NovelToon NovelToon
Jeratan Obsesi Tuan Mafia

Jeratan Obsesi Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Mengubah Takdir
Popularitas:21.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lestari

Selena Almaheera, mahasiswi lulusan kedokteran dengan prestasinya yang luar biasa. tak sedikit orang memujanya karena kemampuan yang hebat saat beraksi diruang operasi. namun, pada suatu hari takdir buruk menyeret dirinya ke dalam lubang malapetaka.
Diego Ethan Federico, bajingan kelas kakap yang tampan rupawan dan kaya raya. ia meneruskan dunia hitam sang papa juga pewaris utama dari pasangan Matteo Denaro Federico dan Natalia Avila Beltran.
Pertemuan pertama saat dalam keadaan sekarat menjadikan bos mafia itu terobsesi pada dokter cantik yang menanganinya kala itu, hingga satu tahun sudah berlalu keduanya dipertemukan kembali saat dokter cantik itu menangani Sania Ainsley Beltran, yang tak lain adalah adik kandungnya.
Diego sadar obsesinya pada Selena itu bahaya dan ingin menguasai seluruh hidupnya. akan tetapi, ada sang kakak yang justru ikut terlibat dalam perasaan cinta itu.
Lantas siapa diantara dua mafia kakak beradik itu yang berhasil mendapatkan dan meluluhkan hati Selena?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 32

"Apalagi yang kamu pikirkan? ini keputusan yang tepat untukmu, Selena"

"Biarkan masa kelammu tinggal bersama Ethan, untuk apa memikirkan pria yang sama sekali tidak menginginkanmu?"

"Okelah, dia ingin kamu, tapi apa dia menginginkan anak yang sedang kamu kandung?"

"Aku paham sekali jalan pikiran adikku, apa yang sudah terucap takkan bisa berubah. Ethan dengan segala kekuasaannya"

"Tidakkah kamu ingin merubah nasib? ada banyak jalan yang bisa kamu ambil untuk memulai kehidupan baru, orang-orang baru, dan kupastikan kebahagiaanmu tidak akan mudah disentuh oleh luka"

Selena memejamkan mata, mencerna ucapan demi ucapan Darren. tidak seorang pun mengerti bagaimana perasaannya, hanya dia sendiri yang tahu. meskipun terasa begitu sakit, tapi ia harus berani mengambil resiko. semua demi dirinya dan juga janin yang kini sedang ia kandung.

Meninggalkan Berlin adalah suatu keputusan besar yang melibatkan emosional. dihadapkan dengan pilihan sulit tentu saja tidak mudah mengambil keputusan untuk melangkah, ia yakin kalau pun nantinya bisa meraih kebahagiaan, luka-luka di tubuhnya tidak akan pernah lupa pada siapa orang sang pencipta trauma. bayang-bayang menyakitkan itu akan terus tersimpan di dalam hati kecilnya.

"Apa disana aku akan aman?" tanya Selena, jemarinya menari-nari diatas perut dengan sesekali tersenyum tipis.

"Tentu saja, bukan hanya keamanan yang kamu dapatkan, tapi juga kebahagiaan" jawab Darren.

"Apa aku akan baik-baik saja? aku, anakku?"

"Kupastikan semuanya akan baik-baik saja sampai hari lahiranmu tiba, Selena"

Selena menengadah, gemuruh dalam dada membuat nafasnya sesak. "Lalu, apa dia akan aman disini dan baik-baik saja?"

"Mafia yang mudah marah seperti dia, menghukum seseorang dan bahkan tak segan membunuh musuhnya. apa dia akan baik-baik saja setelah tahu aku bersama dengan kakaknya dan berniat membawaku pergi ke negara lain?"

"Bukan aku ataupun janin ini yang harus kamu lindungi, tapi dirimu sendiri. tinggal selama satu bulan dengannya, aku bisa mengerti kalau tuan Ethan adalah psikopat keji"

"Tenang saja, adikku tidak akan membunuh kakaknya sendiri" balas Darren mengusap kepala Selena.

