Putri Odeliah seorang gadis cantik berambut putih indah dengan mata merah yang tajam. di kenal sebagai Putri mengerikan yang sangat kejam membuat seluruh rakyat nya membenci diri nya bahkan di akhir hayat nya dia dibunuh di depan seluruh rakyat nya.
kematian nya mendapatkan hukuman dari Dewa yang mengirim dia mengulang waktu ke usia 10 tahun untuk memperbaiki masalah nya agar hidup nya tidak mati tragis.
apakah bisa berjalan lancar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bebekmanisnis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
.....
Setelah semua masalah selesai akhir nya Odeliah memiliki waktu untuk pergi ke panti asuhan Coleta, panti asuhan Coleta memiliki bangunan yang cukup besar dari luar namun saat Odeliah dan Bastian masuk kedalam nya terlihat isi nya cukup buruk, banyak fasilitas rusak, bahkan anak-anak tidak memiliki mainan apapun, para pengurus panti juga memakai pakaian yang compang-camping.
"Selamat datang Tuan Putri, perkenalkan nama saya Hana, maaf saya tidak bisa memberikan layanan terbaik," ucap seorang gadis lebih tua dari Odeliah.
"Terima kasih atas undangannya," balas Odeliah.
"Silahkan duduk Tuan Putri," ujar Hana ramah.
"Pantai asuhan ini di urus siapa?" tanya Odeliah tegas.
"Panti asuhan ini di urus oleh Tuan Baron, tapi seperti nya akhir-akhir ini tidak ada dana yang masuk dari Tuan Baron jadi kondisi kami sedikit memburuk," beritahu Hana dengan di tutup senyumnya.
"Sedikit? ini sangat buruk," gerutu Odeliah kesal.
"Kami tidak bisa melakukan apapun, Tuan Baron yang menerima dana langsung dari istana, jika dana tidak di berikan maka Tuan Baron juga tidak memberikan nya pada kami," ujar Hana dengan nada sedih.
Odeliah mengerti sekarang alasan Hana mengundang nya minum teh, Hana ingin memperlihatkan kondisi panti asuhan yang sangat buruk akibat tidak mendapatkan dana bantuan dari Kerajaan.
Ayah tidak mungkin lupa memberikan dana bantuan, Ayah bahkan tidak suka menimbun uang manusia.
"Maaf atas kelancangan saya Tuan Putri," ujar Hana merasa tidak enak.
"Tidak masalah, akan saya ingat apa yang sudah saya lihat hari ini," balas Odeliah santai saja.
"Saya harap tidak membuat Tuan Putri dalam masalah," ujar Hana takut.
"Tenang saja saya selalu berada di dalam masalah, hal seperti ini sudah biasa bagi saya," balas Odeliah dengan bangga.
Odeliah tidak bermaksud pamer karena memang kenyataan Odeliah dulu suka membuat masalah dan setiap masalah yang ada pasti dia tersangkut disana.
"Terima kasih Tuan Putri, saya senang Tuan Putri menerima undangan saya, saya tidak bisa membiarkan situasi buruk ini terus berlangsung," ujar Hana menahan air mata nya.
Odeliah menghela nafas panjang, setelah pulang dari panti asuhan pekerjaan bersih akan dia lakukan segera mungkin, melihat anak anak kecil menderita membuat hati nya juga ikut sakit karena dulu Odeliah bahkan tidak peduli dengan orang-orang yang korupsi dana.
"Kami semua belum makan selama tiga hari, beberapa anak jatuh sakit karena kelaparan, sementara para pengurus panti menjual barang yang ada untuk membeli makan dan obat," beritahu Hana kondisi panti asuhan saat ini.
"Ini. Sementara gunakan uang ini untuk membantu kalian semua," ujar Odeliah memberikan sekantong penuh koin emas yang sengaja dia bawah untuk foya-foya beli gaun baru untuk anak anak panti, tapi niat nya tidak bisa dia lakukan sekarang.
"Terima kasih Tuan Putri," balas Hana sangat senang.
"Tidak masalah, panggil saja saya Odeliah, kita kan teman," ujar Odeliah dengan bangga.
"Tapi itu sama saja saya tidak menghormati Tuan Putri!"
"Ini perintah," tegas Odeliah.
