Sistem Elit Global

"huh.. Anda mungkin tidak percaya dengan apa yang akan saya bicarakan. Namun tuan Jack dengan tegas memberikan dana 25 triliun untuk menjadi modal awal perusahaan. Bukan hanya itu! Saham dari perusahaan Donovan Defend juga sudah masuk dalam perusahaan."

Darma mengetahui tentang bergabungnya perusahaan keamanan tersebut. Namun mendengar angka yang cukup fantastis membuatnya tidak bisa tidak terkejut.

" 25 triliun? Dengan dana sebesar itu bukankah akan lebih baik jika memulai perusahaan di ibu kota? "

" saya kurang tahu dengan detail rencana tuan Jack. Namun beliau mempercayakan dana tersebut dan membangun perusahaan di kota jawa."

Darma dalam pikirannya memiliki beberapa spekulasi. Namun mengingat jika perusahaan Donovan Company merupakan perusahaan yang bergerak dibidang investasi, ia berpikir jika dimasa depan tidak akan ada pergolakan dalam bisnis kota jawa.

" huh.. Apakah dimasa depan perusahaan Donovan Company akan membuat anak perusahaan sendiri?"

Mendengar pertanyaan tersebut membuat Alex sedikit panik. Dirinya tentu tahu jika rencana tersebut terkuak, maka akan menarik kewaspadaan dari pihak lain yang mungkin memiliki kepentingan yang sama. Namun untuk saat ini ia hanya akan memberikan jawaban yang tidak jelas.

"hal itu terserah kehendak tuan Jack. Lagi pula tugas perusahaan Donovan Company hanyalah melipat gandakan uang yang di berikan oleh tuan Jack. Jadi detail lainnya masih menjadi rahasia."

"jadi begitu! Saya mengerti."

Setelah itu Darma berniat mengakhiri pertemuan. Dirinya berdiri dan menyalami Alex dengan perasaan puas.

"kalau begitu terima kasih telah berkerja sama dengan kami. Semoga dengan kerja sama ini bisa melahirkan beberapa kerja sama lain di masa depan."

"tentu tuan! Saya menantikan keberhasilan dalam proyek anda!"

Mereka bersalaman lalu meninggalkan restoran yang telah dibayar oleh Darma.

.

.

.

Hari berganti menjadi hari minggu. Dimana kegiatan di kantor menjadi semakin sibuk. Alex dan rekan-rekan lainnya sedang mempersiapkan acara perekrutan karyawan yang akan dilakukan pada senin besok.

Melalui diskusi dengan Jack, Alex mengetahui fakta bahwa Jack akan mengikuti acara MOS di kampus Gajah Muda. Sehingga Jack tidak bisa melihat jalannya acara perekrutan karyawan. Meskipun begitu, Alex masih dengan semangat mempersiapkan segala macam kebutuhan acara. Dirinya juga sudah membuat tim perekrutan yang akan memberikan tes pada calon karyawan baru di perusahaan.

Sementara itu Heri yang masih belum mendapatkan pekerjaan baru, dirinya mencoba untuk mencari bug yang mungkin ada pada software perusahaan.

Tempat acara sudah siap. Beberapa pengumuman perekrutan juga sudah disebar. Hanya menunggu waktu berganti dan mereka siap untuk melakukan perekrutan pada esok hari.

.

.

.

Hari senin telah tiba. Di kantor perusahaan Donovan Company sudah banyak orang yang datang untuk mencoba keberuntungan mereka dalam mendapatkan pekerjaan.

Karena perusahaan ini masih baru, maka ada beberapa media yang datang untuk meliput. Kamera para jurnalis menyisir setiap area yang mungkin memberikan mereka berita menarik. Hingga kemunculan CEO perusahaan muncul dan membuatnya menjadi pusat perhatian.

Wajah Alex dengan jelas terekam kamera dan menjadi cover utama berita. Meskipun ia hanya muncul sebentar untuk memberikan instruksi dan masuk kembali ke dalam kantor.

Sementara itu, Jack telah berangkat menuju ke kampus Gajah Muda. Hari ini ia menggunakan pakaian yang telah ditentukan regulasinya oleh kampus. Dengan sepatu formal, celana panjang hitam, dan kemeja hitam. Tidak lupa dengan masker yang menutupi sebagian wajahnya. Tentu dengan warna hitam. Semua harus hitam.