Wanita itu menghindar dari sentuhan Darren, dan berkata. "Kenapa begitu yakin?"

"Kami bersaudara, sejak kecil bersama dan mengerti bagaimana kepribadian masing-masing. Ethan kecil selalu diam saja dan tidak suka mencampuri urusan orang lain, begitupun dengan Ethan sekarang"

"Tapi, kamu membawaku pergi darinya. dia tidak akan tinggal diam atau bahkan sudah merencanakan berbagai cara untuk menyeretmu masuk ke dalam penjaranya" selanya di landa hati yang tidak tenang, gelisah dan carut marut.

Darren terkekeh kecil, raut panik dari wajah Selena membuatnya merasa di khawatirkan. dia mengikis jarak, menyelipkan anak rambut Selena ke belakang telinga. ia memaklumi tindakan wanita itu yang terus menghindar dari sentuhannya. akan tetapi, menyerah terlalu dini untuk di ucapkan.

"Jam penerbangan sebentar lagi, lebih baik tenangkan dirimu dan jangan memikirkan apapun yang membebani pikiranmu. i can handle everything, don't worry about anything" pria itu meyakinkan dengan ucapan tulus tanpa di buat-buat.

Jiwa dan raganya akan selalu di pertaruhkan jika menyangkut tentang Selena. Darren merasa sedikit tertampar saat mengatai Ethan terobsesi secara gila, ternyata dirinya pun sama. tapi, obsesi yang ia miliki sedikit berbeda, tidak kasar ataupun buruk dalam memperlakukan Selena. Darren memberikan kebebasan tanpa memaksakan kehendak wanita itu yang ingin berbuat apa saja.

"Pakai ini, kita harus menyamar agar bisa terbang ke los angeles" ucapnya menyerahkan kacamata hitam, syal dan juga rambut palsu.

Menerima dengan setengah hati, Selena tak tahu kalau Darren sudah merencanakan semuanya dengan sangat matang. "Kenapa harus menyamar seperti ini?"

"Bandara dikepung anak buah adikku, nama kita masuk ke dalam daftar hitam. tapi tenang saja, karena asistenku sudah membuatkan identitas baru untuk kita berdua" paspor dan dokumen dengan nama samaran dia letakkan di atas paha Selena.

Selena diam tak bisa berkata-kata, niat baik Darren seolah buruk di matanya. "Kamu mempersiapkan semuanya seakan-akan aku menyetujui ucapanmu, tuan Darren" desisnya terkekeh kecil.

"Aku tahu kamu akan setuju, karena tidak mungkin orang sepertimu rela terluka hanya demi bisa tinggal bersama Ethan" Darren berucap tenang dengan tatapan lurus ke depan dan satu tangan memakaikan kacamata.

"Kalau menurutmu seperti itu, kenapa tidak?" menerima semuanya, Selena mengangkat barang pemberian Darren ke udara, seolah setuju untuk meninggalkan Berlin dan terbang ka los angeles bersama pria itu.

"Baiklah, jalankan mobilnya" perintah pria itu.

Anak buah Darren mengangguk patuh, mobil melesat meninggalkan kawasan mansion. mendapat kabar tentang pengepungan di bandara dan penutupan seluruh jalur keluar dari Berlin, pria itu tak segan-segan mengerahkan semua orang-orang handal untuk bisa menyamai kedudukan sang adik.

Bukan hanya Ethan yang bisa menuntaskan masalah menggunakan kekuasaan, Darren pun bisa melakukannya, bahkan tanpa sepengetahuan siapapun, sang ayah angkat ikut membantunya. awalnya Darren ragu saat Matteo mendukung perbuatannya, dia takut bilamana ada jebakan mengingat dirinya hanya anak angkat sedangkan Ethan anak kandung. jelas dari segi manapun, ayah akan membela darah dagingnya sendiri. namun, itu tidak berlaku bagi Matteo.

"Tuan, anak buah tuan Ethan sudah sampai di mansion rahasia. mereka mengacau menghancurkan seisi rumah, pelayan mengatakan kalau patung air mancur kesayangan anda hancur berkeping-keping" ujar Paul, kaki tangan Darren.