"Baiklah Odeliah."
"Mari kita akhiri acara minum teh nya, saya akan bereskan pekerjaan baru saya," ujar Odeliah dengan ramah.
"Baik Tuan Putri, Terima kasih sudah menerima undangan saya," ujar Hana merasa tidak enak.
Odeliah dan Bastian pun pergi dari panti asuhan, Odeliah merasa sangat tidak enak melihat situasi panti asuhan yang sangat buruk itu.
"Hukuman apa yang pantas untuk penggelapan dana bantuan Bastian?" tanya Odeliah sambil melihat ke arah jendela kereta kuda.
"Di gantung," balas Bastian dengan wajah bingung.
"Cukup menarik."
...*********...
"Penggelapan Dana yang di lakukan Baron sudah cukup lama," beritahu Alexius dengan beberapa dokumen sebagai pendukung.
Setiba nya Odeliah di istana, Odeliah langsung pergi keruangan Elvan untuk melaporkan masalah di panti asuhan, dengan cepat Elvan memerintahkan Alexius untuk mencari bukti penggelapan dana.
Setelah menunggu beberapa jam Alexius langsung cepat menemukan bukti jika yang melakukan penggelapan dana panti asuhan adalah Baron yang memiliki panti asuhan tersebut.
"Dia membuat panti asuhan untuk menjadi padang uang nya saja," ujar Elvan kesal.
"Singkirkan saja segera dan ambil semua dana yang sudah di ambil Baron, berikan semua dana kembali pada pemilik nya," tegas Elvan dengan penuh amarah.
"Baik Yang Mulia!" balas Alexius segera berangkat menyelesaikan pekerjaan nya.
Elvan memijat pelipis nya, dia merasa akhir-akhir ini banyak sekali masalah, Odeliah merasa senang bisa membantu Elvan menyelesaikan sedikit masalah nya, jika Odeliah ingat lagi dulu bahkan Elvan enggan berbicara atau mendengarkan ucapan Odeliah.
"Ayah sangat kelelahan?" tanya Odeliah dengan senyum tipis.
"Masalah sangat banyak dan ayah tidak bisa menghabiskan waktu dengan mu," ujar Elvan sedih.
"Bagaimana jika aku menemani Ayah bekerja hari ini?"
"Kamu tidak bosan berada di dalam ruangan ini?" tanya Elvan yang bahkan ingin menghindari ruangan neraka ini.
"Tidak masalah jika bersama Ayah," saut Odeliah santai saja.
"Terima kasih, Ayah jadi semangat bekerja," ujar Elvan senang.
Odeliah membalas dengan senyuman manis nya, Odeliah hanya perlu duduk santai di sofa sambil menikmati camilan nya yang sangat banyak, dengan begitu Odeliah sama sekali tidak akan merasa bosan.
"Odeliah. Apakah kamu ingin memiliki ibu baru?" tanya Elvan tiba-tiba saja membuat Odeliah terkejut.
Odeliah sudah merelakan kepergian Ibu nya yang sudah lama meninggal, bahkan Odeliah ingin melupakan masa kelam itu tapi pertanyaan Elvan barusan membuat Odeliah sadar jika selama ini, Elvan mungkin merasa kesepian tanpa pasangan.
"Tidak. Ayah dan Kak Johan saja sudah cukup bagi ku, tapi jika Ayah ingin menikah lagi akan aku pertimbangkan setelah melihat calon ibu ku," jawab Odeliah dengan bijak.
Elvan tersenyum. "Ayah tidak ingin menikah lagi sebenarnya, tapi ayah selalu kepikiran apakah kamu membutuhkan kasih sayang seorang ibu?"
"Aku merindukan Ibu tapi aku tidak ingin ada yang menggantikan posisi nya, mungkin aku cukup egois," balas Odeliah yang sebenarnya tidak ingin ada yang menggantikan posisi Ibu nya walaupun Ibu nya sudah tiada.
"Baiklah Ayah akan ingat ucapan mu hari ini."
Odeliah tidak mengharapkan ada yang menggantikan posisi Ibu nya, tapi jika memang suatu hati nanti Elvan ingin membuka hati lagi untuk wanita lain.
Odeliah akan coba menerima nya setelah memastikan wanita itu bukan wanita jahat seperti diri nya.
........