Tambatan Hati CEO Dingin

"Ceritakan dari awal Sam.. Aku ingin mendengar semuanya.. Jangan ada yang kamu sembunyikan.." perintah Riana sambil mengunyah kentang goreng yang hampir dingin.

" Tepatnya mereka pertama kali bertemu saya tidak mengetahuinya dengan pasti.. Tetapi Anthony dengan sengaja mengakui telah berpacaran dengan mbak Nana di depan umum dan memeluk bahkan mencium mbak Nana.. " cerita Sam kepada Riana.

"Astagadragon ompong... Anak itu berani memeluk bahkan mencium wanita di depan umum ? ..... Ya Tuhaaaaannn kuuuuuu... mimpi apa semalam aku sampai mendengar berita mengejutkan ini.. Eh tapi siapa wanita yang bernama Nana ini ?" terkejut Riana sambil mengusap dada nya yang berdebar karena mendengar cerita Sam.

Tidak Sam jelaskan bahwa sebenarnya Anthony hanya mencium kening dan pelipis Nana saja. Bukan yang lainnya, hingga menyebabkan Riana salah mengambil kesimpulan dari penjelasan Sam.

Riana amat sangat penasaran hingga terus mendesak Sam untuk melanjutkan laporannya.

"Terus sekarang nih Bu.. sejak bertemu dengan Nana.. Anak ibu itu sekarang kalau sedang melihat dokumen nih... Dia senyum-senyum sendiri kadang melamun entah apa yang ada di benaknya..." ucap Sam setelah menelan suapannya.

" Belum lagi kemaren dia manggil mbak Nana dengan panggilan sayang Beb.. perhatiannya ... beuuuuhhhh... gula aja kalah manis Bu... bikin jiwa jombloku meronta.." ucap Sam lagi dengan nada iri yang ketara.

"Waduuuuhh... anak manjaku sudah mulai unjuk nih .. harus di gas poll kayanya nih Sam.. trus itu mbak Nana kerja apa kuliah ?"

"Manja dari Hong Kong.. yang ada dia mah galaknya minta ampun kalo kerja belom lagi apa-apa turun tangan sendiri bikin sendiri segala sesuatunya.. kalo lagi kuat bawelnya .. segala macam kerjaan di komentarinya.. mending kalo komentar nya di tujukan langsung sama pegawai yg di maksud.. ini aku dulu yang di omelin baru kemudian menyuruh aku menyampaikan omelannya kepada orang yang di maksud." runtuk Sam dalam hatinya. Tapi tentu saja lain dihati lain pula yang terucap.

"Mbak Nana kuliah sambil kerja Bu.. Kalau tidak salah dia kuliah jurusan management bisnis..... tapi dia juga kerja sebagai pelayan merangkap owners kafe yang terkenal itu loh Bu.. yang punya tempat keren kalo buat poto-poto di medsos.... Dia juga mau buka restaurants.. orangnya cantik .. kaya artist pokonya.. " kata Sam setelah menelan suapannya.

"Duuuhh jadi pengen ketemu sama Nana nih .. Sam.. atur nanti buat ketemu sama Nana tapi jangan sampe anak manjaku tau.. eh dia mirip artis mana ? Korea? India? Jepang? atau artists Hollywood? " cecar Riana pada Sam.

" Mirip sama artis Indonesia Bu.. mirip banget sama mbak Sophia Latjuba.. plek ketiplek miripnya.. bedanya cuma di tinggi badan aja .. mbak Nana lebih mungil."

"Pokoknya aku engga mau tau .. harus banget ketemu sama calon menantuku.. Dan nanti tolong siapkan kado buat calon menantuku Sam.. Harus kasih dia hadiah di pertemuan pertama sebagai ucapan dan ungkapan terimakasih ku kepada dia karena dia sudah berhasil membuat si beruang manja itu jatuh cinta.. Hmmmmmm.. enaknya ngasih apa ya Sam.. ? Gelang? Kalung? atau tas?" perintah Riana sambil terkikik geli membayangkan akan seseru apa jika dia bertemu dengan calon menantunya itu.