Sang bos tersenyum miring. "Bagus, rencanaku berjalan mulus. adikku percaya kalau aku membawa Selena ke mansion rahasia"

Paul mendengar suara seseorang dari earphone, memberi tahu bahwa telah terjadi perang besar. "Ada perang disana, orang-orang kita banyak yang tumbang akibat berondongan peluru yang di lucutkan oleh anak buah adik anda"

"Setelah aku berhasil terbang ke los angeles, beritahu adikku kalau Selena tidak ada di Berlin. dengan begitu, dia akan berhenti mengacau"

"Kemungkinan besar, salah satu orang kita membocorkan rencana anda. dia tertangkap, tuan" sela Paul mendadak panik.

Darren menegakkan badan, seharusnya tidak ada yang membocorkan kepada siapapun karena penerbangan dirinya ke los angeles tidak ada yang tahu kecuali anak buahnya yang berada di mansion rahasia.

"Apa sebaiknya aku tidak pergi? tuan Ethan tidak akan berhenti disana saja, bisa-bisa dalam semalam Berlin akan rata dengan tanah" potong Selena.

Darren tergelak. "Adikku bukan Iron man, Selena"

"Aku serius, tidak bercanda" ketusnya.

"Ya, aku juga serius. Ethan akan berhenti sendiri kalau ia sadar tentang arti kehilangan"

"Sampai kapan?"

"Sampai dia sadar bahwa anak dalam kandunganmu adalah darah dagingnya sendiri yang tak pantas di gugurkan"

Hatinya terasa sakit oleh cinta, kejam dan kasarnya perlakukan Ethan. Selena duduk memejamkan mata, mengingat cumbuan dan gairah yang membara. hasil dari hubungan badan tiga kali bersama pria itu membuahkan janin dalam rahimnya.

Ia meremas dress yang digunakannya, harus bisa melupakan sejenak tentang Ethan, cumbuan, dan juga kerinduan. entah di mulai sejak kapan, tapi ia jatuh cinta pada pria yang sudah memberinya banyak luka.

Mencoba tenang, menenangkan dan meyakinkan diri, bahwa apa yang ia lakukan demi kebaikan bersama, Selena tahu Ethan butuh waktu dan begitupun dengan dirinya sendiri. seiring waktu berjalan, ia berharap pria itu dapat berubah menjadi lebih baik.

Tapi, apakah mungkin?

"Kau coba hubungi paman Jackson, siapa tahu dia bisa menangani masalah di mansion rahasia"

"Aku harus segera terbang karena pergerakan adikku tidak bisa di remehkan" tukas Darren melepas jas, pakaiannya sederhana menggunakan pakaian polos serta celana panjang kain.

Selena tertegun melihat lengan berotot dan juga dada bidang yang begitu sexy. namun, ia segera sadar dan kembali ke kewarasannya.

"Kamu bisa lihat, orang-orang yang berseragam serba hitam adalah anak buah adikku. sedangkan yang memakai pakaian biru tua adalah anak buahku" tunjuk Darren memberitahu dari balik kaca mobil. kini mereka sudah sampai di bandara melalui jalan rahasia.

"Kenapa mirip dengan petugas bandara?"

"Karena itu tujuanku agar Ethan tidak bisa mengenali anak buahku"

"Kalau kita keluar, sudah pasti anak buah pria itu mudah menangkapku meksipun aku menyamar sebagai orang lain"

Darren menoleh, menatap Selena yang sudah memakai kacamata, syal dan juga rambut palsu. tidak berbeda jauh dengan bentuk asli wanita itu, anak buah Ethan tentu akan mengenali bentuk tubuhnya.

"Pakai topi ini untuk menutupi bentuk wajahmu"

"Kita akan masuk lewat pintu rahasia, yang harus kamu lakukan sekarang adalah keluar dengan tenang, mainkan ekspresi wajahmu, dan biarkan semua orang mengira kalau kamu bukanlah Selena Almaheera, paham?"