Dirinya masih belum ingin terlalu menonjol dan ingin mengalisa kondisi para mahasiswa dan pihak kampus. Terutama para mahasiswa yang memiliki beberapa kekuasaan akibat dari usaha keluarga mereka.

Jack duduk tenang di bagian belakang ruangan acara. Berharap tidak ada orang yang tertarik dengan kedatangannya. Namun hal mengejutkan terjadi.

Seseorang pemuda datang dan menuju ke kursi disamping Jack.

"hei! Selamat pagi! Apa kau dari jurusan manajemen bisnis? Namaku Riki Ramadani! Siapa namamu?"

Jack melihat Riki dengan pikiran tenang. Dapat Jack lihat jika Riki ini sosok yang mudah berteman dengan siapapun. Namun mengingat pakaian dan aksesoris yang dipakai Riki, membuat Jack menganggap jika Riki ini bukan sosok sederhana.

" namaku Jack! Aku ada di jurusan yang sama denganmu."

"oho.. Kebetulan sekali! Kita akan menjadi teman sekelas untuk kedepannya. Salam kenal ya!"

Mereka bersalaman dan mengobrol sebentar.

"dilihat dari pakaianmu, sepertinya kau orang kaya! Apa pekerjaanmu?"

"aku pengangguran!"

Mendengar jawaban Jack yang singkat, Riki tidak langsung percaya begitu saja.

"kau pikir bisa membohongiku? Tapi ya sudah! Nanti juga akan terlihat sendiri!"

Jack berbalik bertanya pada Riki.

"lalu bagaimana denganmu? Sepertinya kau anak orang kaya!"

"hem? Tidak juga! Ayahku memiliki bisnis mebel dan ibuku seorang desainer di salah satu butik. Dan aku juga memiliki bisnis coffee Shop. Memang kenapa?"

Mendengar jawaban Riki, Jack dengan santai menaruh punggungnya disandarkan kursi.

"tidak ada! Hanya saja aku penasaran dengan sikapmu yang sepertinya cukup mudah berteman dengan orang baru. Tapi jika kau memiliki coffee Shop, maka hal itu jadi maklum."

"hahahah.. Tentu saja! Karena coffee Shop milikkulah aku bisa belajar pada banyak orang tentang menjalin hubungan. Ditambah lagi, sejak kecil aku sudah berada di lingkungan menengah kebawah. Jadi lebih mudah bagiku untuk berteman dengan seseorang. Aku juga mengenal beberapa orang berpengaruh di kota ini. Lagi pula budaya minum alkohol tidak lumrah di negara ini. Jadi kebanyakan pertemuan akan terjadi di restoran mewah atau Cafe. "

Tak lama keributan terjadi. Beberapa mahasiswa baru mulai memperhatikan keributan yang disebabkan oleh seorang kelompok mahasiswa yang baru datang.

" hei! Bukankah itu kelompok wanita elit kota jawa? "

" aku beruntung dalam hidup ini bisa melihat mereka langsung. Bahkan satu ruangan dengan mereka."

"apa aku memiliki kesempatan untuk dekat dengan salah satunya?"

"plak!.. Berhenti bermimpi tuan! Ini sudah siang!"

Keributan tersebut tidak luput dari perhatian Jack dan Riki. Dari tempat mereka duduk, mereka bisa melihat ada 3 wanita cantik yang berjalan ke meja duduk area depan.

"biar kuperkenalkan! Mereka adalah 3 dewi elit kota jawa. Jenius langka yang telah memiliki koneksi langsung dengan para pengusaha kaya.

Sebelah kiri adalah Rani Sintiya! Pemilik dari butik terkenal di kota ini. Tempat ibuku bekerja. Percaya atau tidak, Rani adalah pacarku! "

Mendengar itu, Jack sedikit tidak percaya. Tapi biarlah! Lagi pula Jack tidak tertarik dengan wanita yang Riki katakan sebagai pacarnya.

" lalu yang sebelah kanan adalah Elis Oliver. Orang tuanya memiliki bisnis hotel mewah. Meskipun belum diberikan pada Elis, namun mengingat jika Elis adalah anak tunggal membuatnya menjadi incaran para taipan muda. Mungkin kau bisa bersaing untuk mendapatkannya.

Meskipun persentase keberhasilannya lumayan kecil, namun masih ada kesempatan. Lagi pula dia adalah yang paling mudah diajak bicara. "