
Bukankah seharusnya dia lega karena sekarang Jiang Xia Yan tak lagi menempelinya jika bertemu, tapi entah kenapa hatinya merasa kecewa waktu gadis itu sama sekali tak menghiraukan keberadaannya seperti sekarang.
Jiang Xialun yang sedang menunjukkan bakatnya didepan terlihat menahan geram dalam hatinya waktu beberapa kali dia melirik pangeran kedua Ming Shin yang sama sekali tak menghiraukan penampilannya.
Justru lelaki tersebut tampak serius menatap adik ketiganya sejak tadi, membuat amarah dalam hatinya semakin berkobar.
Begitu pertunjukkannya selesai, dengan senyum manis dan tutur kata lembut Jiang Xialun pun mulai berkata
“ Salam hormat yang mulia, bukan maksud hamba lancang. Tapi alangkah baiknya jika adik ketiga hamba juga diberikan kesempatan yang sama untuk menunjukkan bakatnya disini sehingga semua gadis mendapatkan kesempatan yang sama untuk memperoleh hadiah dari permaisuri….”, ucap Jiang Xialun dengan suara lembut dan sikap rendah hati.
Permaisuri Yihua membenarkan ucapan Jiang Xialun. Diantara semua gadis yang datang hanya ada tiga orang yang belum menunjukkan bakat mereka yaitu Jiang Xia Yan, Gyo Lien dan Tao Mei.
Jika Gyo Lien yang memiliki bakat menari kali ini tak bisa tampil setelah kakinya cidera setelah jatuh dari kuda, Tao Mei juga dalam kondisi yang sama.
Gadis yang pandai melukis tersebut terpaksa tak bisa tampil setelah telapak tangan kanannya mengalami cidera waktu dia terjatuh beberapa waktu yang lalu.
Sedangkan Jiang Xia Yan, dia tak mengalami hal seperti kedua gadis tersebut dan sekarang dalam keadaan sehat.
Tentunya akan sangat picik bagi permaisuri Yihua jika tak membiarkannya menunjukkan bakat yang dimilikinya, meski rumor yang beredar menyebutkan jika gadis itu sama sekali tak memiliki bakat namun dirinya tak percaya begitu saja sebelum membuktikannya sendiri.
“ Jiang Xia Yan…aku harap siang ini kamu bisa menunjukkan bakatmu disini terlepas dari rumor yang berhembus diluar….”, ucap permaisuri Yihua lantang.
Jiang Xialun tersenyum penuh kemenangan dalam hati karena siasatnya untuk mempermalukan adik ketiganya berjalan mulus tanpa dia duga.
Namun, setelah melirik jika adik ketiganya tersebut tetap santai membuat hatinya mulai gelisah dan tidak tenang mengingat jika banyak hal yang berubah dari gadis itu beberapa hari terakhir ini.
“ Tidak mungkin dia akan terus tenang seperti itu ….”, batin Jiang Xialun cemas.
Mendengar perintah permaisuri Yihua yang menginginkan agar Jiang Xia Yan menampilkan bakatnya, bisik – bisik pun mulai terdengar riuh disana.
Ada beberapa orang yang menatap Jiang Xia Yan kasihan karena dia akan dipermalukan lagi didepan umum seperti biasanya.
Namun banyak juga yang merasa senang akan kemalangan yang menimpah gadis tersebut setelah diawal dia sempat menarik perhatian semua orang dengan penampilannya yang anggun dan memukau.
“ Bagaimana menurutmu…apa kira – kira yang akan ditunjukkan oleh gadis sampah itu ?...”, ucap pangeran keempat Ming Jun mencemooh.
“ Kurasa kali ini dia benar – benar akan mempermalukan keluarga Jiang jika nekat untuk tampil….”, ucap pengeran ketiga Ming Xue dengan nada sinis.
“ Dia telah berubah banyak, kurasa dia bisa menjawab tantangan yang diberikan oleh ibu permaisuri hari ini….”, ucap pangeran pertama Ming Zhiting penuh keyakinan.
Jika ketiga pangeran terlihat mengemukakan sudut pandang mereka masing – masing, lain halnya dengan pangeran kedua Ming Shin.
Dia tetap diam sambil mengamati semua gerak – gerik Jiang Xia Yan, berusaha untuk mencari apa yang membuat gadis itu menjadi pribadi yang berbeda sekarang.
Mata semua orang langsung terbelalak begitu Jiang Xia Yan maju kedepan dengan penuh percaya diri. Setelah memberi salam, diapun segera mengeluarkan sebuah seruling berwarna keemasan dari balik lengan bajunya.
“ Apa yang dia lakukan ?....”
“ Apa dia bisa memainkan seruling itu ?...”
“ Kurasa kali ini dia akan mempermalukan dirinya lagi…”
Itulah beberapa bisikan yang terdengar dari semua orang yang menyaksikkan Jiang Xia Yan nekat untuk maju kedepan.
Namun, mulut semua orang langsung terbungkam sempurna waktu Jiang Xia Yan mulai memainkan sebuah lagu dengan serulingnya.
Lagu yang dimainkan begitu ceria dan energik hingga banyak burung yang datang mengelilingi tubuhnya. Burung – burung kecil dan aneka kupu – kupu aneka warna yang mengelilingi tubuh Jiang Xia Yan seakan membuat lagu tersebut semakin hidup.
Permaisuri Yihuan dan para selir tampak menikmati lagu yang dimainkan oleh Jiang Xia Yan. Begitu juga dengan semua orang yang tanpa sadar ikut mengoyangkan badan seiring irama lagu.
Melihat usahanya untuk mempermalukan adik ketiganya gagal total, Jiang Xialun dan Jiang Xiuying tak bisa untuk tak marah.
Tapi semua itu hanya bisa mereka tahan dalam hati karena jika mereka lepas kendali yang akan rugi adalah mereka sendiri.