Selena mengangguk. "Aku paham, sekarang kita bisa keluar"

"Paul, kau atur semuanya. aku sudah menyiapkan tiket pesawat untukmu, dan setelah semuanya selesai cepat terbang ke los angeles lalu kita bertemu disana"

"Siap, tuan" jawab Paul lalu keluar dan membuka bagasi mobil, menurunkan dua koper besar milik Selena. sang bos tak perlu membawa apapun kecuali senjata yang menyelip di balik jaketnya.

Cukup keluar dan buktikan bahwa ia bukanlah Selena Almaheera, kata-kata itu terus teringat di kepalanya. ia menerima uluran tangan Darren dan turun dari mobil. belum ada yang menyadari kedatangan mereka kecuali mobil hitam yang berhenti tidak jauh dari tempat parkir.

Pria itu menggenggam tangan Selena mesra sembari menyeret koper masing-masing, sekarang mereka terlihat seperti wisatawan yang hendak melakukan perjalanan. mereka tidak terbang berdua saja, ada banyak pengawal yang ikut namun sudah lebih dulu masuk ke dalam maskapai. sengaja berpencar supaya tak ada yang curiga.

Seseorang menekan earphone dan berkata. "Mereka baru saja masuk ke dalam pesawat, tuan"

*****

Los Angeles, California, Amerika Serikat 19.00 PST

"Udara los angeles sedikit berbeda dengan Berlin, pakai jaketku supaya tidak kedinginan"

"Aku bisa menahannya, lagipula aku merindukan udara yang seperti ini, mengingat pertama kalinya aku berkarir di negeri ini" balas Selena berusaha menepis kenangan buruk di masa lalu.

Darren tidak menghiraukan, tetap memakaikan jaket ke tubuh Selena. "Untuk anak dalam kandunganmu" kata pria itu supaya Selena tidak menolak.

"Mereka semua akan ikut bersama kita?" tanyanya menoleh ke belakang, baru saja turun dari pesawat sudah di sambut belasan anak buah pria itu. rasanya seperti sesak karena di kelilingi orang-orang berbadan besar.

"Iya, tapi dengan mobil terpisah. mereka lah yang akan menjagamu selama tinggal di negara ini"

"Hei.......aku bisa membawa koperku sendiri" Selena terhenyak saat satu pengawal menyeret kopernya.

"Maaf, nyonya. ini perintah tuan Darren"

Ia membelalak. "Nyonya? kamu memanggilku nyonya?" tanyanya tak percaya.

Pengawal itu tak menjawab lalu pergi bersama rekan-rekannya. sedangkan Darren tertawa kecil melihat dua bola mata Selena yang nyaris melompat keluar. dia segera menarik tangan Selena dan melangkah cepat membuat Selena tersengal-sengal tetapi di iringi tawa yang menggelegar.

"Kenapa berhenti?" tanya Darren.

Pria itu mengikuti arah pandang Selena dan semakin tertawa renyah. "Kamu mau itu?"

"Bolehkah?"

"Tentu saja, kalau perlu satu truk ice cream itu aku beli dan angkut semua ke mansionku"

Ice cream? untuk pertama kalinya Darren melihat truk ice cream berada di area bandara. "Ayo, anak buahku sudah menyiapkan mobil"

Selena menahan tangan Darren dengan penuh permohonan. "Katanya boleh, kenapa kita pergi sekarang?"

"Ada tempat yang lebih higienis, tidak mungkin aku membiarkanmu makan makanan yang tidak jelas resep dan bahannya, Selena"

"Kalau begitu, beri aku uang" ia menadahkan tangan.

"Hahaha.......apa kau menjelma menjadi bayi besar?"

"Kenapa? kamu tidak mau memberiku uang? hartamu tidak akan habis hanya untuk membelikanku satu truk ice cream, tuan Darren!"

"Called Darren"

"Ya, Darren" ulangnya menatap sengit.

Tak bisa berhenti tertawa melihat tingkah menggemaskan wanita yang ada di hadapannya, yang masih menggunakan rambut palsu dan sekarang bertingkah layaknya seorang bayi.

