Wanita Pembaca Pikiran Kesayangan CEO

Di tempat yang sama hanya berbeda ruangan di mana Yunita berjalan ke arah Ibunya yang sedang mengobrol dengan teman sosialitanya.

"Bu." Panggil Yunita.

"Gracella kemana? Kenapa Gracella belum keluar dan tidak bersamamu?" Tanya Ibu Yuni.

"Kak Gracella lagi ganti gaun, Bu." Jawab Yunita.

"Bu, sepertinya Kakak tidak mau keluar untuk bertemu dengan orang-orang." Sambung Yunita.

"Memangnya ada apa?" Tanya Ibu Yuni dengan wajah terkejut.

"Aku tidak tahu kenapa Kakak tidak mau keluar. Soalnya ketika Aku bertanya Kakak berkata kasar padaku padahal Aku bertanya dengan baik-baik." Jawab Yunita.

Ketika Ibu Yuni ingin bertanya tiba-tiba datang Gracella dengn menggunakan gaun putih yang membuat Gracella sangat cantik dan anggun.

Banyak tamu undangan memuji kecantikan Gracella membuat Yunita sangat iri dan semakin membenci Gracella.

"Wow .... Nyonya Muda Bryan, terlihat cantik sekali setelah berganti pakaian." Puji tamu undangan pertama.

"Ya, itu terlihat sangat elegan." Puji tamu undangan ke dua.

"Mengapa Kakak mengganti pakaian yang sudah Ibu pilihkan untuk Kakak?" Tanya Yunita sambil menahan amarahnya.

"Bu, Kak Bryan sudah memilihkan gaun untukku sebelumnya dan Aku tidak tahu kalau Ibu juga menyiapkan hal yang sama. Jika Aku tidak memakainya maka Aku merasa bersalah dengan Kak Bryan." Jawab Gracella.

"Gracella terlihat bagus memakai pakaian apa pun yang Dia kenakan. Gracella memang putri kecilku yang paling Ibu sayangi." Ucap Ibu Yuni sambil memegang tangan Gracella.

Namun Gracella langsung menurunkan tangannya hingga genggaman tangannya terlepas. Hal itu membuat Ibu Yuni terkejut dengan apa yang dilakukan Gracella.

"Yunita, pakaianmu ..." Ucap Gracella menggantungkan kalimatnya.

"Ada apa? Gaunku ini adalah gaun mewah yang di buat khusus." Jawab Yunita.

Kemudian Yunita berputar-putar memamerkan gaunnya dan tubuhnya yang seksi namun baru beberapa putaran tiba-tiba gaun yang menutupi dua gunung kembarnya turun.

Hal itu membuat Yunita sangat terkejut dan langsung menghentikan langkahnya sambil menarik gaunnya kemudian memegangnya agar gaunnya tidak jatuh ke lantai.

"Tidak diperbolehkan mengambil gambar!" Teriak Yunita dengan mata berkaca-kaca.

Namun para tamu undangan masih merekam video di mana Yunita memegangi gaun agar tidak turun. Para tamu undangan tertawa melihat kejadian tersebut sedangkan Ibu Yuni dan Ayah Arif hanya terdiam melihat nasib malang Yunita.

"Tidak boleh foto!" Teriak Yunita sambil mengeluarkan air mata saking malunya.

"Kamu sebenarnya sengaja mempermalukan dirimu sendiri di pesta ulang tahun Ibumu." Ucap Gracella.

"Itu semua pasti ulahmu, kan?" Tanya Yunita.

"Aku akan membunuhmu!" Teriak Yunita sambil berjalan ke arah Gracella.

"Yunita, cukup!" Teriak Ibu Yuni sambil menarik tangan Yunita.

"Lihat penampilanmu ini! Sangat tidak sopan dan memalukan! Mengapa kamu tidak kembali ke kamarmu dan mengganti pakaianmu?" Tanya Ibu Yuni.

"Bu, Kak Gracella yang menyebabkan hal ini." Ucap Yunita dengan nada kesal.

"Lebih baik kamu keluar dari sini!" Perintah Ibu Yuni.

Tanpa menjawab Yunita pergi meninggalkan pesta tersebut sambil menahan amarah dan dendam terhadap Gracella.

'Itulah akibatnya jika kamu ingin memalukan Aku di depan banyak orang.' Ucap Gracella dalam hati sambil mengingat apa yang telah terjadi.

Flash Back On

Ketika Gracella memegang ke dua bahu Yunita, Gracella dengan sengaja memegang tali untuk penyangga gaun. Lalu menekan tali penyangga gaun dengan menggunakan kukunya yang lancip.

Setelah hampir terputus Gracella menurunkan ke dua tangannya kemudian Yunita keluar dari ruangan tersebut. Kemudian Gracella melepaskan gaun yang dikenakannya lalu mengganti gaun yang masih baru. Di mana Gracella menyimpannya di dalam paper bag yang sejak tadi di bawanya.

Flash Back Off

"Selamat malam, maaf Aku datang terlambat." Ucap tamu undangan yang barusan datang.