Sam hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya sambil membayangkan hal yang sama dengan apa yang dibayangkan oleh Riana.

"Pokoknya Sam.. aku engga mau tau.. segala hal yang berhungan dengan si beruang manja anakku itu harus segera kamu laporkan secepatnya kepadaku !" tegas Riana yang tanpa sadar menggebrak meja saking antusiasnya dia dengan kabar mengejutkan ini.

"Siap Nyonya Besar.." spontan Sam menjawab perintah Riana.

"Selamat sore Tante Riana .." suara seorang wanita menyapa Riana yang sedang asik mengobrol dengan Sam.

"Waaaahh... Tante main ke sini kok engga bilang-bilang ke Nita sih.. kan bisa Nita temani.." ternyata Nita yang menyapa Riana. Dia datang bersama Elita dan juga beberapa orang sepupunya.

"Oh iya girls.. kenalin nih calon mertua aku.. Dan itu .. sebentar.. siapa ya.. lupa aku namanya.." ujar Nita sambil mengerutkan keningnya pura-pura berusaha mengingat Sam.

Riana dan Sam saling menatap dan berbicara dengan bahasa kalbu untuk segera menyudahi pembicaraan mereka barusan.

" Eh Nak Nita.. jeung Elita.. shopping ya..? Mau cari tempat buat makan ya ? kebetulan kami sudah selesai .. silakan duduk.." tawar Riana yang kebetulan telah selesai menyantap makanan yang dia pesan, begitupun Sam. Mereka berdua telah menghabiskan makanan mereka sembari mengobrol tadi.

"Eh jeung Riana mau pulang sekarang? Kok buru-buru..? Kita ngobrol dulu sebentar... " keheranan Elita melihat Riana yang telah bangkit dan akan meninggalkan tempat itu.

"Duuuuuuhh.. Maaf jeung Elita saya ada janji bertemu dengan anak saya sebentar lagi.. dari tadi dia sudah ribut menelepon.. Maaf ya.. Saya harus cepat menemuinya.. Ayo Sam cepat.. dan bawa semua belanjaannya jangan sampai lupa.." ujar Riana sambil beranjak dari tempat itu bersama Sam yang bergegas menyusulnya dengan membawa bungkusan kado untuk keponakannya, juga bungkusan belanjaannya Riana.

Riana mengacuhkan Nita yang sedari tadi tampak berusaha menarik perhatiannya dan berusaha memperkenalkan dia kepada sepupunya. Setelah berjalan agak jauh dari tempat itu Riana pun mengomel pelan.

" Dih seenaknya saja ngaku-ngaku sebagai calon istri anakku.. mana mau aku mempunyai calon menantu model kaya gitu.. engga ada sopan santun nya.. amit-amit... jangan sampai aku berbesanan sama jeung Elita." omel Riana sambil bergidik ngeri.

"Lha Bu.. kapan hari pasangan anak dan ibu itu datang ke kantor.. sampe kami terkejut dan Anthony ngamuk bahkan mengusir mereka .. " lapor Sam pada Riana.

"Pokoknya Sam.. laporkan juga segala sesuatunya yang menyangkut tentang Anthony dan perempuan-perempuan yang berusaha mendekati anak manjaku satu itu." titah Riana sambil terus berjalan keluar dari pusat perbelanjaan itu sambil mengirimkan pesan kepada sopir pribadi nya agar segera menjemputnya.

"Nanti jangan lupa untuk mengantarku menemui Nana.."pesan Riana sambil masuk kedalam mobil begitu mobil datang didepannya.

Sam menyerahkan bungkusan belanjaan Riana kepada supir untuk di simpan di bagasi.

"Siap Nyonya Besar.. " ucap Sam sambil menutup pintu mobil yang ditumpangi Riana.

Mobil itu pun berlalu pergi meninggalkan Sam yang masih terdiam sibuk dengan pikirannya sendiri.