Mendapat tatapan seperti itu, pertahanan Darren akhirnya runtuh, ia mengeluarkan dompet kulit dari saku celananya dan membukanya. belum sempat mengambil uang, tiba-tiba Selena merebut dan berlari menuju truk ice cream. mengangkat dompet itu ke udara sembari menjulurkan lidah secara tengil.

"Kalian boleh masuk ke dalam mobil, aku akan mengurus anak kecil itu" perintahnya tegas.

Anak kecil? jelas karena umur Darren 31 tahun sedangkan Selena 25 tahun, perbedaan yang cukup jauh namun umur hanyalah angka.

Darren berlari menyusul Selena, langkah lebarnya berhasil menghentikan Selena, ia kembali mengambil dompet dan menahannya agar tak bergerak kemana-mana.

Merapikan rambut yang beterbangan, Darren berucap. "Tunggu disini sebentar, aku akan membawakan ice cream untukmu"

"Siap, tuan mafia" seraya tegak hormat dan tersenyum manis.

"Ingat, strawberry shortcake"

Kebahagiaan sederhana, kelucuannya membuat pria itu geleng-geleng kepala tetapi tetap melangkah mendekati truk ice cream. "Apa aku jatuh cinta pada bocah itu? dia lebih seperti adikku bukan kekasihku, hahaha...."

Menunggu beberapa menit sembari menatap sekeliling, Selena menemukan sebuah bangku yang tak jauh dari sana, ia memutuskan duduk sambil menunggu kedatangan Darren membawa ice cream pesanannya.

Ia bersenandung kecil di bawah sinar rembulan malam, ada bintang paling terang yang sedang ia tatap. permohonan tidak terucap karena merasa ini bukanlah waktu yang tepat karena baru saja sampai di los angeles. untung saja jaket pria itu menghangatkan badan, jadinya ia tak begitu kedinginan akibat hembusan angin yang cukup kencang.

"This is a new step for both of us baby" ucapnya mengelus lembut perutnya.

"Bertahanlah diperut mommy sampai kamu siap lahir ke dunia"

"Kita berjuang sama-sama untuk merubah keadaan menjadi lebih baik. i promise to stay for you, honey"

Tak lama dari itu, sebuah ice cream disodorkan ke arahnya. Selena merekahkan senyuman tetapi langsung luntur setelah tahu bukan Darren yang ada di hadapannya.

"Dimana Darren?"

"Tuan Darren sedang pergi mengangkat telepon, miss. saya di perintah untuk memberikan ice cream dan memberi tahu anda untuk lebih dulu masuk ke dalam mobil" kata pria itu dingin tanpa ekspresi.

"Mengangkat telepon dimana?" Selena bangkit mencari keberadaannya. ia mendapati pria itu sedang membelakanginya.

"Baiklah, aku ikut denganmu masuk lebih dulu ke dalam mobil. katakan, aku menyukai ice cream darinya"

Selena belum hafal wajah-wajah anak buah Darren, mereka pergi setelah pria itu menunjuk mobil Limousine yang mengkilat di seberang sana. sebelum benar-benar sampai disana, dia berhenti sembari meraba leher dan berucap pelan.

"Sepertinya, aku menjatuhkan syal ku. bisakah kamu membantuku mencarinya?"

"Ini, miss. anda menjatuhkannya secara tidak sadar karena sedari tadi, anda sibuk menikmati ice creamnya" pria itu menyerahkan syal lalu kembali diam.

"Yang tadi memanggilku nyonya, sekarang miss. kalian berdua benar-benar membuatku tak habis pikir. ah, sudahlah, terimakasih ya?" ucapnya tak berhenti mengulas senyum.

"Apa sebaiknya aku menunggu tuanmu terlebih dahulu? kenapa ini lama sekali?"

"Tuan sedang menerima panggilan penting dan tak ingin anda dalam masalah, sebaiknya patuhi perintahnya demi kebaikan bersama"

"Hanya sampai aku menghabiskan ice cream ini, aku takut mengotori mobil karena aku tahu harganya yang tidak murah bisa menghidupiku sampai tujuh turunan" ringisnya melirik mobil, ia merasa seperti gembel jika masuk ke dalam sana. apalagi sebelumnya hanya bisa melirik milik orang kaya, dan sekarang bisa menaikinya secara langsung. bisa di katakan, mobil impiannya.

