NovelToon NovelToon
Anak Kembar Sang Penguasa

Anak Kembar Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Anak Genius
Popularitas:19.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Rosma Sri Dewi

Amanda Daniella, gadis manis berusia 23 tahun, karena pengaruh obat yang dimasukkan ke dalam gelas minumnya, dia salah masuk kamar. Dia masuk ke dalam kamar yang diisi seorang pemuda berusia 28 tahun, yang merupakan CEO dari perusahaan besar dan sangat berpengaruh. Karena sudah tidak bisa menahan kabut gairah yang sudah menguasainya, akhirnya malam itu dia menyerahkan pada pemuda yang tidak dia kenal sama sekali itu.

Akibat dari kejadian itu, Amanda akhirnya hamil anak kembar. Tapi, dia tidak tahu pada siapa dia mau menuntut tanggung jawab, karena dia sama sekali tidak mengenal laki-laki itu, bahkan wajahnya saja dia tidak ingat sama sekali.

Bagaimana nasib Amanda setelah itu? apakah dia akan bertemu dengan laki-laki ayah dari anak-anaknya yang kebetulan terlahir genius itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Sri Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akhir cerita Aby.

Sesampainya di rumah, Aby langsung makan siang. Untungnya Amara dan Rudi yang dia panggil Oma dan opa sedang tidak ada di rumah. Setelah selesai mengisi perutnya, Aby langsung kembali ke paviliun dan langsung mengurung dirinya di dalam kamar.

Aby langsung mencari tahu kebenaran atas informasi yang dia peroleh dari satpam tadi. Terdengar helaan napas yang cukup panjang yang keluar dari mulut bocah kecil itu, karena menemui informasi yang diberikan oleh sang satpam benar adanya. Rekamana CCTV itu bisa masih ada, jika memang sengaja disimpan sebagai bukti jika suatu saat diperlukan.

"Tapi, mustahil kan kalau rekaman 7 tahun lalu ada yang sengaja menyimpannya?" batin Aby dengan gusar menggusak rambutnya dengan kasar.

"Kalau begini caranya berarti aku sama sekali tidak bisa mengharapkan bukti dari rekaman CCTV itu. Apa aku mencoba diam-diam untuk melakukan tes DNA aja ya? masalahnya, walaupun kamar itu memang dikhususkan buat Om Ardan, kan bisa jadi malam itu, Om Ardan mengizinkan salah satu koleganya menginap di kamarnya." Aby sibuk bercengkrama dengan hatinya sendiri, sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. Seandainya ada yang melihat, Aby berbicara sendiri, mereka pasti menganggap Aby 'gila'.

"Ya, itu saja! hanya itu yang bisa aku lakukan! tapi, seandainya Om Ardan benaran papa kami, apa dia bisa percaya dengan hasil test DNA yang dilakukan oleh anak kecil seperti saya? Karena Om Ardan itu kan, tingkat kewaspadaannya sangat tinggi?" hati dan pikiran Aby berperang, kerena tidak sejalan. Pikirannya berkata A, hatinya malah menyangkal apa yang sedang dipikirkan Aby.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Waktu berjalan begitu cepat, tidak terasa sudah hampir dua bulan, Aby belum menemukan titik terang. Bukan karena tidak mampu, tapi terkendala dengan waktu dan situasi. Sudah hampir 2 bulan ini Aby tidak bertemu dengan Ardan. Pagi-pagi, Ardan sudah berangkat sebelum Aby datang bergabung ke meja makan dan pulang di malam hari, setelah Aby sudah terlelap tidur, di kamar barunya. Karena sudah hampir dua bulan juga, Amara meminta Aby tidur di rumah utama. Karena tidak pernah bertemu, Aby sama sekali tidak bisa mengambil sample darah atau rambut dari Ardan, guna agar bisa melakukan test DNA.

Ketika sedang asik duduk termenung di balkon, samar-samar Aby melihat mobil yang biasa dibawa oleh Ardan memasuki pekarangan rumah. Sepertinya malam ini, Ardan pulang lebih cepat dari sebelumnya.

Melihat kepulangan Ardan, membuat hati Aby bersorak gembira, seperti baru saja memenangkan hadiah besar. Saking senangnya, Aby sampai mengayunkan kedua tangannya yang terkepal dengan berseru 'yes' berulang kali.

"Hmm, itu sepertinya om Rio. Sepertinya ada hal penting yang harus mereka kerjakan." gumam Aby, tersenyum kecut, merasa Kesempatannya untuk bisa berpura-pura mengajak Ardan bermain catur, tidak akan bisa terealisasikan.

Benar dugaan Aby, begitu Ardan dan Rio masuk ke dalam rumah, mereka berdua langsung masuk ke ruang kerja Ardan.

Waktu berjalan terasa begitu lama bagi Aby. Berkali-kali dia melihat ke arah ruang kerja Ardan, untuk memastikan apakah kedua pria dewasa di dalam sana sudah selesai dengan pekerjaan mereka. Akan tetapi yang diharapkan Aby, sama sekali tidak terjadi. Pintu ruang kerja Ardan masih tetap di posisi semula, tidak tertutup rapat juga tidak terbuka lebar, tapi cukup untuk kita bisa mengintip apa yang terjadi di dalam sana.