"Tidak apa-apa, Nyonya Guo." Ucap Ibu Yuni sambil tersenyum.

"Aku ingin memberikan sepasang gelang batu giok. Semoga Nyonya Arif panjang umur dan sehat selalu." Ucap Nyonya Guo.

"Sangat indah sekali. Terima kasih banyak Nyonya Guo." Jawab Ibu Yuni.

Tidak berapa lama datang Yunita sambil membawa lukisan yang masih tergulung dan berjalan ke arah Ibu Yuni.

"Bu, ini adalah lukisan pemandangan karya pelukis terkenal Luo Zin. Aku menghabiskan banyak uang untuk membeli lukisan ini." Ucap Yunita sambil membuka gulungan yang berupa lukisan.

"Selamat tahun, Ibu." Ucap Yunita sambil memberikan lukisan ke Ibu Yuni.

'Mengapa lukisan ini terlihat begitu familiar?' Tanya Gracella dalam hati sambil berpikir.

'Oh ya, Aku baru ingat. Bukankah lukisan ini yang baru saja di curi dari museum?' Tanya Gracella dalam hati.

'Seorang pria paruh baya mengijinkan Aku untuk membeli lukisan ini dengan harga yang tidak terlalu mahal. Setidaknya Aku menghemat pengeluaranku untuk ulang tahun Ibuku.' Ucap Yunita dalam hati sambil menggulung lukisan tersebut.

"Terima kasih atas usahamu untuk mendapatkan lukisan ini." Ucap Ibu Yuni sambil tersenyum.

"Sama-sama, Ibu. Oh ya, Kak. Di mana hadiah Kakak?" Tanya Yunita dengan tatapan menghina.

"Aku, Ayah dan para tamu undangan sudah memberikan kado ulang tahun untuk Ibu. Hanya Kakak yang belum memberikan kado ulang tahun untuk Ibu." Sambung Yunita yang ingin membalas perbuatan Gracella dengan cara memalukan Gracella di depan para tamu undangan.

"Mungkinkah Kakak tidak menyiapkan kado untuk Ibu kita?" Tanya Yunita dengan nada menghina.

"Bagaimana ini bisa terjadi?" Tanya para tamu undangan dengan serempak.

Kemudian para tamu undangan saling berbisik dan ada juga yang ingin menjatuhkan Gracella membuat Yunita sangat senang karena rencananya berhasil.

Sedangkan Gracella hanya tersenyum kemudian membuka tasnya lalu mengambil kotak kayu ukuran sedang.

"Bu, Ibu pasti akan menyukai hal-hal yang ada di sini." Ucap Gracella sambil membuka kotak kayu tersebut.

Kemudian Gracella mengambil batu kali dari dalam kotak tersebut lalu memberikannya ke Ibu Yuni. Sontak semua tamu undangan sangat terkejut begitu pula dengan Ibu Yuni, Ayah Arif dan Yunita.

"Kenapa memberikan kado berupa pemecah batu?" Tanya para tamu undangan dengan serempak dengan wajah masih terkejut.

"Kakak. Apa yang Kakak lakukan?" Tanya Yunita.

"Ini benar-benar sebuah batu tapi apa maksudnya Nyonya Muda Bryan memberikan kado batu di pesta ulang tahun Nyonya Besar Arif?" Tanya tamu undangan lainnya.

"Gracella, ini maksudnya apa?" Tanya Ibu Yuni penasaran begitu pula dengan yang lainnya.

"Betul sekali. Ini memang batu seperti yang tadi kalian katakan. Tapi Ibu, Aku membawanya dan Ibu hanya dapat menggunakannya hanya sekali. Aku akan mengambilnya setelah Ibu selesai menggunakannya." Ucap Gracella sambil mengarahkan tangannya ke arah Ibu Yuni.

Tanpa menjawab Ibu Yuni mengulurkan tangannya kemudian mengambil batu tersebut dari tangan Gracella sambil menahan amarahnya.

"Kakak membawanya dan Ibu hanya dapat menggunakannya hanya sekali. Apakah Aku mendengarnya dengan benar?" Tanya Yunita.

"Benar sekali. Sebuah batu pecah yang terlihat di mana-mana dan hanya dapat digunakan sekali sebagai hadiah ulang tahun Ibunya." Ucap salah satu tamu undangannya.

"Kakak, siapa yang Kakak hina?" Tanya Yunita.

"Gracella, Ibu tidak akan menerima hadiah pemberianmu ini." Ucap Ibu Yuni sambil mengembalikan batu tersebut ke Gracella namun tangannya di tahan oleh seseorang.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Terima kasih sudah membaca novelku. Silahkan tinggalkan jejak berupa bintang 5, vote, bunga atau kopi, dan komentar.

Bagi Author bintang 5, vote, bunga atau kopi, dan komentar sangat berarti agar novel ini bisa masuk bab terbaik.

Terima kasih atas kebaikan para pembaca dan semoga Tuhan membalas kebaikan kalian. Amin.