"Tidak masalah, miss. anda bisa menikmatinya di dalam mobil. tuan sebentar lagi selesai dan akan langsung menyusul masuk, silahkan"

Mempersilahkan Selena melangkah, mereka mendekati mobil Limousine itu dengan binar mata di netra Selena. rasa tidak sabar sekaligus ragu-ragu untuk masuk ke dalamnya bersarang di dalam dirinya. dilihat dari luar, ia tidak bisa melihat apapun karena menyadari harga yang mahal pasti mobil itu di desain dengan body anti peluru.

"Terimakasih" ucap Selena saat pengawal itu membukakan pintu mobil.

"Silahkan, miss"

Senyuman seketika hilang digantikan dengan rasa tidak percaya. ketika pintu terbuka dan menampakkan seorang pria sedang duduk tenang di dalam, Selena tiba-tiba tersentak saat seseorang membekap mulutnya dari belakang dan menyuntikkan sesuatu ke ceruk lehernya yang jenjang.

Selena lemas, ice creamnya terlepas dari tangan dan jatuh ke tanah. samar-samar bisa merasakan seseorang mengangkat tubuhnya masuk ke dalam mobil, tak lama setelah itu, matanya perlahan tertutup, dan semuanya menjadi gelap.

1
Neneng Dwi Nurhayati
bodoh Sania, keluarga mafia mau dihasut
Sri Ayu
lanjutt.... mana smabungngannnyaa
lestari: tunggu ya...
total 1 replies
Areum
Bilang nya Ethan g main perempuan cerita sebelumnya main sama ular d kolam renang juga sofa 🤔
Yulleanz Yuniie
mana kelanjutan nya
Yulleanz Yuniie
ayo lanjutkan
whiteblack✴️
loh gimana ceritanya tuw??
ternyata mereka punya masa lalu gelap 😨
Neneng Dwi Nurhayati
biar rasa
Neneng Dwi Nurhayati
keren kakek matheo
whiteblack✴️
Gila 😤😒😣
lebih Rumit berurusan dg Mafia Selene ...bisa merasakan skenario Mafia seperti itu😤😔😑
whiteblack✴️
tunggu dulu darren tau masalah itu? kok banyak Rahasia 😤
whiteblack✴️
😨 serius ini lah kok bisa????😤 tapi darren cocok sebagai kakak kandung 😤😔
whiteblack✴️
Merasa Kehilangan eh ethan setan , maaf ya aku pilih darren dari pada loe setan😏
Neneng Dwi Nurhayati
asti Ethan
gak bisa kak buat Selena pergi dulu dari Ethan biar dia sadar semua kelakuannya
kasian disiksa terus Selena
Neneng Dwi Nurhayati
buat Selena pergi sama kakak Ethan Thor, biar Ethan berfikir
Neneng Dwi Nurhayati
tinggalin Ethan ser, kalau pilih Ethan ada cewek ular,adiknya, orang tua nya yg bakal nyiksa & nghina.
semoga kak author bikin cerita Selena pergi dari Berlin dan ikut daren ke L.A
whiteblack✴️
😤 JANGAN BODOH SELENE😤😒
whiteblack✴️
aku setujuh darren lebih baik selene LEPAS dari JERATAN ethan Setan tuw😤 selene terimalah demi baby🥺
whiteblack✴️
aku setujuh perkataanmu selene, memang cocok ethan setan hatinya mati😎
whiteblack✴️
😤.... 😒......😡😡😡😡😡.... situasinya masih berkabut, chap ini bikin Selena menderita lebih baik menjauhsejauh mungkin biar ethan menyesal seumur hidupnya😡🤬🤬🤬🤬
Neneng Dwi Nurhayati
bagus Selena, gugurin aja,biar tau Ethan, gmna rasanya, jadi elena, pergi jauh dari orang2 toxic
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!