Karena tidak sabar, Aby memutuskan untuk menghampiri ruangan itu. Sebuah alasan yang 'logis' sudah dia siapkan jika Ardan nanti bertanya apa tujuannya datang ke sana.

Akan tetapi sebelum Aby benar-benar ingin mengetuk pintu, sebuah pembicaraan yang menarik perhatiannya, membuat dia mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu. Aby memutuskan untuk menguping pembicaraan keduanya.

"Jadi, flashdisk ini hanya berisi video rekaman CCTV, 7 tahun lalu?" terdengar suara Rio, yang sepertinya sedang memastikan ucapan Ardan.

"Iya, aku sengaja menyuruh, Sandi untuk menyimpan rekaman itu." sahut Ardan.

"Oh! " Rio menganggukkan kepalanya, sambil memutar-mutar benda kecil berwarna hitam itu, lalu meletakkannya kembali di atas meja.

"Tapi, aku sama sekali belum pernah membukanya, karena isinya pasti sama dengan yang ada sama kamu kan? toh hasilnya, wajah wanita itu juga tidak jelas, dan tidak bisa membantu sama sekali, untuk kita bisa menemukannya." sambung Ardan kembali.

Netra Aby membesar dengan sempurna.

"Fix, kalau pria itu, adalah om Ardan. Dan Om Ardan ternyata selama ini mencari mama." tiba-tiba ada perasaan hangat dan bahagia yang menghinggapi hati Aby. Pemikirannya dulu, yang selalu menyalahkan papanya, menguap seketika, karena mendengar kenyataan yang baru saja dia dengar.

"Tapi sepertinya Om Ardan, akan sulit untuk percaya kalau aku langsung mengatakan kalau wanita itu adalah mama Manda. Aku harus mendapatkan flashdisk itu. Kata Om Ardan dia sama sekali, belum pernah melihat isi dari rekaman CCTV itu, kecuali yang ada pada om Rio. Bisa jadi, dugaan om Ardan salah. Bisa jadi rekaman CCTV yang ada di flashdisk itu, lebih lengkap dari yang disimpan om Rio." batin Aby dengan sangat yakin.

"Jadi, nih flashdisk, mau kamu museumkan?" ledek Rio.

"Buang aja lah!"

Tok ... tok ... tok

Ardan dan Rio seketika menoleh ke arah pintu, yang tiba-tiba langsung diketuk oleh Aby.

"Pintunya kan terbuka By? kenapa harus pakai diketuk lagi?" tanya Rio.

"Walaupun pintu terbuka, kita harus tetap mengetuknya, Om. Kurang sopan kalau kita main masuk saja. Gitu sih yang Aby pelajarin di pelajaran PKN di sekolah. Om pasti sering tidur dulu pas pelajaran PKN dulu, makanya gak tau." sindir Aby, yang membuat Rio kembali menggeram kesal. Tapi tidak dengan Ardan, pria itu justru terkekeh melihat perubahan wajah Rio.

"Eh, pas zaman Om kecil, namanya masih PMP atau udah jadi PPKN,Om?" sambung Aby kembali sambil menghampiri Rio yang berdiri di dekat meja. Ekor matanya bergerak melirik ke arah Ardan dan Rio, memastikan kalau pergerakan tangannya tidak diperhatikan oleh kedua orang itu. Setelah dirasa aman, Aby dengan cepat meraih flasdisk itu dan memasukkannya ke dalam saku celananya.

"Mau, PKN kek, mau PMP atau PPKN, intinya tetap sama." ujar Rio dengan ekspresi yang masih mengajak perang.

"Kamu kesini mau ngapain By?" tanya Ardan dengan lembut.

"Mau minjam laptop, Pa, eh Om." ucap Aby keceplosan, hingga sempat membuat kening Ardan dan Rio berkerut.

"Buat apa laptopnya?" Ardan kembali ke mode awal, tidak terlalu memperdulikan panggilan yang Barus saja terucap dari mulut, Aby.

"Aby ada tugas, Om. Dan harus diketik, tapi Aby kan gak punya laptop." Aby memberikan alasan yang sudah dia persiapkan tadi.

"Hmm, tapi ini om pake buat kerja, dan banyak informasi perusahaan di dalamnya. Om bukannya takut kamu melihat informasi itu, yang om takutkan, kamu salah pencet dan file penting bisa hilang."

"Aku tidak bodoh kali, Pah!" ucap Aby, yang pastinya hanya berani dia ucapkan dalam hati.

"Oh iya, om lupa. Om ada laptop lama yang masih bagus. Tunggu, om ambilkan dulu!" Ardan melangkah ke arah sebuah lemari kaca, dan mengeluarkan laptop yang masih terlihat sangat mulus.

Sebelum memberikan pada Aby, Ardan mencoba menghidupkan laptop itu, dan benar saja, laptop itu bukan hanya tampilannya saja yang mulus, tapi juga masih sangat bagus.

"Nih, kamu pakai ini dulu! nanti om belikan yang baru buat kamu. Karena memang barang seperti ini kamu butuhkan buat menunjang pendidikanmu." Ardan menyerahkan laptop itu ke tangan Aby.

"Udah, yang ini aja, Om. Tidak usah membeli yang baru. Ini juga masih bagus kok." Aby menampilkan senyumannya, yang sangat jarang dia pamerkan selama ini, makanya orang tidak pernah tahu, kalau Aby sedang bercanda atau lagi serius. Karena raut wajah bercanda dan serius hampir tidak ada bedanya.

Aby sangat senang dengan apa yang dia dapatkan hari ini. Flashdisk tadi saja sudah membuat Aby senang, ditambah lagi, dengan laptop yang dia dapat seakan memberikan kesempatan pada dirinya, untuk bisa melihat isi flashdisk itu, di laptop yang baru dia dapatkan

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dengan tidak sabar, begitu masuk ke kamarnya, Aby langsung menghidupkan laptop dan mencolokkan flashdisk itu ke USB.

Netra Aby tiba-tiba berair melihat apa yang terpampang nyata di layar laptop itu. Ternyata, dugaannya benar, bahwa di dalam flashdisk itu tersimpan semua rekaman, di berbagai ruangan. Mungkin Ardan tidak jelas memberikan perintah, sehingga sang IT memutuskan untuk menyimpan rekaman, keseluruhan ruangan, mulai dari lobi, restoran, sampai ke sepanjang koridor kamar hotel.

Dengan cekatan Aby, memilih video di luar kamar Ardan. Aby langsung mempercepat, dan melihat video ketika Rio keluar dari kamar tanpa mengunci pintu, dan tiba-tiba seorang wanita yang wajahnya tidak jelas, masuk ke dalam kamar itu. Karena ini sama sekali tidak membantu, Aby lebih memilih melihat rekaman di lobby, untuk melihat tamu-tamu yang masuk ke dalam hotel. Aby mengingat jelas kalau kejadian itu malam seperti yang dia dengar dari cerita mamanya dan tante Jasmine dan di jam mau makan malam. Aby langsung mempercepat rekaman CCTV itu di pukul 7 malam hari. Benar dugaannya, dia melihat Amanda mamanya yang masuk ke dalam hotel, dan pakaiannya sama persis dengan pakaian yang dipakai oleh wanita yang masuk ke dalam kamar Ardan. Aby juga membuka rekaman di dalam restoran ketika ada tiga pria yang membawa Amanda, ke dalam kamar, dan ketika Aby nge zoom rekaman itu, tampak, Amanda yang seperti kepanasan, dan berada di bawah tekanan, salah satu pria yang berjalan di belakang Amanda, menempelkan pisau kecil yang secara kasat mata kalau tidak diperhatikan, tidak kelihatan. Aby juga melihat ketika sebelum masuk ke dalam kamar, Amanda, menendang bagian bawah pria di belakangnya, dan berhasil lari.

Sangking gembiranya, Aby melompat-lompat di atas tempat tidur, karena informasi yang dia dapatkan sudah cukup menjadi bukti. Dia tinggal melakukan test DNA saja, karena selama ini, Ardan menduga kalau Amanda sudah pernah menikah dan tadi dia diam-diam sudah mengambil rambut Ardan. Tapi, ketika dia melihat biaya test DNA cukup mahal, dan tabungan yang dia punya tidak cukup, Aby pun berencana meminjam uang pada Rio.

Flashback Off

Tbc

1
Venny Merliana
kaku perutku Calvin sma Cantika bikin ngakak 🤣🤣🤣🤣😅😅
Pendi
syukur abi makanya jd manusia jgn sok sok gool sok2 ganteng terima aja karma perbuatanmu
Pendi
ya tanggungjawab lh abi oan udah kamu entot laknat
Pendi
syukurin makanya jgn sok2 kegantengan abi biar nikah sama shasa aja laknat
Pendi
awas thor kalau celin di jodohkan sama abi,muak karakter kayak abi tu sok kgantengan
Pendi
muter2 thor buat mati aja anin nya ribet
Pendi
jgn terlampau lama2 muter2 gk jelas thor lgsg dgn tes dna aja kalau ada rasa terikat bathin
Endah Fitri
Luar biasa
my
yah lumayan ok
Yurniati
suka sekali aku alur critanya👍👍
Asiana Tyas
Luar biasa
Yurniati
banyak nangisnya thorrr,,
Yurniati
duhhh kok aku nangis ya bacanya, baper kali yaa,, 😂😂
Narti Sadinem
jadi berdebar debar dehhh smoga jasmine jujur sama suaminya rio biar terungkap siapa ayah dari Aby sma anin 🙏🙏🤲🤲🥰🥰🥰
Fitrii
kan author yg bwt dia kek gitu
Fitrii
maposssss tuaa sialaannnnnn
jantungan kannnnnnn ngapa gak lngsung KO aj
Fitrii
sumpahhhhh ngakakkkk liatt endingnyaa amanda/Curse//Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/
Fitrii
pasti si rio yg teriakkk
telatt bahh
Fitrii
saja ada ada abyy niehhh
Fitrii
Aaaaaa kok aku mewekkkk
awok awok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!